Anda di halaman 1dari 19

MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

DAN PENEJELASAN

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

Disusun :

1. FADTEMA TIA ANDIKA (112016059)


2. LIDIA TRIYANA (112016)
3. AZIZ YUDHATAMA (112016)
4. DESTY (112016)
5. SELVY (112016)
6. PAVOUR (112016)

Dosen Pembimbing :

Titin Yeni, S.Ag.,M.Hum

FAKULTAS TEKNIK PRODI SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2018/2019
Kata Pengantar

Muhammadiyah adalah persyarikatan Islam yang didirikan oleh KHA.


Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan dengan tanggaal 18
November 1912M. Dan persyarikatan ini mendapatkan statusnya sebagai
organisasi yang berbadan hukum ( Recht Person ) lewat surat ketetapan
Gouverenment Belsuit nomor 22 Agustus 1914M. Sebagai suatu organisasi
sudah semestinya sewaktu akan mencatatkan dirinya menjadi sebuah badan
hukum terlebih dahulu harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain mesti
harus ada statuten atau Anggaran Dasar Muhammadiyah. Syarat adanya
anggaran dasar ini telah dipenuhi juga oleh Persyarikatan Muhammadiyah,
sekalipun dalam realitasnya anggaran dasar muhammadiyah ketika itu sifatnya
masih sangat sederhana.
Anggaran dasar ( bagi suatu negara disebut UUD atau konstitusi) pada
umumnya terdiri dari dua komponen pokok , yang pertama disebut dengan
pembukaan/mukadimaah/preambule dan yang kedua disebut dengan batang
tubuh atau the body of constitution. Mukadimah Anggaaran Dasar / UUD
memuat poko-pokok pikiran yang sangat fundamental, yang didalamnya
tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, cara dan alat untuk mencapai
tujuan hidup yang dicita-citakan, yang oleh sebab-sebab itu ia harus dituangkan
ke dalam pasal-pasal dari batang tubuhnya.
Anggaran Dasar Muhammadiyah terlihat bahwa ternyata sampai dengan
tahun 1950 berbagai gagasan, ide, konsep, pokok-pokok pikiran yang mendasari
dan menjiwai berdirinyaa Persyarikatan Muhammadiyah belum sempt
dituangkan ke dalam bentuk formulasi yang formal. Muhammadiyah didirikan
oleh KHA. Dahlan dengan diserti konsep yang jelas, yaitu menggalang kesatuan
wijhah. Kehendak dan kekuatan umat dalam rangaka untuk merealisasikan
secara konkret dan rill sura Ali-Imran:104 , demi terwujudnya Izzul Islam Wal
muslimin. Perumusan mukadimah baru dapat terlaksana setelah melewati
empat periode kepemimpinan dalam Persyarikatan Muhammadiyah , yaitu
periode kepemimpinan KHA. Dahlan, KH. Ibrahim, KHA. Hisyam dan KH. Mas
Mansyur Allahu yarhamhum. Untuk dapat memahaami masalah diatas maka
kiranya secara sepintas perlu disimak prfil kepemimpinan dari empat tokoh
tersebut.

PALEMBANG 26 MARET 2018

KELOMPOK 4
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

BAB II : PEMBAHASAN 3

A. Sejarah terbentuknya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiah 3

B. Faktor-faktor yang melatar belakangi terbentuknya Muqaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiah 4

C. Hakikat dan fungsi Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiah 5

D. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiah6

BAB III : PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”.


Maksud geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma'ruf nahi munkar” yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar
pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat
pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni;
dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk
agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah
semata.
Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju
tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Mukaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah
yang merupakan pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka
bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan Cara-cara yang dipergunakan untuk
mewujudkan cita-cita tersebut sebagai ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai
segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berkut.

1. Bagaimana Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah?
2. Bagaimana Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah?
3. Apa saja Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah?
4. Bagaimana Hakikat Dan Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah?
5. Apa saja Kandungan Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah?
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah
4. Untuk Mengetahui Hakikat Dan Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
5. Untuk mengetahui Kandungan Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah
A. Periode KHA. Dahlan (1912-1923)

KHA. Dahlan yang waktu mudanya bernama Muhammad Darwis adalah


seorang cendekiawan. Beliau seorang tokoh yang dikenal memiliki kemauan
yaang keras, bersungguh-sungguh, tidak mengenal lelah dalam mengusahakan
terwujudnya cita-cita, bersikap terbuka, pemberani dan supel dalam pergaulan.
Sebagai seorang pelopor pembaharuan beliau tidak lepas dari berbagai dan
cita-cita. Bahkan dapat dikatakan gagasan-gagasan yang muncul dari
pembaharuan terus mengalir tak henti-hentinya. Dari perjalanan sejarah
hidupnya dapat diamati bahwa sekian banyak ide dan gagasanyang dikembangkan
oleh KHA. Dahlan langsung dipraktekkan dalam tindakan nyata dan konkret. Oleh
karena itu, manakala ada pikiran yang hendak membedakan antara manusia
teoritis dan manusia praktisi, maka kiranyan KHA. Dahlan lebih cenderung
dimasukkan kedalam kelompok manusia praktisi dan bukan manusia teoritis.
Namun beliau menungkapkan gagasan dan idenya tidak disalurkan dalam tulisan
seperti tokoh-tokoh pembaharu terdahulu . Dalam Dokumentasi Muhammadiyah
yang berhasil dikumpulkan baru satu naskah saja dari hasil tulisan KHA. Dahlan.
Dari latar belakang pribadi KHA. Dahlan seperti diatas akhirnya dapat
dimaklumi mengapa pada periodenya belum terumuskan Mukadimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah. Menurut pemahaman beliau hal-hal yang bersifat
konseptual belum dianggap mendesak bagi sebuah Persyarikatan yang sedang
tumbuh. Sementara itu disisi lain beliau memahami agama Islam sebagai agama
yang sangat menekankan segi amaliyah. Dan justru karena itu sejak awal
berdirinya dikalangan Muhammadiyah telah populer semboyan yang bersirtkan
etos kerja “ sedikit bicara banyak bekerja “

B. Periode KHA. Ibrahim (1923-1934)

KH. Ibrahim adalah adik Nyai waidah (Nyai Haji Ahmad Dahlan). Ibrahim
adalah seorang ulama hasil tempaan dari pondok pesantren. Ia tokoh
Muhammadiyah yang alim, sederhana dalam hidupnya dan bertanggung jawab
terahdap amanah yang diserahkan kepada dirinya. Dan seperti halnya dengan
periode KHA. Dahlan , pada periode KH. Ibrahim ini juga rumusan yang bersifat
konsepsional yang menggambarkan hal ihwal persyarikatan yang bersifat
fundamental belum mendapatkan penggarapan yang memadai.

C. Periode KH. Hisyam (1934-1936)

KH. Hisyam adalah seorang ulama yang berkepribadian lugu, sederhana, dan
termasuk salah seorang kader KHA. Dahlan dalam menumbuhkan dan
mengembangkan Muhammadiyah sejak awak berdirinya. Pekerjaan beliau sehari-
hari sebagai pedagang kain di pasar Beringhardjo, Yogyakarta. Dibawah
kepemimpinannya yang sangat singkat dapat dimaklumi kalau hal-hal yang
bersifat konsepsional dan fundamental belum juga dapat tergarap. Namun
demikian dapat dicatat bahwa dibawah kepemimpinannya dunia pendidikan
mendapatkan perhatian yang cukup intensif. Demikian juga masalah-masalah
administrasi organisasi dalam Persyarikatan Muhammadiyah mendapatkan
perhatian tersendiri.

D. Periode KH. Mas Mansur (1936-1942)

Kh. Mas Mansur berasal dari kota surabaya dan diknal sebagai seorang ulam
besar sekaligus aebgi cendekiawan yang yang cukup berwibawa di tengah-tengah
pergaulannya yang sangat luas dan beraneka ragam. Beliau termasuk tokoh
Muhammadiyah yang berasal dari luar kota Yogyakarta yang pertama kali
menduduki jabatan tertinggi di dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
KH. Mas Mansur tercatat mulai aktif dalam Persyarikatan Muhammadiyah
sejak tahun 1921. Karena keaktifannya serta ditunjang keluasan ilmu yang
dimilikinya, oleh Persyarikatan beliau ditunjuk untuk mewakili Muhammadiyah
bersama-sama dengan HOS Cokroaminoto yang mewaliki Syarikat Islam untuk
memenuhi undangan Raja Ibnu Su’Ud menghadiri Muktamar Islam Se-Dunia yang
berlangsung di kota Makkah pada tahun 1926.
Dan pada tahun 1927 dalam kongres Muhammadiyah di daerah Surabaya
beliau mengusulkan kepada sidang agaar didalam Persyarikatan Muhammadiyah
perlu segera diadakan sebuah lembaga atau majelis ulama yang tugas utamanya
khusus membahas berbagai masalah agama. Usulan KH. Mas Mansur ternyata
mendapat tanggapan yang sangat positif sekali dikalangan Muktarimin. Dan
akhirnya lembaga yang dinamakan Majlis Tarjih diterima sebagai salah satu
Muktamar.
Dikalangan pimpinan Muhammadiyah, KH. Mas Mansur dikenal sebagai tokoh
yang sangat tinggi ghirah agamanya serta dikenal sebagai salah satu tokoh yang
berperan serta dalam membentuk dan mnegisi jiwa gerakan Muhammadiyah
sebagai Gerakan Islam, sehingga lebih berisi dan lebih mantap, seperti dengan
pengokohan kembali hidup beragama serta penegasan faham agama dalam .
Melihat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh KH. Mas Mansur, baik di dalam
Persyarikatan sendiri maupun kegiatan diluar seperti keaktifannya dalam Majelis
Islam A’la Indonesia , GAPi, PII (Partai Islam Indonesia), dan sebagainya dapat
dipahami kalau masih banyak hal yang belum terjamah. Berbagai hal yang
ditangani pada periode ini misalnya seperti Anggaran Dasar Muhammadiyah yang
samapai saat itu ternyata belum sempurna, karena didalamnya belum termuat
Mukadimah atau preambule yang semestinya materi tersebut harus dirumuskan
terlebih dahuku dan baru kemudian batang tubuhnya.
E. Periode Ki. Bagus Hadikusuma (1942-1953)

Ki bagus Hadikusuma yang masa mudanya bernama raden Hidayat Menjabat


sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari tahun 1943-1953. Ki
Bagus adalah putra dari Raden Hasyim yang tinggal di kampung Kauman, Suatu
kampung yang sejak lama dikenal sebagai kampung pesantren, serta termasuk
keluarga yang berhasil mendidik putra-putri nya menjadi seorang yang shaleh,
yang berguna bagi dirinya bsendiri dan bagi orang lain serta membaktikan seluruh
hidupnya untuk kepentingan agama. Kelima bersaudara dari keluarga Raden
Hasyim tercatat sebagai tokoh-tokoh Muhammadiyah yang cukup dikenal secara
luas dikalangan keluarga besar Muhammadiyah.
Ki Bagus tumbuh dan berkembang menjadi seoraang cendekiawan yang
aakum, tawadlu, serta berkepribadian ramah dan santun kepada siapapin yang
diitemuinya tanpa pandang bulu. Kondisi sosial politik Indonesia pada masa Ki
Bagus menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah benar-
benar dalam kondisi masa transisi dan pancaroba. Dimulai dari masa pendudukan
Pemerintah Fasisme Jepang, Kemudian memasuki perebutan kekuasaan yang
ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Di masa pendudukan Jepang, Ki Bagus disamping memimpin Persyarikatan
Muhammadiyah yang saat itu pergerakannnya sangat dibatasi oleh pihak Jepang
secara ketat, sebagian waktunya juga dipergunakan utk memikirkan nasib bangsa.
pemerintah Jepanng yang memerintahkan agar semua sekolah termasuk sekolah
Muhammadiyah melakukan “Sei Kerei” yaitu membungkukan badan ke arah
timur laut, ke arah negeri jepang dengan maksud untuk menghormati “dewa
matahari”. Ki Bagus Hadikusuma selaku umum ketua PP Muhammadiyah merasa
terpanggil untuk menyelamatkan generasi muda Islam Indonesia khususnya dari
perbuatan yang nyata-nyata musyrik.
Di akhir zaman Pendudukan Jepang, atas desakan Indonesia agar pihak Jepang
segra memeberikan kemerdekaannya, maka pemerintah Pendudukan Jepang
mendirikan BPUPKI yang beranggotakan 63orang, dan salah satu diantaranya
adalah Ki Bagus Hadikusuma. Ki Bagus tercatat sebagai pejuang seorang muslim
yang dengan gigihnya memperjuangkan Islam utk dapat dijadikan sebagai dasar
negara Republik Indonesia yang tengah sama-sama mereka rancang dalam Badan
Penyelidik.
Setelah tugas-tugas kenegaraan selesai , Ki Bagus Kemablai menekuni dan
mencermati Persyarikatan Muhammadiyah dan ternyata ada hal yang sangat
fundamental dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang tidak lain adalah
rumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah hanyalah berupa “batang
tubuh”. Ki Bagus meliahat betapa pentingnya rumusan “Mukadimah” bagi sebuah
Anggaran Dasar. Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang disusun oleh
Ki Bagus Hadikusuma sesunguhnya tidak lain sebagai hasil refleksi dan hasil dari
penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok-pokok poikiran, ide dan
gagasan KHA. Dahlan.
Di samping Ki Bagus Hadikusuma telah berhasil dengan cemerlang
merumuskan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah , juga pada
periodenya pulaa formulasi maksud dan tujuan Muhammadiyah mengalami
perubahan yang cukup fundamental. Kalau dipertanyakan apakah maksud utama
Muhammadiyah didirikan ? Jawabannya adalah bahwa Muhammadiyah didrikan
tidak ada maksud lain selain untuk mengakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam. Sementara jawban atas pertanyaan : Apakah tujuan utama
Muhammadiyah didirikan ? dirumuskan jawabannya dengan kalimat “Tujuan
Muhammadiyah untuk merealisasikan terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Dengan demikian formulasi maksud dan tujuan Muhammmadiyah sebagai
hasil dari muktamar Muhammadiyah ke 31 tahun 1950 adalah “Menegkkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat islam
yang sebenar-benarnya”

2. SEJARAH PERUMUSAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR


MUHAMMADIYAH

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun secara normal setelah


gerakan muhammadiyah melancarkan aktivitas dan usahanya selama Tiga Puluh
Delapan Tahun. Tetapi dengan belum dimilikinya rumusan mukadimah bukan
berarti bahwa sebelum di formulasikannya Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah, persyarikatan belum memiliki perjuangan secara pasti. KHA.
Dahlan dalam membangun persyarikatan Muhammadiyah dilandasi dengan ide
yang jelas dan pasti, yang seluruhnya didasarkan pad ajaran Al-Qur’an, dan ide ini
sekalipun tidak pernah dituangkan ke dalam konsep tertulis, akan tetapi secara
jelas pula dapat dituangkan dan dihayati oleh para rekan yang mendukung
gagasannya.
Hasil rumusan Ki Bagus Hadikusuma pertama kalinya diperkenalkan dalam
Muktamar Darurat tahun 1946 di Yogyakart. Selanjutnya dalam Muktamar ke 31
di Yogyakarta pada tahun 1950 konsep Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah Tersebut di ajukan kembali untuk dibahas dan disahkan secara
resmi. Akan tetapi pada waktu itu muncul ula konsep lain yanh disusun oleh Prof
DRS. HAMKA dan kawan-kawannya, yang isinya lebih menitikberatkan pada
peranan dan sumbangsih Muhammadiyah dalam menisci kemerdekaan dan
pembangunan bangsa dan negara.
Dengan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa susunan Mukadimah Anggaran
Dasar Muhammadiyah dilatarbelakangi oleh beberapa factor , antara lain sebagai
berikut :
a) Belum adanya rumusan formal tentang darar dan cita-cita pejuangan
muhammadiyah.
KHA.Dahlan membangun persyarikatan muhammadiyah buikan
didasarkan pada teori terlebih dahulu dirumuskan secara rinci,
sistematik dan ilmiyah. Apa yang oleh KHA.Dahlan diketemukan dalam
Al-Qur’an segera beliau wujudkan dalam amalan yang konkret.
KHA.Dhlan selalu berprinsip bahwa ” Agam islam aadalah agama amal”
( Surat Maryam : 76, ar-Rum: 15 ).
Pada awal perjuangan Muhammadiyah sikap ini tidak mengaburkan
penghayatan seorang terhadap hakikat muhammadiyah. Akan tetapi
seretan muhammadiyah semakin berkembang luas serta anggotanya
semakin bertambah banyak, semua ini mengakibatkan semakin jauh
mereka dari sumber gagasan dan ide yang menjadi landasan berpijak
organisasi Muhammadiyah. Karena itu wajar bila akhirnya terjadi
kekaburan penghayatan dasar- dasar pokok yang menjadi daya dorong
KHA.Dhlan dalam menggerakan persyarikatan Muhammadiyah.

b) Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakan gejala


penurunan, akibat akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.
Perkembangan dan perubahan zaman dapat dinyatakan hamper
seluruhnya mengarah pada kehidupan duniawi, dansedikit sekali yang
mengarah kepada peningkatan kebahagian rohani. Gejala semacam ini
semnakin lama semakin meningkat kadar kualitasnya. Bertitik tolak dari
perkembangan semacam inilah tata nilai yang di anut oleh masyarakat
sedikit demi sedikit mengalami pergeseran dan perubahan. Dan
sebagian masyarakat telah benar benar mengalami pergeseran tata
niali, dari semula sangat menjunjung tinggi nilai – nilai rohani bergeser
kepada sedemikian menonjolnya niali-nilai keduniawain dan nilai
material yang di prioritaskan. Tanda tanda diatas muali terlihat pula
dalam tata kehidupan muhammadiyah.

c) Makin kuatnya berbagai pengaruh alampikiran dari luar, yang lansung


atau tidak langsungnya berhadapan dengan faham dan kenyakina hidup
muhammadiyah
Berbagai pola pikiran, sikap hidup, ataupun alam pikiran yang datang
dari luar, disamping mempunyai nilai- nilai negative yang menyertainya.
Disini lah arti penting rumusan resmi yang dapat dijadikan pegangan bagi
keluarga besar Muhammadiyah dalam rangka mengantisipasi berbagai
pengaruh negative dari sekian banyak alam pikiran yang masuk ke
Indonesia.

d) Dorongan disusunnya pembukaan Undang-Undang Dasar RI tahun 1945


Keterlibatan Ki Bagus Hadikusuma dalam diskusi yang sangat intens,
serius dan cukup menegakan namun dengan toleransi sewaktu
menyusun Pembukan UUD 1945, dirasakan sebagai pengalaman
tersendiri yang tidak dapat dilupakan begitu saja. Bahkan ia tercatat
sebagai salah seorang tokoh yang sangat vocal dan gigih
memperjuangkan islam agar dijadikan dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Namun betapa terperanjatnya, ki bagus pulang ke “ rumah “
ternyata Anggaran Dasar Muhammadiyahmasih sangat lugas dan cukup
sederhana, dan berisi pasal demi pasal tanpa didahului dengan “
Pembukaan” padahal pembukaan itu adalah fondasi atau rohnya bagi
sebuah bangunan organisasi apa yang tergambar dalam pasal demi pasal
sesungguhnya tidak lebih dari cerminan yang dipaparkan dalam
mukadimah.

3. HAKIKAT DAN FUNGSI MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

a) Hakikat Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikatnya yang
merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran al-Qur’an dan as-Sunah
tentang pengabdian buat manusia kepada Allah SWT, amal dan pejuangan bagi
setiap muslim yang akan sadar atas kedudukannya suatu hamba dan khalifah di
muka bumi.

b) Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas dan
semangat dan pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala
gerak organisasinya, yang harus dijadikan asa dan pusat tujuan perjuangan
muhammadiyah.

MATAN MUKADIMAH ANGGARAN DASARMUHAMMADIYAH

“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang
mengasuh semua alam; Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang
pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada engaku, hamba menyembanh dan hanya
kepada engkau, hamba memohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan
jalan yang lurus, jalan orang-orang yangtelah Enkau beri kenikmatan; yang tidak
dimurkai dan tidak resesat”. ( QS. Al-Fatihah )
“ Saya ridlah: bertuhan kepada allah, beragama kepada islam dan bernabikan
kepada MUHAMMAD RASULULAH Shallalahu ’alaihi wasalam”.
1. AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-
mata, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu –
satunya ketuhanan yang wajib atsa tiap-tiap mahkluk.
2. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah ( hokum qudrat-iradat) Allah atas
kehidupan didunia ini.
3. Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diajukan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong – royong,
bertolong-tolong dengan bersendikan hukuM Allah yang sebener-benernya, lepas
dari pada pengaruh setan dan hawa nafsu.
4. Agama allah yang dibawakan dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama
dan sebaik-baiknya.
5. Menjungjung tingi nama Allah lebih dari pada hukum yang mana pun juga, adalah
kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
6. Agama islam adalah agama Allah yang dibaa oleh sekalian Nabi sejak Nabi Adam
smapai Nabi Muhammad SAW. Dan diajarkan kepada umatnya masing-masing
untuk mebndapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.
7. Syahdan , untuk menciptakan masyarakat bahagia dan sejahtera sebagai yang
tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat islam,umat yang percaya akan
Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak –jejak sekalian Nabi yang suci
,beribadah kepada Allah dan berusaha segiat giatnya mengumpulkan kekuatan
dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, Dengan
niat murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hambanya
mwngharapkan karunia Allah an ridha- Nya belaka, serta mempunyai rasa
tanggung jawab di hidirat Allah atas segala perbuatannya; lagipula harus sabar
dan tawakal bersabar hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang
menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh
pengharapanperlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melalaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan
berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an:
“ adakanlah dari kamu sekalian, golonagn yang mengajak keislaman, menyuruh
kepada kebaikan dan mecegah dari pada keburukan, mereka itulah golongan
yang berbahagia”. ( QS. Ali Imron: 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah,
oleh Almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “ gerakan
Islam” dengan nama “ MUHAMMADIYAH “ yang disusun dengan majelis-majelis (
bahagian-bahagian) nya, mengikuti perdaran zaman serta berdasarkan” syura”
yang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaraan atau
mukamar.
Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan
perintah perintah allah dan sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad sawguna
mendapatkan karunia dan ridho –Nya, di dunia dan diakhirat, dan mecapai
masyarakat yang sentosa dan bahagia, dosertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah, sehingga merupakan:
“ suatu Negara yang indah, bersih,suci dan makmur dibawah perlindungan Tuhan
Yang Maha Pengampun”.
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat islam dapat diantarkan
kepintu gerbang surga” Jannatun Na’im” dengan keridlaaan Allah Yang Rahman
dan Rahim.

Sistematik Rumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

1) Rumusan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terdiri dari:


a.Surat al-Fatihah
b. Pernyataan diri atau ikrra: Radli tu billahi Rabban.
c. Dictum matan /materi “ Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah”.
2) Dictum Matan/teks Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terdiri
dari tujuh paragraph, yang setiap paragraph berisi satu pokok pikiran
sebagaimana berikut dibawah ini.
pertama : Hidup M<anusia harus berdasarkna
“TAUHID” , yaitu mengesakan allah;
kedua : hidup manusia masyarakat/saling kenal
mengenal
ketiga : hanya ajaran islam satu satunya ajaran
hidup yang dapat dijadikan sendi
pembentukan pribadi utama dan mengatur
ketertiban hidup
bersama(masyarakat)menuju hidup bahagia
sejahtera hakiki dunia dan akhirat.
Keempat :berjuang menegakkan dan menjujung tinggi
agama islam untuk mewujudkan masyarakat
utama,adil dan makmur yan diridhai ALLAH
SWT adalah WAJIB,sebagai ibadah kepada
ALLAH,dan berbuat islah dan ihsan kepada
sesama manusia.
Kelima : perjuangan menegakkan dan menjujung
tinggi agama islam hanyalah akan berhasil
bila dengan mengikuti jejak
(ittiba)perjuangan para nabi,terutama
perjuangan nabi Muhammad saw.
Keenam : perjuangan mewujudkan pokok pokok
pikiran seperti di atas hanya dapat
dilaksanakan dengan sebaik baik nya dan
akan berhasil bila dengan cara berorganisasi.
Ketujuh : seluruh perjuangan diarah kan kepada
tercapainya tujuan muhammadiyah,yaitu
terwujud nya masyarakat utama adil dan
makmur yang di ridhoi ALLAH SWT.

Secara logika,ketujuh pokok pikiran yang tersimpul Mukamadimah


Anggaran Dasar Muhammadiyah dilihat dari systemmatika penyusunan nya
benar benar merupakan suatu pemikiran yang sangat kritis dan tersusun
secara sistematik.ketujuh pokok pikiran tersebut masing masing
menegaskan,bahwa:
Pertama : Manusia adalah makhluk TUHAN(homo divinan)
Kedua : manusia adalah makhluk social(homo socius)
Ketiga : “pilihan alternativ”bahwa hanya islam satu satunya alternative
yang dipilih,karena ia satu satunya ajaran hidup yang hak(
BENAR)llagi sempurna.
Keempat : konsekuensi terhadap pilihan alternative”;wajib
memperjuangkan tegak nya agama islam sebagai alternative yang
telah dipilhnya.
Kelima : Etika,dan metoda memperjuangkan pilihan
alternative”perjuangan menegakkan agama islam harus dengan
mengikuti akhlak/etika kepemimpinan dan metoda perjuangan
Rasullulah Saw.
Keenam : “alat perjuangan menegakkan pilihan alternative”.perjuangan
menegakkan ajaran islamh hanya akan berhasil bila menggunakan
alat perjuangan berupa organisasi.
Ketujuh : “tujuan perjuangan menegakkan pilihan alternative”.perjuangan
mengakkan agama islam bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
utama,adil dan makmur yang diridhoi ALLAH SWT.

Ketujuh pokok pikiran yang tersimpul dalam Mukadimah Anggaran Dasar


Muhammadiyah sebagaimana di atas pada hakikat nya menggambarkan suatu
ideology yang di anut oleh muhammdiyah secara siknifikan.sebagaimana
ideology pada umum nya,didalam setiap idelogi pasti terdapat tiga unsure
yang paling utama,yaitu:
1. Adanya suatu realitas yang di yakini dalam hidup nya ( keyakinan
hidup ). Keyakinan Muhammadiyah ini tergambar secara jelas pada
poko pikiran
I,II,III dan IV
2. Keyakinan tersebut dijadikan landasan untuk merumuskan tujuan
hidup yang dicita-citakan ( tujuan hidup ) tergambar dalam pokok
pikiran VII
3. Cara atau ajaran yang digunakan untuk merealisasikan tujuan yang
dicita-citakan. Tergambar dalam pokok pikiran V dan VI

Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah mengandung 7 pilar. Pendirian ialah:

1. Pokok Pikiran Pertama


Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah; ber-Tuhan
beribadah serta tunduk hanya kepada Allah. Pokok pikiran tersebut dirumuskan
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah Hak Allah semata-
mata, ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-
satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.”
2. Pokok Pikiran Kedua
Hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradah) Allah atas
hidup manusia di dunia ini.”
3. Pokok Pikiran Ketiga
Hanya hukum Allah yang sebenara-benarnyalah satu-satunya yang dapat
dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban
hidup bersama (bermasyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang
haqiqi, didunia dan akhirat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong,
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya,
lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu”

4. Pokok Pikiran Keempat


Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada
Allah berbuat ihs dan islah kepada manusia atau mayarakat. Pokok pikiran
tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun
juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan
kepada Allah. Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh Nabi, sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-
masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat. ”
5. Pokok Pikiran Kelima
Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-
benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba)
perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok
pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut
:
“Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa
sebagaimana yang tersebut diatas, tiap-tiap orang terutama ummat islam, yang
percaya kepada Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi
yang suci itu, beribadat kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan
segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di
dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan
hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka serta mempunyai rasa
tanggung jawab dihadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar
dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang
menimpa dirinya,dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan
pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.”
6. Pokok Pikiran Keenam
Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah akan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi.
Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yag sebaik-baiknya.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut :
“untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka
dengan berkat rahmat Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an :
Q.S ALI IMRAN 104
‫عونَ أ ُ َّمةٌ ِم ْن ُك ْم َو ْلتَك ُْن‬
ُ ‫وف َويَأ ْ ُم ُرونَ ْل َخي ِْر ا إِلَى يَ ْد‬
ِ ‫َويَ ْنه َْونَ ِبا ْل َم ْع ُر‬
‫ا ْل ُم ْف ِل ُحونَ ُه ُم َوأُولَئِكَ ا ْل ُم ْنك َِر ع َِن‬
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh(berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar[217]; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
7. Pokok Pikiran Ketujuh
Pokok pikiran / prinsip / pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka
itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideloginya terutama untuk mencapai
tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
lahir batin yang di ridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut :
“kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan
perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya Nabi
Muhammad SAW guna mendapat karunia dan ridhonya di dunia dan
akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia,
disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga
merupakan:
“suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah
lindungan Tuhan yang Maha Pengampun”
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam
dapatlah diantar ke pintu gerbang surga “Jannatun Na’im dengan
keridhaan Allah Rahman dan Rahim.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a) Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah didirikan tahun oleh ketua
pengurus besar Muhammadiyah 1942 sampai 1953 yaitu Ki Bagus H
Hadikusuma dengan bantuan beberapa sahabatnya.
b) Latarbelakang didirikanya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
yaitu adanya kekeburan dalam Muhammadiyah sebagai akibat dari proses
kehidupnya sesudah lebih dari 30 tahun yang ditandai oleh :
a. Terdesaknya pertumbuhan dan perkembangan jiwa/roh
Muhammadiyah oleh perkembangan lahiriah
b. Masuknya pengaruh dari luar yang tidak seuai yang sudah menjadi
lebih kuat

B. Saran
Demikian makalah ini saya buat, terima kasih atas partisipasi saudara serta teman-teman,
adapun kritik dan saran dari saudara serta teman-teman sekalian saya ucapkan banyak
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Al-Islam dan Kemuhammadiyahan 4

Al-Quran Dugital dan Terjemahan

www.google.anggarandasarmuhammadiyah.com

Anda mungkin juga menyukai