Anda di halaman 1dari 13

PASIR BESI

A. GENESA PASIR BESI

Bahan galian pasir besi merupakan hasil rombakan dari sumber-sumber batuan

mengandung mineral/unsur besi (Fe) dan atau cebakan mineral besi yang telah terbentuk

sebelumnya. Melalui proses pelapukan, sumber-sumber tersebut diubah menjadi beragam

partikel mineral dan lain-lain dengan dominan kandungan mineral Fe; yang diangkut

(transportasi) oleh media (terutama air sungai) dan kemudian terakumulasi pada suatu

cekungan sedimen sebagai formasi pasir besi. Cebakan pasir besi hasil sedimentasi

termasuk ke dalam kategori endapan alochton, dengan nilai ekonomi yang dimilikinya

disebut oleh para ahli geologi sebagai cebakan placer.

Endapan pasir besi dapat terbentuk pada lingkungan-lingkungan air tawar (daratan

berlumpur dan danau), rawa-rawa, lagun hingga air laut dalam; dimana kondisi

pengendapannya akan menentukan susunan mineralogi, ukuran butir, kemurnian, luas

penyebaran dan stratigrafi dari endapan tersebut.

Pada lingkungan daratan berlumpur dan danau akan diendapkan mineral-mineral

dengan susunan Fe hidroksida dan karbonat, yang dapat membentuk Fe-oksida apabila

tanpa kehadiran bahan organik. Di lingkungan rawa-rawa akan terbentuk mineral-mineral

Fe karbonat yang bercampur dengan tumbuhan atau batubara, dimana pembentukannya

dipengaruhi oleh kerja larutan organik akibat pembusukan tumbuhan dan menurunnya

CO2.
Pirit, siderit, hematit dan Fe-oksida adalah mineral-mineral Fe yang dapat terbentuk

di lingkungan air laut dangkal; sementara mineral Fe lainnya yang diendapkan di laut

dalam/terbuka berupa silikat Fe-hidroksida, glaukonit, grinalit, chamosit dan thuringit.

Lingkungan geologi dan kondisi pengendapan yang berbeda dapat menghasilkan endapan

dengan beragam kandungan partikel mineral didalamnya.

Studi tentang susunan mineralogi suatu endapan pasir besi menjadi penting

dilakukan apabila telah diketahui bahwa formasi tersebut juga mengandung partikel-

partikel mineral ikutan berharga selain mineral Fe, yang dapat memberikan peluang

dalam peningkatan nilai tambah.

B. PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDAPAN PASIR BESI

Endapan pasir besi terbentuk pada lingkungan permukaan bumi yang melibatkan

kegiatan erosi dan pelapukan, dimana proses fisika dan kimiawi berlangsung secara

bersamaan pada saat pelapukan. Kegiatan erosi memisahkan bahan-bahan lapuk dan

menciptakan bahan baru yang tahan pelapukan untuk membentuk kumpulan mineral bijih

pada cekungan-cekungan di permukaan bumi.Proses pelapukan kimiawi merupakan hal

penting karena memisahkan mineral-mineral non-resistan dari sumbernya dan

mengumpulkan mineral-mineral lain dengan susunan kimia tertentu, untuk menjadi

formasi mineral baru yang berasosiasi dengan unsur-unsur dari zona oksidasi.

Kondisi iklim, topografi dan Eh/pH menjadi faktor-faktor penentu dalam pelapukan

kimiawi, dengan keterlibatan atmosfir (oksigen, nitrogen, CO2), hidrosfir (air, uap air, es)

dan biosfir (tumbuhan dan mikro-organisma); terutama erat hubungannya dengan proses

pencucian (leached) dan pembentukan endapan mineral sekunder pada lingkungan dekat
permukaan.Bijih besi dapat diendapkan pada lingkungan-lingkungan air tawar, danau,

tanah berlumpur (bogs), rawa-rawa, lagun dan air laut; dimana kondisi pengendapannya

menentukan susunan mineralogi, ukuran butir, kemurnian, luas penyebaran dan

stratigrafinya.Dalam lingkungan danau dan tanah berlumpur akan diendapkan mineral

Fe-hidroksida atau karbonat, dan tanpa adanya bahan organik akan membentuk mineral

Fe-oksida; yang kemungkinan dapat berasosiasi dengan Mn.Di lingkungan rawa-rawa

terbentuk mineral Fe yang bercampur dengan tumbuhan, berasal dari bikarbonat Fe atau

larutan organik yang dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi CO2.

Proses pembusukan tumbuhan juga menimbulkan oksidasi sehingga Fe dapat

diendapkan sebagai karbonat (siderit). Fe dalam lingkungan ini dapat diendapkan

bersamaan dengan akumulasi batubara, sehingga membentuk lapisan seperti batubara.

Sebagian besar cebakan ekonomis bijih besi (terutama Fe-oksida) terbentuk pada

lingkungan laut (marin), baik air laut dangkal maupun laut terbuka. Daerah-daerah air

dangkal seperti laguna atau tepi laut benua (epeiric sea) adalah lingkungan pengendapan

yang sesuai untuk bijih besi. Kondisi optimum pantai memberikan peluang melimpahnya/

terakumulasinya bijih besi pada lingkungan laut dangkal.

Keseimbangan pengendapan Fe dan Ca-karbonat dipengaruhi oleh kondisi pH dan Eh

air laut. Pirit (FeS2) akan diendapkan ketika air sungai mengandung Fe bersifat sedikit

asam memasuki air laut dengan Eh rendah maupun pH asam atau alkalin. Sementara

peningkatan Eh/pH pada air laut akan mengendapkan siderit (FeCO3) dan kemudian

hematit (Fe2O3), dan Fe-oksida lainnya akan terjadi ketika air laut mengandung banyak

O2 dan mempunyai pH 7,8. Fe yang terlarut dan ditransport sebagai bikarbonat atau

koloida dalam larutan organik akan membentuk hematit atau goetit. Fe yang mencapai
laut terbuka akan diendapkan dalam jumlah besar sebagai Fe-silikat hidroksida,

glaukonit, grinalit, chamosit atau thuringit. Glaukonit[(K,Na)

(Al,Fe+3,Mg)2(Al,Si)4O10(OH)2] diendapkan pada lingkungan yang sama sekali tidak

teroksidasi/reduksi dalam lumpur laut dalam dan mengandung bahan organik; dibentuk

oleh pellet koloida silika dan lempung, dimana koloida Fe menggantikan alumina dan

menyerap K dari air laut. Grinalit merupakan Fe-silikat sebagai hasil reaksi alkalin

dengan garam Fe; sedangkan chamosit adalah Fe-silikat terhidroksida berbentuk oolit

dalam bijih Fe sedimen.

C. MINERALOGI ENDAPAN PLACER PASIR BESI

Dari mineral-mineral bijih besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling

tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih

utama yang dibutuhkan dalam industri besi. Mineral-mineral pembwa besi dengan nilai

ekonomis dengan susunan kimia, kandungan Fe dan klasifikasi komersil dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2 Mineral-mineral bijih besi bernilai ekonomis

Mineral Susunan Kandungan Klasifikasi


kimia Fe (%) komersil
Magnetit FeO. 72,4 Magnetik
Fe2O3 atau bijih
hitam
Hematit Fe2O3 70,0 Bijih merah
Limonit Fe2O3.n 59 - 63 Bijih coklat
H2O
Siderit FeCO3 48,2 Spathic,
black band,
clay
ironstone
Sumber :

Iron & Ferroalloy Metals in (ed) M. L. Jensen & A. M. Bafeman, 1981; Economic

Mineral Deposits, P. 392.Suatu cebakan pasir besi selain mengandung mineral-mineral

bijih besi utama tersebut dimungkinkan berasosiasi dengan mineral-mineral mengandung

Fe lainnya diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS), pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2

SiO5(OH)4], ilmenit (FeTiO3), wolframit [(Fe,Mn)WO4], kromit (FeCr2O4); atau juga

mineral-mineral non-Fe yang dapat memberikan nilai tambah seperti : rutil (TiO2),

kasiterit (SnO2), monazit [Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au), platinum (Pt),

xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan lain-lain.Karena terbentuk pada zona pelapukan

maka asosiasi mineral dalam formasi tersebut juga dipengaruhi faktor-faktor : stabilitas

geokimia dan ketahanan selama transportasi dari mineral-mineral penyusunnya. Tabel

3dan 4dibawah inidapat dijadikan acuan untuk memperkirakan kemungkinan asosiasi

mineral yang terbentuk pada suatu tempat pengendapan.Tabel 3 menunjukkan stabilitas

kimiawi mineral-mineral utama dalam singkapan, tetapi tidak mempunyai hubungan

dengan daya tahan fisik selama transportasi. Contoh : Terutama dalam sungai bersuhu

dingin, scheelit merupakan mineral yang memiliki sifat agak stabil dapat mencapai

pergerakan jarak jauh seperti mineral yang sangat stabil; kerikil mineral ini kadang-

kadang ditemukan pada dasar sungai sejauh 15 km dari sumbernya dan dapat bergerak

hingga mencapai jarak 70 km. Mineral-mineral silikat pengotor dengan sifat relatif stabil

dalam suatu tubuh sulfida teroksidasi akan lebih mudah dihancurkan pada lingkungan

asam, bila dibandingkan dengan kumpulan mineral non-sulfida. Urat kuarsa yang

menutupi jenis mineral apapun (misal : pirit) berperan sebagai pelindung terhadap proses

pelapukan.
Tabel 3

Stabilitas Kimiawi Relatif Mineral-Mineral Utama Pada Zona Pelapukan

(Andrew-Jones, 1968; Perelman, 1977)

Mineral Sangat Stabil Agak stabil Tidak stabil

stabil

Pembentuk Kuarsa Alkali felspar Aktinoli Apatit Amfibol Gipsum

batuan Korundum Na-plagioklas Kloritoid Diopsid Biotit OlivinCa-

Spinel Muskovit Epidot Staurolit plagioklas Piroksen

Topaz Andalusit Kianit Kalsit Glaukonit

Turmalin Garnet Silimanit Dolomit Felspatoid

Zirkon

Bijih Kromit Barit Magnetit Hematit Scheelit ArsenopiritPirhotit

danekonomis Intan Emas Kasiterit Wolframit Titanit ChalkopiritSfalerit

Platinum Monazit Galena Fluorit Pentlandit

Rutil Thorianit MolibdenitPirit

Ilmenit Niobit-

Tantalit
D. SISTEM PENAMBANGAN PASIR BESI

Penambangan pasir besi termasuk dalam Alluvial Mine. Hal ini dikarenakan pasir

besi merupakan endapan plaser. Secara umum untuk endapan plaser ada 3 metoda

penambangan yang digunakan, yaitu :

 Manual Method yaitu penambangan yang dilakukan manusia dengan alat-alat

sederhana, seperti kegiatan pendulangan untuk emas plaser, dsb .Prosesnya dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gbr. 1. Proses pendulangan

 Hydraulicking atau tambang semprot yaitu cara penambangan dengan

menggunakan kombinasi pompa dan hydraulic giant (monitor), seperti kegiatan

penambangan pasir besi di PT. Antam Cilacap. Syarat utama dari metoda

penambangan ini adalah adanya air yang cukup.


Material hasil penggalian/penambangan ditampung dalam suatu sumuran

kemudian dialirkan ke instalasi pengolahan. Proses penambangan dengan sistem

ini bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gbr.2. Sistem tambang semprot

 Dredging yaitu cara penambangan dengan kapal keruk. Syarat utamanya adalah

cukup air untuk mengoperasikan kapal keruk. Kegiatannya bisa dilakukan baik di

darat maupun di lepas pantai. Proses penambangan dengan sistem dredging dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gbr.3. sistem tambang dredging


Berdasarkan sistem penambangan di atas dapat disimpulkan bahwa metoda

penambangan yang biasa digunakan untuk endapan pasir besi adalah dengan sistem

tambang semprot yang menggunakan media air yang dialirkan ke instalasi pengolahan

menggunakan pipa.Seperti yang dilakukan di PT. Antam Cilacap yang menambang pasir

besi, sistem tambang yang digunakan adalah sistem tambang semprot. Endapan pasir besi

disemprot dengan air menggunakan monitor dan pompa. Material pasir besi hasil

pemberaian oleh air kemudian bersama air disedot oleh pipa kemudian dialirkan ke

instalasi pengolahan, yaitu Magnetic Separator.

E. PENGOLAHAN PASIR BESI

Pengolahan bahan galian atau mineral dressing adalah istilah umum yang biasa

dipergunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa

mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang/diambil dari endapan-

endapan alam pada kulit bumi untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu

macam atau lebih bagian mineral yang dikehendaki, yang terdapatnya bersama-sama di

alam. Mineral yang dikehendaki biasanya disebut juga mineral berharga karena nilai

ekonominya, sedangkan mineral yang tidak dikehendaki disebut mineral buangan

(waste). Pada akhir proses pengolahan akan dieroleh 2 macam hasil, yaitu concentrate

( konsentrat) yang sebagian besar terdiri dari mineral berharga dan tailing yakni terdiri

dari mineral tidak berharga.

Pada dasarnya metoda pengolahan pasir besi merupakan teknik pemisahan mineral Fe

magnetik dari mineral ikutan/pengotor dan mineral lain non-magnetik. Beberapa alat
telah diciptakan dengan tujuan untuk menghasilkan perolehan optimal dari mineral-

mineral Fe utama. Dalam perjalanannya peralatan tersebut dikembangkan untuk

memisahkan mineral-mineral berharga selain mineral utama dari cebakan pasir besi

berkadar rendah. Terdapat beberapa metoda yang telah lama dikenal, diantaranya yaitu :

Metoda pemisahan dengan pemanfaatan perbedaan berat jenis (gravitasi), sifat magnetik

dan konduktifitas listrik dari mineral-mineral penyusun suatu cebakan bijih.

 Pemisah gravitasi (gravity separator)

Metoda pemisahan secara gravitasi digunakan untuk pengolahan beraneka bahan

dan mineral (dari mineral berat sulfida hingga batubara) dengan ukuran partikel

mm. Sampai saat ini banyak perusahaan masih menggunakan metoda ini karena

melibatkan biaya lebih murah dibandingkan metoda flotasi, relatif sederhana dan

menimbulkan dampak yang kecil bagi pencemaran lingkungan.Metoda ini

berpedoman kepada prinsip konsentrasi gravitasi yaitu pemisahan mineral melalui

pemanfaatan perbedaan berat jenisnya pada saat bergerak melawan gravitasi dan

gaya/kekuatan lain; bertujuan untuk memisahkan secara efektif mineral pilihan

dari mineral pengotor. Pergerakan partikel dalam suatu fluida tidak tergantung

hanya kepada berat jenisnya tetapi juga kepada ukuran butirnya, semakin besar

ukuran partikel lebih memberikan pengaruh terhadap pergerakan. Konsentrat

yang dihasilkan biasanya memerlukan pembersihan oleh pemisah magnetik,

pencucian atau beberapa metoda lain untuk menghilangkan mineral-mineral

ringan pengotor.
 Alat Pemisah Magnetik ( magnetic separator)

Digunakan untuk memisahkan mineral bijih Fe utama dari mineral-mineral

ikutan/pengotor dalam endapan pasir besi dengan pemanfaatan perbedaan sifat

magnetik kedua jenis mineral tersebut. Berdasarkan sifat magnetik, bahwa

mineral dapat dibagi 2 (dua) kelompok yaitu :Mineral-mineral yang bersifat

menolak pengaruh magnet pada kondisi intensitasmagnet rendah, dikategorikan

sebagai diamagnetik.Mineral-mineral yang tertangkap oleh pengaruh magnet pada

kondisi intensitas magnet lebih besar, disebut sebagai paramagnetik. Contoh :

ilmenit, rutil, wolframit, monazit , siderit, pirhotit, kromit dan mineral-mineral

Mn. Beberapa unsur yang juga bersifat paramagnetik adalah Ni, Co, Cr, Ce, Ti

dan kelompok Pt.Sehubungan dengan paramagnetisma, dijumpai kasus khusus

yang disebut ferromagnetisma yaitu berkaitan dengan magnet berkekuatan sangat

tinggi. Bahan-bahan ferromagnetik ini sangat mudah terpengaruh oleh kekuatan

magnet dan masih bersifat magnetis meskipun dipindahkan dari medan magnet

(remanence). Mineral-mineral dari jenis ini dapat terkonsentrasi dalam pemisah

magnetik berintensitas rendah, diantaranya : magnetit, hematit dan siderit.Jenis

pemisah magnetik. Terdapat 3 (tiga) jenis pemisah magnetik yaitu :

1.Intensitas rendah, digunakan terhadap bahan-bahan ferromagnetik dan

mineral-mineral paramagnetik tinggi (magnetit, hematit, ilmenit dan monazit) dari

mineral-mineral non-magnetik; yang terdiri dari :a.Pemisah kering, digunakan

untuk mengkonsentrasikan pasir kasar bersifat megnetik kuat (cobbing)b.Pemisah

basah, digunakan untuk mengkonsentrasikan pasir ferromagnetik, terutama

pemurnian bahan berintensitas menengah.


2.Intensitas tinggi, digunakan untuk pemisahan bijih (kering/basah) ter-utama

mineral-mineral paramagnetik. Penggunaannya sangat terbatas terhadap bijih

yang bercampur dengan bahan lain berukuran mm, dimana bahan-bahan

berukuran minimum tersebut dapat dikurangi dan pemisahan berjalan efisien,

sehingga menghasilkan secara optimal konsentrasi bijih magnetik.Pemisah

magnetik intensitas tinggi untuk bijih basah paling banyak digunakan sebagai

pengganti metoda flotasi, terutama untuk mengkonsen-trasikan bijih besi berkadar

rendah mengandung hematit. Alat ini kemudian dikembangkan untuk berbagai

keguna-an, diantaranya untuk : menghilangkan pengotor magnetik dari konsentrat

kasiterit/scheelit, mineral magnetik berukuran halus dari asbestos, mendapatkan

wolframit dan mineral dengan kandungan non-sulfida Mo dari tailing flotasi, dan

pengolahan mineral berat pada pasir pantai.

3.Gradien tinggi, menggunakan kekuatan magnet tinggi untuk pemisahan

mineral-mineral paramag-netik yang bersifat magnetik lemah. Dengan

meningkatkan gradien medan magnet akan terbentuk peningkatan kekuatan

magnetik pada mineral-mineral tersebut.Alat ini terutama digunakan pada industri

kaolin, untuk memisahkan partikel-partikel mineral Fe berukuran mikron.

Sementara yang lainnya untuk membuang mineral pirit dari batubara berkaitan

dengan upaya perolehan batubara berkualitas baik.

4.Superkonduksi, menggunakan kekuatan medan magnet tinggi (> 2 T ) untuk

memisahkan mineral paramagnetik dari kumpulan partikel berukuran kasar dan


berkapasitas besar. Magnet superkonduksi dapat menghasilkan intensitas dan

medan magnet uniform yang ekstrim hingga mencapai 15 T.

 Pemisah Bertegangan Tinggi ( high tension separator)

Alat pemisah ini digunakan dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktifitas

listrik dari mineral-mineral penyusun endapan pasir besi, dengan persyaratan :

1. Bijih harus dalam keadaan kering diameter partikel 60 500 mm; lebih efektif

apabila bijih terdiri dari lamparan partikel-partikel bijih berukuran diameter

75 mm.

2. Proses pemisahan menggunakan listrik bertegangan tinggi (electrostatic)

dengan pemanfaatan medan listrik berarus kecil atau tanpa arus.Alat ini

banyak digunakan untuk memisahkan mineral-mineral berat yang ditemukan

dalam placer pantai dan sungai seperti :

Apatit BaritKalsit SilimanitSpinelTurmalinZirkon HematitIlmenitLimonitM


Korundum
GarnetGipsungKyanitMon KasiteritKromitIntanFluorspar egnetitPiritRutilSfaleritSti
azitKuarsaScheelit GalenaEmas
bnitTantalitWolframit

Anda mungkin juga menyukai