Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

Disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti

Ujian mata kuliah Ilmu Ukur Tanah 1 pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Universitas Muhammadiyah Palembang

OLEH :

1. Fadtema Tia Andika 112016059

Dosen Pembimbing : Ir. H. Raden Wijaya M. Yusuf, M.M

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2017
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

LEMBAR PENGESAHAN

Menyatakan bahwa mahasiswa dibawah ini :

Nama : Fadtema Tia Andika

NRP : 112016059

Fakultas/Jurusan : Teknik/Sipil

Telah menyatakan laporan praktikum ilmu ukur tanah pada semester II

Kepada Palembang, 2017

Asisten

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah

1. DIDI RUSWANDI, ST (……)


2. BARUNA CHANDRA (……)
3. M. ADITYA ANUGRAH PUTRA (……)
4. RIA YULVIANA (……)
5. AMANAH DWI OKTAVIANTO (……)
6. MEILANI ADIT PUTRA (……)

IR. H. SUDIRMAN KIMI, MT


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen


Pembimbing Ilmu Ukur Tanah saya yaitu Bapak Ir. H. Raden Wijaya M. Yusuf,
M.M yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum
kimia ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan


praktikum saya ini bermanfaat.

Palembang, 2017

Penyusun
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ............................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 2
1.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan Laporan ............................................................ 3
1.6 Bagan Alir Penelitian ........................................................................... 3

BAB 2 PERCOBAAN WATERPASS ................................................................... 4

2.1 Pendahuluan ......................................................................................... 4


2.2 Alat yang Digunakan ........................................................................... 5
2.3 Fungsi Alat ........................................................................................... 7
2.4 Jenis-jenis Percobaan Waterpass.......................................................... 8
2.5 Langkah Kerja ...................................................................................... 9

BAB 3 PERCOBAAN THEODOLITE ................................................................ 10

3.1 Pendahuluan ....................................................................................... 10


3.2 Alat yang Digunakan ......................................................................... 11
3.3 Fungsi Alat ......................................................................................... 12
3.4 Jenis-jenis Percobaan Theodolite ....................................................... 12
3.5 Langkah Kerja .................................................................................... 13

BAB 4 PERHITUNGAN DATA .......................................................................... 14

4.1 Percobaan Waterpass ......................................................................... 14


4.1.1 Lokasi Praktikum ...................................................................... 14
4.1.2 Perhitungan Data di Tabel ......................................................... 15
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.1.3 Uraian Perhitungan Data ........................................................... 16


4.1.4 Gambar Kontur.......................................................................... 21
4.1.5 Gambar Peta Sesuai Lokasi ....................................................... 22
4.1.6 Gambar Pelaksanaan Praktikum di Lapangan........................... 22

4.2 Percobaan Theodolite ......................................................................... 24


4.2.1 Lokasi Praktikum ...................................................................... 24
4.2.2 Perhitungan Data di Tabel ......................................................... 31
4.2.3 Uraian Perhitungan Data ........................................................... 32
4.2.4 Gambar Kontur.......................................................................... 37
4.2.5 Gambar Peta Sesuai Lokasi ....................................................... 38
4.2.6 Gambar Pelaksanaan Praktikum di Lapangan........................... 39

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 41

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 41


5.2 Saran .................................................................................................... 42

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 43

Lampiran ...................................................................................................................
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB 1 iv
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Dalam ilmu konstruksi, pengukuran tanah merupakan hal yang pertama


yang harus dilakukan. Hasil pengukuran ini akan menentukan baik atau buruknya
suatu bangunan. Untuk itu perhitungan yang dilakukan pun harus harus
dilaksanakan secara teliti dan hati-hati. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari
ilmu geodesi yang mempunyai dua tujuan, yaitu :

1. Tujuan praktis : untuk pembuatan peta dari sebagian kecil permukaan


bumi.
2. Tujuan ilmiah : untuk menentukan bentuk permukaan bumi.

Di dalam praktikum ini dipelajari dua jenis pengukuran, yaitu


pengukuran waterpass dan pengukuran polygon, yang keduanya sangat
penting dalam perencanaan konstruksi bangunan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara


pengukuran tanah di lapangan. Untuk menentukan beda tinggi antara tempat satu
dengan tempat yang lain digunakan alat waterpass. Sedangkan untuk mengukur
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

sudut digunakan alat theodolit. Semua jenis pengukuran ini digunakan untuk
berbagai macam keperluan, yaitu:

1. Merencanakan pembangunan jalan, jalan kereta api, saluran air sesuai


dengan peta topografinya.
2. Merencanakan proyek-proyek konstruksi sesuai dengan elevasi yang
direncanakan.
3. Menghitung volume pekerjaan tanah.
4. Menentukan sudut dalam perencanaan pembangunan gedung bertingkat,
menentukan sudut kelengkungan jalan dan sebagainya.

1
1.3. BATASAN MASALAH

1. Menentukan beda tinggi antara titik satu dengan titik yang lain.
2. Menentukan elevasi titik-titik yang diukur dari titik tetap yang telah
diketahui ketinggiannya (BM).
3. Menghitung kesalahan yang diijinkan dalam pengukuran waterpass
memanjang cara pergi-pulang.
4. Menentukan kesalahan yang diijinkan dalam pengukuran sudut.
5. Mencari besarnya sudut dalam, koreksi sudut, azimuth, koreksi arah
sumbu X dan Y, kemudian mencari koordinat titik-titik yang diukur.

1.4. METODE PENGUMPULAN DATA

Bentuk bumi merupakan pusat perhatian dan kajian dari bidang ilmu ukur
tanah. Bumi pada dasarnya berbentuk sangat tidak beraturan terbukti dengan
adanya pegunungan dan jurang- jurang. Ilmu ukur tanah dibagi dua pengukuran:

1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)


a) Metode sipat datar
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

b) Metode trigonometris
c) Metode barometris

2. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal - titik tunggal


a) pengikatan kemuka
b) pengikatan ke belakang, dibagi dua metode:

a. Metode collins
b. Metode cassini

Metode titik banyak :

A. Metode poligon ► penentukan posisi titik yang belum diketahui


koordinat, dengan mengukur semua jarak dan sudut dalam poligon.
B. Metode triangulasi ► penentuan posisi horisontal dari suatu titik dengan
semua sudut dalam segitiga dan salah satu sisi segitiga jaraknya harus
diketahui.
C. Metode trilaterasi ► semua sisi dari segitiga harus diukur jaraknya untuk
mendapatkan posisi horisontal suatu titik.
D. Metode triangulterasi ► penentuan posisi horisontal dari suatu titik
dengan menggabungkan pengukuran menggunakan triangulasi dengan
trilaterasi.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


2
Laporan ini dibuat dengan susunan sebagai berikut:

 Bab I : Merupakan bagian pendahuluan, yang berisi latar belakang,


maksud dan tujuan, dan permasalahan yang akan dibahas dalam laporan.
 Bab II : Membahas tentang pengukuran waterpass memanjang dan profil.
 Bab III : Membahas tentang pengukuran polygon.
 Bab IV : Menjelaskan kesimpulan dari hasil praktikum.
 Bab V : Merupakan penutup dari laporan.

1.6. BAGAN ALIR PENENILITIAN


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB 2 3
PERCOBAAN WATERPASS
2.1 PENDAHULUAN

Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi dimana dalam ilmu
ukur ini pemetaannya hanya terbatas pada daerah yang di petakan dan di
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

anggapsebagai bidang datar. Secara garis besar pemetaan tersebut meliputi


beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan (pengukuran)
2. Pengelola data (perhitungan)
3. Pengujian data (pengambaran)

Untuk keperluan pemetaan terlebih dahulu di buat kerangka besar vertical


yang menggunakan daerah bagi pengukuran surveyer.

1. Sytem kordinat kartesius


2. System kordinat polar

Dan system kordinat tanah (surveying) adalah sebagai cara dalam


menentkan letak nilai titik diatas dan dibawah permukaan tanah. Letak titik
tersebut di peroleh setelah diabaikannya perhitungan dari hasil survey atau yang
telah di laksanakan di lapangan.

Dengan menggunakan metode dan alat yang di perlukan seperti pada


alat mengamati kemiringan garis bidik yang menggunakan alat ukur “Water Pass”
sehingga dengan demikian kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada alat
ukur tersebut di dalam pelaksanaan pengukuran itu dengan demikian kita dapat
memberikan koreksi untuk mencapai toleransiyang di inginkan agar faktor
keamanan yang terjadi dapat diketahui.

4
2.2 ALAT YANG DIGUNAKAN
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Waterpass

Kaki Statif Tiga

Rambu Ukur

5
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Payung

Unting-unting

Meteran
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2.3 FUNGSI ALAT


6
1. Water pass

Terdiri dari :

 Garis pasir, gunanya untuk membidik ketinggian secara sumbu dari


bidikan.
 Skrup pengatur batang, gunanya untuk memperjelas bidikan didalam
lensa okuler.
 Skrup pengatur benang, gunanya untuk memperjelas posisi.
 Skrup pengatur gesekan halus,gunanya untuk menghaluskan atau
menjernihkan pandangan lensa sehingga didapat posisi benang yang
tepat.
 Lensa okuler, gunya membidik sebagai tempat membidik rambu ukur.
 Nivo penggerak halus, gunanya untuk mendapatkan cara pembacaan
rambu ukur dengan cara memutar di tengah-tengah rambu ukur.
 Skrup pengunci, gunanya sebagai pengunci pesawat yang kita pakai
agar tidak jatuh, sehingga tidak sulit atau mudah kita mainkan
pengprasianya.

2. Statif kaki tiga

Digunakan Sebagai tempat kedudukan waterpass (alat sifat dasar)

3. Rambu Ukur

Digunakan untuk menentukan ketinggian titik A dan antara titik pada


lokasi perencanaan.

4. Payung

Digunakan untuk melindungi waterpass dari fraksi sinar matahari


secara langsung.
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

5. Start part

Digunakan untuk menentukan titik.

2.4 JENIS JENIS PERCOBAAN WATERPASS


7
Ada 4 jenis kegiatan yang harus dikuasai dalam mengoperasikan alat ini, yaitu
:
a) Memasang alat di atas kaki tiga Alat ukur waterpass tergolong kedalam
Tripod Levels, yaitu dalam penggunaannya harus terpasang diatas kaki
tiga. Oleh karena itu kegiatan pertama yang harus dikuasai adalah
memasang alt ini pada kaki tiga atau statif. Pekerjaan ini jangan dianggap
sepele, jangan hanya dianggap sekedar menyambungkan skrup yang ada di
kaki tiga ke lubang yang ada di alat ukur, tetapi dalam pemasangan ini
harus diperhatikan juga antara lain :
 Kedudukan dasar alat waterpass dengan dasar kepala kaki tiga
harus pas, sehingga waterpass terpasang di tengah kepala kaki tiga.
 Kepala kaki tiga umumnya berbentuk menyerupai segi tiga, oleh
karena itu sebaikny tiga skrup pendatar yang ada di alat ukur tepat
di bentuk segi tiga tersebut.
 Pemasangan skrup di kepala kaki tiga pada lubang harus cukup
kuat agar tidak mudah bergeser apalagi sampai lepas Skrup
penghubung kaki tiga dan alat terlepas.
b) Mendirikan Alat ( Set up ) Mendirikan alat adalah memasang alat ukur
yang sudah terpasang pada kaki tiga tepat di atas titik pengukuran dan siap
untuk dibidikan, yaitu sudah memenuhi persyaratan berikut:
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

 Sumbu satu sudah dalam keadaan tegak, yang diperlihatkan oleh


kedudukan gelembung nivo kotak ada di tengah.
 Garis bidik sejajar garis nivo, yang ditunjukkan oleh kedudukan
gelembung nivo tabung ada di tengah atau nivo U membentuk
huruf U.
c) Membidikan Alat Membidikan alat adalah kegiatan yang dimulai dengan
mengarahkan teropong ke sasaran yang akan dibidik, memfokuskan
diafragma agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar objek
yang dibidik terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang diafragma
tegak dan diafragma mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan.
2.5 LANGKAH KERJA
Pelaksanaan
8
1. Pengukuran dilaksanakan di kampus B Universitas Muhammadiyah
Palembang
2. Laporan yang diberikan adalah koreksi dari haasil pengukuran

Langkah kerja
1. Tempatkan pokok-pokok yang cukup kuat (misalnya patok kayu
gelam) pada setiap titikseksi (A,B,C dan seterusnya)
2. Tempatkan alat water pass, atur menurut ketentuan.
3. Usahakan setiap seksi mempunyai slag yang genap, hal ini untuk
mengiliminir kesalahan nol rambu
4. Usahakan penetapan alat setiap slag menpunyai jarak yang sama (Db-
Dm) hal ini untuk mengiliminir kesalahan garis bidik
5. Bidikkan teropong alat ke rambu belakang baca benang tengah, bawah,
kemudian kerambu muka seterusnya.
6. Rambu sytem loncat yang artinya setelah selesai pembacaan kedua
rambu tersebut dalam satu stag dan perpindahan alat ke stag
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

berikutnya, maka rambu belakang pada stag pertama tadi loncat


menjadi rambu muka pada slag berikutnya dan begitu seterusnya.
7. Perhatikan petunjuk gambar sket di atas

BAB 3 9

PERCOBAAN THEODOLITE

3.1 PENDAHULUAN

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan


menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya
untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar
bagi beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan
sebagainya. Alat yang sering digunakan dalam ilmu ukur tanah theodolit.
Theodolit adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan
sudut, baik sudut vertical maupun horizontal. Theodolite merupakan alat yang
paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya
alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,


sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal
untuk dibaca. Yang dimaksud dengan sudut vertical adalah sudut yang diukur
pada skala tegak lurus. Sedangkan sudut horizontal adalah sudut yang diukur pada
skala mendatar yang dibentuk oleh dua titik pada polygon, sudut yang terbaca
merupakan nilai dimana theodolit itu ditempatkan.

10
3.2 ALAT YANG DIGUNAKAN

Theodolite Rambu Ukur


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Payung Kaki Statif Tiga

3.3 FUNGSI ALAT


11
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

1. Theodolite
Untuk menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan perencanaan pondasi.
2. Rambu ukur
Berfungsi sebagai menunjukkan angka-angka yang di lihat dari alat
theodolite tersebut untuk menentukan BA(benang atas), BT(benang
tengah), BB(benang bawah.
3. Payung
Untuk melindungi alat beserta orang-nya dari teriknya sinar matahari
4. Kaki Statif Tiga
Berfungsi sebagai tempat kedudukan alat theodolite.

3.4 JENIS-JENIS PERCOBAAN THEODOLITE


1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,

sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di

maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran

mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.

3. Theodolite Elektro Optis


Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara
theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi
mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system
lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini
bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang
elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus

12
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis


akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

3.5 LANGKAH KERJA

1. Mempersiapan peralatan yang dibutuhkan serta periksa kelengkapan .


2. Memilih alat yang baik dan tempat yang aman untuk mendirikan alat
ukur theodolit (tanah tidak rapuh).
3. Mendirikan statif dengan aman sesuai dengan keadaan setempat.
4. Memasang alat ukur theodolit diatas statif dan eratkan dengan skrup
pengunci hingga aman.
5. Mensejajarkan unting – unting dengan titik pengamatan.
6. Mengatur gelembung nivo kotak ketengah dengan skrup A, B, dan C.
7. Dengan cara yang sama seperti halnya mengatur nivo kotak, atur nivo
tabung sedemikian rupa sehingga posisinya tepat ditengah – tengah.
8. Mengecheck kedudukan alat ukur theodolit, apakah tepat vertikal di atas
titik.
9. Jika kedudukan alat ukur tidak dapat vertikal di atas titik, membuka
skrup penggail alat ukur ke statif dan geser – geserkan theodolit tersebut
secara hati – hati sehingga posisinya tepat vertikal di atas titik.
10. Mengatur pencerahan melalui skrup pengukuran sampai mistar ukur
dapat terbacaa.
11. Membidik mistar ukur, kemudian membaca benang atas, benang tengah,
dan benang bawah.
12. Mengatur posisi cermin sehingga mendapatkan intensitas cahaya yang
cukup untuk membaca sudut vertikal, dan horizontal.
13. Membaca sudut vetikal dan horizontal, dalam penentuan sudut horizontal
dan vertikal pada theodolith T1 untuk menentukan detik menggunakan
skrup pengukur detik 14. mencatat semua hasil pembacaan alat serta
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

mengisi tabel isian. 15. lakukan langkah langkah pada no. 3 – 14 pada
setiap titik (titik 1- 4).

BAB 4
13
PERHITUNGAN DATA
4.1 WATERPASS
4.1.1 Lokasi Praktikum
15

4.1.2 Perhitungan Data Di Tabel

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TEMPAT TARGET PEMBACAAN BT ᴧH d D KOREKSI TINGGI TANAH


ALAT 𝐵𝐴 (BTB – BTM) (Ba-Bbx100) (dB + dM) 𝐷
(∑𝐷 x ∑koreksi) (T.TANAH AWAL + ᴧH
𝐵𝐵 + Koreksi)
T.Awal = 5 angka
dibelakang NRP
13,48 cm
AB 11,92 cm 12,7 158
P1 13,44 cm 0,38 380 0,03 16000,41
BM 11,22 cm 12,32 222
13,45 cm
BB 11,99 cm 12,72 146
P2 12,82 cm 0,41 248 0,02 16000,84
CM 11,80 cm 12,31 102
12,95 cm
CB 11,57 cm 12,26 138
P3 12,75 cm 0,66 368 0,03 16001,53
DM 10,45 cm 11,60 230
11,45 cm
DB 9,81 cm 10,63 164
P4 13,19 cm -1,56 364 0,03 16000
EM 11,19 cm 12,19 200
∑ᴧH= - 0,11 ∑D= 1360 ∑koreksi= 0,11
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.1.3 Uraian Perhitungan Data

PERHITUNGAN BENANG TENGAH


𝑩𝑨 – 𝑩𝑩
RUMUS ( BT = )
𝟐

13,48+11,92
Ab = = 12,70
2

P1

13,44+11,22
Bm = = 12,32
2

13,45+11,99
Bb = = 12,72
2

P2

12,82+11,80
Cm = = 12,31
2

12,95+11,57
Cb = = 12,26
2

P3

12,75+10,45
Dm = = 11,60
2

11,45+9,81
Db = = 10,63
2

P4

13,19+11,19
Em = = 12,19
2

16
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN JARAK

RUMUS [ d = (BA – BB) x 100 ]

Ab = (13,48 – 11,92) x 100 = 158 cm

P1

Bm = (13,44 – 11,22) x 100 = 222 cm

Bb = (13,45 – 11,99) x 100 = 146 cm

P2

Cm = (12,82 – 11,80) x 100 = 102 cm

Cb = (12,95 – 11,57) x 100 = 138 cm

P3

Dm = (12,75 – 10,45) x 100 = 230 cm

Db = (11,45 – 9,81) x 100 = 164 cm

P4

Em = (13,19 – 11,19) x 100 = 200 cm

17
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN JARAK KESELURUHAN

RUMUS ( D = dB + dM )

P1 = dAb + dBm
= 158 + 222
= 380 cm

P2 = dBb + dCm
= 146 + 102
= 248 cm

P3 = dCb + dDm
= 138 + 230
= 368 cm

P4 = dDb + dEm
= 164 + 200
= 364 cm

∑D = P1 + P2 + P3 + P4
= 380 + 248 + 368 + 364
= 1360 cm

18
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN BEDA TINGGI

RUMUS ( ᴧH = BTB – BTM )

P1 = Bt Ab - Bt Bm
= 12,70 - 12,32
= 0,38

P2 = Bt Bb - Bt Cm
= 12,72 - 12,31
= 0,41

P3 = Bt Cb - Bt Dm
= 12,26 - 11,60
= 0,66

P4 = Bt Db - Bt Em
= 10,63 – 12,19
= - 1,56


∑ H = P1 + P2 + P3 – P4
= 0,38 + 0,41 + 0,66 – 1,56
= - 0,11

19
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN KOREKSI

BILA HASIL ∑ᴧH NEGATIF, MAKA HASIL DARI ∑koreksi AKAN


POSITIF
𝑫
RUMUS [ KOREKSI = ( ∑𝑫 𝒙 ∑𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊 ) ]

𝐷1
P1 = 𝑥 ∑𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
∑𝐷
380
= 𝑥 0,11
1360
= 0,03
𝐷2
P2 = 𝑥 ∑𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
∑𝐷
248
= 𝑥 0,11
1360
= 0,02
𝐷3
P3 = 𝑥 ∑𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
∑𝐷
368
= 𝑥 0,11
1360
= 0,03
𝐷4
P4 = 𝑥 ∑𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
∑𝐷
364
= 𝑥 0,11
1360
= 0,03

∑koreksi = P1 + P2 + P3 + P4
= 0,03 + 0,02 + 0,03 + 0,03
= 0,11

20
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TINGGI TANAH ( ELEVASI )

RUMUS ( T. TANAH AWAL + ᴧH + KOREKSI )

T. TANAH AWAL = 16000

P1 = 16000 + 0,38 + 0,03


= 16000,41

P2 = 16000,41 + 0,41 + 0,02


= 16000,84

P3 = 16000,84 + 0,66 + 0,03


= 16000,53

P4 = 16000,53 – 1,56 + 0,03


= 16000

4.1.4 Gambar Kontur

21
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.1.5 Gambar Peta Sesuai Lokasi

4.1.6 Gambar Pelaksanaan Praktikum Di Lapangan

22
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

23
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.2 THEODOLITE

4.2.1 Lokasi Praktikum

24
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN HASIL PRAKTIKUM

Posisi alat P0

Jarak d1

D1 = (BA – BB) x 100

D1 = 28 M

25
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN HASIL PRAKTIKUM

Posisi Alat P1

Jarak d1

D1 = (BA – BB) x 100

D1 = 23,6 M

26
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN HASIL PRAKTIKUM

Posisi Alat P2

Jarak d1

D1 = (BA – BB) x 100

D1 = 33,2 M

27
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN HASIL PRAKTIKUM

Posisi Alat P3

Jarak d1

D1 = (BA – BB) x 100

D1 = 19,3 M

28
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN HASIL PRAKTIKUM

Posisi Alat P4

Jarak d1

D1 = (BA – BB) x 100

D1 = 25,6 M

29
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERHITUNGAN HASIL PRAKTIKUM

Posisi Alat P5

Jarak d1

D1 = (BA – BB) x 100

D1 = 19,3 M

30
31
4.2.2 Perhitungan Data Di Tabel
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.2.3 Uraian Perhitungan Data

1) Sudut Horizontal
P0 = 12o30’20”
P1 = 249o11’50”
P2 = 256o41’20”
P3 = 294o02’30”
P4 = 184o15’00”
P5 = 282o46’30”
P0 = 178o19’40”

2) Jarak Optis
P0 – P1 = 28 M
P1 – P2 = 23,6 M
P2 – P3 = 33,2 M
P3 – P4 = 19,3 M
P4 – P5 = 25,6 M
P5 – P0 = 28 M

3) Mencari Sudut Horizontal Sebelum Koreksi


( Jumlahkan semua sudut horizontal kecuali P0 awal )
P0 = 12o30’20”
P1 = 249o11’50”
P2 = 256o41’20”
P3 = 294o02’30”
P4 = 184o15’00”
P5 = 282o46’30”
P0 = 178o19’40”

32
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Catatan :
- Dikarenakan (P0) adalah azimuth maka (P0) tidak ditambahkan sudut
horizontal sebelum koreksi
4) Mencari Sudut Horizontal
(∑αH - ∑V / Jumlah titik pengukuran)
(1445o16’50” – 1445o0’0” / 6)
0o16’50” / 6 = 0o2’48” => 5 Titik
0o2’50” => 1 Titik

5) Mencari Sudut Horizontal Setelah Koreksi


( Posisi αh – koreksi sudut horizontal )
P1 = 249o11’50” - 0o2’48” = 249o9’2”
P2 = 256o41’20” - 0o2’48” = 256o38’32”
P3 = 294o02’30” - 0o2’48” = 293o59’42”
P4 = 184o15’00” - 0o2’48” = 184o12’12”
P5 = 282o46’30” - 0o2’48” = 282o43’42”
P0 = 178o19’40“ - 0o2’48” = 178o16’50”

6) Mencari Sudut Azimuth


( Azimuth awal + sudut horizontal setelah koreksi (±180o – 540o)
Azimuth awal P0 = 12o30’20”
P1 = 12o11’50” - 249o9’2” = 261o39’22” - 180o0’0” = 81o39’22”
P2 = 249o41’20” - 256o38’32” = 505o50’22” - 180o0’0” = 325o50’22”
P3 = 256o02’30” - 293o59’42” = 550o41’2” - 540o0’0” = 10o41’2”
P4 = 294o15’00” - 184o12’12” = 478o14’42” - 180o0’0” = 298o14’42”
P5 = 184o46’30” - 282o43’42” = 466o58’42” - 180o0’0” = 286o58’42”
P0 = 282o19’40” - 178o16’50” = 552o30’20” - 540o0’0” = 12o40’20”

33
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Catatan :
( ± 180o – 540o ) jika hasil lebih dari 180o maka dikurangi dengan sudut 180o
dan jika hasil lebih dari 540o maka dikurangi dengan 540o karena azimuth
awal dan akhir harus sama.

7) Mencari Absis
( Jarak optis x sin α azimuth )
P1 = 28 x sin 12o30’20” = 6,062
P2 = 23,6 x sin 81o39’22” = 3,551
P3 = 3,2 x sin 325o50’22” = - 18642
P4 = 19,3 x sin 10o41’2” = 3,578
P5 = 25,6 x sin 298o14’42” = - 22,551
P0 = 28 x sin 286o58’42” = - 26,779
∑absis = - 54,781/6 = - 9,130 => 5 Titik
= - 9,131 => 1 Titik

8) Mencari Koreksi Absis


(∑absis / Jumlah titik pengukuran)
P1 = - 54,781/6 = - 9,130
P2 = - 54,781/6 = - 9,130
P3 = - 54,781/6 = - 9,130
P4 = - 54,781/6 = - 9,130
P5 = - 54,781/6 = - 9,130
P0 = - 54,781/6 = - 9,131

34
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

9) Mencari Koordinat X
( Koordinat awal + absis – koreksi absis )
Koordinat awal P0 = 0
P1 = 0 + 6,062 – ( - 9,130) = 15,192
P2 = 15,192 + 3,551 – ( - 9,130) = 27,873
P3 = 27,873 + ( - 18,642) – ( - 9,130) = 18,361
P4 = 18,361 + 3,578 – ( - 9,130) = 31,069
P5 = 31,069 + ( - 22,551) – ( - 9,130) = 17,648
P0 = 17,648 + ( - 26,779) – ( - 9,131) = 0

10) Mencari Ordinat


( Jarak Optis x cos α azimuth )
P1 = 28 x cos 12o30’20” = 27,335
P2 = 23,6 x cos 81o39’22” = 3,424
P3 = 33,2 x cos 325o50’22” = 27,471
P4 = 19,3 x cos 10o41’2” = 18,965
P5 = 25,6 x cos 298o14’42” = 12,115
P0 = 28 x cos 286o58’42” = 8,176
∑ = 97,486 / 6 = 16,247 => 2 Titik
= 16,248 => 4 Titik

11) Koreksi Ordinat


( ∑ ordinat / Jumlah titik pengukuran )
P1 = 97,486 / 6 = 16,247
P2 = 97,486 / 6 = 16,247
P3 = 97,486 / 6 = 16,248
P4 = 97,486 / 6 = 16,248
P5 = 97,486 / 6 = 16,248
P0 = 97,486 / 6 = 16,248

35
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

12) Mencari Koordinat Y


( Koordinat awal + ordinat – koreksi ordinat )
Koordinat awal P0 = 0
P1 = 0 + 27,335 – 16,247 = 11,088
P2 = 11,088 + 3,424 – 16,247 = - 1,735
P3 = - 1.735 + 27,471 – 16,248 = 9,488
P4 = 9,488 + 18,965 – 16,248 = 12,205
P5 = 12,205 + 12,115 – 6,248 = 8,072
P0 = 8,072 + 8,176 – 16,248 = 0

13) Sudut Vertikal


P1 = 89o31’40”
P2 = 90o09’20”
P3 = 90o18’30”
P4 = 90o01’20”
P5 = 89o58’00”
P0 = 89o33’10”

14) Mencari Beda Tinggi


( Jarak Optis x cos α vertical )
P1 = 28 x cos 89o31’40” = 0,230
P2 = 23,6 x cos 90o09’20” = - 0,064
P3 = 33,2 x cos 90o18’30” = - 0,178
P4 = 19,3 x cos 90o01’20” = - 0,007
P5 = 25,6 x cos 89o58’00” = 0,014
P0 = 28 x cos 89o33’10” = 0,218
∑ = 0,213 / 6 = 0,035 ( 3 Titik)
= 0,036 ( 3 Titik)

36
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

15) Mencari Koreksi Beda Tinggi


( ∑ Beda tinggi / Jumlah titik pengukuran )
P1 = 0,213 / 6 = 0,035
P2 = 0,213 / 6 = 0,035
P3 = 0,213 / 6 = 0,035
P4 = 0,213 / 6 = 0,036
P5 = 0,213 / 6 = 0,036
P0 = 0,213 / 6 = 0,036

16) Mencari Tinggi Tanah


( Tinggi tanah awal + beda tinggi – koreksi beda tinggi )
Tinggi Tanah Awal = 16000
P1 = 16000 + 0,230 – 0,035 = 16000,195
P2 = 16000,195 + ( - 0,064) – 0,035 = 16000,096
P3 = 16000,096 + ( - 0,178) – 0,035 = 15999,883
P4 = 15999,883 + ( - 0,007) – 0,036 = 15999,84
P5 = 15999,84 + 0,014 – 0,036 = 15999,818
P0 = 15999,818 + 0,218 – 0,036 = 16000

4.2.4 Gambar Kontur

37
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.2.5 Gambar Peta Sesuai Lokasi

38
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

4.2.6 Gambar Pelaksanaan Praktikum Di Lapangan

39
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

40
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Waterpass :

 Semakin jauh jarak pengukuran, maka penyimpangan, perhitungan akan


semakin besar pula.
 Cara perhitungan dengan cara poligon tertutup titik awalnya dan titik akhir
sudah diketahui
 Cara perhitungan tertutup titik awal dan titik akhir sama
 ᴧ
Jika ∑ H hasil nya minus (-), maka ∑koreksi hasilnya plus (+) dan
sebaliknya.
 Sebelum pengukuran dilakukan, waterpass harus di centering terlebih
dahulu.
 Waterpass diletakkan di dua titik atau target saat pengamatan.

Theodolite :

1. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
2. Data pemetaan yang dilakukan berupa orientasi lapangan, pengukuran,
pemetaan kerangka peta dan pengukuran titik detail.
3. Faktor yang mempengaruhi korelasi perhitungan adalah ketidak akuratan
dalam pengamatan serta ketinggian tempat pada saat digitasi letak lokasi
pengukuran.
4. Sebelum pengukuran dilakukan (menembak target), theodolit harus di
centering terlebih dahulu.

41
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

5.2 SARAN

Waterpass :

 Guna memperlancar dalam pengolahan data, maka kerja sama antar


kelompok harus terjalin, karena kelompok yang satu dan kelompok yang
lain saling membutuhkan.
 Setiap kelompok harus konsekuen atas data yang di buat agar tidak
menyulitkan suatu kelompok dalam pengolahan data.
 Setiap kelompok dalam melakukan percobaan sebaiknya hati – hati.
 Untuk yang pertama kali melakukan percobaan sebaiknya di bombing
oleh asisten-nya, supaya mendapatkan hasil yang baik.
 Untuk yang pemegang rambu ukur, sebaiknya jangan goyang goyang,
karena bisa menyulitkan orang yang melihat dari waterpass tersebut.
 Pengguna waterpass haruslah teliti dalam melihat BT, BA, BB.

Theodolite :

Sada saat pelaksanaan praktikum kami menyarankan agar centring dilakukan


dengan benar dan teliti agar data yang didapat benar. Kemudian saat meletak
alat pada statip, usahakan statip berdiri tepat di atas patok dan tegak lurus agar
mempermudah dalam penyentringan.

42
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Operator’s Manual Elektronic Digital Theodolit. Shokkisha CO. Ltd.
Shibuya, Tokyo. diakses Tanggal 3 Juni 2010 pukul 16.00 WIB.
Anonim. 2009. Pengukuran Bidang Tanah. http://guidepost.blogspot/pengukuran-
bidang-tanah.html/. Diakses tanggal 2 Juni 2010 pukul 18.00 WIB.
Anonim. 2010. Penuntun Praktikum Pengukuran Bidang Ilmu Ukur Tanah.
http://sundana.wordpress.co.id/blogspot.bidangukur-tanah.html. diakses Tanggal 3
Juni 2010 pukul 16.00 WIB.
Ban Botak. 2010. Alat Pengukuran Tanah. http://banbotak6.blogspot.com/21-3-
2010/alat-pengukuran-tanah.html. Diakses tanggal 29 Mei 2010 pukul 15.55 WIB.
Darfis, Irwan. 1995. Penuntun Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas
Andalas. Padang.
Farringto. 1997. Metode Pengukuran. http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm. Diakses
tanggal 3 Juni 2010 pukul 16.00 WIB.
Farringto. 1998. Pengukuran Tanah. http://kuliah6/IUT/membaca peta/htm. Diakses
tanggal 3 Juni 2010 pukul 16.00 WIB.
Gabungan Asisten Survey. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
I. Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.
Pinardimoelja, 1987. Kartografi. http://parkhahelu/materi_GIS/html. Diakses tanggal
2 Juni 2010 pukul 18.00 WIB.
Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta.

43

Anda mungkin juga menyukai