Anda di halaman 1dari 14

RUANGLINGKUP SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA

RESUME PERTEMUAN 2

Media massa mempunyai fungsi yaitu sebagai sistem sosioal, pranata sosial dan institusional.

Media massa dalam sistem media

- Media tidak berada di ruang kosong

- politik ekonomi sosial budaya pertahanan keamanan mempengaruhi media

- media zaman belanda, jepang, sukarno dan massa suharto belanda

- baca buku sejarah mukhtar lubis wartawan

Media massa sebagai institusional

- posisi media tv dan radio di dominasi oleh negara > Politik, sosial, budaya

- media sebagai posisi instrumen asparatus ideologi negara. Zaman suharto. > UUD

- duanya mendominasi, negara dan pasar maka tidak dapat melahirkan ruang publik.

Media massa sebagai pranata sosial

- industri media dikelola tim kreatif

- lembaga sosial / formal

- khalayak dalam stratifikasi sosial, segmen

Bentuk realitas

- di media...

- realitas

- peta analog seolah-olah nyata : komik, upin ipin, film masa depan

- refleksi realitas adalah kisah nyata :(hasil kemasan) film dilan, laskar pelangi

1
Manusia kreatif

(Kontruksi media atas realita sosial) Burhammungin

- tindakan tim kreatif menggambarkan struktur dan pranata sosial

- 1. Tahap kontruksi sosial media massa

- 2. Tahap sebaran kontruksi, prime time atau regular time

- 3. Pembentukan kontruksi realitas

- 4. Tahap konfirmasi

Kontruksi media massa atas realitas

(tim produksi)

- menerapkan SMCRE : menerapkan kebijakan media, dengan melihat profil media tersebut.

- menyiapkan fakta : mencari data.

- membingkai : dikemas sesuai formatnya dengan melihat kompetitornya

- membentuk realitas subjektif : rapat membagi pengalaman. menyeleksi, membuat, agar pas
dengan waktu, tempat

- mengemas realitas simbolik : sesuatu yang di media massa hasil kemasan

- menetapkan realitas objektif : tahap pasca produksi mengefaluasi produksi yang sudah di
siarkan.

2
BIOGRAFI MUCHTAR LUBIS

Mochtar Lubis lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922. Setelah tamat sekolah
dasar berbahasa Belanda HIS di Sungai Penuh, dia melanjutkan pelajaran di sekolah ekonomi
partikelir di Kayutanam. Pendidikan formalnya tidak sampai pada taraf AMS atau HBS. Pada
zaman Jepang, ia bekerja sebagai anggota tim yang memonitor siaran radio Sekutu di luar
negeri. Berita yang didengar lalu dituliskan dalam laporan untuk disampaikan kepada
Gunseikanbu, kantor pemerintah bala tentara Dai Nippon. Pada masa itu akhir tahun 1944,
Mochtar Lubis menikah dengan gadis Sunda yang bernama Halimah, yang bekerja di
Sekretariat Redaksi Harian Asia Raja.

Mochtar Lubis bergabung dengan Antara setelah proklamasi kemerdekaan dan kantor
berita Antara yang didirikan tahun 1937 oleh Adam Malik dan kawan-kawan muncul kembali.
Karena paham bahasa Inggris secara aktif, ia menjadi penghubung dengan para koresponden
asing yang mulai berdatangan ke Jawa untuk meliput kisah Revolusi Indonesia. Menjelang
penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) 27 Desember
1949, ia bersama Hasjim Mahdan mendapat ide untuk memulai surat kabar baru. Maka lahirlah
harian Indonesia Raya. Mochtar Lubis sebagai pemrednya.

Selain sebagai wartawan, Mochtar Lubis juga dikenal sebagai sastrawan. Ia juga pandai
melukis dan membuat patung dari keramik. Awalnya dia menulis cerpen dengan menampilkan
tokoh karikatural si Djamal. Kemudian dia bergerak di bidang penulisan novel. Pada saat acara
HUT ke-80 Mochtar Lubis, 9 Maret 2002 lalu, seorang pembicara dari LIPI, yaitu Dr. Mochtar
Pabottinggi menamakan Mochtar sebagai "person of character", insan yang berwatak. Di negeri
kita sekarang, makin langka "person of character" itu. Bung Hatta di zaman Pendidikan
Nasional Indonesia awal 1930-an suka menyerukan agar tampillah manusia-manusia yang
punya karakter. Ibu Pertiwi tetap mengharapkan dan memerlukan banyak "person of
character". Maka, tutur wartawan senior H. Rosihan Anwar, dalam kolomnya di Majalah Gatra
Nomor 17 Tahun ke VIII, 11 Maret 2002, yang menjadi sumber artikel ini "Dalam cahaya, kita
menghormati wartawan Mochtar Lubis yang sudah sepuh. Sudah saatnya dia dianugerahi tanda
kehormatan Bintang Mahaputra oleh Presiden RI.

3
Pendekatan Analisis Komunikasi Massa

Resume 3

Ketika diminta untuk menafsirkan objek sosial atau realitas sosial. Maka akan terjadi
perbedaan penafsiran, hal ini disebabkan perbedaaan perspektif atau cara pandang menafsirkan
peristiwa atau perilaku orang lain.

- Pendekatan perspektif

Becker (Mulyana, 2001:5) mendefinisikan perspektif sebagai seperangkat gagasan yang


melukiskan karakter situasi myang memungkinkan pengambilan tindakan. Istilah lain dari
perspektif adalah pendekatan dan memiliki dua sifat yaitu membatasi dan selektif.

- Analisis Isi

Metode ini digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi, sistematik, objektif
dan kuantitatif. Analisis isi harus bisa dikuantitatifkan ke dalam angka-angka misalnya “
hampir 100% tayangan di SCTV adalah FTV yang bertema cinta”. Analisis ini digunakan sejak
tahun 1920-an dan tetao populer hingga kini. Analisis ini kuantitatif lebih memfokuskan pada
isi komunikasi yang tampak, sedangkan untuk menjelaskan hal-hal yang tersirat, misalnya
ideologi apa yang dibalik suatu tayangan, maka dilakukan riset analisis kualitatif.

- Pendekatan Analisis Fungsional

Pendekatan analisis fungsional ini memfokuskan pada fungsi dan disfungsi komunikasi
massa bagi kehidupan anggota masyarakat, baik secara individu, berkelompok, maupun secara
keseluruhan. Analisis fungsional terhadap komunikasi massa pertama kali dilakukan oleh
Charles R. Wright, seorang sosiolog yang concern terhadap komunikasi massa. Analisis itu
dikemukakan dalam tulisannya yang berjudul Functional Analysis and Mass Communication
pada tahun 1960.

- Pendekatan Analisis Institusional

Pendekatan ini berfokus pada aspek kelembagaan atau institusi komunikasi massa. Aspek
ini dianggap penting karena secara langsung mencerminkan sistem yang dianut oleh suatu
masyarakat. Pendekatan institusional ini berpandang bahwa kelembagaan yang mewadahi
aktivitas komunikasi massa di tentukan oleh sistem komunikasi massa yang berlaku pada
masyarakat yang bersangkutan. Dalam bidang pers, dikenal adanya empat jenis sistem pers:
otoriter, liberal, komunis, dan bebas bertanggung jawab.

4
Lembaga komunikasi massa dalm sistem liberal berbeda dengan yang berlaku di negara
yang melaksanakan sistem komunis. Studi mengenai media massa, menurut Gerbner, berkisar
di seputar permasalahan analisis dan teori tentang sistem-sistem pesan dan teori serta analisis
proses institusional, serta penyelidikan tentang hubungan-hubungan antara sistem-sistem
pesan, struktur sosial dan organisasional, pembentukan citra, dan kebijakan publik. Teori efek
komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek
merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seorang dapat menjelaskan
suatu kaitan erat antara pesan media dan reaksi audience.

- Contoh studi

Promosi dan sponsor susu bubuk merupakan pemicu naiknya jumlah pengkonsumsi susus
bubuk terutama anak-anak dan remaja. Remaja dan anak merupakan sasaran yang rentan
tertarik mencoba susu bubuk akibat iklan, promosi, dan sponsor susu bubuk tersebut. Data dari
tobacco control support center menyebutkan jumlah pengkonsumsi susu bubuk anak-anak,
remaja meningkat 12,9 % dalam kurun waktu 15 tahun. Data artikel di atas menunjukan bahwa
iklan baik melalui telvisi, promosi, sponsor dan juga baliho merupakan sarana
memperkenalkan produk kepada konsumen. Keberadaannya sangat membantu pihak
perusahaan dalam mempengaruhi khalayak luas agar khalayak mau membeli dan
menggunakan produk tersebut.

5
PENDEKATAN ANALISIS INSTITUSIONAL : LEGISLATIF, EKSEKUTIF,
YUDIKATIF

Resume Pertemuan 4

Pendekataan ini berfokus pada aspek kelembagaan atau institusi komunikasi massa.
Aspek ini dianggap penting karena secara langsung mencerminkan sistem yang dianut oleh
suatu masyarakat. Pendekatan institusional ini berpandangan bahwa kelembagaan yang
mewadahi akivitas komunikasi massa ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku di
masyarakat yang bersangkutan. Dalam bidang pers dikenal ada empat jenis pers : otoritas.
Liberal, komunis dan bebas bertanggung jawab.

Analisi mengenai bentuk-bentuk kelembagaan (institusional) komunikasi massa adalah


menyangkut mengenai deteksi, deskripsi dan analisis tentang ekspetasi sosial dan preskripsi
yang melingkungi produksi, isi, distribusi, ekshibisi, dan penerimaan serta penggunaan
komunikasi massa.

Dapat dikatakan bahwa pers bahkan mempunyai peran lebih kuat dari ketiga pilar
demokrasi lain yang berpotensi melakukan abuse of power. Demokrasi akan berkembang
dengan baik jika pers juga berkembang dengan baik. Akan tetapi perlu dipahami bahwa
Kebebasan media massa untuk memberikan informasi kepada masyarakat jangan menjadi tidak
terbatas dan tanpa memperhatikan norma-norma sosial, kesopanan, dan kesusilaan yang
berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, kebebasan pers harus sesuai dan sebangun dengan
norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat sehingga kebebasan pers tidak
kebablasan.

Dalam perkembangan masyarakat yang semakin maju dan modern seperti dewasa ini,
pers memiliki peranan yang semakin luas sehingga eksistensi pers sering disebut sebagai
kekuasaan keempat (the fourth of estate). Artinya, di samping lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif yang menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dalam arti luas bahwa pers juga
berperan dalam mengawal dan mengawasi jalannya pembangunan nasional menuju tercipatnya
kesejahteraan rakyat.

Harus diakui, di era reformasi ini ada kecenderungan media melakukan fungsi
kebebasan pers yang berlebihan. Tuntutan perkembangan demokrasi yang bergulir cepat di
tengah-tengah kehidupan masyarakat sering menjadi penyebabnya. Sehingga tidak jarang
terjadi “out of context” dalam menyampaikan pemberitaan-pemberitaan kepada masyarakat.

6
Juga terjadinya pelanggaran kode etik pers serta penyimpangan prinsip-prinsip jurnalistik yang
adil dan berimbang. Selain itu juga tidak jarang kita menangkap kesan bahwa media pers
ditunggangi oleh kelompok-kelompok kepentingan tertentu.

Pada kenyataannya memang sekarang ini media masa atau pers hampir semuanya
dipegang oleh kalangan elit atau eksekutif. Seperti MNC Group dipegang oleh Hary Tanoe
Soedibjo yang merupakan kalangan elit dari partai PERINDO. Kita sering melihat iklan-iklan
di MNC Group mengenai beliau dan partainya. Hal ini sebenarnya tidak dibenarkan karena
tidak sesuai dengan prinsip pers yang objektif. Akan tetapi iklan seperti itu masih tayang
sampai saat ini, walaupun MNC Group sudah diberikan teguran tetapi tidak ada tindakan tegas
dari KPI ataupun Kepolisian. Semua itu karena adanya kepentingan-kepentingan pribadi
dibaliknya.

Dalam pasal 8 UU tersebut dinyatakan bahwa Komisi Penyiaran Indonesia memiliki


wewenang menetapkan Standar Program Siaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran, serta
memberikan sanksi terhadap pelanggaran Standar dan Pedoman tersebut. Sebuah Pedoman
yang mengatur perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam dunia penyiaran Indonesia dibutuhkan
mengingat lembaga penyiaran beroperasi dengan menggunakan spektrum frekuensi radio yang
merupakan sumber daya alam terbatas, sehingga pemanfaatannya harus senantiasa ditujukan
untuk kemaslahatan masyarakat sebesar-besarnya. Dengan demikian, kemerdekaan
menyampaikan informasi, pendapat dan ekspresi yang dimiliki lembaga penyiaran harus
dibarengi dengan penataan yang menjadikan kemerdekaan tersebut membawa manfaat
sebesar-besarnya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Kita membutuhkan media pers yang benar-benar independen, berpihak pada keadilan dan
kebenaran. Media pers seharusnya bisa memosisikan diri sebagai pihak yang netral.Kita
percaya bahwa pers yang bebas dapat menjadi katalisator demokrasi bagi sebuah negara.

7
Fungsi-fungsi komunikasi massa

Resume Pertemuan 5

Peranan media massa dalam komunikasi massa adalah sangat besar dan saling keterkaitan
dan tak dapat dipisahkan. Media massa pada saat ini sangat berperan besar dalam menentukan
opini ataupun pemikiran masyarakat, jadi sudah selayaknya jika media massa memberitakan
sesuatu yang sekiranya baik dan mendidik memberikan manfaat bagi banyak kalangan.

Fungsi komunikasi massa menurut Charles R. Wright

- Fungsi surveillance

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam dua bentuk :

a) Warning or Beware Surveillance (pengawasan peringatan) : fungsi pengawasan


peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang bencana alam seperti gunung
merapi meletus, tsunami, angin topan atau adanya serangan militer. Contohnya seperti sebuha
stasiun televisi sebut saja NET TV menyiarkan berita tentang kejadian gunung meletus yang
ada di Bali. Hal ini memberikan informasi sekaligus peringatan baik kepada masyarakat Bali
ataupun masyarakat diluar Bali agar berhati-hati.

b) Instrumental Surveillance (pengawasan instrumental) : Fungsi pengawasan instrumental


adalah pemyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki fungsi dapat membantu
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti sebuah stasiun televiswi sebut saja
SCTV menayangkan berita tentang produk baru yang dikeluarkan oleh motor Yamaha yaitu
motor Yamaha N-Max.

- Fungsi Correlation

Fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan


lingkungannya. Peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen
masyarakat. Fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Contohnya seperti
sebuah stasiun televisi menyiarkan hubungan antara masyarakat dengan pemerintah berkenaan
dengan aspirasi masyarakat tentang system pemerintahan.

8
- Kegiatan transmisi kultural

Suatu penyebaran nilai dan norma serta pesan dari generasi yang satu ke generasi yang
lain mengenai suatu nilai ,norma dan pesan di sertai dengan adaistiadat. Contohnya seperti
sebuah stasiun televisi menayangkan tentang fashion di Amerika. Secara tidak langsung
budaya fashion yang ada di Amerika masuk kedalam budaya Indonesia. Bahkan tidak hanya
fashion tetapi sampai pada makanan, gaya bahasa dan lain-lain.

- Kegiatan penghiburan

Fungsi hiburan untuk media massa menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan
dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi
sebagai media hiburan.

9
Komunikasi Massa Sebagai Sistem Sosial

Resume Pertemuan 6

Suatu sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu pluralitas individu-individu yang
berinteraksi satu sama lain. Unit interaksinya pada dasarnya berupa orang-orang, tapi dapat
pula kelompok organisasi atau orang-orang di lingkungan suatu sistem. Semua organisasi
sosial merupakan sistem-sistem sosial karena terdiri dari individu-individu yang berinteraksi.

Menurut Ogburn dan Nimkoff (1960), sistem adalah suatu rangkaian atau tatanan yang
teratur (orderly arrangement). Sebagai ilustrasi, tubuh manusia dapat dilihat sebagai sebuah
sistem. Antar hubungan (inter relationship) dari bagian-bagian tubuh manusia telah menjadi
subjek penelitian.

umumnya kegiatan-kegiatan sosial tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang terangkai
dalam suatu untaian fungsi-fungsi yang telah tertentu, dan saling berpengaruh satu dengan
lainnya untuk mencapai tujuan kegiatan yang dimaksud. Dalam arti yang luảs, sistem berarti
segala rangkaian elemen-elemen yang saling berkaitan.

Saling berkaitan antar elemen-elemen tersebut menurut Almond (1960) mempunyai ciri-
ciri:

1) Kekomprehensifan,

2) Interdependensi, dan

3) adanya batas (boundary).

Ciri yang pertama, kekomprehensifan, menunjukkan bahwa sistem yang dimaksud


mencakup semua interaksi antara sesama elemen atau unsur yang membentuk sistem
dimaksud. Jadi kalau pasar kita lihat sebagai sebuah sistem, maka ia mencakup seluruh unsur
yang membentuk sebuah pasar:antara lain penjual, tempat berjualan, barang yang dijual, harga
jual, cara menjual, peraturan berjualan, sarana transportasi untuk mendatangkan barang yang
dijual, dan tentunya para pembeli.

Sedangkan interdependensi berarti bahwa di antara sesama elemen dari suatu sistem terjadi
saling pengaruh mempengaruhi yang menyebabkan saling ketergantungan antar elemen
tersebut. Bila salah satu elemen mengalami perubahan, maka elemen yang lain pun akan
terpengaruh oleh perubahan tersebut. Contohnya, Kalau barang yang dijual tiba-tiba karena

10
sesuatu hal habis dari sumber atau persediaannya, maka pasar tadi tidak dapat berfungsi. Atau
karena sesuatu bencana, tempat berjualan pasar dimaksud rusak total, maka pada saat itu
elemen yang lain ikut terpengaruh. Pokoknya yang disebut sistem itu baru berfungsi bila semua
elemennya juga berfungsi seperti mana mestinya.

Adanya batas dari suatu sistem berarti terdapatnya titik-titik tertentu di mana sistem yang
bersangkutan mulai, dan di mana ia berakhir (bukan lagi termasuk sistem yang dimaksud).
Meskipun sama-sama tempat melakukan jual beli, tapi Anda tidak akan menyebut warung
rokok di sebelah rumah Anda sebagai pasar, Karena Anda pun tahu, yang disebut pasar adalah
tempat jualan yang lengkap. Sedang tempat jualan yang kecil, barang yang didagangkan hanya
rokok plus jajanan anak-anak, dan tidak kita sebut pasar, namanya: warung.

Contoh Kasus : Komunikasi massa sebagai sistem sosial yaitu komunikasi massa sebagai
kontrol sosial pada saat ini media massa dapat menjadi kontrol sosial seperti dapat memfilter
berita-berita yang layak atau tidak untuk dikonsumsi untuk khalayak atau masyarakat luas.

11
Komunikasi Massa Sebagai Pranata Sosial

Resume Pertemuan 7

Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu.
Pranata termasuk kebutuhan sosial. Aktifitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi itu
dilakukan baik secara verbal, non verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi
fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan
yang lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya,
sehingga tercipta keseimbangan sosial (social equilibrium) antara hak dan kewajiban dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan itu akan menciptakan
tatanan sosial (social order) dalam proses kehidupan masyarakat saat ini dan waktu yang akan
datang.

Demikian pula halnya dalam menata manusia supaya menjadi masyarakat yang memiliki
struktural dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat
tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin kompleks suatu masyarakat,
maka stuktur masyarakat itu semakin rumit pula. Kompleksitas masyarakat juga ditentukan
oleh ragam budaya dan proses-proses yang dihasilkan.

Menurut Horton dan Hunt kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata
sosialyaitu:

• Nilai dan norma.

• Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum.

• Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk
melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.

Di dalam kehidupannya manusia membutuhkan lembaga sosial di dalam prosespemenuhan


kebutuannya. Masyarakat misalnya memerlukan suatu lembaga atau pranatadalam memenuhi
kebutuhan manusia dalam hal pendidikan, untuk itu ada wadahnyayaitu pranata pendidikan
dalam hal ini sekolah. Begitupun halnya dengan adanya mediamassa sebagai solusi di dalam

12
proses kebutuhan manusia mengenai segala informasi danuntuk keperluan komunikasi yang
menyangkut orang banyak, pranatanya adalah komunikasi massa.

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara missal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Informasi massa
adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang
hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Wartawan,
desk surat kabar, editor, bahkan penerima telpon di sebuah institusi media massa memiliki
kesempatan untuk menjadi gatekeeper ini. Khalayak adalah massa yang menerima informasi
massa yang disebarkan oleh media massa. Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya
bersifat tertunda sedangkan umpan balik pada komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan
tetapi sifat umpan balik yang tertunda ini sudah mulai ditinggalkan seirama dengan
perkembangan teknologi.

Media Massa sebagai Pranata sosial

Menurut Bungin (2008: 85-86), dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan
sebagai berikut:

1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbukapikirannya,
dan menjadi masyarakat yang maju.

2. Media massa juga menjadi media informasi kepada masyarakat. Dengan informasi
yang terbuka, jujur dan benar disampaikan kepada media massa kepada masyarakat, maka
masyarakat akan menjadimasyarakat yang kaya dengan informasi masyarakat yang terbuka
dengan informasi, sebaliknya masyarakat akan menjadi masyarakat yang informatif,
masyarakat yang dapat menyampaikan informasidengan jujur kepada media massa.

3. Media massa sebagai hiburan (agent of change) yaitu mendorong agar perkembangan
itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa
juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban
manusia dan masyarakatnya.

13
Contoh kasus

Dalam suatu lingkungan masyarakat di komplek Griya Pesona Rama, Legoso Ciputat untuk
menjalankan pranata sosial yang baik di bentuk perkumpulan remaja yang anggotanya remaja
komplek. Kelompok Remaja ini setiap minggunya berkumpul di masjid komplek yang
membahas kegiatan-kegiatan yang positif yang bisa diadakan di komplek seperti kegiatan kerja
bakti, perlombaan 17 an agustus, pengajian bulanan dan inovasi-inovasi yang bisa diterapkan
di komplek seperti dibuatnya peraturan jalan one way agar rapih. Kegiatan tersebut dapat
menciptakan kebersamaan, kekompakkan warga komplek sehingga terciptanya interaksi warga
yang sehat

14

Anda mungkin juga menyukai