PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Pada beberapa kasus, sebuah sungai
secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air
lainnya.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air,
sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Namun banyak sungai di Indonesia telah tercemar. Baik dari indutri maupun dari
masyarakat langsung. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk
menjaga kelestarian sungai.
B. Rumusan Masalah
Apa saja alat dan bahan yang diugunakan dalam pemeriksaan sampel air secara
kimiawi ?
Bagaimana cara pemeriksaan sampel air secara kimiawi ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa mengatahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan sampel air sungai secara kimiawi
Agar mahasiswa mengetahui cara pemeriksaan sampel air secara kimiawi
D. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa / 13 Maret 2018
Waktu : 13.00 – Selesai
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kesehatan Lingkungan
1
BAB II
DASAR TEORI
A. Air
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan
pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak
diperlukan. Oleh karena itu dalam praktek sehari-hari maka pengolahan air adalah
menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut bisa
dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak.
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
dinamakan “Cyclus Hydrologie”. Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua
air yang ada di permukaan bumi akan bersatu dan berada ditempat yang tinggi yang
sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa, makin lama
makin tinggi dimana temperatur diatas semakin rendah, yang menyebabkan titik-titik
air akan jatuh kebumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian mengalir kedalam tanah,
jika menjumpai lapisan rapat air, maka perserapan akan berkurang, dan sebagian air
akan mengalir diatas lapisan rapat air ini. Jika air ini keluar pada permukaan bumi,
umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu tempat rendah (cekung)
maka air akan berkumpal, membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak
diantaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian akan mengikuti siklus
hidrologi ini (Banurea, 2008).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air
untuk keperluan domestik yang semakin turun. Kegiatan industri, domestik, dan
kegiatan yang lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, menyebabkan
penurunan kualitas air. Kondisi ini menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya
bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,
pengolahan sumber daya air sangat penting agar dimanfaatkan secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan
adalah pemantauan dan interprestasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia,
dan biologi.
2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air mendefenisikan kualitas air sebagai sifat air dan
kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain didalam air. Kualitas air
dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan,
padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, BOD, COD, kadar logam, dan
sebagainya). Dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya).
Berdasarkan peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas
air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun pengolonggan air
menurut (Banurea, 2008) adalah sebagai berikut:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,
tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. GolonganC, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
pertenakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
di perkotaan, industri, dan pembangkit tenaga listrik.
B. Sumber Air
Secara garis besar air dapat dikatakan bersumber dari :
1. Air laut
Air yang dijumpai didalam alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan
sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju, dan hujan. Air laut turut menentukan
iklim dan kehidupan didunia. Kadar garam pada air laut bervariasi dari setiap
tempat (Banurea, 2008).
2. Air tanah
Air tanah terbagi atas :
a. Air tanah dangkal
Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih
tetapi lebih banyak mengandung zat kimia, karena melalui lapisan tanah yang
mengandung unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.
b. Air tanah dalam
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam,
tidak semudah padaair tanah dangkal, dan harus menggunakan bor dan
3
memasukkan pipa kedalamnya sehingga dengan kedalaman tertentu akan
didapatkan lapisan air.
c. Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan
kualitasnya sama dengan air dalam.
d. Air permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya seperti lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
e. Air hujan
Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara
yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya. Selain
itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi. Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
penggunaan sabun.
4
tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut di
dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar. Dengan
berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat
dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan
mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria
penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
b. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
c. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
a. Syarat fisik, antara lain:
1) Air harus bersih dan tidak keruh.
2) Tidak berwarna
3) Tidak berasa
4) Tidak berbau
5) Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
b. Syarat kimiawi, antara lain:
1) Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
2) Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3) Cukup yodium.
4) pH air antara 6,5 – 9,2.
c. Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
D. Macam - macam Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Air
Penyakit yang ditimbulkan oleh air diuraikan menjadi 4 macam cara
pemindahan atau penularan yaitu water borne disease,water based disease,water
washed disease dan water related insect vektors:
1. Water Borne Disease
Penyakit yang ditularkan langsung melalui air, dimana air tersebut mengandung
kuman patogen dan terminum oleh manusia maka dapat menimbulkan penyakit.
5
Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat
adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kontaminasi
pada manusia dapat melalui kegiatan minum, mandi, mencuci, proses menyiapkan
makanan, ataupun memakan makanan yang telah terkontaminasi saat proses
penyiapan makanan.
Water-borne diasease diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri,
protozoa, dan cacing. Bakteri penyebab water atau foodborn disease antara lain:
Chlostridium botulinum, Campylobacter jejuni, Vibrio cholerae, Vibrio
parahaemolyticus Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhi.
Pencemaran air dapat berasal dari kondisi sekitar sumber air bersih seperti
kontaminasi tinja, sampah, air limbah maupun kotoran hewan. Pencemaran air
dapat juga berasal kondisi konstruksi sumber air bersih serta cara pengambilan air.
2. Water Washes Disease
Water washed diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
air untuk pemeliharaan hygiene perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi
penularannya pada manusia, dan penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.
Dan penyakit ini tidak hanya dipengaruhi kurangnya pemeliharaan kebersihan
perorangan, namun juga dipengaruhi oleh kebersihan pada alat-alat, terutama pada
alat dapur dan makan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan .
Penyakit dipengaruhi oleh penularannya dan sangat banyak, antara lain :
Penyakit infeksi saluran pencernaan : bersifat fecaloral seperti Diare,
Kholera, Thypoid, Hepatitis Infektiosa, Disentri Basiler.
Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir. Penyakit yang erat kaitannya degan
Hygiene perorangan yang buruk, infeksi fungus pada kulit, conjunctivitis
Penyakit yang disebabkan oleh insekta pada kulit & selaput lendir. Penyakit
yang ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk hygiene perorangan untuk
mencegah invasi parasit pada tubuh dan pakaian : Sarcoptes, Scabies, Louse
borne relapsing fever, Leprosy dsb. (Wakurnia Wati).
3. Water based disease
Water based disease yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui
persediaan air sebagai pejamu (host) perantara atau agens penyebab yang
menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai
6
Intermediate host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit
akibat Dracunculus medinensis.
4. Water related Insects vectors
Water Related Insect Vector adalah Jenis penyakit yang ditularkan melalui
gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue,
malaria, demam kuning (yellow fever). Insekta demikian disebut sebagai vektor
penyakit.
7
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM
8
Masukkan 10 ml sampel air pada masing – masing blanko/tabung
menggunakan pipet.
Masukkan tablet iron no. 1 kedalam blanko yang berisi sampel, kemudian
diaduk sampai homogen.
Masukkan kembali tablet iron no.2 ke dalam blanko yang sama kemudian
diaduk sampai homogen. Dan diamkan selama 20 menit.
Kemudian masukkan kedua blanko kedalam water test kit (blanko yang
tidak terisis dengan iron diletakkan pada sebelah kiri, dan yang diisi dengan
iron disebelah kanan)
Lalu amati warna dan kadar besi yang terkandung di dalam sampel.
b. Pemeriksaan pH
Siapkan alat dan bahan
Masukkan sampel air kedalam baker glass ukuran 100 ml
Bilas bagian ujung pH meter dengan menggunakan aquades
Kemudian masukkan pH meter ke dalam sampel dan lihat angka yang
muncul pada monitor.
c. Pemeriksaan konduktivitas TDS, dan Salinitas
Siapkan alat dan bahan
Masukkan sampel air ke dalam beaker glass ukuran 100 ml
Bilas bagian ujung pH meter dengan menggunakan aquades
Tekan tombol mode dan masukkan ke dalam sampel, lalu amati angka yang
muncul pada monitor.
Untuk pemeriksaan TDS, tekan mode dan pilih TDS dan amati angka yang
muncul
Lakukan hal yang sama untuk pemeriksaan Salinitas.
C. Hasil Praktikum
Konduktivitas : 210 µs
TDS (Jumlah zat padat yang terlarut) : 146.5 mg/l
Salinitas : 97.7
Suhu : 27.9o C
pH : 7.07
Kadar Fe : 1.0 mg/l
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan, kadar Fe yang terkandung dalam
air sungai yang ada di Sawangan yaitu 1.0 mg/l dan jumlah zat padat yang terlarut
(TDS) yaitu 146.5 mg/l.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat
Dan Pengawasan Kualitas Air kadar Fe yang diperbolehkan yaitu 1.0 mg/l dan TDS
yaitu 1000 mg/l. Jadi, untuk kandungan Fe dan jumlah zat padat yang terlarut dalam air
sungai yang ada di Sawangan memenuhi kadar yang diperbolehkan.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konduktivitas : 210 µs
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kadar Fe yang terkandung dalam air
sungai yang ada di Sawangan yaitu 1.0 mg/l dan jumlah zat padat yang terlarut (TDS)
yaitu 146.5 mg/l.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat
Dan Pengawasan Kualitas Air kadar Fe yang diperbolehkan yaitu 1.0 mg/l dan TDS
yaitu 1000 mg/l. Jadi, untuk kandungan Fe dan jumlah zat padat yang terlarut dalam air
sungai yang ada di Sawangan memenuhi kadar yang diperbolehkan.
B. Saran
Dalam proses pengambilan sampel air secara bakteriologi harus di lakukan secara
hati – hati dan aseptis, agar sampel air tidak terkontaminasi. Serta dalam pelaksanaan
praktikum, harus memperhatikan dan menaati peraturan yang ada di laboratorium.
10
DOKUMENTASI
11
DAFTAR PUSTAKA
https://enviro24.wordpress.com/2012/03/20/penyehatan-air/
https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/13/penyehatan-air-rumah-sakit/
https://www.scribd.com/doc/250966148/Penyehatan-Air
https://febrikaf09.student.ipb.ac.id/tugas-kuliah-penyehatan-air/
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai
12