Anda di halaman 1dari 7

LANGKAH LANGKAH AWAL DALAM

PENANGANAN ANAFILAKSIS SETELAH


PEMBERIAN VAKSIN

 Jika tidak sadar, tempatkan pasien pada posisi tidur


terlentang dan yakinkan jalan nafas lancer
 Nilai frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan
( jika pasien mempunyai denyut carotid yang kuat, ia
mungkin tidak menderita anafilaksis )
 Jika diagnose tepat, mulai lakukan resusitasi cardiopulmonal
 Berikan adrenalin 1:1000 secara IM pada lengan/tungkai
yang berlawanan dengan dimana vaksin diberikan
( pemberian secara SC dapat diterima pada kasus ringan )
 Dan beri setengah dosis tambahan disekitar lokasi suntikan
( untuk memperlambat absorpsi antigen )
 Jika pasien sadar sesudah pemberian adrenalin, letakan
kepalanya lebih rendah daripada kaki dan jaga pasien tetap
hangat
 Beri oksigen dengan menggunakan masker oksigen,bila
tersedia
 Kemudian pasang infuse dengan menggunakan cairan NaCl
0,9% berikan dosis pemeliharaan ( maintenance) sebanyak
80-100 ml/kg BB/24 jam, maksimal cairan yang diberikan
1.500 ml/24 jam.
 Jangan meninggalkan pasin sendirian.
 Jika kondisi pasien tidak ada perbaikan dalam 10-20 menit
setelah suntikan pertama, ulangi pemberian dosis adrenalin,
sampai maksimum total tiga dosis. Penyembuhan dari shock
anafilaksis umumnya cepat sesudah pemberian adrenalin.
 Mencatat Tanda-Tanda Vital , yakinkan catatan TTV dibawa
jika pasien dirujuk. Tandai kartu Imunisasi dengan jelas,
sehingga pasien tersebut tidak boleh lagi mendapatkan jenis
vaksin tersebut.
 Laporkan kejadian anafilaksis terhadap petugas yang
bertanggung jawab terhadap KIPI di Depkes, dengan fax atau
telepon bila terjadi kematian
CATATAN :
Dosis adrenalin : 1 : 1.000 adrenalin ( epinephrine ) dengan
dosis 0,01 ml/kg BB sampai pada maksimum dosis 0,5 ml;
disuntikan Intramuskuler ( atau subkutan pada kasus sangat
ringan )
Jika berat badan pasien tidak diketahui, dapat mengacu pada :
 Kurang dari 2 tahun 0,0625 ml ( 1/16 ml )
 2-5 th 0,125 ml ( 1/8 ml )
 6-11 th 0,25 ml ( ¼ ml )
 > 11 th 0,5 ml ( ½ ml )

Cara mempersiapkan adrenalin untuk bayi dengan BB <5 kg:


1. Adrenalin 1 : 1.000 diencerkan menjadi adrenalin 1 :
10.000, dengan cara sebagai berikut :

 Ambil 0,1 ml adrenalin 1 : 1.000 dengan


mepergunakan ADS 1ml
 Ambil lagi NaCl 0,9 % sebanyak 0,9 ml,dengan
menggunakan jarum tersebut namun sebelumnya
jarum suntik ADS 1 ml dilepas, kemudian diganti
dengan jarum suntik ukuran 23 G x 1 inchi. Tujuannya
adalah agar adrenalin yang tersimpan dalam jarum
suntik sebelumnya tidak ikut tersedot ke dalam
syringe ketika dilakukan pengeceran dengan NaCl 0,9
% ( tidak terjadi kelebihan dosis ).
 Cairan sudah menjadi larutan adrenalin 1 : 10.000,
dan sudah dapat dipergunakan sesuai dosis yang
dibutuhkan.

2. Dosis adrenalin 1 : 10.000 adalah 0,1 ml/kgBB. Bila BB


tidak diketahui dosis dapat mengacu pada :
Usia <2 th 0,625 ml
TUGAS PERAWATAN LEMARI ES
a. Tugas Harian
 Periksa suhu lemari es 2 kali sehari setiap pagi dan
sore kemudian catat suhu pada buku grafik suhu atau
kartu suhu
 Hindarkan seringnya buka – tutup pada lemari es
 Periksa freeze watch / freeze tag

b. Tugas Mingguan
 Bersihkan bagian luar lemari es / freezer untuk
menghindari karat ( korosif )
 Periksa kontak listrik pada stop kontak, upayakan
jangan kendor

c. Tugas Bulanan
 Bersihkan bagian luar dan dalam lemari es
 Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatannya
dengan selembar kertas. Bila perlu beri bedak atau
talk
 Periksa engsel pintu lemari es, bila perlu beri pelumas
 Pencairan bunga es

PENEMPATAN LEMARI ES
 Jarak minimal antara lemari es dengan dinding
belakang adalah ±10 – 15 cm atau sampai lemari es
dapat di buka.
 Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es
lainnya adalah ±15 cm.
 Lemari es tidak boleh kena sinar matahari langsung.
 Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup
 Setiap 1 unit lemari es/freezer hanya menggunakan
1 stop kontak listrik.
ATURAN PENYIMPANAN VAKSIN
 Semua vaksin disimpan pada suhu +2 C s/d + 8 C
 Bagian bawah lemari es diletakan cool pack sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu
 Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2
cm atau satu jari tangans
 Vaksin HS (BCG,Campak,Polio) diletakan dekat evaporator
 Vaksin FS (DPT,TT,DT,Hept.B.DPT/HB) diletakan jauh
dengan evaporator
 Vaksin dalam lemari es harus diletakan dalaam kotak
vaksin

CATATAN :

Vaksin HB Uniject (ADS PID) di BDD ( Bidan di Desa )


disimpan pada suhu ruangan ataupun dibawa saat
kunjungan rumah tanpa rantai vaksin. Kelayakan
pemakaian vaksin diukur dengan melihat status VVM.
Pelarut vaksin BCG dan campak jangan disimpan
dalam lemari es/freezer. Simpanlah ditempat yang
sejuk atau suhu kamar.
Pelarut tidak boleh beku
Lemari es tempat menyimpan vaksin tidak boleh
dicampur selain vaksin ( makanan, minuman, barang-
barang laboratorium )
PENGGUNAAN VAKSIN DARI VIAL
YANG SUDAH DIBUKA

Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanaan dinamis tidak


boleh dipergunakan lagi. Pada pelayanaan statis, sisa vaksin
dapat dipergunakan lagi dengan ketentuan sbb :
 Vaksin tidak melewati tanggal kadaluarsa
 Tetap disimpan dalam suhu +2⁰ s/d + 8⁰ C
 Kemasan vaksin tidak pernah tercampur/terendam dengan
air
 VVM tidak menunjukan indikasi paparan panas yang
merusak vaksin
 Pada label agar ditulis tanggal pada saat vial pertama kali
dipakai/dibuka
 Vaksin DPT,DT,TT,Hepatitis B, dan DPT-HB dapat
digunakan kembali hingga 4 minggu sejak vial vaksin
dibuka.
 Vaksin polio dapat digunakan kembali hingga 2 minggu
sejak vial dibuka
 Vaksin Campak karena tidak mengandung zat pengawet
hanya boleh digunakan tidak lebih dari 6 jam sejak
dilarutkan.
Sedangkan vaksin BCG hanya boleh digunakan 3 jam
setelah dilarutkan.
CARA MENGHITUNG IP (INDEK PEMAKAIAN VAKSIN)

Jumlah suntikan ( cakupan ) yg dicapai tahun lalu


IP vaksin = ---------------------------------------------------------------------
Jumlah vaksin yang terpakai tahun lalu

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN VAKSIN YANG DIPERLUKAN

Sasaran x target (95%)

BCG =----------------------------------------------

IP BCG tahun lalu

(Sas x tar DH1 90%)+( sas x tar DH2 85%)+(sas x Tar DH3 80% )

DPT/HB = ----------------------------------------------------------------------------------------------

IP DPT/HB tahun lalu

(sas xtar pol1 95 %)+(sas xtar pol2 90%)+(sas x tar pol3 85%)+( sas x tar pol4 80%)

POLIO =--------------------------------------------------------------------------------------------------

IP POLIO tahun lalu

Sasaran x target 90%

CAMPAK =----------------------------------------------------------------------------------------------

IP CAMPAK tahun lalu

( TT1 ih + TT2+ih ) + (TT SD ) +( TT WUS)

TT =-------------------------------------------------------------------------------------------------------

IP TT tahun lalu

INTERVAL WAKTU PEMBERIAN TT


IMUNISASI INTERVAL (SELANG WAKTU MINIMAL)

TT 1 -

TT 2 4 minggu setelah TT1

TT 3 6 bulan setelah TT2

TT 4 1 tahun setelah TT3

TT 5 1 tahun setelah TT4

TABEL SKORING (UNTUK PEMETAAN KABUPATEN DAN DESA )


Variabel Cakupan Skor

Cakupan <30% 5
TT 2+ 30-69% 2
Ibu hamil >70-89% -2
90-95% -4
>95% -6
Cakupan <30% 8
Persalinan 30-59% 5
Oleh nakes 60-80% 3
>80% 0

TOTAL SKOR
>5 RISIKO TINGGI
3-5 RISIKO SEDANG
<3 RISIKO RENDAH

Anda mungkin juga menyukai