Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki
lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan
atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Istilah makanan
jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food karena istilah
tersebut merupakan bagian dari istilah makanan jajanan (Adriani dan Wirjatmadi,
2012). Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain
banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga banyak
bahaya yang mengancam dari konsumsi pangan jajanan. Keamanan pangan
jajanan sekolah perlu lebih diperhatikan karena berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah. Makanan jajanan sering kali lebih
banyak mengandung unsur karbohidrat , gula, beserta bahan tambahan pangan
sedangkan kandungan gizi lain seperti protein, vitamin, atau mineral biasanya
hanya terkandung sedikit. Selain menyebabkan anak susah makan dan kekurangan
asupan gizi penting, jajanan yang tinggi karbohidrat dan gula tersebut juga dapat
memberi efek buruk pada kesehatan gigi anak salah satunya adalah karies gigi
Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke
dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor.
Ada empat faktor utama yang saling mempengaruhi untuk terjadinya karies yaitu
1. jenis gigi dan saliva,
2. mikroorganisme, ke tiga adalah
3. makanan
4. waktu pengunyahan makanan
Selain faktor langsung yang ada di dalam mulut, terdapat faktor-faktor
tidak langsung yang disebut faktor risiko luar. Faktor luar antara lain adalah usia,
jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan, pengetahuan, kesadaran dan
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya pengetahuan
mengenai jenis makanan dan minuman yang menyebabkan karies. Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat berbeda antara

1
kelompok-kelompok penduduk. Tetapi, diet yang baik telah terbukti dapat
menurunkan resiko munculnya karies gigi khususnya pada anak. Telah dibuktikan
dari berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab utama karies.
Gula berfungsi sebagai pemanis, bahan pengawet dan memberikan aroma yang
harum. Hal ini akan menimbulkan daya tarik baik pada rasa, aroma maupun
bentuk makanan itu sendiri, sehingga ada kecenderungan anak-anak akan memilih
makanan yang bergula. Sekarang ini banyak dijumpai jajananan tersebut,
khususnya di lingkungan TK, SD, dan playgroup. Makanan ini sangat digemari
anak sehingga perlu lebih diperhatikan .Jajanan umumnya dimakan di luar jam-
jam makan atau di antara jam-jam makan. Konsumsi makanan kariogenik yang
sering dan berulang- ulang akan menyebabkan pH plak tetap di bawah normal dan
menyebabkan demineralisasi enamel dan terjadilah pembentukan karies.
Karies merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi penduduk
Indonesia. Hal ini dikarenakan prevelansi karies di Indonesia mencapai 80% dan
masih belum dapat ditangani dengan baik. Maka dari itu, dalam makalah ini kami
akan mencoba memberikan pengetahuan mengenai jajanan yang baik bagi anak
yang rendah gula dan karbohidrat untuk mengurangi resiko karies gigi
1.2 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan jajanan?
 Apa yang dimaksud dengan karies gigi?
 Apa hubungan antara karies gigi dengan jajanan?
 Jajanan seperti apa yang dapat mengurangi munculnya karies gigi?
1.3 Tujuan
 Memaparkan fakta kandungan gizi jajanan yang bisanya dikonsumsi anak-
anak
 Memaparkan efek pengonsumsian jajanan tersebut pada kesehatan,
khususnya kesehatan mulut dan gigi
 Mengedukasi orang tua mengenai pentingnya penyediaan jajanan sendiri
demi memperbaiki kesehatan dan mendukung pertumbuhan anak.

2
1.4 Manfaat
Penyuluhan ini di harapkan dapat mengedukasi dan bermanfaat bagi orang
tua dan anak pra sekolah dalam penanganan karies gigi, orang tua akan megawasi
jajanan yang di konsumsi oleh anakmereka sehingga anak akan memiliki gigi
yang sehat.
1.5 Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah :
“Penyuluhan Gizi Pencegahan Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah”
TK
1.6 Materi Penyuluhan
Materi Penyuluhan Penyuluhan Gizi Pencegahan Karies Gigi pada Anak
Pra Sekolah meliputi :
 Pengertian dan ciri karies gigi
 Faktor penyebab karies gigi
 Jajanan penyebab karies gigi
 Makanan yang baik untuk kesehatan gigi
 Hubungan jenis jajanan dengan karies gigi
 Demo masak salah satu jajanan anti karies gigi
1.7 Pendekatan
Pendekatan yg diterapkan dalam Penyuluhan Gizi Pencegahan Karies
Gigi pada Anak Pra Sekolah yaitu pendekatan konsep yang bersifat deduktif.
1.8 Metode
Metode yang di gunakan dalam Penyuluhan Gizi Pencegahan Karies Gigi
pada Anak Pra Sekolah adalah dengan presentasi dan demo masak.
1.9 Media
Media yang di pakai pada Penyuluhan Gizi Pencegahan Karies Gigi pada
Anak Pra Sekolah yaitu Media Visual diantaranya adalah Power Point dan Poster.
1.10 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan Gizi Pencegahan Karies Gigi pada
Anak Pra Sekolah akan dilaksanakan pada
Waktu : Kamis, 26 November 2017
Tempat : RA. Ridhaus Sholeh

3
Alamat : Jl. Kebonhui RT.03/07, Desa Cigugur Girang,
Parongpong, Bandung Barat
Jumlah Anak : 64 orang
Estimasi Peserta : 30 orang
1.11 Pembagian Tugas
Berikut ini adalah susunan pelaksana kegiatan Penyuluhan Pencegahan
Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah :
 Pemateri : Vianika 1505493
Mika Kuswanti 1500398
 Demo masak : Nuri Fajrina 1507125
Ruly Rahmawati 1501629
 Pemandu Sikat Gigi : Semua anggota

4
BAB 2
Penyuluhan Pencegahan Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah

2.1 Susunan Acara


Alokasi Penanggung
No Jenis Kegiatan
Waktu Jawab

07.30-08.00 Bersama Sampai di lokasi. Persiapan tempat

Mika dan Persiapan pematerian meliputi :


08.00-08.10 Vianika - Menyiapkan proyektor
- Menyiapkan meja dan kursi
Ruly dan Nuri Persiapan demo masak
08.00-08.10 - Menyiapkan bahan bahan
- Menyiapkan alat
08.15-08.20 Ruly Pembukaan oleh pembawa acara
08.20-08.50 Mika Pemaparan materi karies gigi, faktor penyebab dan
dampak yang ditimbulkan.
08.50-09.20 Vianika Pemaparan materi jajanan yang bersifat kariogenik.
09.20-09.30 Bersama Diskusi (sesi tanya jawab) dan penutupan sesi
pematerian
09.30-09.50 Bersama Sikat gigi bersama
09.50-09.55 Ruly Penutup dan pemberian poster kepada sekolah
09.55-10.00 Bersama Foto bersama

5
2.2 RAB Penyuluhan
Harga Satuan
No RINCIAN QTY Harga ( Rp)
(Rp)
1 Cetak banner 1 x 3 1 20000 45000
2 Cetak poster 1 1 10000 10000
Bahan demo masak
3 Telur 8 Butir 24000/kg 12000
4 Wortel 6 buah 8000/kg 8000
5 Buncis 1/2 kg 6000/kg 3000
6 Garam 2 sdm 1500 500
7 Gula 2 sdm 3000/ ¼ kg 1500
8 Merica 1 bks 1000/bks 1000
9 Nori 1 bks 10.500/bks 10500
10 Sosis siap makan 2 buah 4.500/bks 3000
11 Selada 4 lbr 5.000/tki 1000
JUMLAH Rp.95.500,-

6
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyuluhan yang kelompok kami laksanakan yaitu Penyuluhan Gizi
Pencegahan Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah, yang menjadi sasaran yaitu
orangtua dari anak pra sekolah, dilaksanakan pada tanggal 26 November 2017
bertempat di RA. Ridhaus Sholeh, Parongpong, Bandung Barat dengan
menggunakan metode presentasi dan demonstrasi masak jajanan sehat anti karies
gigi.
Materi yang hendak disampaikan diantaranya pengertian karies gigi,
penyebab karies gigi, dampak karies gigi dan jajanan atau makanan yang
menimbukan karies gigi serta makanan yang baik untuk menjaga kesehatan gigi.
Penyuluhan ini beranggotakan 4 orang yaitu 1 orang sebagai ketua dan merangkap
sebagai pendemo masak, 2 orang pemateri dan satu orang pendemo masak

3.2 Saran
Semoga makalah perencanaan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi para pembaca.

7
Daftar Pustaka

Angela A. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Dental
Jurnal. 2005 Juli-Sept; vol 38(3); h. 130–4

Febry F (2006) Penentuan Kombinasi Makanan Jajanan Tradisional Harapan


Untuk Memenuhi Kecukupan Energi Dan Protein Anak Sekolah Dasar
Di Kota palembang, Thesis. Program pascasarjana universitas
diponegoro Semarang.www: http://eprints.undip.ac.id/17340/1/

Octiara E, Roesnawi Y. Karies gigi, oral higiene dan kebiasaan membersihkan


gigi pada anak-anak panti karya pungai di Binjai. Dentika Dental Jurnal
2001;6(1):18–23.

8
LAMPIRAN
A. Materi Individu
1. Mika Kuswanti (Penyebab dan Dampak Karies Gigi)
a. Pengertian
Karies adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan
dimasyarakat, dimana yang terkenapenyakit tersebut tidak hanya orang dewasa
tetapi dapat pula terjadi pada anak. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada
jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan aktifitas
jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Permulaan
terjadinya karies ditandai dengan larutnya permukaan email karena asam hasil
metabolisme karbohidrat yang terolah oleh kuman. Namun karena adanya saliva,
plak, dan karang gigi, asam yang terjadi akan dinetralkan kembali (Sundoro E.H.,
2005). Menurut WHO, karies adalah suatu proses patologis yang dimulai pada
bagian luar gigi, terbatas pada suatu tempat, terjadi setelah erupsi gigi dan
menyebabkan penghancuran dari gigi sehingga terbentuk lubang.
Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga
mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah
utama kesehatan gigi dan mulut. Penyakit ini terjadi karena demineralisasi
jaringan permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang
mengandung gula. Karies gigi bersifat kronis dan dalam perkembangannya
membutuhkan waktu yang lama, sehingga sebagian besar penderita mempunyai
potensi mengalami gangguan seumur hidup (Tampubolon, 2005).
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan
karies adalah plak. Insiden karies dapat dikurangi dengan melakukan
penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi, Peningkatan oral hygiene
dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembersih gigi yang dikombinasi
dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi rutin ini dapat
membantu mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang berpotensi menjadi
karies. Sejak erupsi/tumbuh di dalam mulut, gigi sudah mempunyai risiko untuk
terjadinya karies. Berat ringannya karies yang dapat terjadinya pada seseorang
tergantung faktor-faktor yang ada pada manusia dan lingkungan.

9
b. Faktor Penyebab Karies Gigi

Gambar 2. Penyebab Gigi Rusak atau Karies


Karies merupakan suatu penyakit yang multifaktorial yang disebabkan
oleh berbagai faktor yang berhubungan satu sama lain. Banyak faktor yang dapat
menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah :
Faktor Langsung
 Susunan Gigi dalam rahang
Bentuk dan permukaan gigi serta susunan gigi mempengaruhi kerentanan
terhadap karies. diketahui bahwa bagian pit dan fissure pada gigi posterior adalah
bagian yang paling rentan terhadap karies dimana kemungkinan sisa makanan
akan mudah menempel pada daerah tersebut. Gigi geligi berjejal (crowding) dan
saling tumpang tindih (Over lapping) akan mendukung terjadinya karies, karena
daerah tersebut sulit dibersihkan. Pada umumnya susunan gigi molar (gigi
gerahan) sulung rapat, sedangkan gigi insisivus (gigi seri) sulung renggang. Anak
dengan susunan gigi berjejal lebih banyak menderita karies gigi daripada yang
mempunyai gigi yang baik, letak gigi yang tidak beraturan tersebut dapat
menyebabkan karies karena daerah tersebut sangat sulit dibersihkan atau tidak
terjangkau oleh sikat gigi. Email merupakan jaringan terkeras dari seluruh tubuh
manusia (Depkes, 2009).
 Kebersihan Mulut

10
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan
karies adalah plak. Insiden karies dapat dikurangi dengan melakukan
penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi, namun banyak pasien
tidak melakukannya secara efektif. (Houwinks et al.,1993) mengatakan bahwa
segera setelah pembersihan gigi secara mekanis (sikat gigi) ada suatu lapisan
bahan organik yang sesaat setelah terbentuk kemudian ada bakteri yang menempel
pada lapisan tersebut maka lapisan tadi disebut dengan plak. Plak merupakan
salah satu faktor yang berperan di dalam proses karies bila tidak dibersihkan dari
gigi. Oleh karena itu pemeliharaan kebersihan mulut yang tidak benar dapat
menyebabkan penumpukan plak, materia alba dan kalkulus yang pada akhirnya
akan merugikan kesehatan gigi sehingga tindakan pencegahannya didasarkan
kepada pencegahan akumulasi plak (Kidd dan Bechal, 1999).
 Konsumsi makanan kariogenik
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal
daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengkonsumsi makanan. Setiap
kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-
30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja menetralisir
asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan dan
minuman berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan
mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna
sehingga terjadi karies. Makanan tidak ditelan semuanya, sebagian kecil tertinggal
di dalam rongga mulut dan digunakan sebagai substrat oleh bakteri yang ada di
dalam rongga mulut, terutama makanan yang mengandung karbohidrat, sehingga
dapat diurai oleh bakteri menjadi asam (Houwinks et al., 1993).

11
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Burt, B.A. dan Pai S., tahun
2000, bahwa hubungan antara konsumsi gula dan karies di negara-negara
berpendapatan tinggi seperti Amerika Serikat telah lama dipandang sebagai
hubungan linier dimana semakin banyak gula yang dikonsumsi penduduk dan
semakin besar frekuensi yang konsumsi, diduga semakin besar prevalens dan
tingkat keparahan karies.
Gula pasir (Sukrosa) dalam makanan merupakan penyebab utama gigi
berlubang. Jika makanan yang dimakan mengandung gula pasir, pH mulut akan
turun dalam waktu 2,5 menit dan tetap rendah sampai 1 jam. Bila gula pasir
dikonsumsi 3x sehari, artinya pH mulut selama 3 jam akan berada di bawah 5,5
proses demineralisasi selama periode waktu ini sudah cukup untuk mengikis email
(Besford, 1996).
 Kebiasaan Minum susu dalam botol menjelang tidur
Susu mengandung hampir semua unsur gizi yang dibutuhkan manusia,
seperti protein, lemak, gula, mineral dan hampir semua vitamin. Cara pemberian
botol susu perlu diperhatikan sejak awal. Pemberian susu botol untuk membuat
anak tidur tidak dianjurkan, karena cara ini akan sulit sekali dihentikan. Berikan
susu botol pada saat anak terjaga, dalam keadaan dipangku. Kontak yang
berkepanjangan antara permukaan gigi dengan cairan yang mengandung gula akan
menimbulkan pola khas dari gigi berlubang, terutama pada gigi seri depan,
dimana aliran air ludah selama tidur sangat berkurang. Sedapat mungkin setelah
minum susu biasakan anak untuk minum air putih (Maulani, 2005).
 Kebiasaan menyikat gigi
Dahulu menyikat gigi hanya bertujuan untuk membersihkan bagian-bagian
yang kotor dan mudah terlihat saja atau hanya membersihkan gigi saja. Sekarang
menyikat gigi adalah suatu cara untuk membersihkan gigi dan mulut dari plak gigi
dan gusi. Untuk anak usia batita, orang tua mereka sendiri yang melakukan
penyikatan gigi anak, sementara penyikatan gigi untuk anak usia 3,5 tahun bisa
dilakukan didepan cermin, menyikat gigi adalah untuk membersihkan sisa
makanan yang menempel pada gigi, apabila menyikat gigi secara benar maka
akan terhindar dari plak yang ada di permukaan gigi. Hasil penelitian yang
dilakukan Pakpahan tahun 2002 bahwa anak yang menyikat gigi dengan waktu

12
yang tidak sesuai mempunyai risiko 2 kali lebih besar daripada anak yang kat gigi
sesuai dengan anjuran. Menurut Bahar setelah seseorang makan, sisa makanan
karbohidrat akan mengalami fermentasi atau peragian terhadap gula (glukosa)
makanan. Hasilnya berupa senyawa bersifat asam dan lingkungan sekitar gigi
bersuasana asam. Dalam beberapa menit derajat keasaman tadi akan meningkat
atau pH-nya turun. Jika berlanjut, penurunan nilai pH akan sampai pada nilai pH
kritis, yaitu nilai pH yang dapat memicu hilangnya garam kalsium (dekalsifikasi)
pada email gigi sebagai penyebab gigi berlubang. Namun ada bakteri tertentu
yaitu Veillonella alcalescens yang akan merusak kembali senyawa asam tersebut.
Dengan demikian setelah beberapa waktu pH plak akan berangsur naik kembali
mencapai pH normal. Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa pH akan
kembali normal setelah 20-30 menit setelah makan. Dari kenyataan di atas, dapat
dikatakan bahwa masa 20-30 menit setelah makan merupakan saat-saat sangat
rentan untuk terjadinya kerusakan gigi, penyikatan gigi pada saat derajat
keasaman dalam mulut masih pada tingkat kritis akan menambah kerusakan pada
permukaan gigi. Jadi menyikat gigi yang baik adalah yang dilakukan secara
teratur yaitu pagi 30 menit setelah makan pagi dan malam sebelum tidur (Maulani
C., 2005 & Depkes, 2007 )
 Kebiasaan Kontrol ke dokter gigi
Sejalan dengan mulai tumbuhnya gigi anak maka anak sebaiknya
diperkenalkan kepada dokter gigi, bahkan sebelum dia berusia satu tahun.
Kunjungan ini sangat berarti bagi ibu dan anak. Setelah gigi geraham tumbuh
dokter akan melakukan program pencegahan yaitu pemberian fluor. Kunjungan ke
dokter gigi sangat dianjurkan meskipun gigi anak sehat dengan tujuan untuk
konsultasi dan memberikan efek psikologis yang baik pada anak terhadap dokter
gigi sebelum anak-anak memerlukan perawatan gigi, kontrol yang baik tersebut
dapat dilakukan secara rutin (Maulani C., 2005). American Academy of Pediatric
Dentistry (AAPD) merekomendasikan kontrol gigi setidaknya dua kali dalam
setahun.

13
Faktor Tidak Langsung
 Sosial ekonomi
Status sosial-ekonomi (SES) umumnya diukur dengan menggunakan
indikator pendapatan, pendidikan atau pekerjaan, karies gigi dikaitkan dengan
faktor-faktor sosial ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Dumitrache, Sfeatcu
dan Buzea (2008) yang dilakukan di klinik-klinik gigi sekolah di Buchares,
Rumania tahun 2005-2007, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara status sosial ekonomi dengan pengalaman karies. Karies dijumpai lebih
tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah dan sebaliknya. Hal ini dikaitkan
dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada kelompok sosial ekonomi tinggi
dan juga berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sugito, Djoharnas dan Darwita (2008) bahwa 55% dari ibu-ibu
dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah memberikan pemanis susu yang
mengandung gula yang sangat tinggi sebagai pengganti atau pelengkap untuk
ASI.

2. Vianika (Jajanan dan Makanan kariogenik)


a. Makanan Jajanan Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jajan diartikan sebagai
membeli makanan (nasi, kue, dsb.) di warung atau mall, sedangkan jajanan
diartikan sebagai panganan yang dijajakan atau kudapan. Makanan jajanan ini
dapat dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan.
Pada anak, frekuensi makan, waktu makan dan jenis makanan berbeda
dengan orang dewasa. Frekuensi makan pada anak sangat bervariasi dan mereka
sangat suka makan makanan ringan diantara waktu makan, hal inilah yang
menyebabkan penumpukan plak yang banyak karena proses demineralisasi terus
terjadi sebelum tubuh sempat melakukan proses proses remineralisasi. Waktu
makan pada anak juga sangat berpengaruh karena mereka suka mengkonsumsi
glukosa seperti permen, caramel, coklat dan lain–lain di sela–sela waktu makan,
akibatnya sukrosa yang dikonsumsi akan bertumpuk dan bakteri akan
menfermentasi karbohidrat kemudian melekat pada gigi dan mendukung
pembentukan plak (Judarwato, 2009).

14
b. Hubungan Antara Jenis Konsumsi Makanan Jajanan anak terhadap
Kejadian Karies Gigi
Kejadian karies gigi pada anak menunjukkan adanya faktor- faktor
penyebab terjadinya karies gigi. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber
penelitian bahwa setiap hari anak mengkonsumsi jajanan dengan berbagai macam
bentuk seperti permen, kacang manis, roti kering dengan taburan gula, dan
donat(Tarigan : 2005) Kejadian karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi
yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara
mikroorganisme yang ada dalam saliva. Berkembangnya mikroorganisme pada
gigi akan semakin berkembang apabila anak menjelang tidur tidak melakukan
gosok gigi.
Tindakan pencegahan agar anak tidak mengalami karies gigi adalah
memilih jenis jajanan yang tidak banyak mengandung rasa manis tertutama yang
mengandung sakarine. Bahan pemanis seperti sakarida yang dapat menyebabkan
anak menjadi sakit. Tindakan seorang ibu dalam mencegah karies gigi pada anak
dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan tentang kesehatan. Ibu mendapatkan
pengetahuan tentang kesehatan pada saat ibu melakukan kunjungan ke posyandu
pada saat anak berumur 1 hingga 5 tahun. Informasi dari petugas kesehatan
menjadikan bahan pengetahuan, sikap dalam melakukan pemilihan jenis makanan,
dan perilaku dalam melakukan tindakan kesehatan bagi anak agar tidak terkena
karies gigi. Selain itu juga ibu harus dapat memilah makanan jajanan yang baik
untuk anak yaitu dengan memberi anak jananan yang rendah kariogenik. Jenis
jajanan kariogenik rendah adalah susu, buah-buahan, dan produk olahan gandum.
Jenis gula yang ditemukan pada buah-buahan adala fruktosa. Rasanya 1,7 lebih
manis dari sukrosa. Rantai susunan kimia fruktosa mudah dipecah menjadi asam
oleh bakteri dalam plak, sehingga tidak baik untuk gigi jika digunakan sebagai
pemanis tambahan. Akan tetapi, buah-buahan dapat menguntungkan bagi gigi
karena cara mengonsumsi buah- buahan biasanya dalam bentuk potongan yang
cepat ditelan dan bersifat merangsang air liur. Sedangkan jenis makanan
kariogenik rendah lainnya adalah produk gandum, diketahui gandum memiliki
unsur karbohidrat, sedikit glukosa, sedikit protein tapi kaya akan mineral, vitamin,
dan kalsium.

15
Makanan yang di anjurkan di konsumsi untuk gigi karies, diantaranya
adalah :
1. Gandum Utuh

Gandum utuh seperti oatmeal dan cornflakes lebih baik nilai nutrisinya
dibandingkan dengan makanan yang dibuat dari gandum olahan seperti biskuit,
roti, pasta, mie dan produk yang terbuat dari tepung putih lainnya. Makanan dari
Gandum olahan mengandung karbohidrat yang difermentasikan dapat
menimbulkan asam dalam rongga mulut. Asam ini bersifat merusak gigi.

2. Makanan Pelindung

Karies gigi dapat dikurangi dengan memakan makanan pelindung.Semua


makanan yang mengandung fosfor dan kalsium dapat dikategorikan makanan
pelindung, misalnya kacang-kacangan. Makanan itu membentuk lapisan
pelindung pada email gigi dan mengurangi produksi asam yang diproduksi
bakteri.
3. Sayuran dan buah

16
Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak serat sehingga
memerlukan banyak kunyahan supaya nyaman ditelan. Hal ini berpengaruh
terhadap produksi kelenjar ludah yang salah satu manfaatnya untuk melindungi
rongga mulut.
4. Susu dan Produk turunannya.

Susu dan produk turunannya seperti keju dan yoghurt mengandung banyak
kalsium yang merupakan bahan utama pembangun tulang dan gigi. Minum susu
satu atau dua gelas setiap hari sangat baik untuk kekuatan gigi.
5. Daging, Ikan, Unggas dan Telur

17
Daging kaya akan protein, zat besi, fosfor, kalsium dan vitamin D.
Berbagai nutrisi tersebut berkolaborasi untuk membentuk tulang dan gigi yang
kuat dan gusi yang sehat. Selain daging, vegetarian dapat memilih alternatif
seperti lentil, biji-bijian, tahu, kacang-kacangan, dan sayuran pengganti lainnya.
6. Teh hijau

Teh hijau banyak mengandung polifenol, antioksidan senyawa yang


mencegah plak menempel di gigi dan membantu mengurangi kemungkinan untuk
mengembangkan gigi berlubang dan penyakit gusi. Teh juga memiliki potensi
untuk mengurangi bau mulut karena menghambat pertumbuhan bakteri yang
menyebabkan bau. Teh hijau juga mengandung fluoride, yang membantu
melindungi email gigi dari proses pembusukan makanan karena bakteri dan
meningkatkan kesehatan gigi.
7. Air Putih

Air tidak hanya membersihkan mulut, tetapi juga merangsang pembentukan


air liur yang berfungsi melawan bakteri. Air minum membuat gusi terhidrasi dan
membantu membersihkan partikel makanan yang terperangkap di mulut dan
penyebab bau mulut.

18
c. Nuri Fajrina dan Ruly Rahmawati (demo masak)
Bento

Gambar 4. Bento
Bahan :
 1 buah telur rebus
 2 buah sosis siap makan
 2 buah buncis
 Garam
 Merica
 100 gram nasi putih
 1 lembar keju
 1 lembar nori
 1 sdt margarin
 1 buah wortel rebus setengah matang
 1 siung bawang putih, iris tipis.
Cara membuat :
1. Tumis nasi agar lebih sedikit beraasa dengan margarin dan baawang putih.
Bumbui dengan merica dan garam
2. Rebus telur. Setelah matang, belah telur menjadi 2 bagian
3. Rebus wortel hingga ½ matang. Kemudian potong dan bentuk hingga
menjadi sebuah mulut sapi atau berbentuk oval
4. Bentuk sbagian wortel dengan bentuk tanduk yang berukuran kecil

19
5. Gunting nori untuk membentuk bulatan-bulatan keil seperti bercak hitam
pada sapi
6. Bentuk keju membulat dan bentuk menyerupai telinga.
7. Tempelkan setiap bagian. Setelah selesai, gunting nori menyerupai mata
dan hidung agar wajah sapi semakin terlihat.
8. Bentuk nasi yang sudah ditumis tadi dengan bentuk apapun yang anak-
anak suka.
9. Sajikan bentoo dalam kotak makan untuk bekal anak-anak. Alasi kotak
makan dengan daun selada. Percantik bento dengan tambahan beberapa
tomat ceri.
10. Bento siap disajikan.
Alat yang di gunakan :
1. Cutting board 1
2. Gunting 1
3. Sendok 1
4. Tempat makan 1
5. Wajan 1
6. Sutil 1
7. Kompor 1
8. Piring 1

20
B. Desain Banner

21
C. Dokumentasi

Proses Pemberian Materi

Proses Pemberian Materi

Suasana dalam ruangan penyuluhan

Suasana dalam ruangan penyuluhan

22
Suasana demonstrasi Bento

Suasana demonstrasi Bento

Suasana demonstrasi Bento

Kegiatan sikat gigi bersama

23
Foto bersama

24

Anda mungkin juga menyukai