Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang cukup banyak


dijumpai dan mengenai kurang lebih 2% - 4% populasi. Sebagian besar (90%)
tergolong diabetes melitus tidak tergantung insulin ( Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus = NIDDM tipe II), sedangkan 10% adalah diabetes mellitus tergantung insulin
( Insulin Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I). Manifestasi DM disebabkan
oleh karena defisiensi relatif atau absolut atau resistensi jaringan sasaran terhadap
insulin. Insulin merupakan hormon anabolik yang merangsang sitesis glikogen, lemak
dan protein. Insulin juga berperan dalam transport glukosa kedalam sel dan penggunaan
glukosa oleh jaringan. Hormon ini juga menghambat pemecahan glikogen, lemak dan
protein Pengaruh insulin pada keadaan terakhir ini merupakan kebalikan dari pengaruh
hormon antagonisnya, yaitu glukagon, epinefrin, kortisol dan hormon pertumbuhan.
Pada defisiensi insulin,hormon antagonis insulin yang lebih dominan sehingga terjadi
hiperglikemia Akibat hiperglikemia terjadi berbagai proses biokimia dalam sel yang
berperan dalam terjadinya komplikasi pada diabetes melitus, seperti katarak,
retinopati, nefropati, neuropati dan arterosklerosis
Neuropati diabetik (ND) merupakan salah satu komplikasi kronis paling sering
ditemukan pada diabetes melitus. Resiko yang dihadapi pasien diabetes melitus dengan
neuropati diabetik antara lain ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh-sembuh
dan amputasi jari/kaki.
Angka derajat keparahan neuropati diabetik bervariasi sesuai dengan usia, lama
menderita diabetes melitus, kendali glikemik, juga fluktuasi kadar glukosa darah sejak
diketahui diabetes melitus. Neuropati simptomatis ditemukan pada 28,5 % dari 6500
pasien diabetes melitus.
Hingga saat ini patogenesis neuropati diabetik belum seluruhnya diketahui dengan
jelas. Namun demikian dianggap bahwa hiperglikemia persisten merupakan faktor
primer. Faktor metabolik ini bukan satu-satunya yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya neuropati diabetik, tetapi beberapa teori lain yang diterima ialah teori
vaskuler, autoimun dan nerve growth factor.
Manifestasi neuropati diabetik bervariasi, mulai dari tanpa keluhan dan hanya bisa
terdeteksi dengan pemeriksaan elektrofisiologis, hingga keluhan nyeri hebat. Bisa juga
keluhannya dalam bentuk neuropati lokal atau sistemik, yang semua itu bergantung
pada lokasi dan jenis syaraf yang terkena lesi.
I.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui banyaknya pasien diabetes mellitus yang terkena
neuropati diabetes

Anda mungkin juga menyukai