Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu pengetahuan


merupakan suatu acuan yang harus dibutuhkkan dalam setiap
kehidupannya. Sejarah tentang perkembangan ilmu pengetahuan tidak
luput dari perbincangan yang hingga saat ini semakin pesat
perbandingannya di zaman dahulu kala. Pengetahuan adalah merupakan
hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba, yang
menerima fakta sebagai brute facts atau on the face value, menunjukkan
bahwa manusia di zaman purba masih berada pada tingkatan sekedar
menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive
attitudedan receptive mind) (Santoso, 1977).
Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia yang
semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya
tercapailah suatu kehidupan baru untuk menunjang perkembangan
teknologi dan informasi.

1
B. Rumusan Masalah

Sebagai penuntun dalam menelaah masalah yang akan dibahas dengan


berdasarkan latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pengetahuan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan?
3. Siapa – siapa tokoh yang beraliran realisme?
4. Bagaimana pendapat tokoh-tokoh realisme?

C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penelitian adalah mencari jawaban terhadap


masalah-masalah yang telah dirumuskan. Secara rinci tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengetahuan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui tokoh yang beraliran realisme
4. Untuk mengetahui pendapat tokoh-tokoh realisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari,
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang
mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi


perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan :
1. Awarenes, dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).
2. Interest, dimana orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik
buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.
4. Trial, dimana orang telah mulai mecoba perilaku baru.
5. Adaptation, dimana orang telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan kesadaran dan sikap.

3
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan

1. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Periode Pra Yunani Kuno


Catatan mengenai peradaban manusia yang paling awal tercatat
berasal dari Timur Tengah, persisnya Mesir. Pada jaman pra sejarah,
nenek moyang manusia modern di Mesir sudah mengenal bahasa, terbukti
dengan peninggalan tulisan-tulisan yang diukir di batu-batu dalam goa.
Sejarah mencatat bahwa bangsa Mesir kuno sudah mengenal ilmu bintang,
ilmu bumi, arsitektur dan sebagainya. Bangsa Mesir kemudian juga
mengembangkan papyrus (sejenis kulit kayu) yang dijadikan bahan tulis
(tahun 3000 sebelum Masehi).
Di Cina sekitar (2953-2838 SM), raja Fu Xi memperkenalkan kitab Yi
Jing (bacanya: I ching) yaitu kitab Cina kuno yang sangat terkenal di
kalangan kaum penghayat ilmu Metafisika yang bertutur tentang
kehidupan manusia.
Di zaman dinasti Xia (2205-1766 SM) dikenal dengan nama Gui Cang
(kembali ke kegaiban). Lalu di masa dinasti Zhou (1066-221 SM) populer
dengan sebutan Zhou Yi (kitab perubahan dari dinasti Zhou), dan
akhirnya, kini dikenal sebagai Yi jing (dibaca: i Ching), yang secara
harfiyah berati kitab tentang perubahan.

Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan pada zaman ini sebagai berikut:


a. Know how bagaimana cara berbuat) dalam kehidupan sehari-hari yang
didasrakan pada pengalaman.
b. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta
dengan sikap reseptif mind, keterangan masih dihubungkan dengan
kekuatan magic.
c. Kemampuan menemukan abjad dan sistim bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke atas abstraksi.
d. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan
atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.

4
e. Kemampuan meramal suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang pernah terjadi. Misalnya gerhana bulan dan matahari.

2. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno


(abad 6 SM-6 M)

Pada zaman ini dianggap sebagai zaman keemasan yang memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide
atau pendapatnya.
b. Masyarakat pada masa ini tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi
yang dianggap sebagai suatu bentuk pseudo-rasional.
c. Masyarakat tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada
sikap reseptif attitude (sikap menerima begitu saja) melainkan
menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis) sikap belakangan inilah yang menjadi
cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah
yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir
terkenal sepanjang masa.
Tokoh atau ilmuwan masa yunani kuno antara lain: Thales, yang
mempelajari astronomi dan topik-topik pengetahuan termasuk fisika. Dan
sebagian sarjana mengakuinya pula sebagai ilmuwan pertama di dunia.
Thales mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi
alam, yang menurutnya semuanya berasal dari air sebagai materi daasar
kosmis.
Pytagoras (572-497 SM) adalah seorang ahli matematika yang lebih
terkenal Dalailnydalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2.

5
Dan mendirikan aliran filsafat Pythagorianisme yang mengemukakan
sebuah ajaran metafisis bahwa bilangan merupakan intisari dari semua
benda maupun dasar pokok dari sifat-sifat benda.
Tokoh lainnya yaitu Demokritus (460-370 SM) yang menegaskan
bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang disebutnya dengan atom.
Pandangan Demokritus ini merupakan cikal bakal perkembangan ilmu
fisika, kimia dan biologi.
Plato (428-348 SM) yang berpendapat bahwa geometri sebagai
pengetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah ilmu
pengetahuan serta bagian pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan
yang terakhir. Geometri merupakan suatu ilmu yang dengan akal murni
membuktikan proporsi-proporsi abstrak mengenai hal-hal yang abstrak.
Begitu pentingnya geometri bagi filsafat menurut Plato sehingga konon
pintu gerbang akademi Plato tertulis ” janganlah orang masuk ke sini jika
ia tidak mengetahui geometri”.
Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa filasafat dan ilmu
tergolong sebagai pengetahuan rasional, yakni pengetahuan yang diperoleh
dari pemikiran atau rasio manusia, yang dapat dibedakan menjadi tiga
bagian yaitu: Praktike (pengetahuan praktis), Poietike (pengetahuan
produktif) dan theoretike (pengetahuan teoritis). Adapun Theoritike
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: Mathematike (pengetahuan
matematika), Phisike (pengetahuan fisika) dan Prote philosophia (filsafat
pertama).

3. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Pertengahan


(Middle Age : 6-16 M)
Zaman pertengahan atau yang disebut Middle Age ditandai dengan
tampilnya para theolog di lapangan ilmu pengetahuan di belahan dunia
eropa. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua para theolog, sehingga
aktifitas ilmiah terkait dengan aktifitas keagamaan yaitu agama Kristen,
atau dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung

6
kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah
Ancilla Theologia (abdi agama).
Sebaliknya di dunia Timur terutama Negara-negara Islam justru terjadi
perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Kalau di daerah Barat
pada zaman pertengahan lebih berkutat pada masalah-masalah keagamaan,
maka berbeda dengan peradaban dunia Islam yang saat itu melakukan
penerjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosof yunani dan
berbagai temuan di lapangan ilmiah lainya.
Bani Umayyah sebagai salah satu contohnya telah menemukan suatu
cara pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi, yaitu sekitar 8 abad
sebelum Galileo Galilei dan Copernicus. Sedangkan kebudayaan Islam
yang menaklukkan Persia abd 8 Masehi telah mendirikan sekolah
kedokteran di Jundishapur. Pada zaman keemasan kebudayaan Islam
dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani dan bahkan Kholifah Al
Makmun telah mendirikan Rumah kebajikan (House Wisdom) pada abad 9
Masehi. Itu artinya bahwa perjalanan peradaban islam sudah jauh lebih
dulu terbentuk dibandingkan peradaban Barat. Sumbangan sarjana Islam
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang, yaitu:
a. Menterjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskan
sedemikian rupa, sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti
sekarang ini.
b. Memperluas pengamatan dalam ilmu Kedokteran, obat-obatan,
astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
c. Menegaskan sistim decimal dan dasar-dasar aljabar.
Pada zaman pertengahan ini, Eropa berada dalam masa tidur panjang
akibat pengaruh dogma-dogma agama sedangkan kebudayaan Islam di
zaman dinasti Abbasiyah berada pada puncak keemasannya. Ali
Kettani menengarahi kemajuan umat Islam pada masa itu lantaran
didukung semangat sebagai berikut:
a. Universalism
b. Tolerance

7
c. International Character of the market
d. Respect for science and scintist
e. The Islam nature of both the end and means of science.
Universalism artinya pengembangan iptek mengatasi sekat-sekat
kekuasaan, kebangsaan, bahkan keagamaan. Tolerance artinya sikap
tenggangrasa dalam pengembangan iptek dimaksud untuk membuka
cakrawala di kalangan para ilmuan sehingga perbedaan pendapat dianggap
sebagai pemicu ke arah kemajuan, bukan sebagai penghalang. Di zaman
dinasti Abbasiyah perpustakaan Darul Himah membuka pintu bagi para
ilmuan non muslim untuk memanfaatkan dan mempelajari berbagai
literatur yang ada di dalamnya. Pemasaran hasil iptek merupakan suatu
wahana untuk menjamin kontinyuitas aktifitas ilmiah itu sendiri, karena
itu, International character of the market (pasar yang bersifat
internasional) sangatlah dibutuhkan. Respect for science and
scientist (penghargaan yang tinggi) dalam arti setiap temuan dihargai
secara layak sebagai hasil jerih payah atas usaha seseorang atau
sekelompok orang. The Islam nature of both the end and means of
science artinya, sarana dan tujuan iptek haruslah terkait dengan nilai-nilai
agama artinya, setiap kegiatan ilmiah tidak boleh bebas nilai, apalagi nilai
agama. Sebab ilmuan yang melepaskan diri dari nilai-nilai agama akan
terperangkap pada arogansi intelektual, dan menjadikan perkembangan
iptek yang depersonalisasi dan dehumanisasi.
Tanda lain dari keemasan Islam (Golden Age) adalah kemajuan pesat
ilmu dengan memperkenalkan sistim desimal. Filsuf muslim Al
Khawaruzmi yang mengembangkan trigonometri dengan memperkenalkan
teori sinus dan cosinus, tangent dan cotangent. Ilmu Fisika menampilkan
Fisikus asal Baghdad Musa Ibnu Syakir dan putranya Muhammad, Ahmad
dan Hasan yang mengarang kitab Al Hiyal yang menggambarkan hukum-
hukum mekanik dan stabilitas. Ibnu Al Haytham (965-1039 M) yang
mengarang kitab Al-Manadhir, yang membuktikan hukum refraksi
cahaya.

8
Bidang astronomi pada awalnya diterjemahkan pada zaman bani
Umayyah dan dilanjutkan pada zaman bani Abbasiyah awal. Ibnu Habib
Al Farisi (777 M) merupakan ilmuan muslim pertama yang
menerjemahkan karya Ptolemy yang berjudul Almagest. Bidang ilmu
Kimia menampilkan Jabir Ibnu Hayyan Al Kufi dari Kufah yang memiliki
Laboratorium dekat Bawabah Damaskus yang melakukan percobaan pada
pancaindera, penggunaan metalik, dan lain-lain. Jabir menggambarkan
eksperimen yang dilakukan dalam kalimat berikut ini: ”Pertama kali saya
mengetahui sesuatu dengan tangan dan otak saya, dan saya menyelidiki
sesuatu itu sampai benar, dan mencari kesalahan-kesalahan yang ada di
dalamnya”.
Sejak zaman Rasulullah, bidang ilmu kedokteran di dunia Islam
sebenarnya sudah dirintis dengan mendirikan rumah sakit di Madinah,
termasuk rumah sakit untuk angkatan perang Islam. Ar Razi merupakan
ahli medis muslim pertama yang memimpin rumah sakit Baghdad. Ar
Razi menulis buku tentang Diet, farmakologi dan lain-lain. Buku medis
lainya ditulis oleh Ali Ibnu Abbas Al ahwazi (940 M) Al Kitab Al
Maliki tentang teori dan praktik medis. Ibnu Siena juga mengarang buku
teks tentang medis yang berjudul Al Qanun, yang menjadi buku standar
selama 500 tahun dalam dunia Islam dan Eropa. Ibnu Siena juga meneliti
tentang masalah anatomi, kesehatan anak, gynaesology.
Di bidang Geografi, para ilmuan muslim mengembangkan jarum
magnetic untuk dipergunakan dalam navigasi dan penemuan kompas,
sehingga mereka berjasa dalam penemuan pulau-pulau baru dan rute laut
lingkar Asia, Afrika dan Eropa. Para petualang muslim menjelajahi cina,
Jepang, India, Asia Tenggara, da Samudra Hindia, Eropa termasuk
Skandinavia, Irlandia, Jerman, Perancis dan Rusia. Pada abad kesembilan
ahli Geografi muslim Ahmad Ibnu Ya’kub menggambarkan perjalanan
dalam kitab Al Buldan dan Ubayd-Allah ibnu Abd-allah ibnu Khurd
Dhabah (825-912 M) yang mempublikasikan bukunya Al Masalik wa Al
Mamalik (garis Edar dan Kerajaan).

9
4. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Renaissance (abad
14-16 M)
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali
pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu
kebudayaan modern. Manusia pada zaman renaissance adalah manusia
yang merindukan pemikiran yang bebas seperti zaman Yunani kuno. Pada
zaman renaissance manusia disebut sebagai animal rationale, karena pada
masa ini pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia akan
mencapai kemajuan (progress) atas hasil usahanya sendiri, tidak
didasarkan campur tangan ilahi.
Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis
pada zaman renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada
masa ini adalah bidang astromoni. Tokoh-tokohnya yang terkenal
seperti: Nicolus copernicus (1473-1543) seorang tokoh gerejani yang
ortodok yang mengemukakan bahwa matahari berada di pusat jagat raya
bumi mempunyai dua macam gerak yaitu: perputaran sehari-hari pada
porosnya dan perputaran tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini
disebut “Heliloisme” dimana matahari adalah pusat jagat raya bukan bumi
sebagaimana dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat oleh Gereja.
Ilmuwan lainnya pada periode ini adalah Kepler dan Gelileo Gelilei.
Langkah-langkah yang dilakukan Galileo dalam bidang ini menanamkan
pengaruh kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena
menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan (observasi), penyingkiran
(eliminasi) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati.
Idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif ats peristiwa tersebut,
peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan
(experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan
matematik.

10
5. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Modern (Abad 17-
19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang
ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance, yaitu permulaan
abad XIV. Benua Eropa dipandang sebagai basis perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa ini menurut Slamet Imam Santoso sebenarnya
mempunyai tiga sumber yaitu:
a. Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung Iberia dengan
Negara-negara Perancis. Para pendeta di Perancis banyak yang
belajar di Spanyol, kemudian mereka inilah yang menyebarkan
ilmu pengetahuan yang diperolehnya itu di lembaga-lembaga
pendidikan di Perancis.
b. Perang Salib (1100-1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak
hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan
para tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara
itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka
menyebarkan ajaran pengalaman mereka itu sekembalinya di
negara masing-masing.
c. Pada tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan Bangsa Turki, sehingga
para pendeta atau sarjana mengungsi ke Italia atau negara-negara
lain. Mereka ini menjadi pioner-pioner bagi pengembangan ilmu di
Eropa.

Tokoh yang terkenal sebagai bapak Filsafat modern adalah Rene


Descrates. Ia telah mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi
landasan berfikir dalam ilmu pengetahuan modern. Langkah-langkah
descrates adalah sebagai berikut:
a. Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali kalau
diyakini sendiri bahwa itu memang benar.

11
b. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk
mempermudah permasalahan.
c. Berfikir runtut mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit
untuk sampai ke hal yang paling rumit.
d. Perincian yang lengkap dan pemeriksaan yang menyeluruh
diperlukan supaya tidak ada yang terlupakan.
Perkembangan ilmu mencapai puncak kejayaan di tangan Newton.
Ilmuwan Inggris ini antara lain merumuskan teori gaya berat dan kaidah-
kaidah mekanika dalam karya tulis yang diberi judul Philosophiae
Naturalis Principia Mathematica Asas-asas matematika dari filsafat alam).

6. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Kontemporer


(Abad 20 dan seterusnya)
Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang
fisika menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut Root Fisika
dipandang sebagai ilmu pengetauan yang subjek materinya mengandung
unsur-unsur fundamentasil yang membentuk alam semesta.
Fisikawan termasuk abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia
mengatakan bahwa alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga
bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan
materi. Ini berarti bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau dengan kata
lain tidak mengakui adanya pencipata alam. Namun pada tahun 1929
seorang fisikawan lain Hubble yang mempergunakan teropong terbesar di
dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita dengan kelajuan yang
sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa
alam semesta ini tidak statis, melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan
pendapat Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang
statis. Dan jagad raya ternyata berekspansi.
Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka
zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang

12
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari penemuan computer,
berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Mobilitas
manusia yang sangat tinggi saat ini merupakan pengaruh teknologi
komunikasi dan informasi.
Dalam pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya
serangkaian ilmu antar disiplin misalnya ilmu perilaku (behavioral
science) yang menggabungkan ilmu psikologi dengan berbagai cabang
ilmu sosial seperti sosiologi , antropologi untuk menelaah tingkah laku
manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah Anatomi Sosial
manusiawi (Human Social anatomy) yang memadukan anatomi, ilmu fosil,
antropologi Ragawi, dan Etopologi studi tentang pola perilaku organism).
Bidang ilmu lainnya juga mengalami perkembangan yang sangat pesat
sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam.
Ilmuwan kontemporer cenderung mengetahui hal yang sedikit tapi secara
mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan sub-
spesialis atau super-spesialis, demikian juga bidang-bidang lain. Di
samping cenderung ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang
ilmu baru, seperti: Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi
Kloning.

C. Tokoh-Tokoh yang Beraliran Realisme

Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis.


Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu
subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya
adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek
pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme:
Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon,
John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.

13
Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang.
Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang
dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-1650)
yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang
terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).
Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704), J.J. Rousseau
(1712-1778) dan Basedow (1723-1790). John Locke terkenal sebagai
tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa
dalam arti bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong.
Dengan demikian melatih atau memberikan pendidikan atau pandai
menalar merupakan tugas utama pendidikan formal.

D. Pendapat Tokoh Realisme

Realisme adalah suatu gerakan filsafat yang luas yang meliputi


materialisme di satu pihak dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme
obyektif di pihak lain. Oleh karena itu realismem tidak mudah untuk di
pertahankan atau dikritik secara ringkas. Aalah tidak mungkin untuk
menjelasakan segala jenis realisme. Penyajian suatu aliran filsafat selalu
membangkitkan pertanyaan tentang kebenaran sikap-sikap yang lain.
Realisme adalah pandangan bahwa objek – objek kita adalah riil dan
berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran
akal orang lain. Diketahui orang lain atau menjadi objek pengalaman,
tidak akan mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda
– benda ada dan kita mungkin sadar akan adanya benda-benda tersebut,
akan tetapi hal itu tidak mengubah watak benda-benda tersebut. Dengan
demikian maka benda-benda itu mungkin ada hubungannya dengan
kesadaran, tetapi sudah pasti bahwa benda-benda tersebut tidak diciptakan
atau diubah oleh kenyataan bahwa ia diketahui orang.

14
Kelompok pragmatis juga bersifat kritis terhadap anggapan kelompok
realis berpendapat bahwa benda-benda dalam alam tidak bersandar kepada
pengalaman manusia. Dunia tidak berdiri sendiri tanpa bersandar kepada
proses “mengetahui”. Tidak ada basis yang dapat ditarik antara benda dan
yang mengetahui. Oleh karena keadaan memang begitu, kita hanya dapat
mengatakan bahwa ala mini adalah pengalaman kita.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi


setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang
lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang.
Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang
dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-1650)
yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang
terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).
Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704), J.J. Rousseau
(1712-1778) dan Basedow (1723-1790). John Locke terkenal sebagai
tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa
dalam arti bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong.
Dengan demikian melatih atau memberikan pendidikan atau pandai
menalar merupakan tugas utama pendidikan formal.

16
B. Saran

Setelah kita memahami apa definisi pengetahuan, bagaimana


sejarah pengetahuan, siapa sajakah tokoh aliran Realisme serta pendapat
para tokoh tersebut. Maka penulis mengharapkan agar kita semua mampu
memahami dan mampu untuk selalu meningkatkan pengetahuan serta
menggunakan akal kita dalam mengambil tindakan sesuai dengan paham
realisme. Serta penulis mengharapkan semoga karya tulis ini menjadi
pedoman atau bahkan menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa
maupun pembaca pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://Ipt-ekstensi.blogspot.co.id/2011/08/resume-filsafat-aliran-
realisme.html

http://www.rangkumanmakalah.com/sejarah-perkembangan-
ilmu-pengetahuan

18
19

Anda mungkin juga menyukai