56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.)
SKRIPSI
Oleh:
LAINUN SHABRINA
E1A007063
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2012
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN I
BAGI DIRI SENDIRI (TinjauanYuridisTerhadapPenerapanUndang-
UndangNomor 35 Tahun 2009 PadaPutusanPerkaraNomor :
56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.)
Oleh :
LAINUN SHABRINA
E1A007063
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman
Diterima dan Disahkan
PadaTanggal Agustus 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. NOOR AZIZ SAID, S.H., M.S. Dr. BUDIYONO, S.H., M.Hum.
NIP. 19540426 198003 1 004 NIP. 19631107 198901 1 001
Penguji
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : E1A007063
SKS : 2007
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya saya
sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang
lain.
Purwokerto,
LAINUN SHABRINA
E1A007063
iii
MOTTO
Kesempatan itu tidak akan dating berulang kali, seperti kamu melakukan
kesalahan yang berulang kali
iv
PERSEMBAHAN
Ada cinta yang kadang terabaikan, bukan karena tak berarti besar tetapi Karena
cara mengungkapkannya berbeda.
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan seluruh rahmat, taufik, hidayah, daninayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “TINDAK PIDANA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN I BAGI DIRI SENDIRI
(Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
Pada Putusan Perkara Nomor : 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.)“. Skripsi ini merupakan
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Jenderal Soedirman.
Berbagai kesulitan dan hambatan penulis hadapi dalam penyusunan skripsi
ini. Namun berkat bimbingan, bantuan dan moril serta pengarahan dari berbagai
pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terimakasih yang tidak terhingga
atas motivasi dan dukungan, baik langsung maupun tidak langsung yaitu kepada :
1. Allah SWT atas bimbingan hidup yang diberikanNya kepada Penulis.
2. Hj.Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto beserta para Pembantu
Dekan dan seluruh jajarannya.
3. Dr. Noor Aziz Said, S.H., M.S.selaku Dosen Pembimbing I Skripsi, atas
segala bantuan, arahan, dukungan dan masukan yang telah diberikan selama
penulisan skripsi ini.
4. Dr. Budiono, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II Skripsi, atas
segala bantuan, arahan, dukungan dan masukan yang telah diberikan
selama penulisan skripsi ini.
5. Haryanto Dwi Admodjo S.H., M.Hum., selaku Dosen Penguji Skripsi, atas
segala bantuan, arahan, dukungan masukan, menyediakan waktu dan
kebaikan yang telah diberikan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
vi
6. Sutoyo S.H., M.H, selaku Pembimbing Akademik yang memberikan
bimbingan sejak awal perkuliahan.
7. Kedua orang tua Fatchurrachman S.H., M.Hum dan Sumarsih S.Pd yang
dengan kasih sayang dan dukungannya memberikan semangat dan
dorongan yang tak terhingga pada penulis.
8. Kakakku dan adekku tersayang Alfiatin, Fajrina, Adlia, Ari Syi, yang
selama ini selalu memberikan dukungan dan kebahagiaan.
9. R.AzhariSetiadi yang telah memberikan warna tersendiri dalam hidup
Penulis serta memberikan dukungan, doa, kasih saying dan motivasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ;
10. Sahabat terbaikku Anggya AGP, Dwinanda Pangestika,Icep Nur Cahya,
Alfian Herlambang, Indri Novianti, Herli, Kartince Afriyanti. Semoga
impian kita untuk sukses bersama bias terwujud.
11. Bang Idhal, Bang Agung atas bantuan dan dorongan dalam penulisan
skripsi ini dan semua penghuni Kos Al-Muhayat atas dukungan dan
kebahagiaanya.
12. Temen-temen KKN ’12 Desa Karang Tengah Purbalingga, mas Catur,
Ardhi, Ahmed, Ira, Windu, dan Bu Lurah beserta keluarga.
13. Teman-teman FakultasHukum , kalian memberikan pengalaman yang
tidak terlupakan dalam berproses di Kampus Merah.
Penulis,
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
This study titled "Crime Narcotics Abuse Group 1 For Yourself (Against
Judicial Review Application of the Act No. 35 of 2009 In the Decision on Case
No.: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt). The purpose of this study was to determine the
consideration of the judge in applying the elements of the crime of abuse of
narcotics for themselves and to find out the consideration of judges in imposing
capital in case number: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt. The method used in this study is
the method of normative juridical approach, the specification of descriptive
research. Locations used in this study is at the Center for Scientific Information
(PII), libraries and library of the University Faculty of Law General Sudirman.
While the data analysis methods used are qualitative normative.
The results of this research note that the application of criminal elements
for consideration in the decision of Justice case Number: 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt
has met the elements adapted to Article 127 paragraph 1 point (1) Act No.35 year
2009 on Narcotics. Its elements are all people, and abuse of narcotics of category I
for self-Yourself.
Consideration in imposing criminal judge in the case number:
56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt, On the Misuse of Drugs For Yourself Group I to the
defendant SaifulNgibad Bin Kusworo with the SEMA No. 4 subject to criminal
jail of 1 (one) year 1 (one) month, for the defendant intended to coaching after
running a criminal can become a better person, and things that lighten the burden
and that is to be considered for the dropping of Criminal Justice
ix
DAFTAR ISI
MOTTO……………………………………………………………………….. iv
ABSTRAC ……………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
x
B. Tinjauan Umum Tentang Narkotika ………………………... 14
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan................................................................................. 91
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
berdasarkan atas hukum. Oleh karena itu, bagi Indonesia yang sebagai Negara
umumnya, seperti pada saat ini sering kita jumpai kenakalan berupa
atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintesis maupun semisintesis,yang
pengetahuan, yang pada akhirnya akan menjadi suatu bahaya bagi si pemakai,
yang pada akhirnya juga dapat menjadi pengaruh pada tatanan kehidupan
kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak. Penyalahgunaan narkotika dari tahun
menyalahgunakan narkotika.
1
Iswanto, Viktimologi, Purwokerto, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, 2009,
hlm. 8.
4
antara lain :
peredaran;
rehabilitasi.
pidana bagi pelakunya. Untuk sampai pada suatu kesimpulan bahwa pelaku
sebagai hukum pidana formil yang mengatur tata beracaranya. Tujuan dari
Tujuan dari hukum acara pidana adalah mencari dan mendapatkan atau
setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang
selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan
untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan
suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta memeriksa dan
5
dari seseorang yang diduga melakukan tindak pidana. Jika pelaku terbukti
secara sah dan meyakinkan maka didalam putusan akan memuat sebuah
untuk dapat seseorang terdakwa dijatuhi hukum ini harus memenuhi beberapa
2
Van Bemmelen dalam Andy Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Sinar
Grafika, 2008, hlm. 8.
6
beberapa alasan dalam pemilihan judul. Atas dasar uraian diatas, penulis
Hakim memutus terdakwa dengan pidana penjara selama satu tahun dan satu
56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.)
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
baru tentang hukum pidana dan juga berguna bagi masyarakat pada
umumnya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
feit” untuk menyebut apa yang disebut sebagai “tindak pidana” di dalam
tentang apa yang disebut sebagai “strafbaar feit” tersebut. Oleh karena itu
kesatuan pendapat para sarjana, berikut ini adalah beberapa pendapat para
Berikut ini adalah beberapa pendapat ahli hukum pidana yang juga
3
P.A.F. Lamintang. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti
hlm. 24-26
4
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 1982, hlm. 155.
9
atas dirasakan terlalu sederhana. Selain hal tersebut di atas, masih terdapat
5
Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Pidana Indonesia, Bandung, PT Refika
Aditama, 2008, hlm. 59.
6
Utrecht, Hukum Pidana I, Surabaya, Pustaka Tindak Mas, 1986, hlm. 251.
7
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung, PT Citra Aditya
Bakti, 1997, hlm. 193.
8
Loc. Cit.
10
tindak pidana pun belum terdapat kesatuan pendapat diantara para ahli
pendapat para ahli hukum pidana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
1. Pandangan dualistis
suatu perbuatan dengan sanksi ancaman pidana (criminal act atau actus
1) H.B. Vos
2) W.P.J. Pompe
9
Vos dalam Sudarto, Loc. Cit.
11
3) Moeljatno
2. Pandangan monistis
1) Simons
10
Pompe dalam Sudarto, Ibid, hlm. 43.
11
Moeljatno dalam Sudarto, Loc. Cit.
12
Sudarto, Hukum Pidana I (cetakan ke II), Semarang :Yayasan Sudarto d/a
Fakultas Hukum Undip Semarang, 1990, hlm. 41.
12
2) Van Hamel
3) Mezger
13
Simons dalam Sudarto, Loc. Cit.
14
Van Hamel dalam Sudarto, Loc.Cit
13
perommisionis commisso;
f. Delik yang berlangsung terus dan delik yang tidak berlangsung terus;
j. Kejahatan ringan.
15
Mezger dalam Sudarto, Ibid. hlm. 41-42.
14
sebagai perwujudan dari asas lex specialis derogat lex generalis. Oleh
1. Pengertian Narkotika
16
Sudarto, Hukum Pidana I, Jakarta, PT. Sinar Grafika, 2007, hlm. 21
15
membius. Ada yang mengatakan bahwa kata narkotika berasal dari bahasa
Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa kata narkotika berasal dari
menyebutkan bahwa :
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-
golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini”.
2. Sejarah Narkotika
Sejak dahulu kita telah mengenal candu sebagai salah satu jenis narkotika
yang ada dan dipergunakan oleh sebagian kecil masyarakat.20
17
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung : PT. Alumni, 1981, hlm. 36.
18
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung, PT.
Mandar Maju, 2003, hlm. 35.
19
Rachman Hermawan S., Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, Bandung :
Eresco, 1987, hlm. 10-11.
20
Rachman Hermawan S., Op Cit., hal. 7
16
Kebiasaan mengisap candu yang menjadi ciri khas di kawasan Timur Jauh
belum dikenal orang sampai penemuan Benua Amerika oleh Columbus
tahun 1492, sebab kebiasaan merokok juga tidak dikenal oleh penduduk
Dunia Lama di Daratan Asia dan Afrika. Kesukaan mengisap candu baru
menjadi masalah besar di Cina setelah Cina menjadi sasaran utama
perdagangan candu oleh maskapai Inggris, British East India Company
/BEIC dan Belanda.
Pada tahun 1790, BEIC berhasil menjual candu ke Cina. Pada tahun 1838
terjadi perang candu I setelah candu gelap Inggris dibatalkan oleh Cina.
Perang antara Cina dan Inggris berlangsung kembali antara tahun 1856-
1858 dengan kekalahan di pihak Cina. Akibat kekalahan tersebut, Cina
terpaksa membuka pintu dan memasukkan candu melalui beberapa
pelabuhan.22
21
Loc. Cit.
22
Mardani, Op. Cit., hal. 93-94.
23
Rachman Hermawan S., Op. Cit., hal 8-9.
17
Di samping tanaman tersebut, ganja yang tumbuh subur di negara kita juga
termasuk salah satu jenis narkotika yang dilarang oleh Pemerintah
Republik Indonesia.
Dewasa ini, candu, morfina, heroina, kokaina, dan ganja dikenal dalam
ketentuan perundang-undangan sebagai narkotika.25
3. Pengaturan Narkotika
berikut :
Ordonantie yang dimuat dalam Stbl 1872 No. 76. Di samping itu,
24
Loc. Cit.
25
Ibid, hal. 10.
18
persetujuan Raad van Indie mengeluarkan Stbl 1927 No. 278 jo No.
ordonantie.
Narkotika.
Narkotika.
1997 dan dimuat dalam Lembaran Negara Tahun 1997 No. 67 serta
27
Hari Sasangka, Op. Cit, hal. 164-165.
20
narkotika.
Narkotika.
Narkotika.
berikut :
28
Keterangan Presiden Republik Indonesia Mengenai Rancangan Undang-Undang
Republik Indonesia Tentang Narkotika, http://www.legalitas.org, diakses pada tanggal 14 Januari
2010.
22
merupakan zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
4. Jenis-Jenis Narkotika
macam, yaitu :
23
a. Narkotika golongan I
diantaranya :
29
Ibid, hlm. 34.
24
b. Narkotika golongan II
26
lain :
28) Ekgonina, termasuk ester dan derivatnya yang setara dengan ekgonina
dan kokaina.
29) Etilmetiltiambutena : 3-etilmetilamino-1, 1-di-(2'-tienil)-1-butena
30) Etokseridina : asam1-[2-(2-hidroksietoksi)-etil]-4fenilpiperidina-4-
karboksilat etil ester
31) Etonitazena : 1-dietilaminoetil-2-para-etoksibenzil-5nitrobenzimedazol
32) Furetidina : asam 1-(2-tetrahidrofurfuriloksietil)4 fenilpiperidina-4-
karboksilat etil ester)
33) Hidrokodona : dihidrokodeinona
34) Hidroksipetidina : asam 4-meta-hidroksifenil-1-metilpiperidina-4-
karboksilat etil ester
35) Hidromorfinol : 14-hidroksidihidromorfina
36) Hidromorfona : dihidrimorfinona
37) Isometadona : 6-dimetilamino- 5 -metil-4, 4-difenil-3-heksanona
38) Fenadoksona : 6-morfolino-4, 4-difenil-3-heptanona
39) Fenampromida : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-propionanilida
40) Fenazosina : 2'-hidroksi-5,9-dimetil- 2-fenetil-6,7-benzomorfan
41) Fenomorfan : 3-hidroksi-N–fenetilmorfinan
42) Fenoperidina : asam1-(3-hidroksi-3-fenilpropil)-4-fenilpiperidina-4-
karboksilatmEtil ester
43) Fentanil : 1-fenetil-4-N-propionilanilinopiperidina
44) Klonitazena : 2-para-klorbenzil-1-dietilaminoetil-5-nitrobenzimidazol
45) Kodoksima : dihidrokodeinona-6-karboksimetiloksima
46) Levofenasilmorfan : (1)-3-hidroksi-N-fenasilmorfinan
47) Levomoramida : (-)-4-[2-metil-4-okso-3,3-difenil-4-(1pirolidinil)butil]
morfolina
48) Levometorfan : (-)-3-metoksi-N-metilmorfinan
49) Levorfanol : (-)-3-hidroksi-N-metilmorfinan
50) Metadona : 6-dimetilamino-4, 4-difenil-3-heptanona
51) Metadona intermediate : 4-siano-2-dimetilamino-4, 4-difenilbutana
52) Metazosina : 2'-hidroksi-2,5,9-trimetil-6, 7-benzomorfan
53) Metildesorfina : 6-metil-delta-6-deoksimorfina
54) Metildihidromorfina : 6-metildihidromorfina
55) Metopon : 5-metildihidromorfinona
56) Mirofina : Miristilbenzilmorfina
57) Moramida intermediate : asam (2-metil-3-morfolino-1, 1difenilpropana
karboksilat
58) Morferidina : asam 1-(2-morfolinoetil)-4-fenilpiperidina-4-karboksilat
etil ester
59) Morfina-N-oksida
60) Morfin metobromida dan turunan morfina nitrogen pentafalent lainnya
termasuk bagian turunan morfina-N-oksida, salah satunya kodeina-N-
oksida
61) Morfina
62) Nikomorfina : 3,6-dinikotinilmorfina
63) Norasimetadol : (±)-alfa-3-asetoksi-6metilamino-4,4-difenilheptana
28
1) Asetildihidrokodeina
2) Dekstropropoksifena: α-(+)-4-dimetilamino-1,2-difenil-3-metil-2-butanol
propionat
3) Dihidrokodeina
29
Tindak pidana narkotika diatur dalam Pasal 111 sampai Pasal 148
2. Penyalahgunaan Narkotika
30
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta : Djambatan, 2001, hlm.
154.
31
Djoko Prakoso, Bambang R. L., Amir M., Op.Cit, hal. 489.
31
pidana narkotika.
32
Rachman Hermawan S, Op. cit, hlm. 11.
33
kelalaian, kemauan suka rela, atau dipaksa atau ditipu, bencana alam,
sanksi terhadap pelaku tindak pidana ini sedikit lebih ringan daripada
33
Iswanto, Op. Cit, hlm. 8.
34
putusan apa yang akan dijatuhkan majelis hakim, tergantung dari hasil
hakim maka berlaku ketentuan didalam Pasal 182 ayat (6) KUHAP yang
menyatakan bahwa:
34
Leiden Marpaung, Proses Penanganan Perkaara Pidana (Di Kejaksaan &
Pengadilan Negeri, Upaya Hukum & Upaya Eksekusi), Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hlm.
129.
35
Ibid, hlm. 129-130.
36
terlebih dahulu dapat memahami secara mantap semua unsur tindak pidana
hukum (pidana) juga merupakan akhir atau puncak dari keseluruhan sistem
36
Ibid, hlm. 139-140.
37
Andy Hamzah, Op.cit, hlm. 285.
38
Roeslan Saleh, Perubahan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, Jakarta:
Aksara Baru, 1983, hlm. 1.
38
Terdakwa. Harus diakui bahwa pidana itu tidak berakibat sama pada setiap
yaitu :
39
Niniek Suparni, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana Pemidanaan,
Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 40.
40
Sudarto dalam Lamintang, Ibid, hlm. 49.
41
Hall dalam M. Sholehuddin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana Ide Dasar
Double Track System & Implementasinya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003,
hlm. 70
39
42
Ted Honderich dalam M. Sholehuddin, Ibid, hlm. 71.
43
P.A.F. Lamintang, Op.cit. hlm. 23.
44
Ibid, hlm. 33-34.
40
suatu tindak pidana. Pidana merupakan akibat mutlak yang harus ada
pidana.
45
Muladi dan Barda Nawawi, Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana, Bandung,
Alumni, 1984, hlm. 12.
41
tetapi agar orang jangan melakukan tindak pidana, pidana memiliki tujuan-
tujuan tertentu yang bermanfaat. Pemidanaan itu adalah suatu cara untuk
mencapai tujuan yang lain dari pada pemidanaan itu sendiri, sehungga
teori ini dikenal sehingga juga dikenal sebagai teori tujuan (utilitarian
theory). Sedangkan menurut Nigel Walker, teori ini lebih tepat disebut
teori atau aliran reduktif (the “reductive” point of view”) karena dasar
46
Ibid, hlm. 12-13.
47
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana (Cetakan II), Bandung , Alumni, 1986, hlm.
83.
42
kejahatan.48
c. Teori Gabungan
sebagai asas dari pidana dan bahwa beratnya pidana tidak boleh
sebelumnya, yaitu teori absolut dengan teori tujuan. Kedua teori tersebut
48
Muladi dan Barda Nawawi, Op.cit. hlm. 16.
49
Ibid, hlm. 17.
50
Ibid, hlm. 19.
43
anggapan berat sebelah, sebab tujuan teori ini yang hanya memperbaiki
aliran yaitu :
51
Bambang Purnomo, Op. cit, hlm. 31-32.
44
Indonesia. Dua jenis pidana tersebut adalah pidana pokok dan pidana
pidana Indonesia telah mendapat satu macam pidana pokok yang baru.
Jenis pidana pokok yang baru tersebut adalah apa yang disebut
52
Simons dalam Muladi dan Barda Nawawi, Op.cit., hlm. 33.
53
Lihat KUHP Prof. Moeljatno, S.H., hlm. 5-6.
54
P.A.F. Lamintang, Op.cit. hlm. 50.
55
Niniek Suparni, Op.cit, hlm. 34.
45
tindak pidana.
yang dikenal dengan sistem dua jalur (Double Track System). Sistem
diterapkan.
46
Anak, terdapat jenis sanksi yang dapat diterapkan terhadap anak. Jenis
sanksi yang dapat diterapkan terhadap anak yang berupa pidana pokok
dalam KUHP tidak terlepas dari keberadaan asas lex specialis derogat
56
M. Sholehuddin, Op.cit, hlm. 59.
48
mengenai sanksi dalam hukum pidana, yaitu sanksi pidana di satu pihak
dan jenis sanksi tindakan di pihak lain.58 Sistem dua jalur tidak
sepenuhnya memakai satu diantara dua jenis sanksi tersebut, tetapi lebih
penting.59
57
Ibid, hlm. 3.
58
Ibid, hlm. 17.
59
Ibid hlm. 28.
49
60
P.A.F. Lamintang, Op. cit, hlm. 34.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
legis positivis . Konsep ini memandang hukum itu identik dengan norma-
norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh pejabat atau lembaga yang
berwenang. Selain itu konsepsi tersebut melihat hukum dari suatu sistem
peraturan yang ada apakah sudah sesuai dengan aturan atau belum.
61
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum , Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1983, hlm. 11-12.
51
Penelitian kali ini mengenai studi putusan tentang tindak pidana narkotika
56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.
B. Spesifikasi Penelitian
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Peneliti dalam hal ini akan melakukan penelitian hukum normatif, maka
erat dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan
hasil-hasil penelitian dan yang terakhir bahan hukum tersier yaitu bahan-
bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan
Bahan hukum yang digunakan peneliti ini diperoleh dari salah satu
56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt.
b. Hasil-hasil penelitian
Yurisprudensi dan doktrin, selain itu juga mencari bahan dari internet yang
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Identitas Terdakwa
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
56
2. Duduk perkara
KESATU
September 2011 sekira pukul 21.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu
lain dalam bulan September Tahun 2011, bertempat dirumah Dirin dalam
kamar kosong Jl. H Madrani Kel. Grendeng Kec. Purwokerto Utara Kab.
memeriksa dan mengadili perkara ini. Tanpa Hak atau Melawan Hukum
- Pada awal mulanya pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011 terdakwa
datang kerumah Ari (status DPO) di Jl. H Madrani Kel. Grendeng Kec.
pukul 14.00 wib terdakwa datang kerumah ari (status DPO) dijalan Pada
hari kamis tanggal 01 September 2011 sekitar pukul 14.00 wib terdakwa
datang kerumah Ari (status DPO) di Jl. H Madrani Kel. Grendeng Kec.
dikamar kosong tersebut, dan setelah berada di rumah \Ari (status DPO),
57
lalu terdakwa melihat ternyata benar ada 1 (satu) coklat diduga berisi
Purwokerto.
- Pukul 21.00 wib pada saat saksi Pramuaji W dan saksi Aris Budi Setiyono
dengan nomor 08190332269 yang berbunyi “barange wis ana rung sich”.
Dan atas SMS tersebut saksi Aris Budi Setiyono menanyakan “barang
apa” dan dijawab oleh terdakwa “pesanan ganja” lalu saksi Aris Budi
- Kemudian saksi Pramuaji W dan saksi Aris Budi Setiyono dan terdakwa
ganja tersebut. Dan setelah berada di rumah Dirin, lalu terdakwa masuk
minyak warna coklat yang diduga berisi ganja milik terdakwa yang dibeli
dari Ari (status DPO) seharga Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dan
tidak ada ijin dari yang berwenang, kemudian terdakwa ditangkap dan
diamankan oleh pihak yang berwajib untuk diproses sesuai dengan hukum
yang berlaku.
- Bahwa dari hasil pemeriksaan atas 1 (satu) tube berisi urine, yang disita
tanggal 07 September 2011 yang dibuat oleh Yayuk Murti Rahayu, B.Sc
dan Ibnu Sutarto ST, dengan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti
nomor BB-01885/2011 berupa daun, batang dan biji tersebut diatas adalah
diatur dan diancam pidana dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-
pidana dalam pasal 111 ayat (1) Undang-undang No.35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika
KEDUA
September 2011 sekira pukul 21.00 wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain
dalam bulan September tahun 2011, bertempat tinggal di jl. H Madrani Kel.
- Pada awal bulan Agustus 2011 terdakwa datang kerumah Ari (status
ditawari atau diajak Ari untuk memakai atau menghisap ganja, dan atas
kepada Ari (status DPO) seharga Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah),
60
kemudian terdakwa di SMS oleh Ari (status DPO) bahwa barang ganja
sudah ada.
(satu) paket ganja tersebut dari Ari, lalu terdakwa membagi menjadi 8
memakai ganja tersebut, dengan cara 1 (satu) linting ganja dibakar lalu
pusing.
Jl. Raya Kampus No 50 Kel. Grendeng Rt. 06/07 Kec. Purwokerto Utara
14.00 wib terdakwa Saiful Ngibad Bin Kusworo datang kerumah Ari
Utara Kab. Banyumas memesan ganja seharga Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah)
- Ke esokan harinya pada tanggal 31 Agustus 2011 sekitar pukul 19.00 wib,
terdakwa menerima SMS dari Ari (status DPO) yang berbunyi “barang
- Pada hari kamis tanggal 01 September 2011 sekitar pukul 14.00 wib
yang berada dikamar kosong tersebut, dan setelah berada di rumah \Ari
(status DPO), lalu terdakwa melihat ternyata benar ada 1 (satu) coklat
- Bahwa dari hasil pemeriksaan atas 1 (satu) tube berisi urine, yang disita
tanggal 07 September 2011 yang dibuat oleh Yayuk Murti Rahayu, B.Sc
dan Ibnu Sutarto ST, dengan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti
nomor BB-01885/2011 berupa daun, batang dan biji tersebut diatas adalah
pidana dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika.
62
1. Dakwaan primair
tentang Narkotika
2. Dakwaan subsidair
4. Keterangan Saksi
a. Keterangan saksi
Bahwa saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan keluarga dengan
Terdakwa ;
21.00 Wib saksi dan saksi Pramuaji bersama team yang sedang
isinya “ barange wis ana during sich “ ; dan atas SMS tersebut
minyak warna coklat yang berisi ganja itu adalah milik terdakwa
yang beli dari Ari (status DPO) seharga Rp. 100.000,- dan
2. Saksi Pramuaji SH
terdakwa;
21.00 wib saksi dan saksi Ari Budi Setiyono bersama team yang
ana rung sich” ; dan atas SMS tersebut saksi Aries Budi kemudian
bungkus kertas minyak warna coklat yang berisi ganja itu adalah
Purwokerto antara sekitar jam 19.00 wib hingga jam 21.00 wib
saudara sepupu ;
ada di BAP adalah benar dan saksi masih tetap pada keteranganya
dulu ;
head set adalah kamar yang biasa digunakan oleh Ari kalau
namun saat kejadian kamar tersebut memang koseng Ari tidak ada
ditempat ;
Bahwa saksi memang tidak tahu apa yang diambil terdakwa dari
kamar anaknya tersebut adalah benar head set atau bukan karena
adalah ganja ;
terdakwa ;
DPO.
baik setelah keluar dari penjara nanti dan sebagai orang tua pula
5. Barang bukti
biji dengan berat 4,025 gram dan 1 (satu) buah tube brisi urine
089665766776
(terdakwa)
6. Keterangan Terdakwa
Saeful ;
isinya “ barange wis ana during sich ?” dan para saksi selaku
baju, lalu terdakwa keluar kamar bertemu dengan saksi Dirin dan
pamit pulang ;
sekitar jam 19.00 wib terdakwa menerima SMS dari Ari yang
awal bulan Agustus 2011 dan pada tanggal 22 Agustus 2011 ; dan
diperlihatkan dipersidangan.
7. Fakta-fakta Hukum
21.00 wib saat saksi Aris Budi Setiyono dan saksi Pramuaji
(terdakwa) ;
isinya “barange wia ana rung sich” dan atas SMS tersebut saksi
Banyumas ;
baju, lalu terdakwa keluar kamar bertemu dengan saksi Dirin dan
pamit pulang ;
(lima puluh ribu rupiah) dan kemudian Niko (status DPO) sepakat
ribu rupiah) ;
jam 19.00 wib terdakwa menerima SMS dari Ari (status DPO)
ditawari oleh Ari (status DPO) awalnya setelah itu terdakwa jadi
78
Narkotika ;
meberantas Narkotika.
mengulangi lagi.
Negeri tersebut adalah dakwaan kedua Pasal 127 ayat (1) hurf a Undang-
sebagai berikut :
1. Setiap Orang
sehingga orang yang dimaksud dalam perkara ini benar ditujukan kepada
terdakwa tersebut diatas, sehingga tidak salah orang atau error in persona
(dua puluh Sembilan) hari yang artinya masih dibawah 18 (delapan belas)
tahun.
dan wewenang seseorang atau karena tidak mendapat ijin dari pejabat yang
masyarakat,
Tahun 2009 yaitu Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
di persidangan adalah :
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 1 September 2011 sekira pukul 21.00 wib
saat saksi Aris Budi Setiyono dan saksi Pramuaji bersama team yang
dari Niko dengan nomor 08190332269 yang isinya “barange wia ana rung
sich” dan atas SMS tersebut saksi Aris Budi Setiono kemudian
pesanan ganja ;
- Bahwa para saksi sebagai petugas juga menanyakan lagi dimana ganja
- Bahwa selanjutnya saksi Aris Budi Setiyono dan saksi Pramuji serta
ganja tersebut
dengan saksi Dirin dan mengatakan ankan mengambil head set yang
Dirin dimanaa saat itu kamar dalam keadaan kosong karena Ari (DPO)
tidak ada di tempat dan terdakwa kemudian mengambil head set serta 1
(satu) bungkus kertas minyak warna coklat yang berisi ganja yang
- Bahwa pemesanan ganja kepada Ari (DPO) dilakukan pada hari Selasa
(lima puluh ribu rupiah) dan kemudian Niko (status DPO) sepakat dengan
untuk memesan ganja seharga Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) dan pada
hari Rabu tanggal 31 Agustus 2011 sekitar jam 19.00 wib terdakwa
menerima SMS dari Ari (status DPO) yang berbunyi “barang ganja sudah
terdakwa sendiri belum membayar kepada Ari (status DPO) karena Niko
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 1 September 2011 sekitar jam 14.00 wib
dikamar kosong yang merupan kamar Ari (status DPO) dan terdakwa
melihat ternyata benar ada 1 (satu) bungkus kertas minyak warna coklat
- Bahwa terdakwa tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang untuk
setlah itu dari dalam diri terdakwa sebelumnya telah 2 kali memesan
ganja pada Ari (DPO) seharga Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) itupun
86
selalu untuk digunakan sendiri bukan untuk dijuak yaitu awal bulan
- Bahwa 1 (satu) bungkus kertas minyak coklat berisi batabg, daun, dan biji
tentang Narkotika ;
Sendiri
4,025 gram
87
dan Rehabilitasi.
sebagai berikut:
a. Terdakwa pada saat ditangkap oleh penyidik Polri dan penyidik BNN
Pada saat tertangkap tangan sesuai butir a di atas ditemukan barang bukti
7. Meskalin 5 gram
diethylamide
permintaan penyidik.
89
gelap Narkotika.
Hakim harus menunjuk secara tegas dan jelas tempat rehabilitasi yang
dimaksud adalah:
a. Lembaga rehabiltasi medis dan sosial yang dikelola dan/atau dibina dan
Daerah (UPTD)
Agung Nomor : 07 Tahun 2009 tanggal 17 Maret 2009 perihal yang sama,
B. Pembahasan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan dalam amar putusan nomor 4
62
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya
Bakti, 1997, hlm. 193.
92
63
Loc. Cit.
64
Sudarto dalam Zainal Aibidin Farid, Hukum Pidana I, Jakarta : PT. Sinar
Grafika, 2007, hlm. 21.
93
(KUHP) sebagai perwujudan dari asas lex specialis derogat lex generalis.
memuat tindak pidana diluar KUHP itu tentu berbeda dengan KUHP,
pidana, jenis hukuman, dan lain-lain) juga mengatur secara khusus tentang
pokoknya adalah pidana penjara dan pidana denda yang bisa dijatuhkan
65
M. Sudrajat Bassar, Hukum Pidana (Pelengkap KUHP), Bandung : Armico, 1983,
hlm. 17.
94
tidak berlaku lagi. Hal baru yang pertama adalah dengan berlakunya
66
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung : PT.
Mandar Maju, 2003, hlm. 127-128.
95
1. Narkotika golongan I
diantaranya :
96
2. Narkotika golongan II
lain :
antara lain :
1) Asetildihidrokodeina
2) Dekstropropoksifena: α-(+)-4-dimetilamino-1,2-difenil-3-metil-2-
butanol propionat
3) Dihidrokodeina
4) Etilmorfina : 3-etil morfina
5) Kodeina : 3-metil morfina
6) Nikodikodina : 6-nikotinildihidrokodeina
7) Nikokodina : 6-nikotinilkodeina
8) Norkodeina : N-demetilkodeina
9) Polkodina : Morfoliniletilmorfina
10)Propiram : N-(1-metil-2-piperidinoetil)-N-2-piridilpropionamida
11)Buprenorfina:21-siklopropil-7-α-[(S)-1-hidroksi-1,2,2-
trimetilpropil]-6,14-endo-entano-6,7,8,14-tetrahidrooripavina
12)Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut di atas
13)Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan
narkotika
14)Campuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain bukan
narkotika
102
Tindak pidana narkotika diatur dalam Pasal 111 sampai Pasal 148
67
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta : Djambatan, 2001, hlm. 154.
103
yaitu :
68
Rachman Hermawan S, Op. cit, hlm. 11.
105
kemauan suka rela, atau dipaksa atau ditipu, bencana alam, dan semuanya
benar-benar berisi sifat penderitaan jiwa, raga, harta dan morel serta sifat
sehingga tidak berlebihan jika sanksi terhadap pelaku tindak pidana ini
sedikit lebih ringan daripada pelaku tindak pidana narkotika yang lain.
69
Iswanto, Op. Cit, hlm. 8.
106
narkotika golongan I bagi diri sendiri sesuai dengan rumusan pasal 127
1. Setiap orang
Majelis Hakim
korporasi.
sendiri.
ketergantungan;
di persidangan ;
ada dan disimpan di dalam lemari dibawah baju di kamar Ari di jalan
dan akan menggunakan ganja tersebut untuk dirinya sendiri tanpa ijin
tanpa hak atau melawan hukum bukan pecandu karena tidak ada
psikis;
nomor 56/Pid.Sus/2011/PN.Pwt
kepada Terdakwa Saiful Ngibad Bin Kusworo yang telah terbukti bersalah
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas, atau lepas dari
sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut ketentuan dalam Pasal 127
Pada amar putusan nomor 2 (dua) majelis hakim telah menjatuhkan pidana
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
Selain itu juga mendasarkan pada pasal 183 yang berbunyi : hakim tidak
a. Keterangan saksi :
2. Pramuaji SH;
3. Ahmad Sodirin;
b. surat :
berupa ; 1 (satu) bungkus kertas coklat berisi batang, daun, dan biji
dengan berat 4,025 gram dan 1 (satu) buah tube brisi urine dengan
1993, anak laki-laki dari suami isteri : Kusworo dan Mujinah, yang
c. Petunjuk
d. Keterangan terdakwa
dari para saksi dan barang bukti yang diperlihatkan oleh hakim adalah
benar
kecil ganja dalam bungkus kertas minyak sebesar 4,025 gram dan 1 (satu)
botol plastic berisi urine milik terdakwa Saiful Ngibad Bin Kusworo akan
Berdasarkan alat-alat bukti yang sah dan barang bukti yang diajukan
NGIBAD Bin KUSWORO terbukti secara sah telah melakukan tindak pidana
dirumuskan dan diancam dalam pasal 127 ayat 1 huruf (a) Undang-undang
1. Setiap orang
mempertanggungjawabkan.
Alasan pemaaf adalah bersifat subjektif dan melekat pada diri Terdakwa /
Pelaku, khususnya mengenai sikap bathin sebelum atau pada saat akan
berbuat, telah diatur didalam pasal 44 ayat (1), 48, 49 ayat (2) dan 51
ada dalam perkara ini, yaitu dan Balai Pemasyarakatan Purwokerto yang
diduga melanggar Pasal 111 ayat (!) Jo Pasal 127 ayat (!) UU RI
ganja
temannya NIKO yang memesan dan dank lien meminta pada Ari
mengkonsumsi
mengulangi lagi;
berwajib;
118
6. Hakim dalam perkara anak Nakal, baik di dalam maupun di luar sidang
harus terikat dengan kesimpulan dan saran yang termuat di dalam laporan
1997 tentang Pengadilan Anak, terhadap anak nakal yang telah terbukti
ketentuan dalam pasal 197 ayat (1) huruf f KUHAP yang perumusanya
meringankan terdakwa.
peredaran Narkotika.
lagi.
kemudian hari.
penjara selama 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan kurungan, dimana pidana tersebut lebih
ringan dibandingkan dengan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut terdakwa dengan
pidananya dapat menjadi orang yang lebih baik lagi, oleh karena itu pidana
yang akan dijatuhkan kepada diri terdakwa nanti menurut Hakim dirasa
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
narkotika golongan I bagi diri sendiri karena telah sesuai dengan pasal 127
Setiap Orang
persidangan
Narkotika).
psikis.
Narotika golongan I
ketergantungan.
psikis.
Bagi Diri Sendiri kepada terdakwa Saiful Ngibad Bin Kusworo dengan
menjalankan pidananya dapat menjadi orang yang lebih baik lagi , dan
B. Saran
M. Sholehuddin. 2003. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana Ide Dasar Double
Track System & Implementasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Marpaung, Leiden. 2010. Proses Penanganan Perkaara Pidana (Di Kejaksaan &
Pengadilan Negeri, Upaya Hukum & Upaya Eksekusi). Jakarta: Sinar
Grafika.
Poernomo, Bambang. 1986. Asas Hukum Pidana. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
_______. 1986. Kapita Selekta Hukum Pidana (Cetakan II). Bandung: Alumni
_______. 1990. Hukum pidana I. Semarang: Yayasan Sudarto
B. Peraturan Perundang-undangan