Bab I
Bab I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
BAB II EVAPORATOR
Bidang pekerjaan Teknik Kimia di berbagai industri, selain Industri Kimia dan
Perminyakan adalah Bioteknologi, Makanan dan Minuman, Cat vernis dan pewarna,
Obat dan farmasi, Lemak dan minyak, Pupuk dan kimia pertanian, Kapur dan semen,
Serat buatan Produk logam dan metalurgi, Pestisida dan herbisida, Plastik dan resin
sintetis, Material pejal, Konsultan, Pemerintahan dan lain-lain.
Mata kuliah Alat Industri Kimia adalah mata kuliah dasar yang harus dipahami
oleh ahli Teknik Kimia, karena mata kuliah ini mendasari mata kuliah-mata kuliah lain di
dalam Teknik Kimia seperti : Perpindahan Panas dan Massa , Operasi Teknik Kimia I,II,
dan III, Bejana dan Peralatan Perpindahan Panast, Proses Industri Kimia, Kinetika &
Reaktor, Teknologi Pengolahan Air, Teknologi Pengolahan Limbah, juga mendasari Kerja
Praktek dan penyusunan Tugas Akhir. Tujuan utama mempelajari mata kuliah ini adalah
supaya mahasiswa mengenal dan memahami peralatan yang digunakan pada Industri agar
mampu memahami mata kuliah keahlian pada Teknik Kimia.
Di dalam proses produksi, bahan baku mengalami perubahan fisika dan kimia
atau keduanya.Tempat dimana terjadinya reaksi kimia disebut reactor. Tetapi ada
beberapa industri yang tidak ada reaksi kimianya seperti : industri garam, penyulingan
minyak, pencairan gas alam dll. Di dalam Industri, peralatan yang perlu diketahui antara
lain : Alat Perpindahan panas, Evaporator, Alat kristalisasi, Alat Pengering, Alat kontak
gas-cair, Alat Ekstraksi, Alat Pemisah Padat – cair, Alat Transportasi zat padat, Alat
Pemecah dan Alat Pengayak.
Adanya variasi besaran-besaran tersebut dapat merubah satuan proses yang
bersangkutan, sehingga jalannya proses perlu diikuti dengan seksama dan dikendalikan.
Jika terjadi penyimpangan dari variable proses harus dilakukan pembetulan kembali.
Pembetulan variable proses yang menyimpang dapat dilakukan perorangan
(manual) atau secara otomatis. Untuk suatu pabrik yang modern, diagram aliran proses
beserta variabelnya dapat diamati atau suatu panel pengendali yang dilengkapi dengan
berbagai alat ukur atau tombol-tombol untuk mengatur variabel-variabel proses.
Perubahan suatu variable dapat langsung diamati dan dibetulkan dari ruang pengendali
proses tersebut.
BAB I
Pemindah panas adalah alat yang dapat memindahkan panas dari satu
system ke system yang lain tanpa terjadi perpindahan massa dari dari sistim
satu ke sistim lainnya. Perpindahan panas ini berlangsung melalui suatu
dinding yang memisahkan kedua system yang bersangkutan.
Jumlah panas yang diambil atau diberikan suatu system (Q) dihitung dengan
pers:
m = jumlah massa
- Bila ada perubahab fase, maka pada jumlah panas tersebut ditambahkan
Qf = m * λ
Untuk membuat panas yg hilang sekecil mungkin, alat tsb dilapisi bahan
penyekat panas (isolasi), yaitu bahan yg mempunyai daya hantar panas
(thermal conductivity) yang kecil.
Radiasi (pancaran)
T = suhu mutlak
Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hyantar tinggi
disebut penghantar panas (konduktor panas ) dan yang rendah adalah
penyekat panas (isolator panas ).
L 1. lapisan laminer A
T1 O 2. lapisan laminer B
Zat B Dingin
(k) T2
Gambar 1.1. Diagram Perbedaan Suhu Pada Logam
1 U dengan
1.3.2 Hubungan 2 k dan h
Atau
R = Ra + Rk + Rb .................................. (1.7.)
B,t1
B,t1
T1
T1 T2
T2 t1
T2
t2 t1
L L
∆T = ----------------------------- ............
......................... (1.9.)
Difinisi :
Heat Exchanger (HE)
Alat untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida bagi pemanasan aliran
fluida lainnya.
Heater
Untuk memanaskan (menaikkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai
pemanas digunakan steam atau fluida panas lain yang ada.
Cooler
Untuk pendinginan (menurunkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai
pendingin digunakan air, udara, atau fluida lain yg perlu dipanaskan.
Condensor
Pendingin (cooler) untuk mengembunkan (mengambil) panas latennya.
Evaporator
Untuk menguapkan air dari larutan dan memperoleh larutan pekat.
Vaporazer
Untuk menguapkan cairan/pelarut yang bukan air.
Reboiler
Penyediankan panas untuk menguapkan sebagian cairan, misalnya untuk
distilasi, absorpsi, stripping.
1.6.1. Pemindah Panas Pipa Rangkap (double pipe Heat Exchanger)
Terdiri dari dua pipa yang konsentris, penghubung T dan membalik arah
(return bend). Pipa bagian dalam ditumpuk dengan ”packing gland” pada
pipa luar. Satu fluida mengalir dalam ’Anulus” (ruang antar kedua pipa).
Aliran kedua fluida dapat dibuat searah (Co-Current) atau berlawanan arah
(Counter-Current).
Alat ini mudah dibuat dari bahan-bahan (pipa, fitting) standar. Ukuran
panjang efektif biasanya 12,15 atau 20 feet. Tipe ”Hairpin” (bentuk
yang dipress, alat ini dapat dioperasikan sampai suhu 250 C dan
tekanan 8 atm. Agar ”Gasket” tidak melekat, diberi bahan kimia
khusus. Pelat dibuat dari berbagai bahan yang cukup liat (ductile)
dengan penekanan (pressing) misalnya tembaga, aluminium,
titanium, stainless steel dsb.
1.6.3. Pemindah panas tipe shell dan Tube
(Shell and tube Heat Exchanger)
Jenis yang paling banyak dipakai diindustri, terdiri dari sebuah tabung
besar(shell) dengan sejumlah pipa-pipa kecil (tubes) didalamnya. Pipa-pipa
ini terpasang pada tube- sheet (plate) dengan cara di roll.
Shell
Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat digunakan pada
standar baja karbon. Untuk ukuranbesardibuat dari pelat yang di roll atau
di- las. Untuk heat exchanger yang tidak beroperasi pada tekanan tinggi
biasa digunakan :
Tebal 3/8 in untuk diameter 13 in
Tebal 7/8 in untuk diameter 31 in
Sering diberi kelebihan 1/8 in untuk kemungkinan korosi.
Baffle
Dipasang dengan tujuan untuk mengarahkan aliran didalam shell, sehingga
seluruh bagian terkena aliran. Adanya baffle juga memperbesar dan
membuat turbulen aliran sehingga didapatkan koefisien perpindahan panas
yang besar. Luas baffle lebih kurang 75% penampang shell. Spasi antar
baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter shell, bila terlalu dekat alan
didapat kehilangan tekanan yang besar.
1.7. Aliran Multi Pass
Alir fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati shell. Dengan
cara ini penampang aliran dalam tube menjadi lebih kecil dan laju linier
menjadi besar, sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas besar.
Bila P dan / atau LMTD telah mencapai suatu harga tertentu, berarti
fouling sudah cukup banyak dan harus dihentikan untuk dibersihkan.
Saat yang paling menentukan justru pada saat ”start Up” dan ”shut
down”, pada saat ini bisa terjadi kejutan panas (perubahan panas tiba-tiba)
dan hantaran hidrolik yang dapat menimbulkan tegangan berlebihan dan
tidak seimbang yang dapat merusak sambungan-sambungan, pipa, packing
dan atau timbul kebocoran.
Laju alir dalam sehell yang terlalu besar (berlebihan dari seharusnya)
dapat menimbulkan vibnrasi (getaran) yang sangat membahayakan.