Anda di halaman 1dari 12

gulawentah: Jurnal Studi Sosial ISSN : 2528-6293

Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12


Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS


TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SMP NEGERI 1 NGRAYUN
PONOROGO
Anugerah Eko Pratomo
SMP Negeri 1 Ngrayun
Email: anugerah.pratomo@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa
SMPN 1 Ngrayun melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas
VIII A SMP Negeri 1 Kecamatan Ngrayun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
tes, wawancara, dan observasi. Teknik keabsahan data dengan teknik triangulasi metode. Teknis
analisis dilakukan kualitatif interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model
pembelajaran NHT dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII
A SMP Negeri 1 Kecamatan Ngrayun. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat diketahui dari
hasil angket motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan, pada siklus I mencapai 50%,
siklus II meningkat menjadi 69,23%, dan siklus III meningkat menjadi 84,62%. Sementara
prestasi belajar siswa pada kondisi awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 68,27 dengan
ketuntasan klasikal 53,85%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan nilai
rata-rata menjadi 73,85 dengan ketuntasan klasikal sebesar 65,38%, siklus II meningkat dengan
nilai rata-rata 74,23 dengan ketuntasan klasikal sebesar 69,23%, dan pada siklus III mengalami
peningkatan kembali, dengan nilai rata-rata mencapai sebesar 80,38 dengan ketuntasan klasikal
mencapai 88,46%.
Kata kunci : IPS, motivasi belajar, NHT, prestasi belajar

The Application of Numbered Heads Together Model to Improve Students’ Motivation and
Learning Achievement on Social Science at SMP Negeri 1 NgrayunPonorogo

Abstract
The study aims to improve Students’ Motivation and Learning Achievement on Social
Science at SMPN 1 Ngrayun Ponorogo through applying Numbered Heads Together (NHT). It
used classroom action research. The subject of the research was students of class VIII A, SMPN
1 Ngrayun district. Data were collected by using test, interview, and observation. The data were
verified through method triangulation. The data, then, analyzed by using interactive qualitative.
The results show that the application of Numbered Head Together (NHT) on Social Science can
improve students’ learning achievement of students of class VIII A, SMPN 1 Ngrayun. Meanwhile,
the improvement of the students’ motivation can be seen from questionnaire of students’
motivation after applying NHT. In the cycle 1, the students’ motivation reaches at 50 %, it
increasesat 69.23 % in the cycle 2 and in the cycle 3, it increases higher at 84.62 %. The students’
prior learning achievement is at the average score of 68.27 with classical achievement at 53.85
%. After applying NHT, the students’ learning achievement score increases at 73.85 with the
classical achievement of 65.38 % in the cycle 1. It increases more at average score of 74.23 with
the classical achievement of 69.23% in the cycle 2. It, then, reaches higher at average score of
80.38 with the classical achievement of 88.46% in the cycle 3.
Keywords: learning motivation, learning achievement, NHT, social science

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)… 1 |


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah
Pendahuluan disampaikan diatas diakibatkan oleh
Pembelajaran IPS bertujuan banyak faktor, baik faktor internal
membentuk warga negara yang maupun faktor eksternal. Misalnya
berkemampuan sosial dan yakin akan terkait dengan penyajian materi
kehidupannya sendiri di tengah-tengah pelajaran yang kurang menarik sehingga
kekuatan fisik dan sosial, yang pada cenderung membosankan, kurangnya
gilirannya akan menjadi warga negara sarana prasarana yang mendukung, dan
yang baik dan bertanggung jawab metode pembelajaran yang kurang
(Gunawan, 2013:48-49). Namun sesuai dengan substansi materi. Selain
demikian dalam kenyataannya IPS hal tersebut, rendahnya kualitas
belum dapat berfungsi secara optimal pembelajaran IPS Sejarah menurut
sebagaimana seharusnya. Hal ini penelitian Akhmad Arif Musadad dan
menegaskan bahwa hingga saat ini Wasino antara lain sebagai berikut: (1)
penyelenggaraan pembelajaran IPS di guru kurang mampu melaksanakan
tingkat sekolah masih bermasalah. prosedur pembelajaran dengan benar; (2)
Selama ini pembelajaran IPS terutama di penyampaian materi didominasi oleh
sekolah kurang diminati oleh siswa. metode ceramah; (3) guru hanya
Pelajaran IPS dianggap sebagai menjelaskan materi yang persis sama
pelajaran yang membosankan karena seperti yang tertulis di buku teks, tanpa
seolah-olah cenderung hafalan. ada upaya improvisasi atau
Kebanyakan siswa menganggap bahwa pengembangan yang dapat
IPS tidak membawa manfaat jika membangkitkan minat dan motivasi
dibandingkan ilmu alam ataupun siswa; (4) guru juga tidak mencoba
matematika misalnya. Oleh karena itu, menanamkan nilai-nilai, sikap, dan
pelajaran IPS hanya dianggap sebagai keterampilan sosial yang relevan, yang
pelengkap, sehingga tidak bermanfaat dalam kehidupan siswa
mengherankan jika prestasi belajar IPS sebagai warga masyarakat dan warga
siswa juga cenderung kurang negara; (5) aktivitas belajar siswa
memuaskan. Keadaan seperti tersebut rendah, hal ini tercermin dari siswa pasif
juga terjadi pada siswa kelas VIII A SMP dalam mengikuti pelajaran, tidak ada
Negeri 1 Ngrayun Kabupaten Ponorogo. yang bertanya, bahkan kalau ditanya
Berdasarkan hasil ulangan harian kelas tidak ada yang menjawab, kalau ditunjuk
VIII A pemahaman terhadap pelajaran baru menjawab, dengan jawaban yang
IPS masih tergolong rendah. Hal ini sekenanya; dan (6) situasi pembelajaran
dapat dilihat dari beberapa nilai ulangan kurang kondusif. (Musadad dan Wasino,
harian yang telah dilaksanakan pada 2012:230).
semester ganjil tahun pelajaran Selain prestasi belajar rendah,
2013/2014 sebesar 69, sedangkan berdasarkan pengamatan yang peneliti
kriteria ketuntasan minimal (KKM) lakukan terhadap siswa kelas VIII A
ditentukan 75. SMP Negeri 1 Ngrayun Kabupaten
Rendahnya prestasi belajar siswa Ponorogo pada saat mengikuti kegiatan
dalam pembelajaran IPS sebagaimana pembelajaran IPS, motivasi belajar siswa

2 | Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) …


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

juga rendah, hal ini tercermin pada saat yang terdiri dari siswa-siswa yang
kegiatan pembelajaran berlangsung dituntut untuk bekerjasama dan saling
banyak siswa yang berbicara sendiri meningkatkan pembelajarannya dan
dengan temannya, sebagian siswa pembelajaran siswa-siswa lain ( Huda,
mengantuk saat mengikuti kegiatan 2011:31).
pembelajaran, dan tidak memperhatikan Dalam review-nya terhadap 26
penjelasan yang diberikan guru. penelitian yang dilaksanakan dari 1971
Dari hal tersebut di atas dapat sampai 1984, misalnya Johnson dan
disimpulan bahwa keadaan Johnson (dalam Huda, 2011:14)
pembelajaran IPS belum baik. Untuk menegaskan bahwa pembelajaran
memecahkan masalah pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi
yang demikian, dari hasil diskusi dengan belajar dan interaksi sosial antar siswa.
mitra kolaborator perlu dilakukan upaya Demikian juga Slavin (dalam Miftahul
berupa pengembangan pembelajaran. Huda, 2011:15) dalam review-nya
Pengembangan pembelajaran yang terhadap 60 penelitian yang
diperlukan saat ini adalah pembelajaran mengobservasi pembelajaran kooperatif
yang kreatif dan inovatif yang di SD dan SMP antara tahun 1972
melibatkan peran siswa secara aktif sampai 1987, menemukan bahwa
dalam kegiatan pembelajaran. Dewasa pembelajaran kooperatif dapat menjadi
ini kajian dan pembaharuan teknologi metode efektif untuk meningkatkan
pendidikan mengutamakan pola berpusat prestasi siswa.
pada kepentingan subjek belajar atau Stahl (dalam Isjoni, 2011:12)
student centered. (Purwanto, 1994:34). menyatakan bahwa cooperative learning
Untuk itu perlu diupayakan suatu model (pembelajaran kooperatif) dapat
pembelajaran kooperatif tipe Numbered meningkatkan belajar siswa lebih baik
Heads Together (NHT) yang diharapkan dan meningkatkan sikap tolong
dapat meningkatkan motivasi dan menolong dalam perilaku sosial. Juliati
prestasi belajar siswa IPS dan sekaligus (dalam Isjoni, 2011:12) mengemukakan
juga memberikan iklim yang kondusif bahwa pembelajaran kooperatif lebih
dalam perkembangan daya nalar siswa. tepat digunakan pada pembelajaran IPS.
Menurut Johnson dan Johnson Penelitian yang dilakukan Webb (dalam
(dalam Huda, 2011:31) pembelajaran Solihatin 2011:13) menemukan bahwa
kooperatif berarti working together to dalam pembelajaran dengan
accomplish shared goals (bekerjasama menggunakan model cooperative
untuk mencapai tujuan bersama). Dalam learning, sikap, dan perilaku siswa
suasana kooperatif, setiap anggota sama- berkembang ke arah suasana
sama berusaha mencapai hasil yang demokratisasi dalam kelas. Di samping
nantinya bisa dirasakan oleh semua itu, penggunaan kelompok kecil siswa
anggota kelompok. Dalam konteks mendorong siswa lebih bergairah dan
pengajaran, pembelajaran kooperatif termotivasi dalam mempelajari IPS.
sering kali didefinisikan sebagai Belajar dengan model kooperatif dapat
pembentukan kelompok-kelompok kecil diterapkan untuk memotivasi siswa

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together … 3 |


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah
berani mengemukakan pendapatnya, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten
menghargai pendapat teman, dan saling Ponorogo Semester Genap Tahun
memberikan pendapat (sharing ideas). Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini ingin
Selain itu dalam belajar biasanya siswa meningkatkan motivasi dan prestasi
dihadapkan pada latihan soal-soal atau belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
pemecahan masalah. Oleh sebab itu Ngrayun. Sejalan dengan masalah dan
cooperative learning sangat baik untuk tujuan yang ada, penelitian ini
dilaksanakan karena siswa dapat dilaksanakan dengan menerapkan
bekerjasama dan saling tolong menolong penelitian tindakan kelas atau Classroom
mengatasi tugas yang dihadapinya. Action Research yang meliputi empat
Dalam cooperative learning, siswa tahap yaitu perencanaan tindakan,
terlibat aktif pada proses pembelajaran pelaksanaan tindakan, observasi dan
sehingga memberikan dampak positif refleksi.
terhadap kualitas interaksi dan Teknik pengumpulan data yang
komunikasi yang berkualitas, dapat digunakan dalam penelitian ini adalah
memotivasi siswa untuk meningkatkan wawancara, tes, observasi dan angket.
prestasi belajarnya (Isjoni, 2011:13). Untuk menjamin kepercayaan data yang
Bertolak dari uraian di atas maka diperoleh melalui penelitian maka perlu
peneliti akan melakukan penelitian dilakukan validitas data.
tindakan kelas dengan mengambil judul Triangulasi yang digunakan dalam
“Penerapan Model Pembelajaran penelitian ini adalah adalah triangulasi
Kooperatif Tipe Numbered Heads metode dilakukan dengan cara
Together (NHT) untuk Meningkatkan membandingkan informasi atau data.
Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Siswa Teknik analisis data dalam
Kelas VIII A SMP Negeri 1 Ngrayun penelitian ini menggunakan teknik
Tahun Pelajaran 2013/2014”. Peneliti deskriptif yang dilakukan dengan tiga
akan menerapkan tipe NHT dengan cara, yaitu: pengumpulan data, reduksi
pertimbangan karena menurut Anita Lie data, penyajian data dan penarikan
(2010:59) pada tipe ini mempunyai kesimpulan.
keunggulan dapat mengoptimalkan
partisipasi siswa. Dalam pelaksanaannya Hasil dan Pembahasan
pembelajaran kooperatif tipe NHT Hasil observasi awal menunjukkan
memberikan kesempatan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran IPS di
untuk saling membagikan ide-ide dan kelas VIII A SMP Negeri 1 Ngrayun
mempertimbangkan jawaban yang yang dilakukan oleh guru masih
paling tepat. Selain itu teknik ini juga konvensional dan monoton. Dalam
mendorong siswa untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran IPS guru
semangat kerjasama mereka. cenderung menggunkan metode
ceramah, sehingga kegiatan
Metode Penelitian pembelajaran masih didominasi guru
Penelitian ini dilakukan di SMP dan kurang memberikan peran aktif
Negeri 1 Ngrayun yang berada di siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal

4 | Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) …


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

demikian membuat siswa cepat bosan tipe pembelajaran kooperatif yang


dan kurang tertarik dalam mengikuti menekankan pada struktur khusus yang
kegiatan pembelajaran sehingga dirancang untuk mempengaruhi pola
menyebabkan siswa kurang termotivasi interaksi siswa dan memiliki tujuan
dalam belajar yang akhirnya untuk meningkatkan penguasaan
menyebabkan rendahnya prestasi belajar akademik. (Ibrahim, 2000:28).
siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat Struktur yang dikembangkan oleh
dikatakan bahwa guru kurang tepat Kagan ini menghendaki siswa belajar
dalam memilih metode pembelajaran. saling membantu dalam kelompok kecil
Pemilihan model pembelajaran dan lebih dicirikan oleh penghargaan
hendaknya disesuaikan dengan kondisi kooperatif daripada penghargaan
dan situasi kelas serta tujuan yang ingin individual. Ada struktur yang memiliki
dicapai. Sulit untuk menentukan model tujuan umum untuk meningkatkan
pembelajaran yang mampu memecahkan penguasaan isi akademik dan ada pula
semua masalah dalam pembelajaran, struktur yang tujuannnya untuk
tetapi model pembelajaran dapat mengajarkan keterampilan sosial
membantu siswa dalam mempelajari (Ibrahim, 2000:25). Keterampilan yang
materi dan makna dari materi yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
diajarkan. Agar siswa lebih produktif bertanya, menghargai pendapat orang
dalam belajar, maka hendaknya guru lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok dan
untuk tumbuh dan berkembang sesuai sebagainya.
dengan kreativitas mereka sendiri Dalam penggunaan model
sehingga pemilihan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Numbered
juga harus mengikuti kebutuhan siswa. Heads Together (NHT) ini, secara garis
Penggunaan model pembelajaran besar tindakan yang akan diterapkan
yang tepat mampu memberikan peran adalah sebagai berikut:
aktif siswa sehingga nantinya a. Pendahuluan
diharapkan dapat meningkatkan Pada kegiatan pendahuluan ini, (1)
motivasi belajar siswa. Demikian pula guru membagi siswa menjadi beberapa
dengan adanya kerjasama dalam kelompok atau tim yang beranggotakan
pembelajaran baik kerjasama antar siswa 4-5 orang dan memberi mereka nomor,
maupun antara guru dan siswa sehingga tiap siswa dalam kelompok
diharapkan dapat membantu siswa untuk tersebut memiliki nomor yang berbeda,
lebih memahami materi yang diberikan (2) menginformasikan materi yang akan
sehingga memperoleh skor di atas KKM. dibahas atau mengaitkan materi yang
Salah satu model pembelajaran dibahas dengan materi yang lalu, (3)
yang dapat digunakan adalah model mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered pembelajaran dan menjelaskan apa yang
Heads Together (NHT). Pembelajaran akan dilaksanakan, (4) memotivasi siswa
kooperatif tipe Numbered Heads agar timbul rasa ingin tahu siswa tentang
Together (NHT) merupakan salah satu materi yang akan dipelajari.

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together … 5 |


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah
b. Kegiatan Inti kelompok yang menjawab betul, (4) guru
Pada kegiatan inti ini meliputi; (1) dalam membuat rangkuman masih
guru menjelaskan materi secara tampak tergesa-gesa sehingga siswa
sederhana, (2) guru mengajukan suatu tidak sempat mencatat semua hal-hal
pertanyaan kepada siswa, (3) siswa yang dibutuhkan, (5) sebagian siswa
memikirkan pertanyaan yang diajukan belum dapat bekerjasama dengan baik
oleh guru, (4) siswa berpikir bersama dalam kelompoknya. Ada siswa yang
untuk menggambarkan dan meyakinkan hanya diam dan masa bodoh sehingga
bahwa tiap anggota kelompok cenderung menggantungkan diri pada
mengetahui jawaban tersebut, (5) guru anggota kelompok yang pintar, (6) masih
menyebutkan (memanggil) suatu nomor kurangnya rasa ingin tahu siswa, hal ini
dari salah satu kelompok secara acak, (6) terlihat dari masih sedikitnya siswa yang
siswa dari tiap kelompok dengan nomor bertanya, (7) siswa belum berani
yang sama mengangkat tangan, (7) siswa menyampaikan pendapatnya dalam
menyiapkan jawaban untuk seluruh menanggapi pendapat dari kelompok
kelas, ditanggapi oleh kelompok lain, (8) lain. Berdasarkan hal tersebut diatas
jika jawaban dari hasil diskusi kelas diketahui bahwa pembelajaran pada
sudah dianggap betul siswa diberi siklus I belum berhasil sehingga perlu
kesempatan untuk mencatat dan apabila dilakukan tindakan ke siklus berikutnya
jawaban masih salah, guru akan yaitu siklus II dengan beberapa
mengarahkan, (9) guru memberikan perbaikan.
pujian kepada siswa atau kelompok yang Berdasarkan hasil observasi
menjawab betul. peneliti pada siklus II diperoleh hasil
c. Penutup sebagai berikut: (1) kegiatan
Pada tahap penutup ini meliputi; pendahuluan dapat dilakukan guru
(1) guru membimbing siswa dengan baik, guru dalam memberikan
menyimpulkan materi, (2) siswa motivasi kepada siswa supaya tertarik
diberikan tugas untuk diselesaikan mengikuti pembelajaran sudah lebih
dirumah dan mengerjakan kuis. baik dibanding pada pertemuan
Berdasarkan hasil observasi pada sebelumnya. Dalam kegiatan
siklus I, hasil yang diperoleh adalah pendahuluan guru sudah mampu
sebagai berikut: (1) dalam kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran
pendahuluan guru belum dengan jelas dan mampu
menghubungkan pelajaran yang menghubungkan pelajaran yang akan
sekarang dengan pelajaran yang dipelajari dengan pelajaran yang
terdahulu, (2) guru dalam mengatur terdahulu, (2) pengaturan kelompok
siswa dalam kelompok-kelompok dapat dilakukan dengan baik sehingga
belajar belum optimal, hal ini terlihat tidak terjadi kegaduhan. Namun guru
bahwa situasi kelas masih gaduh dalam belum mampu sepenuhnya memberikan
pembentukan kelompok, (3) guru belum bimbingan kepada kelompok untuk
memberikan pengakuan atau bekerjasama dengan baik, hal ini terlihat
penghargaan terhadap siswa atau adanya dua kelompok yakni kelompok 1

6 | Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) …


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

dan kelompok 4 yang belum mampu alokasi waktu yang ditentukan, (2) siswa
bekerjasama dengan baik, (3) guru sudah dapat bekerjasama dengan baik
memberikan penghargaan terhadap dalam kelompoknya. Selain itu siswa
siswa yang menjawab pertanyaan guru juga terlihat lebih aktif dalam
dengan benar sehingga siswa terlihat mengemukakan pendapatnya, (3) hasil
lebih bersemangat dan termotivasi, (4) angket motivasi belajar siswa
guru sudah mampu membuat rangkuman menunjukkan secara klasikal mencapai
dengan baik sehingga siswa dapat 84,62%, dan telah melampaui target
mencatat semua hal-hal yang yang ditentukan. (4) prestasi belajar
dibutuhkan, (5) masih ada siswa yang siswa telah melampaui target yang
belum dapat bekerjasama dengan baik ditentukan, dengan nilai rata-rata
dalam kelompoknya. Hal ini terjadi pada mencapai sebesar 80,38 dan ketuntasan
kelompok 1 dan kelompok 4. klasikal mencapai 88,46%. Berdasarkan
Berdasarkan hal tersebut diatas diketahui hasil analisis observasi siklus III ini,
bahwa pembelajaran pada siklus I sudah maka diputuskan untuk berhenti pada
lebih baik dibanding siklus I, namun siklus III atau tidak melanjutkan lagi ke
masih perlu dilakukan tindakan ke siklus siklus berikutnya.
berikutnya yaitu siklus III dengan Berdasarkan hasil dalam
beberapa perbaikan. penelitian ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil observasi penerapan model pembelajaran
peneliti pada siklus II diperoleh hasil kooperatif tipe Numbered Heads
sebagai berikut: (1) pada siklus III ini, Together (NHT) dalam pembelajaran
guru sudah lebih optimal dalam IPS menjadikan siswa merasa senang
menerapkan model pembelajaran dan tertarik dalam mengikuti kegiatan
kooperatif tipe Numbered Heads pembelajaran serta mampu berbagi
Together (NHT) dibanding dengan tugas, aktif bertanya, menghargai
siklus II, hal ini dapat terlihat dari: guru pendapat orang lain, mau menjelaskan
dapat melaksanakan kegiatan ide atau pendapat, dan bekerjasama
pembelajaran dengan baik, guru dapat dalam kelompok.
menyampaikan materi pembelajaran Berdasarkan pelaksanaan tindakan
dengan jelas dan baik sehingga siswa siklus I, II dan III menunjukkan bahwa
terlihat sangat antusias mengikuti motivasi belajar siswa meningkat tiap
pembelajaran, guru juga dapat siklusnya setelah adanya penerapan
memberikan bimbingan kepada model pembelajaran kooperatif tipe
kelompok untuk bekerjasama dengan Numbered Heads Together (NHT)
baik, selain itu guru juga memberikan dalam pembelajaran IPS.
penghargaan terhadap siswa yang Pengukuran terhadap motivasi
menjawab pertanyaan guru dengan benar belajar siswa setelah diterapkannya
sehingga siswa terlihat lebih model pembelajaran kooperatif tipe
bersemangat dan termotivasi, serta guru Numbered Heads Together (NHT), pada
mampu menutup kegiatan pembelajaran siklus I skor rata-ratanya sebesar 126
dengan baik dan tepat sesuai dengan atau 78,73%, dengan rincian siswa yang

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together … 7 |


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah
memperoleh skor ≥ 80% sebanyak 13 siklus II yang mencapai ≥ 80% hanya
orang siswa atau mencapai 50%, sebesar 69,23%, skor tersebut belum
sedangkan yang memperoleh skor mencapai target yang ditentukan yakni
dibawah 80% sebanyak 13 orang siswa 80%.
atau mencapai 50%. Secara klasikal Motivasi belajar siswa pada siklus
motivasi belajar siswa pada siklus I yang III kembali mengalami peningkatan,
mencapai ≥ 80% hanya sebesar 50%. dengan skor rata-rata mencapai sebesar
Motivasi belajar siswa pada siklus 131,50 atau 82,19%. Hal ini
II meningkat dengan skor rata-rata menunjukkan peningkatan dibanding
sebesar 128,65 atau 80,41%. Hal ini pada siklus II yang hanya mencapai
menunjukkan peningkatan dibanding 128,65 atau 80,41%. Pada siklus III
pada siklus I yang hanya mencapai 126 siswa yang memperoleh skor ≥ 80%
atau 78,73%. Pada siklus II ini, siswa sebanyak 22 orang siswa atau mencapai
yang memperoleh skor ≥ 80% sebanyak 84,62%, sedangkan yang memperoleh
18 orang siswa atau mencapai 69,23%, skor dibawah 80% sebanyak 4 orang
sedangkan yang memperoleh skor siswa atau mencapai 15,38%. Dengan
dibawah 80% sebanyak 8 orang siswa demikian secara klasikal motivasi siswa
atau mencapai 30,77%. Meskipun yang mencapai ≥ 80% mencapai
mengalami peningkatan, tetapi secara 84,62%, dan telah melampaui target
klasikal motivasi belajar siswa pada yang ditentukan.

140

120

100
Skor Rata-rata
80

60 Jumlah Siswa yang Mencapai ≥ 80%

40 Ketuntasan Klasikal

20

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 1. Grafik perbandingan motivasi belajar siswa pada siklus I, II dan III
Menurut Hamalik (2013:119-120) kerjasama dan adanya penghargaan
salah satu upaya yang dapat dilakukan terhadap siswa sehingga menjadikan
guru untuk meningkatkan motivasi kondisi pembelajaran yang
belajar siswa antara lain dengan menyenangkan. Menurut Kagan, model
pemberian insentif, yaitu melalui: (1) pembelajaran kooperatif tipe Numbered
umpan balik hasil-hasil tes, (2) Heads Together (NHT) menghendaki
pemberian hadiah dan dorongan secara siswa belajar saling membantu dalam
lisan dan tertulis, (3) pemberian kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, penghargaan kooperatif daripada
(4) persaingan dan kerjasama. Oleh penghargaan individual (Ibrahim,
karena itu perlu adanya model 2000:25). Upaya peningkatan motivasi
pembelajaran yang menekankan belajar siswa melalui pemberian insentif

8 | Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) …


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

terlaksana melalui penerapan model pembelajaran IPS dapat meningkatkan


pembelajaran kooperatif tipe Numbered prestasi belajar siswa kelas VIII A SMP
Heads Together (NHT), sehingga hal Negeri 1 Ngrayun.
tersebut dapat meningkatkan motivasi Prestasi belajar siswa pada kondisi
belajar siswa pada tiap siklusnya. awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Terkait dengan hal tersebut, hasil dari keseluruhan siswa kelas VIII A yang
pelaksanaan tindakan pada siklus I berjumlah 26 siswa adalah sebesar 68,27
menunjukkan ketuntasan secara klasikal dengan ketuntasan klasikal sebesar
angket motivasi belajar mencapai 53,85%. Setelah dilakukan tindakan
sebesar 50%, kemudian pada siklus II pada siklus I, nilai siswa mengalami
meningkat menjadi sebesar 69,23%, peningkatan dengan nilai rata-rata
tetapi belum mencapai target yang sebesar 73,85 dengan ketuntasan klasikal
ditentukan yakni 80%. Motivasi belajar sebesar 65,38%. Meskipun mengalami
siswa pada siklus III kembali mengalami peningkatan prestasi belajar dari kondisi
peningkatan, secara klasikal motivasi awal ke siklus I, akan tetapi hasil tersebut
belajar siswa mencapai 84,62%, skor belum mencapai ketuntasan klasikal
tersebut telah melampaui target yang yang ditentukan sebesar 85%.
ditentukan. Meningkatnya motivasi Prestasi belajar siswa pada siklus II
belajar siswa dikarenakan siswa sudah meningkat dengan nilai rata-rata
terbiasa dengan model pembelajaran mencapai sebesar 74,23 dengan
kooperatif tipe Numbered Heads ketuntasan klasikal sebesar 69,23%.
Together (NHT) dalam pembelajaran Meskipun pada siklus II prestasi belajar
IPS, selain itu siswa dapat saling siswa kembali menunjukkan
bekerjasama dan adanya penghargaan peningkatan, namun demikian secara
sehingga menjadikan siswa lebih klasikal masih belum tuntas belajar.
termotivasi dalam kegiatan Prestasi belajar siswa pada siklus
pembelajaran. III mengalami peningkatan kembali,
Berdasarkan tindakan yang dengan nilai rata-rata mencapai sebesar
dilakukan pada siklus I, II dan III 80,38 dengan ketuntasan klasikal
menunjukkan bahwa penerapan model mencapai 88,46%. Berdasarkan prestasi
pembelajaran kooperatif tipe Numbered belajar siklus III secara klasikal siswa
Heads Together (NHT) dalam kelas VIII A telah tuntas belajar.

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together … 9 |


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

90
80
70
60
Nilai Rata-rata
50
40
30 Ketuntasan Klasikal
20
10
0 Jumlah Siswa yang Mencapai ≥ 75
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 2. Grafik perbandingan prestasi belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, II dan
III
Ibrahim (2000:28) menyatakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered
bahwa pembelajaran kooperatif tipe Heads Together (NHT) dapat
Numbered Heads Together (NHT) meningkatkan prestasi belajar dan
merupakan salah satu tipe pembelajaran motivasi siswa.
kooperatif yang menekankan pada Berdasarkan uraian tersebut dapat
struktur khusus yang dirancang untuk ditarik sebuah kesimpulan bahwa
mempengaruhi pola interaksi siswa dan terdapat hubungan antara teori dan hasil
memiliki tujuan untuk meningkatkan temuan dalam penelitian ini, maupun
penguasaan akademik. Penguasaan penelitian yang telah dilakukan oleh
akademik merupakan salah satu bentuk peneliti yang lain yaitu penerapan model
prestasi belajar. Menurut Winkel pembelajaran kooperatif tipe Numbered
(1984:51), prestasi belajar adalah bukti Heads Together (NHT) dapat
keberhasilan yang dicapai. meningkatkan motivasi dan prestasi
Berdasarkan hal tersebut, setelah belajar siswa.
dilaksanakan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dalam Kesimpulan
pembelajaran IPS menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan
telah terjadi peningkatan prestasi belajar pembahasan dapat ditarik kesimpulan
siswa dari siklus I, II sampai siklus III. hal-hal sebagai berikut:
Pada siklus I secara klasikal ketuntasan Berdasarkan hasil penelitian,
belajar siswa sebesar 65,38%, kemudian dengan menerapkan model pembelajaran
pada siklus II meningkat menjadi sebesar kooperatif tipe Numbered Heads
69,23%, dan pada siklus III kembali Together (NHT) dalam pembelajaran
menunjukkan peningkatan ketuntasan IPS terbukti dapat meningkatkan
klasikal mencapai 88,46%. motivasi belajar siswa kelas VIII A SMP
Hal tersebut sejalan dengan hasil Negeri 1 Ngrayun. Peningkatan motivasi
penelitian yang dilakukan oleh Emy belajar siswa dapat terlihat pada tiap
Rosyida (2012) dan Mulyati (2013) yang siklus. Berdasarkan hasil angket
menyimpulkan bahwa penerapan model motivasi belajar siswa, pada siklus I
10 | Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) …
gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah

pencapaian siswa sebesar 50%, siklus II dalam pembelajaran baik kerjasama


meningkat menjadi sebesar 69,23%, dan antar siswa maupun antara guru dan
pada siklus III kembali mengalami siswa diharapkan dapat membantu siswa
peningkatan menjadi sebesar 84,62%. untuk lebih memahami materi yang
Berdasarkan hasil penelitian, diberikan sehingga dapat memperoleh
dengan menerapkan model pembelajaran prestasi belajar di atas KKM. Penerapan
kooperatif tipe Numbered Heads model pembelajaran kooperatif tipe
Together (NHT) dalam pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
IPS terbukti dapat meningkatkan prestasi dalam pembelajaran IPS menjadikan
belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 siswa merasa senang dan tertarik dalam
Ngrayun. Peningkatan prestasi belajar mengikuti kegiatan pembelajaran serta
siswa dapat terlihat pada tiap siklus. mampu berbagi tugas, aktif bertanya,
Prestasi belajar siswa pada kondisi awal menghargai pendapat orang lain, mau
menunjukkan bahwa nilai rata-rata menjelaskan ide atau pendapat, dan
sebesar 68,27 dengan ketuntasan klasikal bekerjasama dalam kelompok. Kualitas
sebesar 53,85%. Setelah dilakukan pembelajaran meningkat dengan adanya
tindakan pada siklus I, nilai siswa penerapan model pembelajaran
mengalami peningkatan dengan nilai kooperatif tipe Numbered Heads
rata-rata sebesar 73,85 dengan Together (NHT) ini, hal ini dapat terlihat
ketuntasan klasikal sebesar 65,38%. dari meningkatnya motivasi dan prestasi
Pada siklus II prestasi belajar siswa belajar siswa tiap siklusnya. Berdasarkan
meningkat dengan nilai rata-rata hal tersebut dapat menjadi bahan
mencapai sebesar 74,23 dengan pertimbangan bagi guru untuk
ketuntasan klasikal sebesar 69,23%, dan menerapkan model pembelajaran ini
pada siklus III mengalami peningkatan dalam kegiatan pembelajaran sehari-
kembali, dengan nilai rata-rata mencapai hari.
sebesar 80,38 dengan ketuntasan klasikal Guru dalam kegiatan pembelajaran
mencapai 88,46%. hendaknya dapat menggunakan model
Penerapan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Numbered
kooperatif tipe Numbered Heads Heads Together (NHT) untuk
Together (NHT) dalam pembelajaran meningkatkan motivasi dan prestasi
IPS yang dilaksanakan dalam tiga siklus belajar IPS.
terbukti telah meningkatkan motivasi Guru perlu lebih meningkatkan
dan prestasi belajar siswa kelas VIII A pemahaman dan wawasannya tentang
SMP Negeri 1 Ngrayun. Penggunaan berbagai model pembelajaran yang
model pembelajaran yang tepat mampu sekiranya mampu untuk meningkatkan
memberikan peran aktif siswa sehingga kualitas pembelajaran.
nantinya diharapkan dapat Kepala Sekolah perlu lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa. mengupayakan peningkatan
Demikian pula dengan adanya kerjasama profesionalisme guru melalui pelatihan

Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together … 11 |


gulawentah: Jurnal Studi Sosial
Volume 2 Nomor 1 Juli 2017 hal 1-12
Avaliable online at http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/gulawentah
yang berkaitan dengan model model Together (NHT) Kelas XI IPS SMA
pembelajaran, khususnya mengenai Negeri 3 Sragen Tahun Pelajaran
implementasi model pembelajaran 2012/2013. Tesis tidak diterbitkan.
Surakarta: Universitas Sebelas
kooperatif tipe Numbered Heads
Maret Surakarta.
Together (NHT) untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar IPS. Musadad, A. A. dan Wasino. (2012).
“Model Pelatihan IPS Sejarah
Dinas pendidikan dapat
Berbasis Pendidikan Multikultural
memfasilitasi terselenggaranya pelatihan untuk Guru SMP”. Paramita. Vol.
pelatihan bagi pengembangan 22 No.2.
profesionalisme guru, khususnya yang
Purwanto, A.J. (1994). “Tantangan
berkaitan dengan penggunaan model Dalam Pembelajaran Sejarah
pembelajaran yang dapat meningkatkan Interaktif Edukatif“. Historika.
motivasi dan prestasi belajar siswa, Tahun ke VI No.8.
sehingga nantinya akan dapat Rosyida, E. (2012). Implementasi Model
meningkatkan kualitas pendidikan. Pembelajaran Kooperatif
Numbered Heads Together (NHT)
Daftar Pustaka Terhadap Prestasi Belajar
Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS : Ekonomi Ditinjau dari Motivasi
Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri
Bandung: Alfabeta. 1 Ponorogo Tahun Pelajaran
2011/2012. Tesis tidak diterbitkan.
Huda, M. (2011). Cooperative Learning Surakarta: Universitas Sebelas
: Metode, Teknik, Struktur dan Maret Surakarta.
Model Penerapan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Solihatin, E. dan Raharjo. (2011).
Coopeative Learning: Analisis
Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Model Pembelajaran IPS. Jakarta:
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Bumi Aksara.
Aksara.
Winkel, W.S. (1984). Psikologi
Isjoni. (2011). Cooperative Learning : Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemampuan Mengembangkan
Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Lie, A. (2010). Cooperative Learning :
Mempraktikkan Cooperative
Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Jakarta: Grasindo.
Muslimin, M. (2000). Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: University
Press.
Mulyati. (2013). Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Akuntansi melalui
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads
12 | Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) …

Anda mungkin juga menyukai