Makalah Strategi Dan Kebijakan Pemasaran
Makalah Strategi Dan Kebijakan Pemasaran
PEMASARAN
Pengertian Isu Strategi, Pentingnya Identifikasi Isu Strategi dalam Proses
Perencanaan Strategi dan Pentingnya Kemampuan dalam
Mengedintifikasi Isu Strategi
Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan kasihnnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi organisasi
sering secara eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu. Isu strategis sangat
penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan keputusan politis. Pengambilan
keputusan politis selalu beranjak dari isu-isu. Perencanaan strategis dapat meningkatkan
kualitas proses pengambilan keputusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan
mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil
diidentifikasi, maka selanjutnya disusun kerangka rincinya dalam beberapa subsekuensi,
beberapa keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seperti itu,
maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan administratif
dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat dikaitkan dengan nilai dan
dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun legal. Identifikasi isu strategis secara
tipikal harus melalui serangkaian proses berjenjang yang harus dilakukan pelaku
perencanaan strategis. Isu strategis ini diharapkan menghasilkan agenda isu strategis yang
melekat pada organisasi. Agenda ini merupakan suatu intermediate outcome yang dapat
berkontribusi pada hasil utama, yaitu pertama, tercapainya daftar isu-isu yang dihadapi
organisasi. Daftar isu dapat berasal dari beberapa sumber, namun harus disimpulkan hati-hati
oleh para palaku perencanaan strategis. Kedua, pemilahan daftar isu-isu ke dalam dua
kategori, yaitu kelompok isu strategis dan kelompok isu operasional. Dan ketiga, adanya
pengaturan isu strategis secara berurutan berdasarkan prioritas, logika, dan/atau daftar isu
sementara. Isu strategis yang baik harus memenuhi persyaratan-persyaratan, adapun yang
pertama pertama, frasa isu berupa kalimat pertanyaan tentang apa yang dapat dilakukan oleh
organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Isu Strategi ?
2. Apa pentingnya identifikasi isu strategi dalam proses perencanaan strategi ?
3. Apa pentingnya kemampuan dalam mengedintifikasi isu strategi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengerti pengertian Isu Strategi ?
2. Untuk mengerti pentingnya identifikasi isu strategi dalam proses perencanaan strategi ?
3. Utuk mengerti pentingnya kemampuan dalam mengedintifikasi isu strategi ?
BAB II
PEMBAHASAN
komposisi kebijakan pada tingkatan Isu Strategis menurut Dunn dapat digambarkan
sebagai berikut :
Sehubungan dengan hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada semua level
kepemimpinan memerlukan Isu Strategis untuk mempertahankan ataupun meningkatkan
kinerjanya.
Ketepatan dalam mengidentifikasi Isu Strategis akan sangat berdampak terhadap kefektifan
perubahan suatu organisasi. Hal ini dikarenakan dibalik sebuah Isu Strategis pasti terdapat 2
(dua) kemungkinan, yaitu :
Peluang
Ancaman
Sebaliknya Isu Strategis juga dapat mengandung suatu ancaman jika tidak direspon
dengan tepat. Tatkala IBM terlena dengan kesuksesannya sebagai ikon komputer mainframe
pada masa lalu dan bertahan dengan produk lamanya, mereka mengabaikan sebuah Isu
Strategis tentang pasar yang mulai melirik komputer dengan format PC (Personal Computer)
dan pada akhirnya IBM harus mengalami kemunduran dari perusahaan no.2 paling
menguntungkan di dunia pada tahun 1990, menjadi perusahaan yang mengalami kerugian
sebesar $ 8 miliar dan berada di daftar pengawasan kebangkrutan pada tahun 1993.
Kedua kemungkinan diatas pada hakikatnya adalah tantangan (challenge) bagi
organisasi untuk bisa memaksimalkan peluang atau meminimalkan resiko ancaman.
Jadi, isu strategis memiliki peran yang sangat strategis dalam perubahan organisasi
baik organisasi perusahaan maupun organisasi pemerintahan / publik. Dengan kata lain, Isu
Strategis adalah Sinyal untuk sebuah perubahan. Mendapatkan isu strategis sama seperti
melihat lampu kuning pada traffic light yang tanda untuk bersiap-siap melakukan sebuah
perubahan. Seberapa lama waktu yang tersedia untuk menyiapkan perubahan bergantung
seberapa urgen kondisi suatu isu strategis.
Informasi mengenai ancaman dan peluang inilah yang akan dijadikan sebagai dasar
bagi organisasi dalam mengatasi kelemahan organisasi dan meningkatkan kekuatan
organisasi secara terfokus serta lebih efektif dan efisien.
Dalam mengidentifikasi Isu Strategis Bryson (1995:97) mengemukakan bahwa ada 4 hal
yang harus diperhatikan, yaitu :
BAB III
STUDI KASUS
(Identifikasi Krisis dan Isu Maskapai Air Asia Airline Beserta Tahapan Krisis)
LATAR BELAKANG
Namun karena persaingan penerbangan kala itu begitu ketat membuat Awair fakum
dari dunia penerbangan sekitar setahun setelahnya, hingga pada tahun 2004 Awair diambil
alih oleh Air Asia dan kemudian menerapkan pasarnya dengan menerapkan penerbangan
dengan tarif murah. 1 Desember 2005 Awair memulai kembali penerbangan pertamanya dan
berganti nama menjadi PT. AirAsia.
Hingga pada minggu 28/12/2014 perusahaan ini mengalami tragedi hilangnya kontak
pada salah satu pesawaatnya yang memiliki nomor penerbangan QZ 8501. Peristiwa ini
merupakan sebuah kasus besar yang dialami oleh maskapai ini dimana kala itu pesawat jenis
Air Bus 320-300 dengan rute penerbangan Surabaya – Singapura ini Tiba – tiba hilang
kontak diduga ini terjadi setelah pilot pesawat meminta untuk merubah rute dikarenakan
cuaca buruk.
Sempat terjadi kepanikan dan juga krisis yang dialamai perusahaan ini dikarenakan
kabar yang beredar begitu cepat menyebar hingga menimbulkan isu – isu negatif yang
berkembang dengan cepat. Badan SAR Indonesia yang kala itu cepat bertindak tak kunjung
menemukan penumpang ataupun puing – punig pesawat.
Bayak isu yang berkembang kala itu seperti dugaan adanya teroris, pilot yang memakai
narkoba dan juga armada pesawat yang kurang perawatan, bagi Air Asia insiden ini
merupakan pukulan telak bagi maskapai Air Asia.
IDENTIFIKASI ISU
Kurangnya kepastian serta pemberitaan yang terus menerus menyebar, ini lantas
membuat isu terus terus berkembang dan menimbulkan berbabagi pertanyaan dikalangan
masyarakat serta minimnya informasi kala itu membuat isu tersebut memasuki tahapan krisis
yang mendera perusahaan.
Eksternal Isu
Isu ini berkembang diluar perusahaan sehingga dapat dikatakan sebagai Eksternal Isu
yang kala itu sempat menjadi trending topik di media sosial dan juga media cetak, tidak
hanya itu di media visual seperti televisi, kasus ini juga tak luput dari sorotan kamera.
Devensive Isu
Isu yang berkembang kala itu merupakan isu yang bersifat devensife karena isu
tersebut cenderung memberikan ancaman serius bagi perusahaan. Hilangnya kontak pada
pesawat membuat isu devensife yang memunculkan banyak pertanyaan mulai dari
kedisiplinan Pilot, Kesehatan Pesawat, Keterlibatan Terorisme dll.
Advokasi Isu
Isu yang sedang dialami kala itu mencakup Advokasi Isu dimana hanya penumpang
ataupun keluarga penumpanglah yang terpengaruh akan isu. Meskipun banyak pihak yang
mengecam kejadian ini namun yang paling memiliki kepentingan adalah keluarga dari korban
/ penumpang.
TAHAPAN ISU
Isu yang semakin berkembang kala itu memang seperti tidak menemui titik terang hal
ini disebabkan karena tidak ditemukanya tanda – tanda dari korban atupun puing – puing
pesawat dan karena itulah yang kemudian menjadikan isu berubah menjadi krisis seperti pda
tahapan berikut ini
Tahap Prodromal
( Jakarta 28/12/2014 – Kompas.com ) Tahap ini disebut juga sebaga tahap Warning Stage
dimana kala itu terjadi sebuah sirine peringatan ketika Pesawat denga rute penerbangan
Surabaya – Singapura ini mengalami hilang kontak dengan Pilot setelah meminta untuk
menambah ketinggian pesawat dikarenakan cuaca buruk.
Pesawat yang kala itu terbang pada ketinggian 32.000 kaki dan di jadwalkan akan tiba di
Singapura pada pukul 08.3 waktu setempat. Berita yang ini sempat muncul di media online
yaitu Kompas.com dan ini merupakan tahap Padnormal atau yang biasa di sebut dengan
Precrisis Tahap Padnorma yang dialami perusahaan ini mempunyai bentuk yang “ Jelas
Sekali “ dimana kemunculanya ditandai dengan hilangnya kontak dengan pilot serta
menghilangya pesawat dari radar pemantau
Tahap Akut
Tahap selanjutnya adalah tahap akut dimana Warning Stage dari hilangnya kontak denag
QZ8501 ini menyebar hingga muncul reaksi dari berbagai kalangan seperti kalangan awak
media dan para keluarga yang mulai mencari kepastian akan anggota keluarganya namun
tidak kunjung menemukan jawaban. Seperti reaksi dari kalangan pengamat kebijakan publik
Agus Pambagiao yang memberikan pengamatanya mengenai peristiwa ini seperti dikitip dari
Liputan6.com
Tahap Resolusi
Tahap ini mulai dilakukan ketika pihak maskapai Air Asia mulai membuka Posko Krisis
Center Air Asia seperti diberitakan di Liputan6.com Februari 24, 2016. selain itu pihak
maskapai juga menyediakan asuransi sebesar Rp. 1,25 miliar yang nantinya akan diberikan
kepada keluarga korban dan yang sangat baik dilakukan CEO dari Air Asia seperti dikutip
dari Kompas.com 28/02/2015 yang menyatakan bela sungkawanya terhadap korban
penumpang pesawat.
Sebagai praktisi PR yang terlatih hendaknya kita tahu dan memahami sinyal atau
tahap awal krisis karena pada tahap inilah sebuah krisis bisa dicegah dengan penanganan
mumpuni dari seorang praktisi dan juga hubungan yang baik dengan media seharusnya
mampu mengendalikan tahap awal krisis agar tidak sampai pada tahap
BAB III
PENUTUP
Dengan besarnya peran Isu Strategis dalam mendorong terjadinya sebuah perubahan dan
menjamin keefektifan perubahan tersebut maka sepatutnya perumusan dan penetapan isu
strategis ini dijadikan sebagai dasar dalam melakukan perubahan. Perubahan yang efektif
ditandai oleh sejauh mana keberhasilan organisasi dalam merespon Isu Strategis sehingga
Organisasi berhasil mempertahankan eksistensinya ataupun mengembangkan organisasinya
sesuai dengan visi dan tujuan organisasi tersebut.
Isu Strategis dibutuhkan bukan hanya pada level kepemimpinan tertinggi (Top Manajer) saja,
akan tetapi juga sudah menjadi kebutuhan pemimpin di semua level sesuai dengan cakupan
perubahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, John M. 1995. Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations (Revised
Edition). San Francisco, CA. : Jossey-Bass
Dunn, W. N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua (Terjemahan Samodra
Wibawa, Diah Asitadani, Erwan Agus Puranto). Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
J. David Hunger & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Andi.
https://www-03.ibm.com/ibm/history/history/decade_1990.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asia_1997#Indonesia