1. TEMA PENELITIAN
Gambaran Klinis
Kebanyakan orang melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat badan,
walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi.Makan, makanan dan kontrol berat
badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat badannya berulang
kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan kuantiti yang sangat kecil dan
terhadap pada sebagian makanan
Barangkali, di Indonesia, gangguan makan sebatas dikenali ketika seseorang enggan
makan atau pilih-pilih makanan. Namun, gangguan makan sebenarnya lebih jauh dari itu.
Gangguan makan merupakan salah satu jenis gangguan mental serius yang sudah dibakukan
dalam DSM-IV-TR. Memang, saat ini jumlah penderita gangguan makan di Indonesia
tidaklah lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penderita gangguan makan di
Amerika atau Inggris. Akan tetapi, mengingat saat ini kita berada pada era globalisasi dimana
setiap hari, jam, menit, dan detik kita disuguhkan dengan informasi dari seluruh dunia,
bukanlah hal yang tidak mungkin jika kemudian terjadi peleburan budaya dan nilai-nilai
terkait bentuk tubuh ideal, yang ditenggarai sebagai salah satu penyebab timbulnya gangguan
makan. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika kita melakukan langkah preventif terhadap
timbulnya gangguan makan serta menyebarluaskan langkah-langkah penanggulangan
gangguan makan, mengingat gangguan ini merupakan salah satu gangguan mental yang dapat
menyebabkan penderitanya kehilangan nyawa.
2. METODE DAN SUBJEK PENELITIAN
A. Metode penelitian
Eating Attitudes Test (EAT) adalah suatu tes standard, laporan ukur sendiri untuk gejala dan
menyangkut sifat yang berkaitan dengan gangguan makan. Ujian ini diperbuat untuk menghemat
kedua-dua administrasi dan masa scoring. EAT telah digunakan sebagai ujian penyaringan dan
instrumen dalam menemukan kasus pada populasi yang non-klinis. Analisis faktor pada 40 soal yang
asli oleh Garner dan Garfinkel pada tahun 1979 telah menghasilkan 26 soal ukuran yang disingkatkan,
EAT-26 (Garner, Olmsted, Bohr, dan Garfinkel, 1982). Total skor pada EAT-26 ini adalah jumlah
semua skor bagi individu yang melakukan ujian.
EAT tidak memberi diagnosis spesifik bagi suatu gangguan makan tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa EAT dapat menemukan kasus atau sebagai instrumen penyaringan untuk
mengenal mereka yang berisiko tinggi untuk terjadinya suatu gangguan makan yang serius. Tiada
instrumen penyaringan lain, termasuk EAT yang telah ditetapkan sebagai sangat efektif dan satu-
satunya cara
untuk mengidentifikasi gangguan makan. Hal ini disebabkan oleh prevalensi gangguan
makan yang relatif rendah pada sebagian besar populasi yang menjadi kepentingan.Sehingga
bahkan dengan uji yang sangat valid, hal ini masih lagi sukar untuk dicapai dengan efisiensi
yang tinggi untuk menemukan gangguan makan yang mempunyai prevalensi antara 2 – 4%
dalam populasi remaja atau wanita muda.Kejadian gangguan makan yang relatif rendah telah
menyebabkan rekomendasi untuk membatasi pemutaran (screening) hanya pada kelompok
“berisiko tinggi” dan terdapat “dua tahapan” metode yang dapat digunakan yaitu dengan
menggunakan kuesioner penyaringan yang diadministrasi kepada sampel atau keseluruhan
populasi dan hanya dengan skor tinggi yang diwawancara.
3. HASIL PEMBAHAHASAN
GEJALA
Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan,
kehilangan dan penyerangan.Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu
tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang
atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci.Ritual
lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang
untuk menghilangkan bahaya.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa
penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan.Penderita merasa takut dipermalukan
sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi.Sekitar sepertiga penderita
mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali
untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya.
Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:
1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau
didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa
perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan
kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak
berhasil.
3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau
kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan
mengurangi stres yang dirasakannya.
4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-
menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
4. KESIMPULAN
Anorexia Nervosa merupakan salah satu jenis gangguan makan yang serius, dan
memiliki potensi untuk membahayakan hidup seseorang.Gangguan ini memiliki karakteristik
utama dengan merasakan kelaparan yang ekstrim (self-starvation) dan keinginan untuk
menurunkan berat badan secara drastis serta penolakan untuk menjaga berat tubuh yang
normal.
Ciri-ciri :
Cenderung menginginkan berat badannya terus menurun walaupun sudah jauh dari berat
normal yang seharusnya.
Memiliki ketakutan yang berlebih bahwa ia akan menjadi gendut atau berat badannya akan
naik, meskipun sebenarnya ia sangat kurus.
Selalu merasa bahwa tubuhnya gendut walaupun bentuk tubuh dia sebenarnya sudah sangat
kurus.
Adanya gangguan pada siklus menstruasi pada perempuan. Hal ini tidak selalu terjadi pada
setiap kasus anorexia.
Tipe :
Restricting type : membatasi diri untuk makan, menolak untuk makan
Binge eating/purging type : makan banyak dan kemudian memuntahkannya kembali.
Melakukan aktivitas olaharaga secara berlebihan.
Bulimia Nervosa merupakan jenis gangguan makan yang berpotensi serius mengancam
hidup seseorang.Karakteristik dari gangguan ini adalah memakan makanan dalam jangka
waktu tertentu (biasanya kurang dari 2 jam) dan dalam jumlah yang sangat banyak bila
dibandingkan dengan jumlah makanan yang biasa dimakan seseorang pada jangka waktu
tersebut.Dan setelah itu dikuti dengan kompensasi yang tidak sesuai demi mencegah
peningkatan berat badan.
Ciri :
Adanya episode binge eating yang berulang
Adanya tingkah laku kompensasi yang tidak sesuai untuk mencegah peningkatan berat
badan, seperti: sengaja memuntahkan makanan, menyalahgunakan obat-obatan, berpuasa,
atau olahraga berlebihan.
Muncul paling tidak dua minggu sekali selama tiga bulan.
Penilaian terhadap diri sangat dipengaruhi oleh bentuk dan berat tubuh.
Tipe :
Purging type : sering kali memuntahkan makanan atau menggunakan obat-obatan untuk
mencegah peningkatan berat badan.
Non-purging type : melakukan tindakan kompensasi berupa berpuasa atau melakukan
olahraga secara berlebihan.
Binge Eating Disorder merupakan tipe gangguan makan yang tidak memiliki spesifikasi
khusus.Gangguan makan ini memiliki karakteristik kegiatan makan banyak atau berlebihan
yang berulang-ulang dalam waktu singkat, namun tidak disertai oleh tindakan kompensasi
setelah makan berlebihan tersebut.
Ciri :
Makan lebih cepat dari biasanya
Makan sampai merasa sangat kenyang atau terlalu kenyang sampai muncul rasa tidak
nyaman pada perut
Memakan makanan dengan jumlah yang sangat banyak walaupun sedang tidak merasa lapar.
Makan ketika sedang sendirian atau sembunyi-sembunyi karena merasa malu dengan jumlah
makanan yang ia makan
Merasa jijik dengan diri sendiri, depresi, dan merasa sangat bersalah setelah makan terlalu
banyak.