SAP Testis
SAP Testis
MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Di Ruang 13 RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang akan dilaksanakan pada:
Mengetahui,
( ) ( )
Kepala Ruangan
( )
PAKET PENYULUHAN
PENANGANAN C A TESTIS (Kanker Prostat)
Pengertian
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar
prostat. Kanker prostat sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis terhadap
jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya
kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia
diatas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala karena
penyebarannya sangat lambat.
Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:
1. Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat
inap. Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit
(misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare,
sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria. Terapi penyinaran eksterna
biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.
2. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada
jaringan prostat melalui sayatan kecil. Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran
ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan
jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.
2. Kemoterapi
Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang
kebal terhadap pengobatan hormonal. Biasanya diberikan obat tunggal atau
kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
- Mitoxantron
- Prednisone
- Paclitaxel
- Dosetaxel
- Estramustin
- Adriamycin.
Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.
» Pemantauan yang perlu dilakukan untuk kanker prostat
Apapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara
ketat mengenai perkembangan penyakitnya. Pemantauannya meliputi:
Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan
– 1 tahun).
Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker.
KESIMPULAN
Jadi kanker prostat adalah penyakit tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar
prostat. Kanker ini sebagian besar pada pria diatas umur 70 Tahun dan pada semua
pria diatas 90 Tahun. Kanker prostat disebabkan oleh adanya hubungan antara diet
tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosterone. Pengobatan yang tepat
untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi,
tergantung kepada stadiumnya:
Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat)
dan terapi penyinaran
Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal
(mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan
testis) atau kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Tujuan umum
memahami tentang cara pembuangan sampah medis dan non medis sesuai
Tujuan khusus :
sampah
Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah medis
Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah non
medis
Menjelaskan kepada peserta bagaimana cara yang tepat untuk
C. Materi Penyuluhan
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Power point
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan peserta Metode Media
mengajar didik
Pendahuluan Salam Menjawab Ceramah
(3 menit) salam
Perkenalan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menyampaikan
dan
tujuan
mendengarkan
Menjelaskan Memperhatikan
sub-topik dan
mendengarkan
Penyampaian
Memperhatikan
tujuan belajar
Menekankan Memperhatikan
hal yang dan bertanya
penting
G. Evaluasi :
Evaluasi terstruktur :
1. Meminta perizinan kepada kepala ruang 13 di RSSA Malang
2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan di berikan.
3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses
penyuluhan
Evaluasi proses :
1. Pasien dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya
2. Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg
termasuk sampah medis dan non medis dan bagaimana cara yang
tepat untuk membuangnya
Evaluasi hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non
medis serta bagaimana cara pembuangan yang tepat
MATERI TERLAMPIR
6. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini
dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-
imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah
cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik,
kimia dan biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
C. PENGERTIAN LIMBAH NON MEDIS
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non medis.
Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan
(berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan;
sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-
lain) (Arifin, 2009).
Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat
medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut (Anies, 2006: 43) :
a. Kantor/administrasi
b. Unit perlengkapan
c. Ruang tunggu
d. Ruang inap
e. Unit gizi atau dapur
f. Halaman parkir dan taman
g. Unit pelayanan
Limbah
infeksius :
dahak pasien
TB atau
infeksi paru,
cairan tubuh
pasien
infeksius
Limbah
jaringan :
darah
Limbah
farmasi :
obat-obatan
kadaluarsa
Limbah
kimia :
alkohol
2 Sampah Sampah rumah
non tangga,
infeksius / kertas,plastic, sisa
non medis makanan,bungkus
makanan, kresek.
DAFTAR PUSTAKA
Anies, 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi mencegah dan
Menanggulangi Penyakit Menular, Elex Media Komputendo, Jakarta
Arifin M. 2009. Sanitasi lingkungan. http://inspeksisanitasi.
blogspot.com/sanitasi-lingkungan.html. Diakses pada 13 Maret 2012
Depkes RI 2009 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta
Depkes RI, 2001. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah Padat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Pruss.A, 2005, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Cetakan I,
Jakarta: Penerbit EGC.
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id
Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn Permasalahannya.
http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-
sampahlimbah-rumah-sakit-dan-permasalahannya/
Wiku Adisasmito, 2009, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Jakarta :
Rajawali Pers.