LAPORAN KASUS mengeluh kesemutan pada kedua tungkai.
Demam tidak ada, BAB lancar. Tn. S (60 tahun) merupakan PBM Pasien memiliki riwayat hipertensi via IGD RSUD Arifin Achmad pada tanggal dan DM tipe II sejak lebih kurang 14 tahun 1 desember 2014 dengan keluhan sesak yang lalu. Adik pasien juga menderita nafas yang semakin memberat sejak 1 hari hipertensi dan DM. pasien seorang petani, SMRS. riwayat merokok sejak muda dalam 1 hari 3 Sejak 1 hari SMRS pasien bungkus. Riwayat minum alcohol tidak ada. mengeluhkan sesak nafas yang semakin Hasil pemeriksaan umum pasien ini memberat. Sesak dialami pasien apabila adalah kesadaran komposmentis, keadaan beraktivitas sedang seperti berjalan 50 umum tampak sakit sedang, tekanan darah meter. Sesak dirasakan memberat jika 160/90 mmHg, frekuensi nadi 110 berbaring terlentang, dan berkurang jika kali/menit, frekuensi napas 32 kali/menit, berbaring dengan posisi setengah duduk atau suhu 36,4°C. tidur dengan bantal yang disusun tinggi. Pemeriksaan kepala leher Pasien sering terbangun malam karena sesak konjungtiva tidak anemis, sclera tidak sehingga sulit tidur. Sesak tidak dipengaruhi ikterik, JVP meningkat 5+3. cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan Hasil pemeriksaan thorax paru batuk, batuk tidak berdahak dan tidak didapatkan pergerakan dinding dada simetris berdarah, memberat pada malam hari. kiri dan kanan, vocal fremitus kanan dan kiri 1 minggu SMRS pasien melemah, rhonki basah basal paru (+) . mengeluhkan nyeri ulu hati, nyeri seperti Pemeriksaan jantung didapatkan ditusuk-tusuk, nyeri terus menerus, pasien batas jantung kanan di ICS V linea juga mengeluh kan mual dan muntah jika parasternal dextra, batas jantung kiri di ICS diisi makanan. Muntah sebanyak ± 5x, V linea axilaris anterior sinistra. S1 dan S2 banyak yang dimuntahkan ± ½ aqua gelas, reguler, murmur(-), Gallop (+). yang berisi air bercampur makanan. Pemeriksaan fisik abdomen 6 bulan terakhir pasien mengaku ditemukan perut tampak datar, nyeri tekan mudah lelah sering haus,sering lapar dan epigastrium (+). sering kencing malam hari tapi volume kencing sedikit-sedikit. Pasien tidak Laporan Kasus Gagal Jantung Kongestif
Pada ekstremitas didapatkan udem tungkai. Pada foto thorax AP ditemukan
pada kedua kaki, dan akral hangat, CRT > 2 kesan kardiomegali. Pada pemeriksaan EKG detik. ditemukan kesan LVH. Pemeriksaan Hasil pemeriksaan laboratorium pada ekokardiogram belum dilakukan . tanggal 1 Desember 2014 didapatkan Diagnnosis hipertensi pada pasien ini leukosit 10.200/ ul, trombosit 359.000/ul, ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Hb 12,1 gr/dl, Ht 36,2%, GDS 241 pemeriksaan fifik . pada anamnesis mg/dl,ureum 22 mg/dl, creatinin 1,18 ditemukan riwayat hipertensi pada mg/dl.Pada pasien telah dilakukan pemeriksaan tekanan darah 160/90 mmHg. pemeriksaan rontgen dan EKG didapatkan Diagnosis DM tipe II pada pasien ini kesan kardiomegali dan LVH ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan DISKUSI penunjang. Pada anamnesisi ditemukan Diagnosis CHF pada pasien ini gejala sering haus, banyak minum, makan ditegakakan Berdasarkan anamnesis, banyak, sering kencing malam hari. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan penunjang didapatkan GDS penunjang. Pada anamnesis ditemukan 241 mg/dl. Pada pasien diberikan obat gejala berdasarkan criteria Framingham glimepirid 4mg. yaitu sesak yang dirasakan saat berbaring, Diagnosis dyspepsia pada pasien ini diperberat dengan aktifitas, tidur dengan ditegakkan berdasarkan anamnesis dan bantal yang disusun tinggi, sering terbangun pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik malam hari karena sesak. Batuk kering ditemukan gejala nyeri ulu hati, mual dan terutama pada malam hari. Kemudian pada muntah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum nyeri tekan epigastrium. tampak sakit sedang, tekanan darah Pada pasien ini diberikan terapi: O2 meningkat, takipnea, peningkatan JVP. Pada 3 - 4 L/ Menit, IVFD NaCl 0,9%, furosemid pemeriksaan paru di temukan vocal fremitus 2x40 mg, irbesartan 1x150mg, spironolacton melemah dikedua lapang paru, rhonki basah 1x25 mg, ramipril 1x5mg, inj.ranitidin 2x 1 di basal paru. Pada pemeriksaan jantung amp, inj.ondansetron 2x 4mg, codein 3x10 ditemukan kardiomegali. Pada pemeriksaan mg. ekstremitas ditemukan edema dikedua Laporan Kasus Gagal Jantung Kongestif
Penatalaksanaan pasien gagal kering sehingga diberikan terapi berupa
jantung ditujukan untuk mencegah disfungsi codein 3x20 mg sebagai antitusif yang end organ dan gagal organ multiple. Gagal bekerja pada susunan saraf pusat dengan jantung ditangani dengan tindakan umum menekan pusat batuk. untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga KESIMPULAN penentuan umum dari fungsi miokardium, Berdasarkan pembahasan diatas baik secara sendiri-sendiri maupun secara disimpulkan bahwa pasien didiagnosis gabungan dari: beban awal, kontraktilitas, sebagai CHF + Hipertensi + DM tipe II + dan beban akhir. dispepsia. Pada pasien telah diberikan Pemberian diuretic pada pasien ini tatalaksana sesuai diagnosis. bertujuan untuk mengurangi beban jantung dan mengurangi gejala klinis seperti edema ekstremitas. DAFTAR PUSTAKA Pemberian irbesartan yang termasuk 1. Price, A. Sylvia, dan Wilson, golongan ARB pada pasien ini bertujuan Lorraine M., 2006, Patofisiologi sebagai antihipertensi dimana irbesartan Konsep Klinis Proses-proses secara selektif dan kompetitif bekerja Penyakit Edisi 6 Volume 1, Penerbit terhadap reseptor AT1 sehingga Buku Kedokteran EGC, Jakarta. menghambat angiotensin II. 2. Sudoyo AW et al. buku ajar ilmu Pemberian ramipril yang merupakan penyakit dalam jilid II edisi V. golongan ACE inhibitor, pada pasien ini Jakarta: interna publishing; 2009 juga dikombinasikan dengan diuretic hemat 3. O'Brien, Terrence. Congestive Heart kalium seperti spironolakton. Failure. South Carolina: Medical Pemberian ranitidine pada pasien ini University of South Carolina: 2006. untuk mengatasi keluhan nyeri ulu hati, Available from URL: dimana ranitidine adalah suatu antagonis http://www.emedicinehealth.com/co histamine yang bekerja di reseptor H2 yang ngestive_heart_failure/article_em.ht menghambat kerja histamine secara m kompetitif dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada pasien juga ditemukan batuk Laporan Kasus Gagal Jantung Kongestif
4. Brashers V L. 2008. Gagal jantung
kongestif. Dalam: Aplikasi klinis patofisiologi, pemeriksaan dan manjemen. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 5. Sudoyo A W dkk.2006 buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi IV, pusat penerbitan depertemen ilmu penyakit dalam FKUI, Jakarta. 6. Braunwald E. Heart failure and cor pulmonale. Harison’s principle of internal medicine. 16 ed Chicago : 2005 p.1367