Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam usus kita, terdapat dua golongan bakteri yaitu bakteri
menguntungkan dan bakteri merugikan. Agar tetap sehat, jumlah bakteri
menguntungkan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan jumlahnya.
Caranya, dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mendukung tumbuh
kembang bakteri tersebut. Bahan makanan ini lazim dinamakan prebiotik;
bakteri menguntungkan sendiri disebut probiotik. Selain menekan
pertumbuhan bakteri berbahaya, keberadaan bakteri menguntungkan
ternyata mempunyai manfaat penting lain yaitu menyeimbangkan sistim
kekebalan tubuh dan menekan risiko menderita alergi.
Prebiotik adalah makanan yang tidak dicerna di dalam usus yang dapat
meningkatkan pertumbuhan bakteri tertentu di usus besar dan bisa memberi
manfaat bagi tubuh. ( Moh Hanafi MBBS, dr,Ms ).
Probiotik adalah bakteri eksogen (dari luar tubuh) yang diberikan per oral,
dan dapat meningkatkan kesehatan tubuh. ( Moh Hanafi MBBS, dr,Ms )
Probiotik atau dikenal dengan mikroorganisme “baik” adalah preparat yang
terdiri dari mikroba hidup yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau
hewan secara oral. Mikroba hidup itu diharapkan mampu memberikan
pengaruh positif terhadap kesehatan manusia atau hewan dengan cara
memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki mikroba alami yang tinggal di dalam
tubuh manusia atau hewan tersebut.
Definisi lain, Probiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai
suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada
kesehatan pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan
mikroflora intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai Probiotik
adalah yang memproduksi asam laktat terutama dari golongan Lactobacilli
dan Bifidobacteria.
Probiotik berasal dari kata probios,yang dalam ilmu biologi berarti untuk
kehidupan. Probiotik adalah pangan mengandung mikroorganisme hidup
yang secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki
keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam
jumlah yang memadai (Fuller, 1989).

B. TUJUAN
1. Mengetahi issue dan trend penggunaan probiotik dan prebiotik
2. Mengetahui makanan apa saja yang mengandung probiotik dan
prebiotik
3. Mengetahui mekanisme kerja probiotik dan prebiotik
4. Mengetahui Implikasi yang harus dilakukan
5. Mengetahui gambar bakteri Probiotik dan Prebiotik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Issue dan Trend Penggunaan Probiotik dan Prebiotik

Penelitian di Pakistan dan Thailand membuktikan, Lactobacillus GG dapat


mengurangi jumlah pasien yang mengalami diare persisten. Pemberian
Lactobacillus GG mampu memendekkan durasi diare dari 3,5 hari menjadi 2,5 hari
pada anak yang dirawat di rumah. Konsentrasi serum antibodi IgA untuk melawan
rotavirus meningkat secara signifikan apada anak yang diberi probiotik

Terdapat banyak laporan tentang penggunaan prebiotik dalam tata laksana


diare akut pada anak. Isolauri dkk meneliti 71 anak dengan diare akut. Pasien secara
acak diberikan susu yang difermentasi dengan lactobacillus GG , atau lactobacillus
GG diberikan sebagai bubuk kering atau diberikan yoghurt yang telah dipasteurisasi
sebagai plasebo. Lama diare berkurang dari 2,4 hari pada kelompok plasebo
menjadi 1,4 hari pada kelompok disuplementasi, 82% diare disebabkan oleh
Rotavirus.

SEAMEO-Tropmed Pusat Kajian Gizi Regional melakukan penelitian di


Indonesia dan Vietnam. Uji klinis di dua rumah sakit di Jakarta menunjukkan
pemberian probiotik Lactobacillus ramnosus dikombinasi dengan prebiotik setelah
rehidrasi oral pada 58 bayi penderita diare akut dengan dehidrasi sedang dapat
mengurangi lama diare, lama rawat inap, dan pengobatan. Tidak ditemukan efek
samping. Penderita tidak diberi antidiare maupun atibiotika.

Di Vietnam dilakukan uji komunitas untuk melihat efek probiotik dalam mencegah
diare apada anak di bawah usia tiga tahun. Pemberian susu kedelai yang
difermentasi dengan Lactobacillus bulgaricus, Steptococcus thermophilus, dan
Bifidobacterium dapat menurunkan kejadian diare pada anak pedesaan Vietnam.

Selain issue trend diatas probiotik dan prebiotik mempunyai manfaat lain,antara
lain :

Manfaat Probiotik :
1. Membantu membersihkan saluran cerna dan memproduksi vitamin
Bakteri probiotik dapat membantu membersihkan saluran pencernaan dan
semua membran mukosa tempat mereka hidup. Karena itu bisa membantu
mengatasi masalah-masalah yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak
bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu bakteri probiotik juga berfungsi
memproduksi berbagai jenis vitamin B (B-3, B-5, B6, B-9 dan B-12).
2. Meningkatkan fungsi hati dalam membersihkan toksin
Protein yang terkandung dalam makanan akan diuraikan dan diserap oleh
asam lambung. Jika bakteri patogen dalam tubuh lebih dominan daripada
bakteri ‘baik’ maka bakteri patogen dapt mengubah sebagian protein
menjadi amino, fenol dan zat-zat beracun lainnya. Zat-zat beracun ini lalu
diserap usus dan hati ketika hati melakukan fungsinya sebagai penawar
racun.
Bila zat-zat berbahaya tersebut dalam jumlah berlebihan sehingga melebihi
beban yang bisa ditanggung oleh hati dan ginjal, maka tidak semua zat
berbahaya tersebut dapat diurai. Akibatnya, zat beracun tersebut kemudian
bercampur di dalam darah dan bersikulasi di seluruh tubuh. Akhirnya bisa
menjadi faktor penyebab kanker dan mempercepat proses penuaan.
3. Menurunkan kolesterol darah dan trigliserida
Kolesterol dan triglserida darah yang berlebihan bisa menyebabkan
serangan jantung dan gangguan pembuluh darah. Bakteri probiotik dapat
berfungsi mengontrol peningkatan kadar kolesterol dan menyesuaikan
kadar kolesterol dalam darah.
4. Mencegah diare, sembelit dan mengurangi alergi
Berdasarkan penelitian di Amerika, anak-anak yang menderita diare kronis
bisa cepat sembuh jika diberi yogurth yang mengandung probiotik. Karena
bakteri ‘baik’ di dalamnya bisa mencegah berkembangnya virus dan bakteri
penyebab diare.
Bakteri dalam makanan probootik juga berfungsi mempercepat kinerja usus
sehingga bisa memperlancar pembuangan. Dengan demikian bisa
membantu mencegah sembelit. Memberikan makanan sumber probiotik
pada anak-anak juga bisa mengurangi kemungkinan alergi seperi asma,
eksem, atau sulit mencerna susu sapai (laktose intolerance).
5. Mencegah perkembangan bakteri patogen
Bakteri ‘baik’ yang mampu menghasilkan asam laktat dan asma asetat dapat
mempertahankan pH di dalam usus pada kisaran 4,5-5,5 sehingga dapat
mencegah infeksi. Dengan demikian dapat mengurangi timbulnya diare,
radang usus, dan kanker hati.
6. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
Bakteri probiotik dapat mengaktifkan sel darah putih serta limpa yang
bertanggung jawab terhadap sistem pertahan tubuh, Dengan begitu berbagai
penyakit dapat dicegah.
7. Meningkatkan fungsi pencernaan
Orang-orang yang karena penyakitnya harus mengkonsumsi antibiotik akan
mengalami ketidakseimbangan flora usus, terkadang saluran pencernaan
tidak bisa melakukan fungsi penyerapan zat-zat gizi dengan baik. Akibatnya
adya tahan tubuh bisa berkurang dan mudah terkena infeksi. Mengkonsumsi
bakteri probiotik akan membantu memperbaiki kondisi tubuh.
8. Mencegah keropos tulang
Beberapa jenis bakteri probiotik bisa memproduksi vitamin K yang
berperan penting dalam metabolisme tulang. Sebab salah satu penyebab
terjadinya keropos tulang (osteoporosis) adalah karena penggunaan
antibiotik yang menyebabkan terbunuhnya bakteri probiotik penghasil
vitamin K.
9. Membantu mencegah kanker
Beberapa jenis bakteri ‘baik’ seperti Lactobacillus acidopholus dan
Lactobacillis bulgaricus memiliki efek antitumor. Sedangkan beberapa jenis
probiotik bisa memecah nitrosamin, yaitu zat yang bersifat karsinogen
(penyebab kanker) yang dihasilkan oleh senyawa nitrat yang berasal dari
bahan pengawet yang digunakan dalam daging olahan seperti kornet.
10. Mencegah infeksi jamur Cancida albicans
Jika jamur Cancida tumbuh di luar kontrol, maka terjadinya infeksi jamur.
Makanan probiotik yang mengandung bakteri ‘baik’ Lactobacillus
acidophilus mampu melepas hidrogen peroksida untuk menciptakan
lingkungan asam yang dapat membunuh jamur cancida.

Manfaat Prebiotik :

1. Meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus oleh kuman


patogen, Clostridium perfringen, Escherchia coli, Salmonella, Shigella,
Listeria (Gizard, 1999)
2. Memperbaiki metabolisme lipid dan mengurangi kadar kholesterol darah
3. Memperbaiki pencernaan (Fuller, 1991)
4. Stimulasi imunitas gastrointestinal (McCracken, 1999; McFarlane, 1999

B. Makanan yang Mengandung Prebiotik dan Probiotik


1. Makanan yang mengandung Prebiotik antara lain:
a. ASI
dalam bentuk human milk oligosaccharide yang hanya <5% dicerna
di usus (Gnoth, 2000)
b. Secara alami karbohidrat yang mengandung fructooligosaccharides
terdapat dalam berbagai sayur dan buah misalnya onion, asparagus,
chicory (mengandung inulin), pisang, dan artichoke (Gibson, 1998)
c. Produk olahan kacang kedelai yaitu tempe, tahu dan tauco
d. Selain yang alami, prebiotik juga sering ditambahkan pada susu
formula.
Contoh yang beredar di pasaran adalah frutooligosakarida (FOS)
terdapat dalam berbagai sayur dan buah misalnya onion, asparagus,
chicory (mengandung inulin), pisang, dan artichoke dan
galaktooligosakarida (GOS). Keduanya dianggap berperan terhadap
pertumbuhan bifidobakteria, salah satu jenis bakteri
menguntungkan. Selain FOS dan GOS, ada beberapa bahan lain
yang termasuk golongan prebiotik, misalnya inulin, laktulosa,
transgalaktooligosakarida (TOS), isomaltooligosakarida (ISO), dan
soyaoligosakarida (SOS).
Inulin dan FOS juga digunakan untuk menggantikan lemak atau gula
dan mengurangi kalori makanan seperti es krim, susu, manisan-
manisan dan kue, karena mengandung kalori yang rendah
dibandingkan karbohidrat dan tidak dicerna dari mulut sampai usus
halus. .Enersi yang dihasilkan 1,5 kkal/gram.
Oleh karena inulin dan FOS tidak dapat dicerna maka sangat sesuai
digunakan pada penderita penyakit kencing manis karena tidak
mempunyai pengaruh terhadap kadar gula darah, tidak merangsang
pelepasan insulin dan tidak ada pengaruhnya terhadap hormon
glukagon.
Inulin dan FOS memperbaiki fungsi usus dengan cara meningkatkan
seringnya buang air besar dan mengasamkan pH usus, selain dari
mempunyai efek untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
serta menekan pertumbuhan kuman yang merugikan kesehatan
dalam usus besar. Selain daripada itu, inulin dan FOS merangsang
pertumbuhan bifidobacteria dalam usus sehingga menghambat
pertumbuhan kuman yang berbahaya.
e. Dalam tepung beras, tepung gandum, tepung jagung dan tepung
yang terbuat dari pisang yang masih mentah ada bahan yang
namanya resistant starches(RS) dan berfungsi sebagai prebiotik.
Biskuit yang terbuat dari tepung jagung dan tepung pisang muda
(mentah) mengandung RS lebih banyak dari yang terbuat dari
tepung gandum ( Moh Hanafi MBBS, dr,Ms )
2. Makanan yang mengandung Probiotik antara lain :
a. Yogurt (susu fermentasi)
b. Butter Milk
Butter milk , mereka yang tidak suka rasa atau tekstur yang mungkin
ingin mempertimbangkan untuk menambahkan smoothies butter
milk dengan buah segar.
c. Tempe
Tempe adalah produk fermentasi kedelai yang memiliki tekstur
kenyal seperti daging. Tidak seperti tahu, tempe menggunakan
kedelai keseluruhan yang diizinkan untuk fermentasi. Jenis bentuk
cetakan menguntungkan yang mengikat kedelai bersama-sama.
Tempe dapat digunakan dalam banyak makanan vegetarian sebagai
protien kualitas tinggi dan merupakan salah satu sumber beberapa
vegetarian vitamin B12.
d. Miso
Miso terdapat dalam tiga bentuk yaitu barley merah, beras putih,
kedelai. Miso merah dibuat dari bagian yang sama dari beras putih,
kedelai, dan barley. Hasil akhirnya adalah sebuah produk cokelat
kemerahan dengan jumlah protein tinggi. Miso putih juga campuran
beras putih dan kedelai, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi
digunakan dari beras putih. Jenis miso biasanya ringan dalam warna
dan memiliki umur simpan lebih pendek dari miso merah.
e. Asinan Kubis
Sauerkraut yang difermentasi atau acar kubis. Kubis segar umumnya
dipotong dan kemudian diizinkan untuk fermentasi dalam air garam
untuk jangka waktu tertentu. Selama waktu ini bakteri probiotik
terbentuk secara alami.
f. Kefir
Kefir adalah minuman terbuat dari susu fermentasi dengan butir
kefir, dapat susu sapi, kambing, atau susu domba dan sekali
dicampur dengan gandum itu diperbolehkan untuk fermentasi
semalam. Hasilnya adalah sebuah minuman yang sangat masam
sering dicampur dengan buah atau pemanis lainnya yang penuh
probiotik bergizi.

C. Mekanisme Kerja Probiotik dan Prebiotik


1. Mekanisme kerja prebiotik
Mikrobiota pada kolon manusia dapat memberikan manfaat
kesehatan pada host atau potensial patogen. Saat ini banyak dilakukan
penelitian untuk memanipulasi komposisi mikrobiota kolon dalam upaya
memperoleh aspek potensial yang menguntungkan untuk host. Pendekatan
melalui prebiotik, suatu komponen yang tidak hidup dari makanan (non-
viable food components) yang secara spesifik difermentasi di kolon oleh
bakteri probiotik misalnya Lactobacilli, Bifidobakteria. Sebenarnya setiap
food ingredient yang masuk kedalam usus besar adalah kandidat prebiotik,
namun demikian untuk efektivitas, selektivitas fermentasi adalah sangat
esensial. Bahan yang mendapat banyak diperhatikan dan sukses dipakai
adalah non digestible oligosaccharide yang termasuk dalam klasifikasi
tersebut adalah fructosa, xylosa, soya, galactosa, glukosa, dan mannosa.
Oligosakharide yang mengandung fruktosa yang terdapat dalam alam
misalnya onion, asparagus pisang, chicori, memenuhi kriteria sebagai
prebiotik (Gibson, 1998). Data penelitian menunjukan bahwa
fructooligosaccharide (FOS) yang secara spesifik difermentasi oleh
bifidobacteria. Mengkomsumsi bahan prebiotik secara signifikan dapat
memodulasi komposisi mikrobiota kolon yang menyebabkan bifidobakteria
lebih dominan didalam kolon dan banyak ditemukan didalam tinja (Gibson,
1995). Pemberian FOS sebanyak 4 gram / hari dapat bertindak sebagai
prebiotik. Untuk pembenaran konsep tersebut memerlukan penilaian bahwa
prebiotik memperbaiki komposisi dan aktivitas mikrobiota usus, dengan
metodologi molekuler menilai lebih akurat identitas prebiotik dan
mengembangkan bacterial probing strategy, dapat diberikan dalam bentuk
bahan asli atau dalam makanan yang telah diproses, memberikan manfaat
pada kesehatan (Gibson, 1998)
2. Mekanisme kerja probiotik

Mekanisme kerja dari probiotik masih banyak yang kontroversi,


tetapi beberapa mekanisme berikut penting untuk menjadi bahan
pertimbangan, antara lain adalah:

a. Melekat / menempel dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan.


Kemampuan probiotika untuk bertahan hidup dalam saluran pencernaan dan
menempel pada sel-sel usus adalah sesuatu yang diinginkan. Hal ini
merupakan tahap pertama untuk berkolonisasi, dan selanjutnya dapat
dimodifikasi untuk sistem imunisasi/ kekebalan hewan inang. Kemampuan
menempel yang kuat pada sel-sel usus ini akan menyebabkan mikroba-
mikroba probiotika berkembang dengan baik dan mikrobamikroba patogen
terreduksi dari sel-sel usus hewan inang, sehingga perkembangan
organisme-organisme patogen yang menyebabkan penyakit tersebut, seperti
Eshericia coli, Salmonella thyphimurium dalam saluran pencernaan akan
mengalami hambatan. Sejumlah probiotik telah memperlihatkan
kemampuan menempel yang kuat pada sel-sel usus manusia seperti
Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus plantarum dan
sejumlah besar Bifidobacteria. (McNaught and MacFie, 2000).
b. Berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat anti mikrobial
Mikroba probiotika menghambat organisme patogenik dengan berkompetisi
untuk mendapatkan sejumlah substrat bahan makanan untuk difermentasi.
Substrat bahan makanan tersebut diperlukan agar mikroba probiotika dapat
berkembang dengan baik. Substrat bahan makanan yang mendukung
perkembangan mikroba probiotika dalam salauran pencernaan disebut
“prebiotik” (Patterson and Burkholder, 2003). Prebiotik ini adalah terdiri
dari bahan-bahan makanan yang pada umumnya banyak mengandung serat.
Sejumlah mikroba probiotika menghasilkan senyawa / zat-zat yang
diperlukan untuk membantu proses pencernaan substrat bahan makanan
tertentu dalam saluran pencernaan yaitu enzim. Mikroba-mikroba
probiotika penghasil asam laktat dari spesies Lactobacillus, menghasilkan
enzim selulase yang membantu proses pencernaan. Enzim ini mampu
memecah komponen serat kasar yang merupakan komponen yang sulit
dicerna dalam saluran percernaan . Penggunaan mikrobamikroba probiotika
yang menghasilkan enzim selulase mampu memanfaatkan makanan
berserat kasar tinggi dari limbah industri dan pertanian tersebut, dan
mikroba probiotika membantu proses pencernaan sehingga serat kasar dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan jaringan dan peningkatan pertambahan
bobot badan.
Mikroba probiotika juga mensekresikan produk anti mikrobial yang
dikatakan bacteriocin. Sebagai contoh Lactobacillus aciodophilus
menghasilkan dua komponen bacteriocin yaitu bacteriocin lactacin B dan
acidolin. Bacteriocin lactacin B dan acidolin bekerja menghambat
berkembangnya organisme patogen (McNaught and MacFie, 2000).
c. Menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan
Mikroorganisme probiotika mampu mengatur beberapa aspek dari sistem
kekebalan Kemampuan mikroba probiotika mengeluarkan toksin yang
mereduksi / menghambat perkembangan mikroba-mikroba patogen dalam
saluran pencernaan, merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan
kekebalan hewan inang.
Toksin-toksin yang dihasilkan tersebut merupakan antibiotika bagi
mikroba-mikroba patogen, sehingga penyakit yang ditimbulkan oleh
mikroba patogen tersebut akan bekurang dan dapat hilang atau sembuh
dengan sendirinya. Hal ini akan memberikan keuntungan terhadap
kesehatan hewan inang sehingga tahan terhadap serangan penyakit.
Penggunaan probiotika pada ternak unggas dilaporkan dapat menurunkan
aktivitas urease, suatu enzim yang bekerja menghidrolisis urea menjadi
amonia sehinggga pembentukan amonia menjadi berkurang. Amonia adalah
suatu bahan yang dapat menyebabkan keracunan pada ternak unggas (Yeo
and Kim, 1997).

D. Implikasi Keperawatan
1. Sebagai Editor
Memberikan informasi kepada klien mengenai kandungan dari susu
formula yang mengandung prebiotik dan probiotik serta manfaatnya
bagi kesehatan. Sebagai perawat, kita juga bisa memberikan informasi
khususnya kepada keluarga dengan ekonomi menengah kebawah
apabila tidak bisa membeli susu dengan kandungan prebiotik dan
probiotik, keluarga dapat memperoleh kandungan probiotik dan
prebiotik secara alami pada makanan-makanan yang telah disebutkan
diatas.
2. Sebagai Care Giver
Keadaan ini dapat kita dapatkan saat merawat pasien, contohnya pasien
anak dengan GE yang tidak dianjurkan untuk mendapatkan antimuntah
dan antidiare yang mana terapi rehidrasi yang diberikan juga tidak
cukup untuk mempercepat pemulihan keadaan klien, maka kita sebagai
perawat dapat menganjurkan klien untuk mengkonsumsi susu formula
yang mengandung prebiotik dan probiotik.

3. Sebagai Advokasi
Walaupun susu formula dengan prebiotik ataupun probiotik efektif
mampu untuk mengobati diare, namun tidak bisa dipungkuri bahwa hal
tersebut tidak berlaku pada semua anak. Jadi kemungkinan akan terjadi
ketidakcocokan susu formula tersebut dan akibatnya malah
memperberat GE yang terjadi pada sebagaian anak. Maka pada kasus
tersebut, saat memberikan saran untuk menggunakan susu formula
tertentu , klien harus diberitahukan mengenai hal tersebut. Selain itu
peran perawat sebagai advokat juga memantau atau mengobservasi
keadaan klien.

Anda mungkin juga menyukai