NIM : C121 12 105 1. Roleplay sebagai Kepala Ruangan Hari Selasa, 20 Desember 2016 saya mendapatkan peran menjadi kepala ruangan. Disitulah saya harus belajar menjadi seorang pemimpin bagi teman-teman saya, saat itu saya sangat tertantang karena kami diminta untuk memainkan peran secara nyata. Menjadi seorang kepala ruangan tidaklah mudah, seorang kepala ruangan memiliki banyak tugas diantaranya memimpin operan, melengkapi daftar pasien di setiap ruangan, memberikan pengarahan pada PP atau PA dalam melaksanakan tugas, mempersiapkan administrasi pasien pindah dan pulang, menerima dan mengembalikan obat pasien, pemeriksaan rontgen, laboratorium, serta memasukkan dalam computer, dan lain sebagainya. Berperan sebagai kepala ruangan saya melakukan survey ke pasien. Namun, dalam survey tersebut ternyata banyak kendala yang saya dapatkan diantaranya dimana kurangnya kesadaran keluarga pasien dalam menjaga kebersihan dan keindahan ruangan, pada ruang perawatan misanya keluarga diperbolehkan untuk menyimpan barang-barang bawaan di bawah tempat tidur pasien, dan pasien dapat berpindah tanpa sepengetahuan perawat dengan berbagai alasan, kemudian saya (kepala ruangan) menyampaikan kepada pasien yang berperilaku demikian untuk tidak mengulangi lagi. Selain itu, saya juga memperhatikan beberapa hal yang cukup memberikan kendala yaitu rasio perawat pasien yang kurang maksimal, terdapat 45 bed, dan ada 4 PA, 1 PP. Selama saya bermain peran menjadi kepala ruangan jumlah pasien yang dikelola sebanyak 10 orang. Adapun metode MPKP yang digunakan adalah metode TIM. Metode Tim yang digunakan hanya satu Tim, dimana satu orang berperan sebagai kepala ruangan, satu orang berperan sebagai perawat primer, dan lainnya menjadi perawat asocite. Namun ketika shift sore, terdapat satu orang berperan menjadi PJ shift pada sore itu begitupun pada malam harinya. Pasien yang dikelola sebanyak 10 orang dengan diagnosa yang berbeda-beda diantaranya gastropati diabetik + DM tipe II, unstable angina pectoris, hemoroid dan lain sebagainya. Pasien yang dikelola sebanyak 10 orang tersebut kemudian saya bagi kepada perawat asocite yang bertugas pada hari itu dan memilih salah satu teman sebagai perawat primer untuk bertanggung jawab dalam membuat asuhan keperawatan. Pada saat itu juga, dokter melakukan visite pada pasien kelolaan kami. kemudian teman saya yang berperan sebagai perawat primer melaporkan kepada saya (kepala ruangan) bahwa 3 diantara 10 pasien kelolaan telah dizinkan untuk rawat jalan, sehingga kepala ruangan mempersiapkan administrasi pasien pulang tersebut, namun pasien tersebut dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum dipulangkan. Pukul 14.00 TIM saya akan melakukan pre conference di nurse station, saya sebagai kepala ruangan memimpin/membuka operan tersebut dan mempersilahkan perawat primer untuk membacakan hasil laporan shift pagi. Setelah perawat primer membacakan laporannya, selanjutnya kepala ruangan beserta Timmnya menuju ke kamar pasien untuk melakukan operan disetiap kamar dan perawat asocite yang bertugas pada setiap kamar yang akan mengoperkan lebih jelasnya. Setelah itu, kepala ruangan beserta Timnya kembali ke nurse station untuk melakukan post conference dan saya sebagai kepala ruangan kembali memimpin/menutup operan tersebut.
2. Roleplay sebagai Perawat Primer
Hari Rabu, 14 Desember 2016 saya mendapatkan peran menjadi perawat primer. Disitulah saya mempunyai tanggung jawab harus mengetahui secara keseluruhan pasien dengan tindakan yang telah dilakukan. Menjadi perawat asocite juga memiliki tugas diantaranya memimpin pre dan post conference, membuat rencana harian, bekerja sama dengan kepala ruangan membuat jadwal dinas, mendampingi visite dokter, membantu kepala ruangan mengadakan survey, melaksanakan asuhan keperawatan, dan melakukan orientasi pada pasien baru. Selama menjalankan peran sebagai perawat primer melakukan pendataan, pengkajian, dan orientasi terhadap pasien baru tersebut. Selain daripada tugas tersebut pada hari tersebut juga didapatkan pasien dengan rencana pulang dan sebagai Katim, perlu melakukan beberapa hal misalnya melengkapi status rekam medis, resume keperawatan pasien tersebut, mengevaluasi administrasi pasien dan memvalidasi pengetahuan pasien keluarga terhadap rencana tindakan kesehatan selanjutnya. Mendekati akhir shift, perawat primer mencatat evaluasi pada pasien kelolaan yang diberikan dan mencatatnya sebagai SOAP pasien di buku laporan pasien. Setelah semuanya selesai, maka dimulailah pre conference. Dimana, perawat primer menyampaikan hal hal yang penting berkaitan pasien kelolaan. Kemudian perawat dinas sore dan beberapa perawat dinas pagi menuju ruang perawatan pasien satu persatu, pada kesempatan tersebut disampaikanlah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan umum pasien dan secara singkat mengenai rencana tindakan medis dan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya. Kemudian dilakukan post conference untuk mengvalidasi hal-hal yang masih kurang. Kemudian pada akhirnya penugasan perawat primer didelegasikan kepada penanggungjawab shift sore pada hari tersebut.
3. Roleplay sebagai Perawat Associate
Selama 3 minggu menjalani profesi manajemen, saya lebih sering mendapatkan peran menjadi perawat asocite. Dimana menjadi perawat associate, saya diberikan tanggung jawab untuk mengelola pasien sebanyak 2-3 orang pasien dari 10 pasien kelolaan. Seorang perawat associate juga memiliki tugas diantaranya mengikuti pre conference dan post conference, membaca renpra, mengikuti ronde keperawatan, melaksanakan asuhan keperawatan, dan membantu kepala ruangan mengadakan survey kepuasaan pasien, masalah kesehatan, dan mutu pelayanan/asuhan keperawatan. Perawat associate merupakan tenaga perawat yang paling banyak berinteraksi dengan pasien, perlu dengan seksama memperhatikan hal hal yang disampaikan selama timbang terima/operan. Ketika saya berperan menjadi perawat associate, saya lebih banyak melakukan tindakan langsung ke pasien seperti melakukan pemeriksaan vital sign, pemberian obat, pemasangan infus, perawatan luka, pengambilan darah vena, dan lain sebagainya. Setelah melakukan tindakan pada pasien yang saya kelola, saya lalu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Namun, dalam pendokumentasian perlu dilakukan secara seksama dan teliti, hal ini sangat penting dalam hal pemenuhan riwayat pelaksanaan tindakan selanjutnya. Perawat associate juga melakukan beberapa kegiatan lain, misalkan mengikuti ronde keperawatan. Tanggal 16-12-2016, dilakukan roleplay ronde keperawatan pada pasien, dalam hal ini saya berperan sebagai perawat asociet, adapun beberapa penugasan yang dilakukan adalah mengikuti secara menyeluruh kegiatan ronde yang dilakukan, mulai pada saat pre ronde, yaitu mendengarkan penyampaian katim mengenai data keadaan umum pasien yang akan mendapatkan giliran ronde keperawatan, selanjutnya seluruh tim melakukan kunjungan ke ruangan pasien dan mengevaluasi keadaan pasien serta memberikan penyampaian penting terkait masalah keperawatan pasien. Setelah melakukan kunjungan di ruangan pasien, maka seluruh tim kembali ke ruangan nurse station untuk membicarakan hal hal baru yang didapatkan, dalam hal ini penulis sebagai perawat associate menyampaikan beberapa pandangan baru misalnya masalah keperawatan baru yang ditemui berdasarkan data yang penulis dapatkan. Dalam roleplay ronde keperawatan tersebut dihadiri/dinilai oleh kepala bidan keperawatan dan kepala ruangan.