Anda di halaman 1dari 13

Serat Acitya – Jurnal Ilmiah

UNTAG Semarang

ANALISIS DAMPAK KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KUALITAS


HIDUP MASYARAKAT PROVINSI JAWA TENGAH
2
1,
Charis Christiani & Pratiwi Tedjo 3Bambang Martono
1
charis_18@rocketmail.com
2
pratiwi.tedjo@yahoo.com
3
bambang_untag@yahoo.com

ABSTRAKSI

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif Sumber data
dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder . Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
kepustakaan dan dokumentasi. Sedangkan analisa data dilakukan dengan analisa kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini adalah 1. Kebijakan kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah
cukup memadai,. 2. Kualitas hidup masyarakat di Provinsi Jawa Tengah di bidang pendidikan masih rendah
3. Kepadatan Pendudukan Provinsi Jawa Tengah sebesar 995 jiwa /Km 2 dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 0,37 %. 4. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bidang pendidikan adalah melaksanakan
program belajar 9 tahun, BOS, pemberian bea siswa keluarga kurang mampu dan penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan kesetaraan dan vokasi ; bidang kesehatan dilakukan dengan program jamkesmas,
jamkesda, peningkatan gizi, akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan peningkatan sarana dan
prasarana kesehatan; bidang pendapatan dilakukan dengan pengembangan usaha ekonomi produktif,
pendampingan UMKM, dan memberikan kemudahan akses permodalan bagi industri kecil atau mikro; Bidang
pekerjaan dilakukan dengan pengembangan kewirausahaan dan pengadaan pendidikan dan latihan bagi tenaga
kerja dalam dan luar negeri; Sedangkan untuk mengatasi masalah kemiskinan dilakukan dengan Inpres Desa
Tertinggal, meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi seperti bedah rumah 5. Kebijakan
untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk dilakukan dengan menyukseskan program KB dan untuk
mengatasi masalah kepadatan penduduk dilakukan dengan program transmigrasi.
Kata kunci : kepadatan penduduk, kualitas hidup, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan pendapatan
ABSTRACT

This study uses quantitative research methods with descriptive type of data source in this study are primary and
secondary . Data was collected with the literature and documentation techniques . While the data analysis is
done with qualitative and quantitative analysis. The results of this study are 1 . Population and family planning
policies in Central Java province is quite adequate, . 2 . Quality of life in Central Java in the field of education is
still low 3 . The occupation density at 995 Central Java Province soul / km 2 with a population growth rate of
0.37 % . 4 . Central Java provincial government policy in education is 9 years implementing learning programs ,
BOS , the granting of scholarships underprivileged families and the provision of facilities and infrastructure,
equality and vocational education ; health program conducted by jamkesmas , Jamkesda , nutrition , access to
clean water and sanitation for the poor and the improvement of health infrastructure ; areas of revenue made by
productive business development , mentoring UMKM, and provide ease of access to capital for small and micro
industries ; field work was done with the development of entrepreneurship and the provision of education and
training for workers at home and abroad ; Meanwhile, to solve the problem of poverty do with Presidential
Underdeveloped Villages , increasing the availability of socio- economic infrastructure such as surgical house 5.
Policies to cope with the population growth rate was the success of the family planning program and to address
the problem of overcrowding is done with the transmigration program.
Keywords : population density , quality of life , education , health , employment and income

1. Pendahuluan yang baik. Sebaliknya, menjadi beban apabila


jumlah penduduk melampaui kapasitas
1.1. Latar Belakang Masalah
wilayah Negara tersebut.
Kuantitas atau jumlah penduduk dapat
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
sebagai potensi maupun menjadi beban bagi
menyebabkan ledakan penduduk, hal ini
suatu negara, akan menjadi potensi apabila
sangat mempengaruhi kualitas hidup dan
jumlah penduduk seimbang dengan sumber
daya yang lain serta mempunyai kualitas hidup

102
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

tingkat kesejahteraan penduduk dalam suatu kepadatan penduduk adalah


wilayah tertentu. persebaran yang tidak merata.
Kualitas hidup manusia atau masyarakat Kepadatan penduduk dapat
dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya mempengaruhi kualitas hidup
adalah kepadatan penduduk, ketersediaan penduduknya. Pada daerah dengan
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara kepadatan yang tinggi, usaha
untuk kesejahteraan masyarakat, pola hidup peningkatan kualitas penduduk akan
yang dianut oleh masyarakat, norma yang lebih sulit dilakukan. Hal ini
berlaku di suatu daerah dan lain-lain. menimbulkan permasalahan sosial
Dalam kenyataannya, kapadatan ekonomi, kesejahteraan, Keamanan,
penduduklah yang sangat berpengaruh ketersediaan lahan, air bersih dan
terhadap kualitas hidup masyarakat, sebab kebutuhan pangan. Dampak yang
adanya kepadatan penduduk yang tinggi akan paling besar adalah kerusakan
banyak menimbulkan berbagai masalah yang lingkungan.
berhubungan dengan masalah kependudukan Semua kebutuhan manusia
misalnya kemiskinan, perumahan, lapangan dipenuhi dari lingkungan, karena
pekerjaan dan lain-lain. Adanya permasalahan lingkungan merupakan sumber alam
yang timbul tersebut akan membawa dampak yang digunakan untuk memenuhi
pada penurunan kualitas hidup masyarakat. kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan
1.2. Permasalahan tersebut meliputi kebutuhan pangan,
Permasalahan dalam kajian ini adalah : papan, air bersih, udara bersih dan
Bagaimana Dampak Kepadatan Penduduk kebutuhan lainnya.
Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Ledakan penduduk yang cepat
Jawa Tengah menimbulkan dampak buruk bagi
kehidupan masyarakat terutama dalam
1.3. Tujuan Penelitian: bidang sosial ekonomi masyarakat.
1. Menganalisis Strategi dan kebijakan
Adapun dampak dari ledakan
kependudukan di Jawa Tengah.
penduduk adalah :
2. Menganalisis Dampak Kepadatan
a. Semakin terbatasnya sumber-
Penduduk Terhadap Kualitas Hidup
sumber kebutuhan pokok (
Masyarakat Provinsi Jawa Tengah.
pangan, sandang, papan,yang
3. Mendiskripsikan strategi dan
layak). Akibatnya sumber-sumber
kebijakan untuk meningkatkan
kebutuhan pokok tersebut tidak
kualitas hidup masyarakat Provinsi
lagi sebanding dengan
Jawa Tengah
bertambahnya jumlah penduduk.
4. Mendiskripsikan strategi dan
b. Tidak tercukupinya fasilitas sosial
kebijakan antisipasi peledakan
dan kesehatan yang ada (
penduduk Provinsi Jawa Tengah.
sekolah, rumah sakit, tempat
2. Kerangka Teori rekreasi) serta berbagai fasilitas
2.1. Kepadatan Penduduk pendukung kehidupan lain.
Kepadatan penduduk adalah c. Tidak tercukupinya lapangan
perbandingan antara jumlah penduduk pekerjaan bagi tenaga kerja yang
dengan luas wilayah yang dihuni ( Ida ada, akibatnya terjadilah
Bagoes Mantra, 2007). Ukuran yang peningkatan jumlah pengangguran
biasa digunakan adalah jumlah dan berdampak pada menurunnya
penduduk setiap satu Km2 atau setiap kualitas sosial ( banyak tuna
1 mil2 . Permasalahan dalam wisma, pengemis, kriminalitas
meningkat dan lain-lain).

103
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

2.2. Kualitas Hidup kebiasaan-kebiasaan tidak baik


Masyarakat menjadi kebiasaan baik yang terjadi
selama kita hidup untuk memperbaiki
Indikator sosial ekonomi
kualitas dari menjadi lebih baik dan
adalah indikator yang digunakan untuk
mampu menjawab tantangan di masa
memberikan tingakat kemajuan
depan.
ekonomi antara negara-nagara maju
. d. Pendapatan
dengan negara yang sedang
Besarnya penghasilan dapat
berkembang, dan juga dapat memberi
mempengaruhi taraf hidup sesorang,
gambaran tentang laju pertumbuhan
semakin tinggi penghasilan akan
kesejahteraan masyarakat di tiap-tiap
makin tinggi pula taraf hidupnya.
negara. Adapun indikator dari sosial
Taraf hidup seseorang dipengaruhi
ekonomi antara lain:
oleh rata-rata perkapita negara tersebut
a. Pekerjaan ( Mata Pencaharian )
kekayaan rata-rata setiap orang di
Bekerja diartikan sebagai
negara tersebut
melakukan suatu melakukan suatu
Dalam Ekologi Manusia oleh Ir.
kegiatan untuk menghasilkan atau
Philip Kristanto ( 2004) Ada tiga kriteria
membantu menghasilkan barang dan
yang bisa digunakan untuk mengukur
jasa dengan maksud untuk
kualitas hidup manusia yaitu :
memperoleh penghasilan berupa uang
a. Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk
dan atau barang, dalam kurun waktu
kelangsungan sebagai makhluk hidup
tertentu.
hayati.
Tenaga kerja adalah besarnya bagian
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
dari penduduk yang dapat
dasar atas udara, air bersih, pangan,
diikutsertakan dalam proses ekonomi (
papan dan kesehatan.
kegiatan yang menghasilkan barang
b. Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk
dan jasa yang berguna bagi
kelangsungan hidup manusiawi.
masyarakat )
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
Angkatan kerja adalah penduduk
pendidikan, pendapatan, transportasi,
yang berusia 15 tahun ke atas yang
keadilan dan perlindungan hukum.
secara aktif melakukan kegiatan
c. Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk
ekonomis. Angkatan kerja ini meliputi
memilih.
penduduk yang bekerja dan sedang
Kebutuhan ini meliputi : kebutuhan
mencari pekerjaan.
untuk memiliki kebebasan memilih
b. Kesehatan
yang dibatasi oleh hukum.
Kesehatan adalah kondisi umum
dari seseorang dalam semua aspek.
Secara keseluruhan kesehatan dicapai 3. Metode Penelitian
melalui kombinasi dari fisik, mental, Dalam penelitian ini digunakan
dan kesejahteraan sosial ekonomi. metodologi kuantitatif dengan tipe
c. Pendidikan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
Pendidikan merupakan suatu usaha menggambarkan secara cermat
yang dilakukan seluruh aspek yang karakteristik dari suatu gejala atau
ada di dalam kehidupan kita baik masalah yang diteliti. ( Ulber Silalahi,
orang terdekat, masyarakat ataupun 2009)
lembaga-lembaga yang ada, baik yang Tehnik pengumpulan data yang
terjadi secara formal maupun non dipakai dalam penelitian ini melalui studi
formal dengan tujuan untuk mengubah kepustakaan, pengumpulan data –data

104
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

sekunder serta dokumentasi. Sedangkan laki. Di Provinsi Jawa Tengah Rasio


untuk menganalisa data digunakan ketergantungan di daerah perkotaan
analisa data kuantitatif dan kualitatif. adalah 46,97 sementara di daerah
4. Hasil Penelitian dan perdesaan 53,25. Rata-rata umur
Pembahasan kawin pertama penduduk Jawa tengah
A. Kondisi Geografis Dan laki-laki sebesar 25,3 tahun dan
Pemerintahan. perempuan 22,1 tahun ( SDKI 2007).
1. Letak Geografis C. Kondisi Sosial dan Kesejahteraan.
Sebagai salah satu provinsi 1. Pendididkan
di pulau Jawa, Jawa Tengah diapit Berdasarkan hasil SP 2010,
oleh dua provinsi besar yaitu Jawa persentase penduduk 7-15 tahun
Timur dan Jawa Barat. Jawa yang belum/tidak sekolah sebesar
Tengah terletak antara 5o 40’ dan 8o 1,02 persen dan yang tidak sekolah
30’ Lintang Selatan dan antara 108 lagi sebesar 5,88 persen. di
o
30 dan 111o30 Bujur Timur ( Provinsi Jawa Tengah persentase
termasuk Pulau Karimunjawa). penduduk 5 tahun keatas yang
Jarak terjauh dari Barat ke Timur tamat SM/sederajat sebesar 14,51
adalah 263 km dan dari Utara ke persen, tamat DI/DII/DIII sebesar
Selatan 226 ( tidak termasuk Pulau 1,64 persen, tamat DIV/S1 sebesar
Karimunjawa). 2,29 persen dan tamat S2/S3
2. Luas Penggunaan Lahan sebesar 0,14 persen dan AMH
Luas wilayah Provinsi Jawa penduduk berusia 15 tahun ke atas
Tengah pada tahun 2010 tercatat sebesar 90,31 persen yang berarti
sebesar 3,25 Juta hektar/ 32.548 km2 dari setiap 100 penduduk usia 15
atau sekitar 25,04 persen dari luas tahun ke atas ada 90 orang yang
Pulau Jawa dan 1,70 persen dari melek huruf. AMH penduduk usia
Indonesia. Luas yang ada terdiri dari 15 tahun ke atas perempuan (86,94
992 ribu hektar ( 30,47 persen) lahan persen) lebih rendah dibandingkan
sawah dan 2,26 juta hektar ( 69,53 laki-laki (93,82 persen). AMH
persen) bukan lahan sawah. penduduk usia 15 tahun ke atas di
3. Pemerintahan daerah perdesaan (87,46 persen)
Provinsi Jawa Tengah terdiri lebih rendah dibandingkan daerah
dari 29 Kabupaten dan 6 Kota perkotaan (93,68 persen).
denga 553 kecamatan yang Angka Partisipasi Sekolah
meliputi 8.550 desa/ kelurahan. (APS) menunjukkan besaran
B. Kondisi Demografis penduduk usia sekolah yang sedang
Menurut Sensus Penduduk bersekolah. APS merupakan ukuran
Tahun 2010 jumlah penduduk daya serap, pemerataan dan akses
Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar terhadap pendidikan khususnya
32.382.657 orang dan luas wilayah penduduk usia sekolah. APS 13-15
32.544,12 Km2 maka rata-rata tahun sebesar 84,84 persen. Ini
kepadatan penduduk Provinsi Jawa menunjukkan masih terdapat
Tengah adalah 995 jiwa/Km2 dengan kelompok usia wajib belajar (13-15
laju pertumbuhan penduduk sebesar tahun) sebesar 15,16 persen yang
0,37% per tahun. Sex Rasio di tidak bersekolah. APS 16-18 tahun
Provinsi Jawa Tengah yaitu 99, artinya sebesar 50,64 persen dan APS 19-
setiap 100 perempuan terdapat 99 laki- 24 tahun sebesar 12,93 persen.
APS di perdesaan lebih rendah

105
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

dibandingkan perkotaan. Semakin dapat disalurkan kepada


tinggi kelompok umur semakin masyarakat. Air minum tersebut
besar perbedaannya (gap). Di digunakan oleh rumah tangga
perdesaan APS 7-12 tahun sebesar sebesar 86,80 persen, disusul oleh
97,03 persen, APS 13-15 tahun usaha sebesar 6,04 persen, sosial
81,74 persen, APS 16-18 tahun sebesar 4,92 persen, dan industri
43,42 persen, APS 19-24 tahun sebesar 2,25 persen.
sebesar 6,87 persen. Di perkotaan 5. Kemiskinan
APS 7-12 tahun sebesar 97,61 Pada tahun 2008 jumlah
persen, APS 13-15 tahun 88,63 penduduk miskin sebesar 6,12 juta
persen, APS 16-18 tahun 58,27 atau sekitar 18,99 persen dari total
persen dan APS 19-24 tahun penduduk Jawa Tengah. Garis
sebesar 18,96 persen. kemiskinan pada tahun tersebut
2. Kesehatan mencapai 181.877 rupiah per
Di Provinsi Jawa Tengah kapita. Kemudian jumlah penduduk
sampai pada tahun 2011 terdapat miskin tahun 2009 menurun
67 Rumah Sakit pemerintah dan menjadi 5,66 juta atau sekitar 17,48
179 Rumah Sakit khusus dan persen dari total penduduk Jawa
umum swasta. Selain Rumah Sakit Tengah, dengan batas miskin
terdapat pula sebanyak 867 buah sebesar 201.651 rupiah per kapita
Puskesmas yang tersebar hampir per bulan.
di seluruh wilayah kecamatan ( Pada tahun 2010 penduduk
Jawa Tengah dalam Angka 2012). miskin menurun lagi menjadi 5,22
Untuk provinsi Jawa Tengah juta atau sekitar 16,11 persen dari
pada tahun 2012 tingkat total penduduk Jawa Tengah
kesehatannya cukup tinggi dengan dengan batas miskin 217.327
Angka Kematian Bayi sebesar rupiah per kapita per bulan.
10,75 dan Angka Harapan Pada tahun 2011, jumlah
Hidupnya sebesar 72,6 . ( Dinkes keluarga pra sejahtera di Jawa
Jawa Tengah,) Tengah mencapai hampir 3 juta
3. Perumahan atau 28,79 persen dari total
Di Provinsi Jawa Tengah keluarga. Sementara itu, untuk
terdapat 8,53 juta rumah yang jumlah keluarga sejahtera I, II, III
terdiri dari tipe A (40,81 %) tipe B serta III plus masing - masing
(35,87 %) serta tipe C tercatat 1,89 juta, 2,26 juta, 2,44
(23,33%).Adapun alokasi dana juta serta 400 ribu keluarga, atau
bantuan APBN tahun 2011 dalam presentase berturut – turut
Provinsi Jawa Tengah sebesar 3,39 sebesar 19,22 persen, 23,06 persen,
milliar rupiah didukung dengan 24,85 persen dan 4,08 persen.
swadaya masyarakat sebesar 782 4.1. Dampak Kepadatan
juta rupiah telah berhasil dipugar Penduduk Terhadap
rumah sebanyak 625 rumah di Kualitas Hidup
pedesaan Masyarakat Jawa
4. Air Bersih Tengah
Sampai tahun 2011 di A. Strategi Dan Kebijakan
Provinsi Jawa Tengah terdapat 35 Kependudukan di Provinsi Jawa
PDAM kota/kabupaten dengan Tengah
220,06 juta meter kubik air yang

106
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Arah kebijakan dan Strategi a) Revitalisasi program KB, yang


BKKBN tahun 2013 adalah ditekankan penurunan unmet
1) Visi : Penduduk Tumbuh need melalui percepatan dan
Seimbang 2015 pemerataan akses dan kualitas
2) Misi : Mewujudkan pembangunan pelayanan KB melalui
yang berwawasan kependudukan dan penguatan kapasitas tenaga dan
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia kelembagaan KB di lini
Sejahtera. lapangan. Peningkatan layanan
3) Sasaran : keluarga sejahtera, promosi dan
a. Menurunnya Unmet Need menjadi penggerakkan masyarakat yang
5,6 % didukung dengan
b. Menurunnya rata-rata laju pengembangan dan sosialisasi
pertumbuhan penduduk dan angka kebijakan kependudukan,
kelahiran total ( TFR) , yang di peningkatan dukungan sarana
tandai dengan : dan prasarana pelayanan
· Tercapainya Contraceptive program KB, peningkatan
Prevelance Rate ( CPR) sebesar sistem informasi manajemen (
63,8%. SIM) berbasis teknologi
· Terlayaninya peserta KB baru informasi dan dilakukan
sebanyak 7,5 juta. pelatihan, penelitian dan
· Meningkatnya jumlah peserta pengembangan program
KB aktif dari sebanyak 28,2 kependudukan dan KB, serta
juta menjadi 29 juta. peningkatanb kualitas
· Tersedianya sarana dan manajemen program.
prasarana pelayanan KB di b) Penyerasian Kebijakan
4.700 klinik KB untuk Pengendalian Penduduk, yang
mendukung peningkatan ditekankan pada diseminasi
kualitas pelayanan Kb di 23.500 peraturan perundangan
klinik KB pemerintah dan pengendalian penduduk,
swasta. perumusan kebijakan
· Meningkatkan PUS,WUS, kependudukan yang sinergis
remaja dan keluarga yang antara aspek kuantitas, kualitas
mengetahui informasi KKB dan mobilitas, pengembangan
melalui media massa ( cetak dan gerakan Perilaku Hidup
elektronik) dan media luar berwawasan Kependudukan (
ruang menjadi 95 %. PHBK) dan pengembangan
· Meningkatnya pengetahuan, pemetaan ( Geographic
sikap dan perilaku remaja Information System/GIS )
tentang perencanaan kehidupan dampak kependudukan terhadap
berkeluarga. pembangunan serta penyediaan
sasaran parameter
· Meningkatnya keserasian
kependudukan yang disepakati
kebijakan pembangunan dengan
semua sektor terkait,
kebijakan pengendalian
dilaksanakan penguatan
kuantitas penduduk.
kemitraan dengan berbagai
4) Arah kebijakan Pembangunan
pihak terutama dengan
Kependudukan dan KB tahun 2013.
perguruan tinggi dan Pusat
Studi Kependudukan.

107
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

5) Fokus Prioritas Program menjadi dasar penyusunan


Kependudukan dan Keluarga rancangan induk kependudukan.
Berencana Nasional adalah : b. Perumusan kebijakan
a) Revitalitas Program KB dengan pengendalian penduduk yang
kegiatan-kegiatan : sinergis antara aspek kuantitas,
· Peningkatan pembinaan kualitas dan mobilitas.
keikutsertaan ber KB baik c. Penyediaan parameter
melalui jalur pemerintah kependudukan yang disepakati
maupun swasta. oleh lintas sektor terkait dan
· Peningkatan kesertaan ber-KB dijadikan sebagai acuan dalam
daerah khusus atau sasaran penyusunan rencana dan
khusus. pelaksanaan program
· Peningkatan kualitas pembangunan sektor.
kesehatan reproduksi. d. Peningkatan Pengetahuan, Sikap
b) Penyerasian Kebijakan dan Perilaku keluarga dan
Pengendalian Penduduk dengan masyarakat serta komitmen lintas
kegiatan : sektor tentang masalah
· Pemaduan kebijakan pembangunan berwawasan
pengendalian penduduk. kependudukan.
· Perencanaan pengendalian e. Peningkatan komitmen
penduduk stakeholders tentang program
· Kerjasama pendidikan kependudukan melalui kajian
kependudukan dan analisis analisis dampak dalam rangka
dampak kependudukan. penyerasian kebijakan
· Peningkatan advokasi dan KIE berwawasan kependudukan.
Adapun strategi yang ditetapkan
program kependudukan dan
untuk melaksanakan kebijakan
KB.
tersebut di atas adalah sebagai berikut:
· Peningkatan kemitraan dengan
a. Meningkatkan koordinasi dan
lintas sektor dan pembinaan
kemitraan lintas sektor dalam
lini lapangan.
rangka pelaksanaan dan
· Penyediaan data dan informasi
penyerasian kebijakan program
program kependudukan dan
pembangunan berwawasan
KB
kependudukan.
c) Penyediaan teknologi, informasi
b. Meningkatkan kapasitas aparatur,
dan dokumentasi progran KKB .
mitra kerja dan stakeholders di
Untuk mengembangkan dan
bidang kependudukan melalui
melakukan sosialisasi pengendalian
monitoring, evaluasi dan
kependudukan untuk mewujudkan
pembinaan program – program
pembangunan berwawasan
pembangunan berwawasan
kependudukan dengan menyelaraskan
kependudukan.
kebijakan pengendalian penduduk
c. Melakukan advokasi, sosialisasi,
maka arah kebijakannya adalah
promosi dan fasilitasi kepada
sebagai berikut:
semua stakeholders tentang
a. Penyusunan regulasi
pengendalian penduduk serta
pengendalianpenduduk sebagai
pembangunan berwawasan
pelaksanaan Undang – Undang
kependudukan.
Nomor 52 Tahun 2009 yang akan

108
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

d. Menjamin ketersediaan dan f. Terjadinya polusi dan kerusakan


pemanfaatan berbagai parameter lingkungan
kependudukan seperti struktur, g. Tingkat kemiskinan semakin
pertumbuhan, kelahiran, kematian meningkat.
dan mobilitas penduduk. h. Kekurangan pangan yang
menyebabkan kelaparan dan gizi
4.2. Dampak Kepadatan rendah.
Penduduk Terhadap Dari berbagai permasalahan
Kualitas Hidup kependudukan yang timbul akibat
Masyarakat Provinsi ledakan penduduk adalah adanya
Jawa Tengah penyebaran penduduk yang tidak
1. Kepadatan Penduduk merata serta tingginya urbanisasi. Hal
Jawa Tengah merupakan salah satu ini akan menyebabkan tingkat
provinsi yang mempunyai jumlah kepadatan penduduk daerah-daerah
penduduk yang padat yaitu tertentu atau daerah-daerah perkotaan
32.382.657 jiwa dengan pertumbuhan menjadi tinggi.
penduduk sebesar 0,37 %. Angka 2. Kualitas Hidup Masyarakat Jawa
kepadatan penduduk provinsi Jawa Tengah
Tengah juga merngalami kenaikkan a. Tingkat Pendidikan
dari 995 jiwa/ km2 ( tahun 2010) 87,46 %. Untuk Angka Partisipasi
menjadi 1.003 jiwa/km2 pada tahun Sekolah umur 7-12 tahun sebesar
2013. 97,28 %, 13-15 tahun sebesar
Akibat yang timbul akibat ledakan 84,84%, 16 -18 tahun sebesar 50,64
penduduk adalah : % , 19 – 24 tahun sebesar 12,93 %
a. Persaingan Lapangan Pekerjaan, Pendidikan merupakan salah satu
semakin tinggi pertumbuhan indikator kualitas penduduk.
penduduk semakin banyak orang Semakin tinggi tingkat pendidikan
memperebutkan lapangan pekerjaan. yang dicapai, maka semakin tinggi
b. Persaingan untuk mendapat pula kualitas sumber daya manusia
permukiman, kondisi ini biasanya yang dimiliki. Secara umum, tingkat
terjadi di kota-kota besar, mereka yang pendidikan penduduk Jawa Tengah
tidak mendapatkan pemukiman yang masih tergolong relatif rendah
terjangkau biasanya tinggal di karena Berdasarkan hasil SP2010,
kawasan kumuh. penduduk Provinsi Jawa Tengah
c. Persaingan untuk mendapatkan usia 5 tahun ke atas yang tamat
kesempatan pendidikan, pertambahan SM/sederajat sebesar 14,51 persen,
penduduk yang tinggi tidak diimbangi tamat DI/DII/DIII sebesar 1,64
dengan pembangunan sarana dan persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,29
prasarana mengakibatkan tidak semua persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,14
penduduk memiliki kesempatan persen. Namun untuk Angka Melek
mendapatkan pendidikan yang layak. Huruf di Jawa Tengah sudah cukup
d. Kebutuhan akan fasilitas sosial, tinggi. Di perkotaan sudah
kesehatan dan fasilitas pendukung mencapai 93,68 %. Sedangkan
lainnya meningkat. untuk pedesaan mencapai.
e. Meningkatnya angka kriminalitas, b.Tingkat Kesehatan
gelandangan, pengemis dan lain-lain Untuk provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2012 tingkat
kesehatannya cukup tinggi dengan

109
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Angka Kematian Bayi sebesar 10,75 diantaranya bekerja, sedangkan


dan Angka Harapan Hidupnya 465 616 orang merupakan pencari
sebesar 72,6 . ( Dinkes Jawa kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat
Tengah,) Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Provinsi Jawa Tengah pada tahun di Provinsi Jawa Tengah sebesar
2011 untuk jumlah rumah sakit 68,55 persen, di mana TPAK laki-
pemerintah sebanyak 67 buah, laki lebih tinggi daripada TPAK
sementara rumah sakit khusus dan perempuan, yaitu masing-masing
rumah sakit umum swasta tahun sebesar 82,15 persen dan 55,47
2011 tercatat 179 buah. Didukung persen. Sementara itu, bila
pula oleh tersedianya Pusat dibandingkan menurut perbedaan
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) wilayah, TPAK di perkotaan lebih
yang terdapat hampir di seluruh rendah daripada perdesaan, masing-
wilayah kecamatan. Pada tahun masing sebesar 64,84 persen dan
2011 terdapat sebanyak 867 buah 71,69 persen. Tiga kabupaten/kota
Puskesmas di Jawa Tengah. di Provinsi Jawa Tengah dengan
c. Tingkat Pendapatan TPAK tertinggi berturut-turut adalah
Menurut BPS ( 2011 ) Produk Kabupaten Boyolali (74,88),
Domestik Regional Bruto ( PDRB) Kabupaten Wonogiri (74,82), dan
atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Grobogan (74,42).
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 Dengan jumlah pencari kerja
meningkat dari 5,84 % pada tahun sejumlah 465 616 orang, Tingkat
2010 menjadi 6,01 % pada tahun Pengangguran Terbuka (TPT) di
2011 sedangkan PDRB atas dasar provinsi ini mencapai 2,85 persen
harga yang berlaku mencapai 15,4 Dengan melihat data tersebut
juta rupiah naik 11,97% dari tahun Provinsi Jawa Tengah masih harus
sebelumnya. Sedangkan rata-rata memikirkan bagaimana caranya
pengeluaran penduduk Provinsi untuk menyediakan lapangan
Jawa Tengah tahun 2011 mencapai pekerjaan bagi para pencari kerja,
Rp. 452.840 perbulan. Rasio sebab apabila tidak dilakukan akan
ketergantungan Provinsi Jawa berakibat pada kualitas hidup
Tengah sebesar 50,31 artinya tiap masyarakatnya, karena bila mereka
100 penduduk produktif tidak bekerja mereka tidak
menanggung 50,31 penduduk tidak mempunyai penghasilan untuk
produktif ( SP 2010). Melihat data memenuhi kebutuhan hidupnya.
tersebut kualitas penduduk Jawa e. Tingkat Kemiskinan penduduk
Tengah menurut tingkat Menurut BPS (2013) Jumlah
pendapatannya sudah cukup penduduk miskin (penduduk yang
meningkat dari tahun-tahun berada dibawah Garis Kemiskinan)
sebelumnya walaupun rasio di Provinsi Jawa Tengah pada Maret
ketergantungannya masih cukup 2013 mencapai 4.733.000 orang
tinggi. (14,56 persen), berkurang 130.460
d. Mata Pencaharian / Pekerjaan orang (0,42 persen) jika
Menurut BPS ( 2010 )Jumlah dibandingkan dengan penduduk
penduduk yang merupakan angkatan miskin pada September 2012 yang
kerja di Provinsi Jawa Tengah sebesar 4.863.000 orang (14,98
sebesar 16 314 487 orang, di mana persen).
sejumlah 15 848 871 orang

110
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

f. Indek Pembangunan Manusia ( · Menyediakan beasiswa bagi


IPM) siswa berprestasi
Menurut laporan BPS tahun 2012 · Meningkatkan kualitas dan
Angka IPM Provinsi Jawa Tengah kuantitas sarana dan prasarana
dari tahun ketahun mengalami belajar mengajar
kenaikan untuk tahun 2011 IPM · Membuka jalur-jalur
Provinsi Jawa Tengah mencapai pendidikan alternatif atau non
angka 72,94 masih dibawah Provinsi formal (seperti kursus-kursus
DKI Jakarta dan Daerah Istimewa keterampilan dll
Yogyakarta yaitu 76,32, namun 2. Kesehatan
masih diatas provinsi Jawa Barat ( · pelaksanaan Pekan Imunisasi
72,73) dan Jawa Timur ( Nasional, standarisasi obat dan
72,18). makanan, serta peningkatan gizi
4.3. Dampak Kepadatan masyarakat
Penduduk Terhadap · Melaksanakan program
Kualitas Hidup peningkatan kualitas lingkungan,
Masyarakat baik dengan kemampuan sendiri
Daerah yang mempunyai ataupun melalui kerja sama
tingkat kepadatan penduduk yang dengan luar negeri (misalnya
tinggi biasanya terjadi di daerah- Kampong Improvement
daerah perkotaan dimana banyak para Programme (KIP)
urban yang mendatangi kota-kota · melengkapi sarana dan prasarana
tersebut. Dampak kepadatan penduduk kesehatan yang meliputi tenaga
yang paling tinggi adalah penurunan medis, obat-obatan, dan alat-alat
kualitas penduduk ( pendidikan, penunjang medis lainnya hingga
kesehatan, pendapatan dan pekerjaan). ke pelosok desa.
Dengan pendidikan yang rendah akan · program asuransi kesehatan
masuk pada pekerjaan di sektor keluarga miskin (Askeskin) untuk
informal dengan pendapatan yang keluarga miskin (prasejahtera).
rendah. Dengan pendapatan yang 3. Pendapatan
rendah mereka tidak mampu · Memberikan subsidi keluarga
memenuhi kebutuhan baik kesehatan, miskin melalui berbagai program
pangan maupun papan, hal ini sosial.
menyulitkan mereka untuk mencapai · Meningkatkan standar upah
hidup yang sejahtera atau berkualitas. buruh atau upah minimum kota.
4.4. Strategi dan kebijakan · Memberikan modal atau pinjaman
untuk meningkatkan lunak dan pelatihan kepada para
kualitas hidup pengusaha mikro dan pengusaha
masyarakat Provinsi kecil
Jawa Tengah 4. Mata Pencaharian / pekerjaan
Strategi Provinsi Jawa Tengah dalam · Mengadakan program padat
meningkatkan kualitas hidup karya
masyarakatnya dalam bidang : · Meningkatkan penyaluran,
1. Pendidikan penyebaran, dan pemanfaatan
· Menggalakkan program wajib tenaga kerja melalui Program
belajar 9 tahun. Penggunaan dan Penyebaran

111
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

Tenaga Kerja (PPTK), Bursa · Meningkatkan


Tenaga Kerja, pengembangan usaha
· Meningkatkan keterampilan menengah dan kecil,
dan Meningkatkan hubungan termasuk usaha informal dan
perburuhan yang mantap dan tradisional melalui
dinamis hubungan kemitraan usaha,
Kebijakan Provinsi Jawa Tengah dalam permodalan, perijinan serta
meningkatkan kualitas hidup pendampingan.
masyarakatnya dalam bidang : 4. Pekerjaan
1. Pendidikan · Meningkatkan keterampilan
· Meningkatkan pemerataan dan dan keahlian serta
kualitas pendidikan pada semua profesionalisme tenaga kerja
jalur, jenis, dan jenjang · Meningkatkan pembinaan
pendidikan terutama dalam hubungan industrial yang
rangka pelaksanaan Wajib Belajar serasi antara pekerja dan
Pendidikan Dasar Sembilan pengusaha
Tahun · Meningkatkan perlindungan
· Pendampingan BOS , pemberian tenaga kerja
bea siswa bagi keluarga tidak · Pengembangan
mampu kewirausahaan
2. Kesehatan 4.5. Strategi dan kebijakan
· program jamkesmas dan antisipasi peledakan
jamkesda, peningkatan penduduk Provinsi Jawa
penjaringan dan penanganan Tengah
kasus gizi kurang dan gizi 1. Strategi yang diambil:
buruk, pelayanan MOW dan Ø Mencanangkan program
MOP dalam rangka Keluarga Berencana (KB) dan
mendukung program KB, memberikan kemudahan untuk
peningkatan akses air minum menjadi akseptor Keluarga
dan sanitasi bagi rumah Berencana.
tangga miskin perkotaan dan Ø Menetapkan Undang-Undang
perdesaan, Perkawinan yang di dalamnya
· Meningkatkan penyediaan mengatur serta menetapkan
dan memperluas jangkauan tentang batas usia nikah.
pelayanan prasarana air Ø Melaksanakan program
bersih serta meningkatkan transmigrasi
kualitas sanitasi lingkungan Ø Melaksanakan program
permukiman pemerataan pembangunan
· pemberian vitamin A pada dengan cara mendistribusikan
anak balita di desa tertinggal perusahaan atau industri di
dan peningkatan status gizi pinggir kota selain di pulau
murid sekolah melalui Jawa.
pemberian makanan 2. Kebijakan yang diambil:
tambahan bagi anak-anak SD · peningkatan keluarga berencana
keluarga miskin terutama di mandiri dengan dukungan dari
desa tertinggal. dinas terkait
3. Pendapatan

112
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

· mengarahkan persebaran ini bisa dilihat dari jumlah angkatan


penduduk yang lebih merata kerja sebesar 16.314.987 orang,
terutama ke daerah jarang 15.848.871 orang sudah bekerja dan
penduduk, melalui program 465.616 orang sedang mencari kerja.
transmigrasi umum, 5. Jumlah penduduk miskin di Provinsi
transmigrasi swakarsa Jawa Tengah sudah mengalami
berbantuan dan transmigrasi penurunan walaupun sedikit. Yaitu
swakarsa mandiri. dari 4.863.000 orang ( 14,98%) pada
I. PENUTUP september 2012 menjadi 4.733.000
1. Kebijakan dibidang kependudukan orang ( 14,56%) pada Maret 2013.
dan Keluarga Berencana Provinsi Sedangkan Indek Pembangunan
Jawa Tengah sudah cukup memadai, Manusia mencapai 72,94 .
6.
hal ini dibuktikan dengan upaya Provinsi Jawa Tengah mempunyai
peningkatan KB mandiri, jumlah penduduk yang besar yaitu
peningkatan Keluarga Sejahtera, sebesar 32.382.657 jiwa dengan laju
penyediaan sarana dan prasarana pertumbuhan penduduk sebesar 0,37
pelayanan KB, walaupun masih % . Dari kondisi ini menyebabkan
banyak kelemahan terutama dalam angka kepadatan penduduk di
sosialisasi program pengendalian Provinsi Jawa Tengah menjadi sangat
penduduk mupun ketersediaan data besar yaitu 995 jiwa/ Km2
diantaranya data base kesertaan ber- II. REKOMENDASI
KB, pelayanan KB serta tenaga 1. Melaksanakan sosialisasi
penyuluh lapangan sebagai lini pengendalian penduduk untuk
terdepan dalam keberhasilan program mewujudkan pembangunan
KB. berwawasan kependudukan terutama
2. Kualitas hidup masyarakat di pada Pasangan Usia Subur maupun
Provinsi Jawa Tengah di bidang kepada generasi muda melalui media
pendidikan masih rendah massa baik cetak maupun elektronik.
(pendidikan masih rendah apabila 2. Menggenggerakkan dan
dilihat dari pendidikan terakhirnya, pemberdayaan masyarakat dengan
yaitu tamat Sekolah menengah metode pendekatan Pembangunan
sebesar 14,51%, Angka Melek Huruf Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
masyarakat Jawa Tengah sudah untuk mengembangkan Program
cukup tinggi yaitu 93,68%, Tingkat Keterpaduan KB-Kesehatan menjadi
kesehatan masyarakat Provinsi Jawa program Desa Siaga.
Tengah sudah cukup tinggi terbukti 3. Meningkatkan capacity building
dari Angka Kematian Bayinya rendah bidang kependudukan dan KB kepada
yaitu sebesar 10,75%, sedangkan seluruh SKPD pengampu program
Angka Harapan Hidupnya tinggi Kependudukan dan Keluarga
yaitu sebesar 72,6%. Berencana
3. Tingkat pendapatan masyarakat 4. Melaksanakan pembinaan dan
Provinsi Jawa Tengah sudah cukup peningkatan kesertaan Ber-KB dari
meningkat walaupun ratio tingkat kota/ kabupaten sampai tingkat
ketergantungan masih cukup tinggi desa/ kelurahan
yaitu 50,31 5. Mengoptimalkan Program
4. Kondisi angkatan kerja di Provinsi Pengendalian Kuantitas Penduduk
Jawa Tengah sudah cukup baik , hal dengan menjalin kemitraan yang kuat

113
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang

dengan lembaga pemerintah yang lain, Badan Pusat Statistik, 2012, Jawa
Perguruan Tinggi, Forum Antar Umat Tengah Dalam Angka 2012.
Beragama serta lembaga-lembaga
yang konsen terhadap program ini. Badan Pusat Statistik, 2012, Laporan
6. Melaksanakan program transmigrasi. BPS tahun 2012.

Badan Pusat Statistik, 2012, Sensus


III. DAFTAR PUSTAKA Penduduk 2010.
Malthus T.R., 1978, Principles Of
Population ( 7 th ,ed) London, J.Johnson. Badan Pusat Statistik, 2013, Berita
Mantra Bagoes Ida, 2007, Demografi Statistik Provinsi Jawa Tengah 2013.
Umum, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Offset. Badan Kependudukan dan Keluarga
Samadi, 2007, Geografi 2 SMA kelas XI, Berencana , 2012, Arah Kebijakan dan
Jakarta, Quandra. Strategi BKKBN Tahun 2013.
Saraswati, Mila, Widaningsih, Ida, 2008,
Be Smart Ilmu Pangetahuan Sosial, Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009
Jakarta, Grafindo.
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Nomor 62 Tahun 2010
Sosial, Bandung, Rafika Aditama.
www.dinkesjatengprov.go.id/../bukusaku-
Bacaan Lain : kesehatan

Badan Pusat Statistik, 2008, Survai www.dinkesjatengprov,go.id


Demografi dan Kesehatan Indonesia
2007. www.balitbangjateng.go.id

114

Anda mungkin juga menyukai