Daftar Isi 1
BAB I Pendahuluan 2
BAB IV Pembahasan 11
BAB V Penutup 12
Daftar Pustaka 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru
yang berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas.
Beberapa literatur menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa
literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu diketahui
bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal
yang berisi cairan.Karena secara definisi tumor adalah jaringan, oleh
karena itu beberapa literatur membedakan antara kista dengan tumor
ovarium.1,4
2.2. Klasifikasi
a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau
beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm.1,3
Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor
yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter
tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel
dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3
b. Kista korpus lutein
3
c. Kista teka lutein
e. Kista endometrium
Neoplastik jinak
1. Kistik:
a. Kistoma ovari simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.1,3
4
Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal
dari teratoma dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain.1,3
d. Kista endometroid
e. Kista dermoid
2. Solid:
- Fibroma
- Leiomioma
- FibroadenomaPapiloma
- Angioma
- Tumor brenner
2.3. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri.
Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4
5
2.4. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.
Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.1,2
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4
6
2.6. Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
fisik. Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui
pemeriksaan fisik.Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang
untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan
adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Beta-HCG
Pemeriksaan Darah Lengkap
Urinalisis
Pemeriksaan Tumor Marker
2.7. Penatalaksanaan
2.8. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
7
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. M
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Ujung Padang
Status Pernikahan : Menikah
MRS : 7 Desember 2017
No Rekam Medik : 153029
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh ada benjolan di perut bagian bawah sejak 8 bulan yang lalu.
Benjolan awalnya kecil, tetapi lama kelamaan makin membesar. Kadang-
kadang pasien merasakan nyeri pada perutnya, tetapi hal tersebut tidak
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Keluar darah dari kemaluan
disangkal pasien namun pasien mengaku menstruasinya lebih banyak dari
biasanya sejak timbul benjolan di perut. Keluhan sesak disangkal. Mual dan
muntah tidak dirasakan. Gangguan makan juga di sangkal pasien. Pasien juga
menyangkal riwayat demam maupun penurunan berat badan. Gangguan BAK
dan BAB tidak dirasakan.
Riwayat pengobatan
Pasien pernah memeriksakan dirinya ke spOG 2 tahun yang lalu karena tidak
memiliki anak kemudian dilakukan USG dengan hasil normal dan diberikan
obat-obatan namun pasien lupa jenis dan nama obat tersebut. Saat benjolan
muncul dan disertai nyeri, pasien pernah 2 kali berobat ke dokter spesialis
penyakit dalam dan dirujuk ke spOG.
8
Riwayat menstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Siklus menstruasi : teratur, 1 bulan sekali.
- Banyaknya : 5 kali ganti pembalut sehari, sebelum muncul keluhan pasien
mengaku 2 kali ganti pembalut.
- Lamanya : 7 hari
- Nyeri saat menstruasi : (-)
- Pernah Keluar darah diluar siklus haid : (-).
Riwayat Kontrasepsi :
- Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
Riwayat Perkawinan
- Pasien telah menikah selama ± 16 tahun, dan ini merupakan pernikahan
pertamanya.
Riwayat Obstetri :
- Pasien mengaku tidak pernah hamil.
STATUS GENERALIS
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6
c. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Frekuensi nadi : 90 x/menit
- Frekuensi napas : 20 x/menit
- Suhu : 36,7oC
d. Kepala/leher : konjungtiva anemis -/-; ikterik -/-
e. Thorax
- Inspeksi: retraksi (-)
- Palpasi: pergerakan dinding dada simetris
- Perkusi: sonor +/+, batas jantung dbn
- Auskultasi: C S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-); P
vesikuler +/+ wheezing -/-, rhonki -/-.
f. Abdomen: soefl, massa (+) regio hipogastric, konsistensi kenyal, batas
tegas, mobile, nyeri tekan massa (+), Bising usus (+), nyeri tekan (-),
H/L/R tidak teraba
g. Ekstremitas: hangat (+/+)/(+/+) ; edema (-/-)/(-/-)
III. STATUS GINEKOLOGI
1. Abdomen :
- Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
terlihat massa menonjol di regio kiri bawah.
- Auskultasi : bising usus (+) normal
9
- Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, diatas tumor pekak
- Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes (-).
Teraba massa 12x8 cm di regio hipogastric hingga iliaka sinistra,
permukaan licin, dapat digerakkan, nyeri tekan (+), konsistensi kenyal.
2. Genital Eksterna :
Inspeksi : perdarahan pervaginam (-), tanda peradangan (-)
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Dinding vagina normal, massa (-). Portio licin, Ø (-), nyeri goyang (-).
Adneksa Parametrium kiri teraba massa, padat, tidak dapat digerakkan,
nyeri (-). Adneksa Parametrium kiri Cavum Douglas dbn. Corpus Uteri
antefleksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Hb :11,3 g/dL
3. HCT : 33,5 %
4. RBC : 3,84
5. WBC : 8,74 /mm3
6. PLT : 378 /mm3
7. HBsAg : -
DIAGNOSIS KERJA
Kista Ovarium
PENATALAKSANAAN
Observasi KU, Vital Sign dan Perdarahan
Cek laboratorium : DL, HbSAg, SGOT, SGPT dan gula darah.
Konsultasi ke bagian Obgyn.
USG Abdomen
10
BAB IV
PEMBAHASAN.
Pada pasien ini, dari anamnesis hanya diperoleh benjolan pada perut sejak
8 bulan yg lalu. Terdapat gejala nyeri perut tetapi tidak mengganggu aktivitas
pasien. Pendekatan diagnosis untuk massa intraabdomen harus melibatkan lebih
dari satu sistem tubuh yaitu sistema urogenitalia dan sistema digestivus. Secara
umum, gejala subjektif tidak begitu menonjol dan tidak khas, sehingga massa
intraabdomen tersebut harus mempertimbangkan sistem-sistem yang mungkin
menjadi asal tumor tersebut.
Pada kasus ini gejala dan tanda yang dialami pasien adalah adanya
benjolan di daerah perut bagian bawah yang semakin lama semakin membesar.
Pasien merasakan perut semakin berat dan keras karena semakin membesarnya
kista. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah dan menstruasi yang lebih
banyak dari sebelumnya. Pada kista yang sudah membesar dan sampai menekan
diafragma, biasanya pasien juga mengeluh sesak terutama saat sedang duduk,
namun hal ini tidak terjadi pada pasien di kasus ini.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat dibuat beberapa
diferensial diagnosis yaitu tumor-tumor abdomen yang termasuk system
digestivus maupun system urinarius. Tumor yang biasanya terletak di bagian
bawah rongga perut seperti mioma subserosum dan mioma intraligamenter, serta
tumor-tumor bukan dari ovarium yang tertelak di daerah pelvis antara lain ginjal
ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon sigmoideum. Namun pemeriksaan
ini belum dapat menegakkan diagnosis pasti tumor ovarium, karena harus
menyingirkan diferensial diagnosis dari kista ovarium sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang.
11
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kista ovarium merupakan suatu bentuk tumor pada ovarium yang memiliki
berbagai jenis, baik dari jenis neoplastik maupun non neoplastik.Kista tersebut
dapat tumbuh pada masa apapun dalam kehidupan wanita, termasuk pada masa
post menopause.
Penatalaksanaan pasien dengan kista ovarii pada masa post menopause ini
sudah tepat, yakni dengan tindakan operatif dikarenakan massa tumor yang besar
dan keberadaaan tumor yang sudah menimbulkan gejala pada pasien.
Temuan kista pada pasien ini dimana pasien dalam masa post menopause,
harus dipikirkan kemungkinan adanya keganasan sehingga jaringan kista pada
temuan intraoperatif sebaiknya di periksa jaringannya melalui pemeriksaan
histopatologi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13