Anda di halaman 1dari 16

TUGAS STUDI KELAYAKAN TAMBANG

ASPEK –ASPEK PENTING DALAM SKT

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Studi Kelayakan Tambang


pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh :
Dwi Putri Suryani (03021181419035)
KELAS A

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
Studi kelayakan tambang terdapat aspek - aspek penting dalam pelaksanaannya,
aspek tersebut ialah:

A. ASPEK PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


Bahan galian tambang terdiri dari: bijih (ore), mineral industri) atau bahan galian
Golongan C dan batubara.
 PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral
dressing) merupakan suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang
bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu
bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk
dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani
pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai
memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari
proses PBG tersebut antara lain adalah :
1. Mengurangi ongkos angkut.
2. Mengurangi ongkos peleburan.
3. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.
TAHAPAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)
a. Kominusi atau Reduksi Ukuran (Cominution)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang
bertujuan untuk :
1. Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
 Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100
cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
 Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi
autagenous mill(SAG).
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus
dan disebut autogenous mill.
b. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses
pengolahan yang berikutnya.
 Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubangayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve 3. Sieve shaker / rotap
2. Vibrating(sieve/series /Tyler vibrat 4. Wet and dry sieving
ing sive)
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly 5. Vibrating screen (single deck,
2. Roll grizzly double deck, triple deck, etc.)
3. Sieve bend 6. Shaking screen
4. Revolving screen 7. Rotary shifter
c. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu
alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
1. Produk yang berukuran kecil/halus(slimes)mengalirdibagianatasdisebut overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah
(dasar) disebut underflow.
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam
ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap
partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan
gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil,
sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
1. Scrubber 5. Hydraulic clindrical tank
2. Log washer classifier
3. Sloping tank classifier (rake, 6. Hydraulic cone classifier
spiral & drag) 7. Counter current classifier
4. Hydraulic bowl classifier 8. Pocket classifier
9. Hydrocyclone 11. Solid bowl centrifuge
10. Air separator 12. Elutriator
d. Peningkatan Kadar atau Konsentrasi (Concentration)
Bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih
lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
 Perbedaan berat jenis atau  Perbedaan sifat kemagnetan untuk
kerapatan untuk proses proses konsentrasi magnetik.
konsentrasi gravitasi dan media  Perbedaan sifat permukaan
berat. partikel untuk proses flotasi.
 Perbedaan sifat kelistrikan untuk
proses konsentrasi elektrostatik.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
a) Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
b) Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-
mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya,
yaitu :
 Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).
 Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
 Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya akan
terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai
berikut:
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat
mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha
mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
1. Jengkek (jig) dengan bermacam- 3. Konsentrator spiral (Humprey
macam rekacipta (design). spiral concentrator).
2. Meja goyang (shaking table). 4. Palong / sakan (sluice box).
c) Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air
(berat jenisnya > 1).Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
a. Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
b. Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
d) Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor
(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
 Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.
 Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
e) Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan
(magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral.
f) Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau
“takut terhadap air” (hydrophobic). Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan
dalam proses flotasi adalah:
1. Pembuih (frother) yang berfungsi 3. Penekan / pencegah (depresant)
sebagai pen-stabil gelembung- yang berguna untuk mencegah
gelembung udara. Misalnya : agar mineral pengotor tidak ikut
methyl isobuthyl carbinol (MIBC), menempel pada udara dan ikut
minyak pinus, dan terpentin. terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk
2. Kolektor / pengumpul (collector) menekan Zn S.
yang bisa mengubah sifat 4. Pengatur keasaman (pH regulator)
permukaan mineral yang semula yang berfungsi untuk mengatur
suka air menjadi suka udara. tingkat keasaman proses flotasi.
Contohnya : xanthate, Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3,
thiocarbonilid, asam oleik, dll. NH4 OH, dll.
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
e. Mechanical flotation yang f. Pneumatic flotation yang terdiri
terdiri dari berbagai variasi dari variasi :
antara lain : – Column cell
– Agitair cell – Cyclo cell
– Denver cell – Davcra cell
– Krupp cell – Flotaire cell
– Outokumpu cell
g) PENGURANGAN KADAR AIR (DEWATERING)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi
dan flotasi.
Cara-cara pengurangan kadar air ini ada 3 (tiga), yaitu :
- Cara Pengentalan/Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara
terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.
- Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan
padatan dari airnya.
- Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :
1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
– tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris
vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
– rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar
pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
h) PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat
dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk
ampas (tailing).
i) Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi
dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat,
maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih
lanjut.
j) Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka
dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak
kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.

 METALLURGY
Metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara
memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy).
Metalurgi ada 3 macam atau kelompok utama, yaitu :
1. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-
cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds)
dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat komersial.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
a) Pirometalurgi (pyro metallurgy)
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai
ada yang hanya 50o – 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang
mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya
berkisar 500o – 1.600o C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal
sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat
mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan
dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3. Energi listrik.
4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas
buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
1. Tanur tiup (blast furnace). 2. Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
1. Pierce-Smith converter. 4. Linz-Donawitz (L-D) converter.
2. Bessemer converter. 5. Open hearth furnace.
3. Kaldo cenverter.
b) Hidrometalurgi (hydro metallurgy)
Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gramol) dan pada
suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif, artinya hanya
metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari
material yang tak diinginkan.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah
dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
5. Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.
6. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan adalah Electrolysis / electrolytic cell dan Bejana
pelindian (leaching box).
c) Elektrometalurgi (electro metallurgy)
Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektro-kimia, misalnya:
baterai dan elektrolisa (electrolysis=electrorefining). Pada proses ini kecuali
diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda (electrodes)
dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda harus memiliki sifat-sifat :
1. Konduktor listrik yang baik.
2. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk campuran
yang dapat mengganggu proses elektrolisa.
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa berlangsung
memuaskan, yaitu harus :
1. Mudah diperoleh atau disiapkan 3. Stabil, kuat dan tidak mudah
dengan murah. terkikis (resistance to abrasion).
2. Tahan korosi dalam zat larut. 4. Harus murah harganya.
Elektrolit harus memiliki sifat-sifat :
1. Memiliki daya hantar ion yang 3. Memiliki daya larut yang tinggi
tinggi. bagi metal yang diinginkan.
2. Tidak mudah terurai atau
bereaksi (high chemical
stability).
Peralatan yang biasa dipakai electric arc furnace.

2. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).
Adalah mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan paduannya.
Untuk mengetahui sifat fisik diperlukan peralatan seperti mikroskop optic, mikroskop
electron untuk mempelajari struktur logam dan sinar X untuk mempelajari struktur
kristal dasar. Juga dipelajari sifat magnetic, daya hantar listrik dan panas, susut muai
logam dan tahanan listriknya. Semua penelitian dilakukan dalam keadaan padat.
3. Metalurgi Mekanik
Proses pengerjaan secara mekanik untuk mencapai bentuk tertentu termasuk
proses pembentukan dan proses lainnya yang tidak merubah komposisi kimia,
termasuk sifat mekanik dan cara ujinya.

B. ASPEK TRANSPORTASI
Dalam Usaha penambangan baik itu mineral, bahan galian industri, maupun
batubara, transportasi merupakan salah satu hal yang wajib ada. Karena transportasi
menjadi peralatan utama guna menunjang berjalannya aktivitas penambangan.
Pada aspek ini merupakan pelayanan pendukung yang menyalurkan bahan galian
dari tambang menuju ke tempat pengolahan dan juga menuju pemasaran . Pada hal ini
sesuai harus sesuai dengan studi kelayakan . Faktor yang mempengaruhi sistem
pengangkutan tambang yaitu:
a. Produksi dan umur tambang d. Pengangkutan peralatan
b. Keadaan geologi e. Jarak dan gradient
c. Metode penambangan f. Jalan masuk tambang
Transportasi di tambang terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Transportasi Bagian Penambangan
Adapun transportasi yang biasa ada di front penambangan adalah:
 Excavator
Excavator merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan pembersihan lahan
(Land Clearing), pembuatan saluran, pembuatan jenjang (bench), pengupasan top soil,
penggalian overburden dan bahan galian, pemuatan overburden dan bahan galian,
pencucian kanal, dan pemindahan pipa air asam tambang.
 Dump Truck
Dump Truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan overburden dan top soil ke disposal area, selain itu juga digunakan
untuk mengangkat atau memindahkan material bahan galian dari front penambangan
ke stockpile.
 Bulldozer
Bulldozer merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan pembersihan lahan
(land clearing), perbaikan jalan menuju ke lokasi tambang, mengumpulkan material ke
satu tempat sehingga mempermudah proses penggalian dan untuk merapikan batubara
pada stockpile.
 Haul Dump Truck
Haul Dump Truck merupakan salah satu jenis Dump Truck , namun hanya
digunakan untuk mengangkut barang tambang dan quarries di dunia pertambangan.
Unit alat berat ini pun tergolong memiliki spesifikasi muatan dan dimensi yang besar.
 Underground Truck
Underground Truck merupakan salah satu jenis alat angkut yang digunakan
untuk mengangkut material tambang pada tambang bawah tanah . Jenis dan
mekanisme kerjanya hampir mirip dengan truck pada tambang terbuka tapi dalam
bentuk yang lebih kecil karena disesuaikan dengan daerah operasinya.
 Skip
Skip merupakan salah satu alat angkut pada tambang bawah tanah yang
digunakan pada pengangkutan material melalui shaft. Skip merupakan semacam lori
yang di tarik oleh kabel untuk mengangkut bijih.
 Grader
Grader merupakan alat yang digunakan untuk meratakan tanah dan
menghamparkan top soil.
 Water Tank
Water tank digunakan dalam perawatan hauling road, stockpile dan perawatan
jalan di sekitar tambang.
 Fuel Tank
Fuel tank merupakan truk pengangkut bahan bakar yang akan digunakan oleh
alat-alat berat di lokasi penambangan.
 Tower Lamp
Tower lamp digunakan sebagai penerangan areal penambangan di malam hari
untuk mempermudah kegiatan penambangan.
 Compactor
Compactor adalah alat berat yang digunakan untuk memadatkan jalan atau area
kontruksi sehingga memiliki tingkat kepadatan yang diinginkan.
2. Transportasi Bagian Pengangkutan dan Pemasaran
Pemasaran merupakan masalah yang lebih sulit dari pada penambangannya.
Salah satu penunjang untuk kegiatan pemasaran yaitu transportasi. Transportasi yang
umum digunakan baik pada tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah mineral,
batubara ataupun bahan galian industri untuk pengangkutan pemasaran yaitu:
 Belt Conveyor (Ban Berjalan)
Fungsi dari belt conveyor adalah untuk membawa material dari dari tambang
menuju tempat penampungan sementara. Belt conveyor berbentuk semacam sabuk
besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati head pulley dan tail pulley yang
keduanya berfungsi untuk menggerakkan belt conveyor, serta tensioning pulley yang
berfungsi sebagai peregang belt conveyor. Untuk menyangga belt conveyor beserta
beban batubara yang diangkut dipasang idler pada jarak tertentu di antara head pulley
dan tail pulley. Idler berupa bantalan berputar yang dilewati oleh belt conveyor.
 Dump Truck
Dump Truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan overburden dan top soil ke disposal area, selain itu juga digunakan
untuk mengangkat atau memindahkan material bahan galian dari front penambangan
ke stockpile. Selain itu, dumpt truck juga digunakan untuk mengangkut material dari
tambang menuju konsumen.
 Lokomotif dan Lori
Jenis alat angkut ini digunakan pada daerah yang relatif mendatar dengan
kemiringan maksimum 5% dengan jarak angkut sedang. Alat ini terdiri dari lokomotif
yang berfungsi sebagai penggerak untuk menarik rangkaian lori yang berisi material
yang bergerak di atas rel.
 Ship
Ship adalah suatu peralatan yang digunakan untuk melakukan pembongkaran
material berupa kapal.
C. ASPEK LINGKUNGAN
Lingkungan juga merupakan salah satu hal yang haru diperhatikan dalam
kegiatan pertambangan.
 analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Analisis mengenai dampak lingkungan atau ANDAL mempertimbangkan semua
dampak potensial terhadap berbagai sumber daya seperti tanah, air, udara, biologi dan
masyarakat di sekitar tambang.
Dokumen ANDAL berisi alternatif terbaik yang dipilih dan disahkan oleh
Pemerintah Indonesia. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) yang tercakup dalam dokumen ini secara khusus
dirancang untuk meminimalkan dampak potensial serta memberikan prioritas tertinggi
pada pengelolaan lingkungan yang sejalan dengan prinsip-prinsip pemeliharaan dan
perlindungan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai