STRUKTUR SOSIAL
Lebih dahulu perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan struktur sosial. Kita
ketahui, bahwa orang-orang yang hidup dalam masyarakat saling berinteraksi.
Interaksi ini didasari dan terus diarahkan pada nilai-nilai kebersamaan, norma-
norma yaitu standar tingkah laku yang mengatur ineraksi antar individu yang
menunjukkan hak dan kewajiban tiap-tiap individu sebagai sarana penting agar
tujuan bersama tercapai, dan akhirnya oleh sanksi, baik sanksi yang negatif dalam
arti mendapat hukuman kalau melanggar norma maupun sangat positif yaitu
mendapat penghargaan karena telah mentaati norma yang ada. Dasar dan arah
umum interaksi inlah yang kita mengerti sebagai kultur.
Kecuali itu, interaksi antar individu juga diantur sesuai dengan tujuan-tujuan
khusus interaksi itu. Interaksi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
kehidupan keakraban diatur dalam institusi keluarga. Interaksi dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup diatur dalam institusi ekonomi. Interaksi orang
dalam hubungannya dengan Illahi diatur dalam institusi agama. Sedangkan agar
keseluruhan interaksi dalam masyarakat umumnya bisa bisa terjamin dan pasti
diadakan institusi politik. Institusi-institusi ini saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Bagaimana kadar saling hubungan dan saling mempengaruhi, serta
mana institusi yang paling berpengaruh harus dilihat langsung dalam masyarakat
yang ada.
Perlu diingat, bahwa dalam setiap institusi juga ada nilai-nilai, norma-norma dan
sanksi-sanksi, karena tujuan institusi memang untuk mengatur interaksi.
Keseluruhan institusi memang untuk mengatur interaksi. Keseluruhan institusi
serta saling berhubungan satu sama lain, itulah yang disebut stuktur sosial. Kata
stuktur menunjukkan saling adanya hubungan antara bagian keseluruhan. Maka
dapat dikatakan stuktur sosial adalah interaksi manusia yang sudah berpola dalam
institusi ekonomi, politik, agama, keluarga, budaya. Dengan kata lain struktur sosial
adalah pengorganisasian masyarakat yang ada atau keseluruhan aturan permainan
dalam berinteraksi.
Analisa sosial adalah suatu usaha untuk mempelajari struktur sosial yang ada,
mendalami institusi ekonomi, politik, agama, budaya dan keluarga sehingga kita
tahu sejauh mana dan bagaimana institusi-institusi itu menyebabkan ketidak adilan
sosial. Dengan mempelajari institusi-institusi itu, kita akan mampu melihat satu
masalah sosial yang ada dalam konteknya yang lebih luas. Dan kalau kita berhasil
melihat suatau masalah sosial yang henadak kita pecahkan dalam kontek yang lebih
luas, maka kita pun juga dapat menentukan aksi yang lebih tepat yang diharapkan
dapat menyembhkan sebab terdalam masalah tersebut. Demikian menjadi jelas,
analisis sosial adalah suatu usaha nyata yang merupakan bagian penting usaha
menegakkan keadilan sosial.
Dalam menganalisis masyarakat, sadar atau tidak sadar orang biasanya mempunyai
kerangka berpikir atau memandang. Kerangka berpikir atau memandang inilah
yang disebut model. Demikian suatu model adalah asumsi atau gambaran umum
mengenai masyarakat. Model ini mempengaruhi begaimana seseorang memilih
objek studi dan cara mendekati objek studi tersebut. Sedang teori yang turunkan
dari model berifat lebih terbatas dan persis. Suatu model hanya bisa dinilai lengkap,
produktif atau berguna, sedang teori bisa salah atau benar.
Ada dua model yang sering melatar belakangi orang dalam mendekati masalah-
masalah sosial, yaitu model konsensus dan model konflik.
MODEL KONSENSUS
Menurut model konsensus, stuktur sosial yang ada merupakan hasil konsensus
bersama anggota masyarakat, perjanjian dan pengakuan bersama akan nilai-nilai.
Menurut model ini, setiap masyarakat pada hakikatnya teratur dan stabil.
Keteraturan dan kestabilan ini disebabkan karena adanya kultur bersama yang
dianut dan dihayati oleh anggota-anggota masyarakat. Kultur bersama ini meliputi
nilai-nilai, norma dan tujuan yang hendak dicapai. Meskipun pada individu-individu
ada kemungkinan-kemungkinan perbedaan dalam persepsi dan pengjhayatan
kultur bersama itu, toh pada umumnya nilai-nilai sosial yang berdasar serta norma-
norma ayang ada. Justru karena adanya konsensus bersama inilah,maka tata sosial
dalam suatu masyarakat.
Model ini menilai masalah sosial sebagai penyimpangan dari nilai-nialai dan norma-
norma bersama, karenanya juga masalah sosial dianggap membahayakan stabilitas
sosial. Penyelesaian masalah sosial selalu diusahakan dalam kerangka tata sosial
yang sudah ada. Dengan kata lain tata sosial tidak pernah dipersoalkan , bahkan
kelangsungan stuktur sosial yang sudah ada dijunjung tinggi. Model Konsensus
melatar belakangi dua ideologi yaitu konservatif dan liberal.
a. Ideologi konservatif
b. Ideologi Liberal
Kesimpulan
Baik konservatif maupun liberal mempertahankan struktur sosial yang telah ada,
dan stuktur sosial ini ditandai dengan perbedaan tingkat sosial, sistem ekonomi
kapitalis dan demokratis politik. Perbedaan dalam memandang kemiskinan, kalau
kaum konservatif kemiskinan adalah kesalahan orang miskin itu sendiri dan kaum
konservatif cenderung membiarkan sedang kaum liberal mengusahakan agar orang
miskin mendapatkan kesempatan yang sama dan mampu menyesuaikan dalan
struktur.
MODEL KONFLIK
Berbeda dengan model konsensus, model konflik ini memandang stuktur sosial
yang ada sebagai hasil pemaksaan sekelompok kecil anggota masyarakat terhadap
mayoritas warga masyarakat. Jadi struktur sosial bukan merupakan hasil konsensus
seluruh warga apalagi persetujuan bersama mengenai nilai-nilai dan norma-norma.
Stuktur sosial adalah dominasi sekelompok kecil dan kepatuhan serta ketundukan
sebagaian besar warga masyarakat atas dominasi kelompok kecil tersebut. hukum
dan undang-undang dalam masyarakat adalah ciptaan kelompok kecil, elit, dan
kelompok yang memerintah untuk mempertahankan kepentingan mereka. Hukum
dan undang-undang terutama ditujukan untuk melindungi milik-milik pribadi dan
kepentingan.
- Kelompok mana yangmendapat untung dari sistem masyarakat yang ada dan
kelompok mana yang dirugikan ?
- Siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam kompetisi dalam grup dan diantara
grup yang ada ?
- Faktor-faktor mana yang menentukan siapa pemenang dan siapa yang kalah ?
Penganut model ini, melihat masyarakat yang ada sebagai masyarakat massal,
yang terdiri dari kelompok elit yang berada di atas massa rakyat banyak yang
ada di lapisan bawah yang sama sekali tidak tidak terorganisir sehingga tidak
memiliki kekuasaan yang efektif. Rakyat sebagai konsumen media dengan
komunikasi dari satu arah tanpa mampu menanggapi dan rekasi berarti. Merka
tidak menguasai mass media sehingga protes-protes yang mereka sampaikan
tidak pernah mampu menyuarakan pendapat mereka. Dalam kepentingan
ekonomi orang miskin didesain untuk dilanggengkan kemiskinannya oleh
penguasa dan elit, sebab dengan kemiskinan masih ada kerja-kerja kotor yang
bisa dikerjakan oleh orang miskin dengan biaya murah—tenaga.
Jalan Keluar
EPILOG
Studi ini sebenarnya masih begitu terbatas, analisa sosial akan lebih dipahami
ketika kita semua mau untuk mengamati segala sesuatu disekitar kita,
kehidupan sosial hidup kita sehari-hari. Kemudian adakan sebuah analisis
tentang ketidakadilan sosial yang ada didalamnya dan kita akan bisa menyusun
action plan untuk menindaklanjuti sebagai aksi nyata untuk menyelamatkan
eksploitasi, pembodohan dan penindasan rakyat kecil atau mungkin diri kita
sendiri di lingkungan kita sendiri, mungkin juga di kampus dan organisasi ini ???
0 komentar:
Poskan Komentar