Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pompa adalah mesin fluida yang banyak digunakan untuk mengalirkan


fluida incompressible dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih
tinggi atau dari tekanan yang rendah ketekanan yang lebih tinggi. Bila ditinjau
dari tekanan yang menimbulkan energi fluida maka pompa dapat
diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu:

1. Pompa Tekanan Statis


2. Pompa Tekanan Dinamis

Pompa sentrifugal adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan


dinamis,dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk
mengangkat fluida dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau
dari tekanan yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi.

Daya dari luar diberikan keporos untuk memutar impeller kedalam rumah
pompa, maka fluida yang berada disekitar impeller juga akan ikut berputar
akibat dari dorongan sudut-sudut impeller. Karena timbulnya gaya sentrifugal
maka fluida mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara
sudut-sudut impeller. Head fluida akan bertambah besar karena fluida tersebut
mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari impeller ditampung oleh
saluran yang berbentuk volute mengelilingi impeller dan disalurkan keluar
pompa melalui nosel, didalam nosel kecepatan aliran fluida diubah menjadi
head tekanan.

Karakteristik pompa sentrifugal ditentukan oleh besaran-besaran seperti


kapasitas, tinggi tekanan fluida, sifat atau keadaan disisi bagian isap, daya
yang dibutuhkan untuk memutar pompa, kecepatan putar, efisiensi.

1
2

Besarnya daya yang dibutuhkan pompa sentrifugal merupakan fungsi dari


kopel yang diberikan oleh motor penggerak yang dapat diukur dengan
beberapa metode, diantaranya dengan menggunakan metode brake
dynamometer, weirmeter dan metode rem prony.

Dalam proses untuk pengaturan kapasitas dari suatu instalasi pompa atau
perubahan karakteristik (pengaturan dengan pembukaan katup) dapat
dilakukan, tetapi hal ini berlaku bila penyimpangan kapasitas yang dibutuhkan
dari kapasitas nominal hanya berlaku dalam waktu yang singkat,dan bila daya
yang dibutuhkan mesin penggerak pompa pada kapasitas yang lebih kecil
menjadi makin turun (berkurang dan tidak bertambah naik).

Pengaturan pompa sentrifugal dan instalasi pompa (system pemipaan,


katup-katup, dan lain-lain) adalah merupakan 2 buah system yang bekerja
sama dan saling mempengaruhi. Karakteristik instalasi dalam banyak hal
terdiri dari bagian yang statis, melalui bagian ini lah terbentuknya kerugian
tekanan yang terdapat didalam saluran pipa dan kerugian tersebut jalannya
berbanding kuadrat dengan bertambahnya tinggi kenaikan.

1.2 Perumusan Masalah

Mengingat penelitian yang sudah dilaksanakan dan masalah yang telah


teridentifikasi, untuk itu perlu adanya perumusan masalah tersebut. Maka
perumusan masalah tersebut adalah hubungan antara kapasitas, head total,
effisiensi, dan performa pompa. Berdasarkan hal ini maka peneliti mencoba
mengembangkan pengaruh kapasitas terhadap performance pompa sentrifugal.
3

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan pengujian pompa adalah untuk mengetahui performansi daerah


kerja pompa yang dinyatakan dalam kurva kurva karakteristik yaitu antara
lain:
1. Mencari karakteristik pompa untuk putaran yang berubah
2. Mendapatkan kurva kurva pompa pada putaran konstan untuk:
 Head (H) terdapat debit air (Q)
 Daya fluida (𝑁𝑓 ) terhadap debit air (Q)
 Daya poros (𝑁𝑝 ) terhadap debit air (Q)
 Efisiensi (𝑛) terhadap debit air (Q)
3. Mencari garis garis iso efisiensi untuk susunan diatas
4. Mengetahui cara pengujian secara menyeluruh, baik mengenai cara, jenis
alat ukur maupun sistem pengujian itu sendiri

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu dapat menghasilkan alat
uji yang nantinya dapat dipergunakan secara praktis oleh peneliti-peneliti
lain,dan menghasilkan informasi-informasi yang bermanfaat berkaitan dengan
pengaruh kapasitas terhadap performance pompa guna menghasilkan
effisiensi pompa. Dan juga dapat menjadi model peraga dalam pengajaran
agar nantinya mahasiswa lebih memahami teori pompa sentrifugal dengan
praktek langsung menggunakan alat uji.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk


menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk
mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan
tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan
perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada
sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau
discharge dari pompa.

Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi


aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk
menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan–tahanan yang terdapat pada
saluran yang dilalui.

Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan


tekanan hidrolik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan-
peralatan berat. Dalam operasi, mesin-mesin peralatan berat membutuhkan
tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat tekanan
yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman
tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan
memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal

4
5

2.2 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal memiliki sebuah impeller (baling–baling) yang


bertujuan untuk mengalirkan zat cair dari suatu tenpat ketempat lain dengan
cara mengubah energi zat cair yang dikandung menjadi lebih besar. Pompa
digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros pompa untuk
memutar impeller yang dipasangkan pada poros tersebut. Karena pompa
digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi daya guna kerja pompa
adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan motor kepada
pompa.

Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat
cair akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di antara sudut-
sudut dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang
keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi kemudian melalui saluran yang
penampangnya semakin membesar yang disebut volute, sehingga akan terjadi
perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair yang
keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan
proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller,
ruang diantara sudut-sudut menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap
masuk.

Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi
energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head
kecepatan, head tekanan dan head potensial secara kontinu.
6

Gambar 2.2 Motor dan Pompa Sentrifugal

2.3 Kriteria Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria,


antara lain:

1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Arah aliran fluida dalam
impeller dapat berupa axial flow (aliran axial), mixed flow (campuran
aliran), atau radial flow (aliran radial).
2. Bentuk kontruksi dari impeller: impeller yang digunakan dalam
pompa sentrifugal dapat berupa open impeller, semi–open impeller,
atau close impeller.
3. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa sentrifugal memiliki
suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki satu suction
inlet disebut single–suction pump sedangkan untuk pompa yang
memiliki dua suction inlet disebut double–suction pump.
4. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa
impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single–
stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu impeller
disebut multi–stage pump.
7

2.4 Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal

Gambar 2.3 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal

Dalam pengoperasian pompa sentrifugal ada beberapa bagian yang perlu


diperhatikan agar pompa dapat bekerja dengan baik dan dapat bertahan lama.
Adapun bagian–bagian utama pompa sentrifugal tersebut antara lain:

A. Stuffing Box
Fungsi utama stuffing box adalah untuk mencegah terjadinya
kebocoran pada daerah dimana pompa menembus casing. Jika pompa
bekerja dengan suction lift dan tekanan pada ujung stuffing box lebih
rendah dari tekanan atmosfer, maka stuffing box berfungsi untuk
mencegah kebocoran udara masuk kedalam pompa. Dan bila tekanan
lebih besar daripada tekanan atmosfer, maka berfungsi untuk
mencegah kebocoran cairan keluar pompa.
Secara umum stuffing box berbentuk silindris sebagai tempat
kedudukan beberapa mechanical packing yang mengelilingi shaft
sleeve. Untuk menekan packing digunakan gland packing yang dapat
diatur posisinya ke arah aksial dengan cara mengencangkan atau
mengendorkan baut pengikat.
8

Gambar 2.4 Stuffing Box

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

Gambar 2.5 Packing


9

C. Shaft
Shaft berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama pompa beroperasi, dan merupakan tempat kedudukan impeller
dan bagian yang berputar lainnya.

Gambar 2.6 Shaft

D. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai
leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

Gambar 2.7 Shaft Sleeve


10

E. Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

Gambar 2.8 Vane

F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi
dinamis single stage.

Gambar 2.9 Casing


11

G. Eye Of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

Gambar 2.10 Eye Of Impeller

H. Impeller
Impeller adalah bagian penting pompa sentrifugal dimana terjadi
perubahan energi mekanis berupa putaran menjadi kecepatan, aliran
impeller akan diputar oleh motor penggerak pompa, menyebabkan
aliran akan berputar dan gerakan aliran akan mengikuti impeller dan
keluar dengan kecepatan yang besar. Pada impeller juga terjadi head
atau tekanan dan kecepatan aliran akan bertambah besar. Kecepatan
aliran yang besar berubah menjadi tekanan aliran atau head pompa.
Perubahan kecepatan head ini terjadi pada rumah kontak dan impeller.
Hal ini akan dipergunakan untuk mengatasi head loses dan beban
lainnya pada instalasi pompa jika head pada instalasi pipa ternyata
masih lebih besar dari head maksimum yang dihasilkan pompa maka
aliran tidak akan sampai tujuan akhir instalasi pipa. aliran akan
berhenti pada daerah tertentu walaupun pompa terus bekerja. Head
maksimum dimana kapasitas pompa akan menjadi panas jikan
dibiarkan terus–menerus dapat menyababkan kerusakan pada pompa.
Impeller di bagi beberapa jenis antara lain:
12

1. Closed Impeller
Disebut sebagai impeller tertutup karena baling-baling di
dalamnya tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeller ini
banyak digunakan pada pompa air dengan tujuan mengurung
air agar tidak berpindahdari sisi pengiriman ke sisi
penghisapan. Impeller jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau
sumbatan.

2. Semi Open Impeller


Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka
kemungkinan adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini
memungkinkan adanya pemeriksaan impeller dengan mudah.
Namun, jenis impeller ini hanya dapat diatur secara manual
untuk mendapatkan setelan terbaik.

3. Open Impeller
Untuk pompa yang digunakan untuk bahan-bahan yang lebih
padat ataupun berserabut dari fluida cair, impeller vortex dapat
menjadi pilihan yang baik. Namun sayangnya, pompa jenis ini
50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.

Gambar 2.11 Impeller


13

Gambar 2.12 Macam Macam Impeller

I. Wearing Ring
Ring yang dipasang pada casing (tidak berputar) sebagai wearing ring
casing dan dipasang pada impeller (berputar) sebagai wearing ring
impeller. Fungsi utama wearing ring adalah untuk memperkecil
kebocoran cairan dari impeller yang masuk kembali ke bagian eye of
impeller.

Gambar 2.13 Wearing Ring

J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban
axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan
lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi
kecil.
14

Gambar 2.14 Bearing

K. Discharge Nozzle
Discharge nozzle adalah saluran cairan keluar dari pompa dan
berfungsi juga untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa.

Gambar 2.15 Discharge Nozzle

2.5 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan


memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeller. Pompa
sentrifugal mengubah enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang
15

menyebutnya sebagai mesin kecepatan karena semakin cepat putaran


pompanya maka akan semakin tinggi tekanan head dihasilkan.

Gambar 2.16 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Ketika sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda


tersebut akan cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara
untuk menambah energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluida
tersebut dalam arah melingkar. Gaya yang mengakibatkan sebuah objek
terlempar keluar dalam gerak melingkar disebut gaya sentrifugal. Bagian
pompa yang memutar flluida cair disebut impeller. Fluida cair mengalir
melalui inlet pompa dan masuk kedalam titik pusat impeller. Selanjutnya
impeller akan menggerakkan fluida tersebut dalam gerak melingkar,
Fluida cair akan didorong dari titik pusat menuju bagian terluar dari bibir
impeller. Semakin cepat impeller berputar, akan semakin cepat fluida cair
bergerak. Impeller disusun dari rangkaian vanes atau blade, yang
berpungsi untuk mengarahkan aliran fluida).

Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yaitu


bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya.
16

2.6 Klasifikasi Pompa Sentrifugal

 Pompa Volut
Aliran yang keluar dari impeller pompa volut ditampung dalam volut,
yang selanjutnya akan dialirkan memalui nozzle untuk keluar

Gambar 2.17 Skema Pompa Volut

 Pompa Diffuser
Pompa yang mempunyai difusser yang dipasang mengelilingi impeller.

Gambar 2.18 Skema Pompa Diffuser


17

 Pompa Hydraulic Rump


Pompa yang tidak menggunakan energi listrik/bahan bakar untuk
bekerja. Bekerja dengan sistem pemanfaatan tekanan dinamik atau
gaya air yang timbul karena adanya aliran air dari sumber air ke pompa,
gaya tersebut digunakan untuk menggerakkan katup yang bekerja
dengan frekuensi tinggi, sehingga diperoleh gaya besar untuk mendorong
air ke atas.

Gambar 2.19 Hydraulic Rump

 Pompa Benam
Pompa benam menggunakan daya listrik untuk menggerakkan motor.
Motor itu mempunyai poros yang tegak lurus dengan impeller. Karena
kedudukan impeller satu poros dengan motor, maka bila motor bekerja,
impeller akan berputar dan air yang berada pada bak isapan terangkat
oleh sudu yang terdapat pada impeller. Untuk menahan air yang telah
diisap oleh impeller, supaya tidak bocor kembali ke bak isapan, air
ditahan oleh lower difusser yang berada di bagian bawah pompa.

Gambar 2.20 Pompa Benam


18

2.7 Teori dan Persamaan Yang Mendukung Percobaan

 Persamaan Bernoulli
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan incompressible flow, dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan compressible flow. Aliran tak-termampatkan adalah aliran
fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa
(densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk
Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai
berikut:

1
𝑃 + 𝜌𝑔ℎ + 𝑝𝑣 2 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛.........................................................(2.1)
2

Dimana:
v = Kecepatan fluida
g = Percepatan gravitasi bumi
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = Tekanan fluida
= Densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-


asumsi sebagai berikut:

1. Aliran bersifat tunak steady state


2. Tidak terdapat gesekan inviscid

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

1 1
𝑝1 + 𝜌𝑔ℎ + 𝑝𝑣12 = 𝑝2 + 𝜌𝑔ℎ2 + 𝑝𝑣22 ....................................(2.2)
2 2

Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan


berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah:
19

udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan


adalah sebagai berikut:

𝑣2
+ ∅ + 𝑤 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛....................................................................(2.3)
2

Dimana:

= Energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan


maka ∅ = 𝑔ℎ
= Entalpi fluida per satuan massa

Catatan:

𝑝
𝑤 = ∅ + , di mana ∅ adalah energi termodinamika per satuan massa,
𝜌
juga disebut sebagai energi internal spesifik.

 Persamaan Euler
Rumus Euler, dinamakan untuk Leonard Euler adalah rumus matematika
dalam analisis kompleks yang menunjukan hubungan mendalam antara
fungsi trigonometri dan fugsi eksponesial. Rumus Euler menyatakan
bahwa, untuk setiap bilangan real x.

𝑒 𝑖𝑥 = 𝑐𝑜𝑠𝑥 + 𝑖𝑠𝑖𝑛𝑥...........................................................................(2.4)

Dimana:
= Basis logaritma natural
= Unit imajiner
sin 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑠 = Fungsi trigonometri.

Richard Feynman menyebut rumus Euler sebagai "our jewel" dan "rumus
terhebat dalam matematika" (Feynman, p. 22-10).
20

BAB III

LAPORAN PENDAHULUAN

3.1 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui cara pengujian secara menyeluruh, baik mengenai caranya,
jenis alat ukurnya maupun sistem pengujiannya
2. Mendapatkan kurva kurva pompa pada putaran konstan
3. Mencari karakteristik pompa untuk putaran yang berubah

3.2 Alat dan Bahan


1. Pompa sentrifugal
2. Open impeller
3. DC
4. Dynamo motor
5. Manometer
6. Weirheter
7. Penggaris
8. Tachometer

3.3 Langkah Kerja


1. Pastikan bahwa volume air pada bak cukup sehingga tidak terjadi
pengisapan udara (kekurangan air)
2. Masukan hubungan listrik pada sistem dan switch posisi “on”
3. Putar pompa dengan perlahan sampai manometer pipa tekanan
4. Bukalah katup air, periksalah kondisi manometer pipa tekanan,
pengukuran tekanan, pastikan tidak ada air
5. Bila ada udara dalam manometer, lakukanlah langkah langkah sebagai
berikut:
 Tutup katup atur pompa hingga tekanan naik

20
21

 Buka katup by pass pada terminal manometer


 Tutup katup diterminal manometer yang menghubungkan ke seksi
isap pompa dan buka tutup katup yang menghubungkan seksi isap
dan tekanan, sehingga air bertekanan masuk ke bagian ukur isap
 Atur dengan cara menutup dan membuka katup by pass sampai
udara yang ada di pipa manometer bagian isap habis dan terisi air
seluruhnya
 Kembalikan posisi terminal katup pada kondisi pengukuran yaitu
katup isap dan tekan terbuka, sedangkan katup by pass tertutup
hubungkan antara tekanan dan isap tertutup
 Instalasi siap dipergunakan untuk pengujian

3.4 Data Percobaan

N Bukaan ∆h Hv m Hv air
(rpm) Katup (mmhg) (m) (kg) (m)
m 4/4 - - 5 -
700 ¾ 495 0,39 0,005
2/4 0,40 0,001
¼ 0,43 0,002
0 0,45 0,001

3.5 Kesimpulan
1. Pipa manometer harus dipastikan terisi air seluruhnya, jangan sampai ada
udara didalamnya
2. Jangan memutar pompa sebelum bak terisi penuh air
22

BAB IV
PEMBAHASAN SOAL

4.1 Pertanyaan
1. Hitung besaran-besaran yang dinyatakan dalam persamaan-persamaan (1) sampai
dengan (5)
2. Buat grafik-grafik dari :
a. H vs Q
b. N vs Q
c. Nh vs Q
d. Np vs Q
3. Buat kesimpulan dari data yang di dapat dan analisis hasil pengujian yang dilakukan

22
23

4.2 Jawaban
1. Persamaan (1) Debit Aliran (Q)
1) Qdi N1 = 1688 rpm
 Bukaan katup 4/4
8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √85
15
= 8,31 m3/s

 Bukaan katup 3/4


8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √85
15
= 8,31 m3/s

 Bukaan katup 2/4


8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √75
15
= 7,27 m3/s

2) Qdi N2 = 760 rpm


 Bukaan katup 4/4
8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √8.55
15
= 8,83 m3/s

 Bukaan katup 3/4


8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
24

8
= √2.9,8 . 0,44 . √9,55
15
= 9,86 m3/s

 Bukaan katup 2/4


8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √105
15
= 10,38 m3/s

3) Qdi N3 = 825 rpm


 Bukaan katup 4/4
8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √10,55
15
= 10,90 m3/s

 Bukaan katup 3/4


8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √115
15
= 11,42 m3/s

 Bukaan katup 2/4


8 5
𝑄= √2. 𝑔 . 𝐿 . ℎ𝑤 2
15
8
= √2.9,8 . 0,44 . √11,55
15
= 11,94 m3/s

Persamaan (2) Head Total (H)


1) H di n1 = 1688 rpm
25

 Bukaan katup 4/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 6
𝐻= + 157
100
= 157,75

 Bukaan katup 3/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 7.5
𝐻= + 157
100
= 157,94

 Bukaan katup 2/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 8
𝐻= + 157
100
= 158

2) H di n2 = 760 rpm
 Bukaan katup 4/4
12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 7
𝐻= + 157
100
= 157,88

 Bukaan katup 3/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 8.5
𝐻= + 157
100
= 158,07
26

 Bukaan katup 2/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 15
𝐻= + 157
100
= 158,89

3) H di n3 = 825 rpm
 Bukaan katup 4/4
12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 8.5
𝐻= + 157
100
= 158,07

 Bukaan katup 3/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 10
𝐻= + 157
100
= 158,26

 Bukaan katup 2/4


12,6 . ∆ 𝐻
𝐻= + ∆𝑧
100
12,6 . 22
𝐻= + 157
100
= 159,77

Persamaan (3) Daya Hidraulis (Nh)


2𝜋𝑛
Nh = 𝜌 .𝑔 .𝐿
60
2𝜋1688
Nh1 = 1000 . 9.8 . 0,25
60

= 433079,01 watt
2𝜋760
Nh2 = 1000. 9,8 . 0,25
60
27

= 194988,18 watt
2𝜋825
Nh3 = 1000. 9,8 . 0,25
60

= 211557.50 watt

Persamaan (4),Daya Pompa (Np)


2𝜋𝑛
Np = 𝑚. 𝑔 .𝐿
60
2𝜋1688
Np1 = 0,124 .9,8 . 0,25
60

= 53,70 watt
2𝜋760
Np2 = 0,124 . 9,8 . 0,25
60

= 78 watt
2𝜋760
Np3 = 0,124. 9,8 . 0,25
60

= 106,67 watt

Persamaan (5) Effisien Pompa (n)


𝑁ℎ
N = . 100%
𝑁𝑝
433079,01
N1 = . 100%
53,70

= 8064,78 %
194988.18
N2 = . 100%
78

= 2499.84 %
21557.50
N3 = . 100%
106.67

= 1983,28 %
28

2. A. Buat grafik H vs Q
Di N1 = 1688 rpm
Tabel 4.1
X H 157.75 157.94 158
Y Q 8.31 8.31 7.27

8.4
8.2
8
7.8
7.6
Q
7.4
7.2
7
6.8
6.6
157.7 157.94 158
5 H

Grafik 4.1 Menentukan H vs Q di N1

Di N2 = 760 rpm
Tabel 4.2
X H 157.88 158.07 158.89
Y Q 8.83 9.86 10.38

10.5

10

9.5
Q
9

8.5

8
157.88 158.07 158.89

Grafik 4.2 Menentukan di N2


29

Di N3 = 825 rpm
Tabel 4.3
X H 158.07 158.26 159.77
Y Q 10.9 11.42 11.94

12.2
12
11.8
11.6
11.4
11.2
Q
11
10.8
10.6
10.4
10.2
158.07 158.28 159.77
H

Grafik 4.3 Menentukan di N3

B. Buat grafik N vs Q1
Di N1 = 1688 rpm
Tabel 4.4
X N 8064.78 2499.84 1983.28
Y Q 8.31 8.31 7.27

8.4
8.2
8
7.8
7.6
7.4
Q 7.2
7
6.8
6.6
8064.78 2499.84 1983.48
N

Grafik 4.4 Menentukan N vs Q1 di N1


30

Buat grafik N vs Q1
Di N2 = 760 rpm
Tabel 4.5
X N 8064.78 2499.84 1983.28
Y Q 8.83 9.86 10.38

10.5

10

9.5
Q
9

8.5

8
8064.78 2499.84 1983.48
N

Grafik 4.5 Menentukan di N2

Buat grafik N vs Q1
Di N3 = 825 rpm
Tabel 4.6
X N 8064.78 2499.84 1983.28
Y Q 10.9 11.42 11.94

12.2
12
11.8
11.6
11.4
Q 11.2
11
10.8
10.6
10.4
10.2
8064.78 2499.84 1983.28
N

Grafik 4.6 Menentukan di N2


31

C. Buat grafik Nh vs Q
Di N1 = 1688 rpm
Tabel 4.7
X Nh 433079.1 194988.2 211557.50
Y Q 8.31 8.31 7.27

8.4
8.2
8
7.8
7.6
Q 7.4
7.2
7
6.8
6.6
433079.1 194988.2 211557.5
0
Nh1

Grafik 4.7 Menentukan Nh vs Q di N1

Buat grafik Nh vs Q
Di N2 = 760 rpm
Tabel 4.8
X Nh 433079.1 194988.2 211557.50
Y Q 8.83 9.86 10.3

10.5
10
9.5
9
Q
8.5
8
433079.1 194988.2 211557.50
Nh2

Grafik 4.8 Menentukan N2


32

Buat grafik Nh vs Q
Di N3 = 825 rpm
Tabel 4.9
X Nh 433079.1 194988.2 211557.50
Y Q 10.9 11.42 11.94

12.2
12
11.8
11.6
11.4
Q 11.2
11
10.8
10.6
10.4
10.2
433079.1 194988.2 211557.50
Nh3

Grafik 4.9 Menentukan di N3

D. Buat grafik Np vs Q
Di N1 = 1688 rpm
Tabel 4.10
X Np 53.7 78 106.67
Y Q 8.31 8.31 7.27

8.5

7.5
Q
7

6.5
53.7 78 106.67
Np

Grafik 4.10 Menentukan di Np vs Q di N1


33

Buat grafik Np vs Q
Di N2 = 760 rpm
Tabel 4.11
X Np 53.7 78 106.67
Y Q 8.83 9.86 10.3

10.5

10

9.5
Q
9

8.5

8
53.7 78 106.67
Np

Grafik 4.11 Menentukan di N2

Buat grafik Np vs Q
Di N3 = 825 rpm
Tabel 4.12
X Np 53.7 78 106.67

Y Q 10.9 11.42 11.94

12.2
12
11.8
11.6
11.4
11.2
11
Q 10.8
10.6
10.4
10.2
53.7 78 106.67
Np

Grafik 4.12 Menentukan di N3


34

3. Kesimpulan dari data yang telah didapat adalah:


1. Kesimpulan yang di dapat dari praktek, diantaranya adalah :
2. Jenis-jenis pompa diantaranya adalah : pompa desak, pompa sentrifugal, pompa
sekrup.
3. Besaran yang dihitung adalah kecepatan rotasi poros motor DC, tekanan air, tinggi
air dalam bak, debit air, dan daya poros.
4. Pompa yang digetarkan motor DCC, menyedot air dari bak bawah sampai bak atas
yang di atur dengan katup sebagian air yang di pompa masuk manometer untuk
diukur tekanannya
5. Semakin tinggi putaran poros, maka semakin banyak air yang dipompa
6. Semakin katup dibuka, maka debit air semakin besar
35

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan pada bagian isi makalah dapat diambil beberapa kesimpulan,


diantaranya adalah :
1. Pompa sentrifugal pertama kali dibuat pada tahun 1689 oleh Denis Papin
di Eropa dan dikembangkan di Amerika Serikat.
2. Pompa sentrifugal terdiri dari beberapa komponen-komponen
yangutama diantaranya, impeller, Kasing pompa, Back Plate,
Mechanical Seal, Shroud and Legs, Pump Shaft, adaptor
3. Manfaat dari pompa sentrifugal banyak dipakai di bidang industri,
seperti perminyakan, perkapalan dan lain-lain
4. Pompa sentrifugal lebih unggul dibanding pompa lainnya dalam
beberapa hal
5. Jenis – jenis pompa diantaranya adalah pompa desak, pompa
sentrifugal, dan pompa sekrup
6. Besaran yang dihitung adalah kecepatan rotasi poros motor DC,
tekanan air, tinggi air dalam bak, debit air, dan daya poros
7. Pompa yang di getarkan motor DC, menyedot air dari bak bawah
sampai bak atas yang diatur dengan katup sebagian air yang di pompa
masuk manometer untuk di ukur tekanannya
8. Semakin tinggi putaran poros, maka semakin banyak air yang di pompa
9. Semakin katup di buka, maka debit air semakin besar

35
36

DAFTAR PUSTAKA

1. Teman teman Kelompok XI, Laboraturium Teknik Mesin Universitas


Pancasila, Jakarta, 2014
2. Data data Laboraturium Teknik Mesin, Jakarta, 2014
3. Data data dari internet http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
31659/3/Chapter%20II.pdf tanggal 07 oktober 2014 pukul 08:00
4. Data data dari internet http://matrudian.files.wordpress.com/2010/09/
dasar-teori.pdf tanggal 07 oktober 2014 pukul 08:15
5. Data data dari internet http://beniyuliandri09.blogspot.com/2013/05/
pompa-sentrifugal.html tanggal 07 oktober 2014 pukul 08:30
6. Data data dari internet http://awan05.blogspot.com/2009/12/pompa-
sentrifugal.html tanggal 07 oktober 2014 pukul 09:00

iii

Anda mungkin juga menyukai