Anda di halaman 1dari 3

Studi Stabilitas Dinding Basement dengan Perkuatan Ground Anchor yang

Tidak Memenuhi Kapasitas Tarik Desain


Studi Kasus: Proyek Apartemen di Jakarta

Alif Ramdhani Suyanto


Program Studi Teknik Sipil – Institut Teknologi Bandung, aliframdhanisuyanto@live.com

ABSTRAK: Pemasangan perkuatan ground anchor pun menjadi alternatif solusi agar dinding
basement mampu menahan tekanan tanah lateral yang terjadi tanpa menghasilkan deformasi
dinding yang terlalu besar. Namun permasalahan yang terjadi adalah terdapat beberapa titik
ground anchor yang tidak mampu menahan kapasitas tarik desain. Adapun studi yang dilakukan
mulai dari analisis stabilitas dinding pada tiap tahap penggalian, juga stabilitas dasar galian pada
kondisi akhir konstruksi, hingga perhitungan kapasitas tarik desain ground anchor beserta
alternatif solusinya. Permodelan studi kasus menggunakan PLAXIS 7.2.

PENDAHULUAN 60 ton. Adapun pemodelan studi kasus


Basement, dewasa ini, adalah solusi dilakukan dengan menggunakan software
penambahan lantai kembali pada bagian PLAXIS 7.2 dengan parameter model plane
paling bawah sebuah gedung, yang terletak strain. Jenis kondisi analisis yang dilakukan
di bawah permukaan tanah, dari desain adalah analisis short term dan long term
bangunan gedung yang memiliki tingkat selama enam bulan. Di samping itu analisis
penyediaan ruang yang tinggi namun tidak dilakukan secara bertahap pada tiap tahap
memiliki cukup lahan kosong baik di sekitar konstruksi, baik itu proses penggalian
gedung maupun menambah lantai lagi di maupun pemasangan ground anchor.
atas gedung tersebut. Proyek apartemen di
Jakarta ini direncanakan akan memiliki 32 Pemodelan diawali dengan memasukkan
lantai bangunan utama dan tiga lantai parameter tanah berdasarkan ketersediaan
basement yang di sepanjang dinding data N-SPT yang dikorelasikan dengan
penahan tanah pada basement tersebut parameter-paremeter yang dibutuhkan dalam
diperkuat dengan sistem ground anchor. PLAXIS 7.2. Kemudian tidak lupa pula
Beberapa titik ground anchor yang tidak memasukkan spesifikasi secant pile dengan
mencapai 50% dari kekuatan tarik desain, 60 diameter 0.80 m serta spesifikasi anchor
ton menjadi masalah yang harus sebagai unbounded length dan elemen
diselesaikan dalam tugas akhir ini. geotextile sebagai bonded length pada
ground anchor. Selanjutnya dimasukkan
STUDI KASUS DAN PEMODELAN pula beban awal yang bekerja pada
Lokasi studi terletak di salah satu apartemen timbunan adalah sebesar 15 kPa. Untuk
di Jakarta dengan titik ground anchor yang tahapan pemodelan kondisi short term,
ditinjau adalah titik no. 163 yang mewakili parameter tanah yang digunakan adalah
zona kritis ground anchor yang kapasitas parameter undrained, dengan sudut geser
tariknya kurang dari kapasitas tarik desain, dalam (φ) sama dengan nol dan kohesi sama

1
dengan kuat geser undrained (Cu). bekerja, 60 ton, namun spasi antar ground
Sedangkan pemodelan untuk kondisi long anchor-nya diperkecil menjadi 1 m karena
term digunakan parameter tanah drained, hanya sebatas perkuatan tambahan. Dengan
yakni sudut geser dalam efektif (φ’) dan penambahan ground anchor ketiga, galian
kohesi efektif (c’). mampu bertahan setelah terkonsolidasi
selama 180 hari dengan perpindahan
Adapun batasan dalam pemodelan dinding horizontal maksimum terjadi pada bulan
basement ialah perpindahan yang terjadi, keenam sebesar 0.05 m, masih kurang dari
berdasarkan Forum Geoteknik Indonesia batas perpindahan izin sehingga masih
untuk lingkungan di sekitar galian yang aman. Momen lentur dan tegangan geser
cukup padat seperti di Jakarta, tidak boleh maksimum juga terjadi pada bulan keenam
lebih besar dari 0.5% dari kedalaman galian sebesar 276.33 kNm/m dan 149.45 kN/m.
agar dinding tidak pecah saat menerima
beban lateral tanah. Untuk perhitungan kapasitas tarik ground
anchor menggunakan rumus 𝑇𝑢𝑙𝑡 = 𝜋 ×
HASIL DAN ANALISIS 𝐷 × 𝐿 × 𝜏𝑢𝑙𝑡 , dimana τult = 15.63 ton/m2,
Melalui pemodelan dengan PLAXIS 7.2 Dawal = 0.15 m, dan Lawal = 10 m. Diperoleh
hingga kondisi galian terakhir dengan besar Tult untuk ground anchor pertama dan
elevasi -10.80 m, diperoleh dalam kondisi kedua sebesar 73.65 ton dan 66.29 ton yang
short term, dengan perkuatan ground anchor menghasilkan angka keamanan 1.19 dan
yang diberikan gaya prategang sebesar 40 1.10, namun setelah diperbaiki dengan
ton, perpindahan horizontal dinding paling memperbesar penampang menjadi D = 0.20
besar terjadi pada tahap galian ketiga dengan m, diperoleh Tult untuk ground anchor
besar 0.04 m. Momen lentur maksimum juga pertama dan kedua sebesar 98.21 ton dan
terjadi pada tahap galian ketiga, yakni 88.39 ton sehingga menghasilkan angka
sebesar 278.99 kNm/m. Sedangkan tegangan keamanan 1.58 dan 1.47.
geser pada dinding maksimum terjadi pada
tahap galian ketiga pula sebesar -221.98 Selanjutnya dilakukan pula analisis stabilitas
kN/m. Angka keamanan untuk galian dasar galian untuk peristiwa heave dan
terakhir dalam kondisi ini adalah 1.26. boiling. Adapun angka keamanan dasar
galian atas peristiwa heave dan boiling
Sedangkan dalam kondisi long term, adalah 2.60 sehingga dapat dinyatakan
perpindahan maksimum terjadi pada galian bahwa dasar galian aman terhadap heave
terakhir sebesar 90.66 yang berarti dinding dan boiling.
mengalami kegagalan karena melebihi
syarat perpindahan maksimum, 0.5% dari KESIMPULAN
kedalaman galian. Dengan demikian Hasil dari analisis di atas menghasilkan
diputuskan untuk menambah ground anchor kesimpulan:
tambahan yang juga diberikan gaya  Dinding aman pada saat kondisi short
prategang sebesar kapasitas tarik yang term hingga galian terakhir.

2
 Dinding mengalami kegagalan pada 7. Kempfert, Hans-Georg., Gebreselassie,
galian terakhir dalam kondisi long term Berhane. (2006): Excavations and
sehingga dibutuhkan ground anchor Foundations in Soft Soils, Springer.
tambahan. 8. Xanthakos, Petros P. (1991): Ground
 Dimensi ground anchor harus diperbesar Anchors and Anchored Structures, John
agar angka keamanan cabut pada ground Wiley & Sons, Inc.
anchor meningkat sesuai dengan 9. Sabatini, P.J., Pass, D.G., Bachus, R.C.,
Hongkong Standard. (1999): Geotechnical Engineering
Circular No. 4, Ground Anchors and
 Stabilitas dasar galian aman terhadap
Anchored Systems, U.S. Department of
heave dan boiling.
Transportation, Federal Highway
Administration.
PUSTAKA
10. Sinaga, Sarmulia. (2009): Analisis Daya
1. Coduto, Donald P. (2001): Foundation
Design: Principles and Pratices 2nd Dukung dan Penurunan Borepile
Edition, Prentice Hall. Tunggal dengan Menggunakan Model
2. Lambe & Whitman. (1969): Soil Tanah Mohr Couloumb pada Proyek
Mechanics, International Edition, John City Hall Town Square Medan, Tesis
Wiley & Sons, Inc. Program Pascasarjana, Universitas
3. Irsyam, Mahsyur (2011): SI-3221 Sumatera Utara.
Rekayasa Pondasi, Penerbit ITB. 11. Ramadhani, Fitra Ashari. (2011):
4. Duncan, J. M. and Wright, S. G. (2005): Perkuatan Galian Basement dengan
Soil Strength and Slope Stability, John Menggunakan Diafragma Wall dan
Wiley & Sons, Inc. Angkur, Tugas Akhir Program Sarjana,
5. Bowles, Joseph E. (1989): Foundation Institut Teknologi Bandung.
Analysis and Design, Mcgraw-Hill 12. http://geoteknik-
College. indonesia.blogspot.com/2009/08/tempor
6. Das, Braja M. (2002): Principles of ary-earth-retaining-structures.html
Geotechnical Engineering 5th Edition,
Thomson Learning, Inc.

Anda mungkin juga menyukai