Anda di halaman 1dari 8

KULIAH KEMUHAMMADIYAHAN 2

Identitas Buku

Penulis : Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.

Pemeriksa Aksara : Abu Aksa

Desain Sampul : Amin Mubarok

Tataletak Isi : Dwi Agus M

Diterbitkan pertama kali oleh : Penerbit Suara Muhammadiyah

Cetakan dan Tahun : 1, Juli 2018

Hal : 308

Riwayat Penulis

Dr.H. Haedar Nashir, M.Six adalah doctor sosiologi tamatan Universitas Gadjah Mada,
lulus dengan predikat cum laude. Sejak tahun 2015 diberi amanah sebagai Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebelumnya, ia pernah diberi amanah menjadi Ketua
Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2 periode (2005-2010 dan 2010-2015), sebelumnya
Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2000-2005. Pernah pula menjadi Ketua
Badan Pendidikan Kader (1995-2000).

Sinopsis Buku

Buku ini diterbitkan untuk referensi mahasiswa, akademis dan umum mengenai studi
kemuhammadiyahan di perguruan tinggi Muhammadiyah. Buku ini bisa menjadi landasan
dasar untuk kita mengenal Muhammadiyah.

Resensi Buku

Bab I : Konsep Ideologi Muhammadiyah

Ideologi secara harfiah ialah sistem paham atau sekumpulan ide atau gagasan. Kata
ideologi berasal dari bahasa Yunani, ideos (ide, gagasan) dan logos (ilmu atau logika) yang
mengandung arti ilmu tentang ide atau gagasan.
Plato memandang ideologi sebagai suatu kebenaran sejati. Descartes menunjuk
ideologi sebagia inti dari seluruh pemikiran manusia. Karl Marx menyebut ideologi sebagai
kesadaran palsu.

Ideologi memili unsur pokok, yaitu :

1. Pandangan yang komprehensif tentang manusia, dunia, dan alam semesta dalam
kehidupan

2. Rencana penataan social-politik berdasarkan paham tersebut

3. Kesadaran dan perancangan dalam bentuk perjuangan melakukan perubahan-


perubahan berdasarkan paham dan rencana dari ideologi tersebut

4. Usaha mengarahkan masyarakat untuk menerima ideologi tersebut yang menuntut


loyalitas dan keterlibatan para pengikutnya

5. Usaha memobilisasi seluas mungkin para kader dan massa yang akan menjadi
pendukung ideologi tersebut.

Konsep ideologi dalam Muhammadiyah bersifat mendasar, yaitu menyangkut dengan


Keyakinan dan cita-cita hidup. Ideologi Muhammadiyah bukan sekadar seperangkat paham
atau pemikiran belaka, tetapi juga teori dan strategi perjuangan untuk mewujudkan paham
tersebut dalam kehidupan.

Bab II : Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Pokok pokok pikiran Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah :
 Pokok Pikiran pertama : Hidup manusia harus berdasarkan tauhid meng esak an allah
bertuhan beridabadah serta tunduk dan taat hanya kepada allah swt.
 Pokok pikiran kedua : hidup manusia itu bermasyarakat

 Pokok pikiran ketiga : Hanya hukum allah yang sebenar benarnya, satu satunya yang
bisa di jadikan sendi dan landasan untuk membentuk pribadi muslim yang utama dan
mengatur ketertiban hidup bersama dalam menuju hidup bahagia dunai akhirat.

 Pokok pikiran keempat : berjuang menegakan dan menjunjung tinggi agama islam
dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya adalah wajib
sebagai ibadah kepada allah berbuat ikhsan dan islah kepada manusia dan masyarakat
 Pokok pikiran ke lima : perjuangan menegakan dan menjunjung tinggi agama islam
dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sebenar benarnya hanya akan
terwujud bila kita mengikuti jejak perjuangan para nabi terutama perjuangan nabi
besar Muhammad SAW

 Pokok pikiran ke enam : perjuangan mewujudkan pokok pokok pikiran tersebut hanya
akan dapat terlaksana dengan sebaik baik nya dan berhasil bila di kerjakan dengan
cara berorganisasi. Oragnisasi adalah satu satu nya alat atau cara perjuangan yang
sebaik baiknya.

 Pokok pikiran ketujuh : pokok pokok pikiran seperti yang di uraikan dan di terangkan
diatas adalah yang dapat mewujudkan keyakinan dan cita cita hidupnya terutama
untuk mecapai tujuan yang menjadi cita cita nya, ialah terwujudnya masyarakat yang
adil dan makmur lahir dan batin yang di ridhai oleh allah yaitu masyarakat islam yang
sebenranya benarnya.

Bab III : Matan Keyakinan dan Cita Cita Hidup Muhammadiyah


Sistematika rumusan MKCH yang terdiri dari lima angka tersebut dapat di bagi menjadi 3
kelompok.
Kelompok kesatu : mengandung pokok pokok persoalan yang bersifat ideologis ialah angka 1
dan 2 yang berbunyi :
1. Muhammadiyah adalah gerakan islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar beraqidah
islam dan bersumber al qur’an dan assunah bercita cita dan bekerja untuk terwujdunya
masyarakat islam yang sebenar benarnya, untuk menjalankan misi dan fungsi manusia
sebagai hamba dan khalifah di bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama allah yang di wahyu kan kepada
rasul nya sejak nabi adam, nuh, ibrahim , musa, isa dan seterusnya sampai kepada nabi
penutup Muhammad s.a.w. sebagai hidayah dan rahmat allah kepada umat manusia
sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniami dan
ukhrawi.
Kelompok kedua : mengandung persoalan mengenai paham agama menurut muhammadiyah,
ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi :
3. Muhammadiyah mengamalkan islam berdasarkan ai qur’an dan as sunnah rasul
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksanannya ajaran ajaran islam yang meliputi bidang
bidang : aqidah , akhlaq, ibadah dan muamalah duniawiyat
Kelompok ketiga : mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi muhammadiyah dalam
masyarkat Negara Republik Indonesia, ialah angka 5 yang berbunyi :
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa indonesia yang telah mendapat karunia
dari allah swt verupa tanah air yang mempunyai sumber sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar pancasila dan undang undang Dasar
1945, untuk berusaha bersama sama menjadikan suatu negara yang adil makmur dan di
ridhoi alla swt : “BALDATUN THAYYIBATUN RABBUN GHAFUR”

Bab IV : Kepribadian Muhammadiyah


Sifat sifat Muhammadiyah :
1. Beramal dan berjuang demi kedamaian dan kesejahteraan
2. Meperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
3. Lapang dada luas pemandangan dengan memandang teguh agama islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Menindah kan segala peraturan, undang undang hukum serta dasar dan falsafah negara
yang syah
6. Amar makruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai
dengan ajaran islam
8. Kerjasama dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama islam serta membela kepentingannya.
9. Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain untuk memlihara dan
membangun neagara untuk mencapai masyarakat yanga adil dan makmur yang di ridhoi allah
swt.
10. Bersifat adil serta korektif kedalam dan ke luar dengan bijaksana.

Bab V : Khittah Perjuangan


Khittah perjuangan mengandung garis strategi perjuangan merupakan aspek atau
unsur dari ideologi muhammadiyah. Ideologi muhammadiyah yang tak lain adalah ideologi
islam reformis - modernis atau ideologi yang berkemajuan. Muhammadiyah secara ideologis
lebih meilih perjuangn dakwah non politik yang menekankan pada pembinaan masyrakat
untuk terwujudnya masyarakat islam serta tidak pada perjuangan merebutkan kekuasaan
sebagaimana partai politik dan bukan berarti muhammadiyah berpaham sekuler,
muhammadiyah memahami politik merupakan salah satu aspek muamalah duniawiyat yang
harus di jiwai, di bingkai dan di arahkan oleh nilai ajaran islam.
Garis perjuangan dakwah non politik praktis tersebut secara konsisten di pegang oleh
muhammadiyah sejak kelahirannya hingga di rumuskannya khittah palembang 1956,
ponorogo 1969, ujung pandang 1971, surabaya 1978, dan denpasar 2002.
Bab VI : Kristalisasi Ideologi Muhammadiyah
Dalam keputusan tanwir tentang kristalisasi ideologi dan khittah Muhammadiyah
tersebut dinyatakan pokok pokok pikiran yang bersifat subtansi dari ideologi Muhmmadiyah.
Termasuk didalamnya mengapa kader harus paham akan ideologi Muhammadiyah dan
pandangan muhammadiyah terhadap keberadaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.diharapkan kader Muhammadiyah setelah memahami ideologi Muhammadiyah
bisa membedakan dengan ideologi lain sekaligus dapat mengaktualkan diridan
memasyarakatkannya baik di dalam maupun ke luar.

Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah


Muhammadiyah memandang bahwa ideologi harus di pahami oleh seluruh
lingkungan Muhammadiyah yang terwujud dalam segala sikap dan tindakan kehidupan sehari
hari sehingga mencapai tujuannya. Sehingga pada Tanwir 2007 di Yogyakarta di rumuskan
dan di putuskan Revitalisasi Ideologi.
Revitalisasi artinya penguatan kembali, merupakan strategi kebijakan yang di
maksudkan guna melakukan perubahan mendasar agar organisasi semakin kuat dan kokoh.
Revitalisasi ini di lakukan secara bertahap dan tersistem melalui proses penataan, pembinaan,
peningkatan dan pengembangan.
Dalam keputusan Tanwir 2007 menghasil dua keputusan yang pertama, kebijakan
berupa langkah langkah organisatoris dalam titel Revitalisasi ideologi dan yang kedua,
Revitalisasi ideologi sebagai Konsolidasi keyakinan dan cita cita hidup muhammadiyah.

Bab VII : Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua


Pada Muktamar ke 46 atau yang terkanal dengan Muktamar satu abad dihasilkan
keputusan yakni Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Hasil tersebut dapat di
masukan kedalam Pikiran ideologi Muhammadiyah karena mengandung pernyataan
pernyataan pikiran mendasar atau fundamental yang harus menajdi bingkai dan acuan
pemikiran Muhammadiyah memasuki abad kedua.
Hal mendasar yang terkandung dalam pernyataan pikiran abad kedua antara lain
tentang refleksi perjuangan Muhammadiyah selama satu abad yang lalu, pandangan
keislaman, wawasan kebangsaan dan kemanusian serta agenda Gerakan Muhammadiyah. Hal
tersebut di rumuskan dalam pandangan keislaman Muhammadiyah yaitu islam yang
berkemajuan.Tentang wawasan kebangsaan terkandung isi penegasan pandangan kebangsaan
Muhammadiyah terhadap NKRI, UUD 45 dan juga Pancasila, serta konsisten
mengintregasikan keislaman dengan keindonesiaan. dan kemanusiaan. dan tentang wawasan
kemanusiaan Muhamamdiyah menegaskan tentang Kosmopolitanisme islam. Sementara
tentang agenda abad kedua Muhammadiyah menegaskan tekad dan usaha untuk terus
menerus menjadikan gerakannya pencerahan yang mengandung miisi membebaskan,
memberdayakan dan memajukan kehidupan .

Bab VIII : Negara Pancasila Sebagai Dar Al-Ahdi Wa Al-Syahadah


Muhammadiyah sebagai kekuatan nasional sejak awal berdirinya pada tahun 1912
telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan. Melalui para tokohnya, Muhammadiyah juga
terlibat aktif mendirikan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus
1945. Muhammadiyah memiliki komitmen dan tanggung jawab tinggi untuk memajukan
kehidupan bangsa dan negara. Para tokoh Muhammadiyah sejak era K.H. Ahmad Dahlan dan
Nyai Walidah Dahlan hingga sesudahnya mengambil peran aktif dalam usaha-usaha
kebangkitan nasional dan perjuangan kemerdekaan. Kiprah Muhammadiyah tersebut melekat
dengan nilai dan pandangan islam berkemajuan yang menjadikan komitmen cinta pada tanah
air sebagai salah satu wujud keislaman.

Bab IX : Muhammadiyah dalam Dinamika Kekinian


Muhammadiyah berkemajuan merupakan visi kepemimpinan periode ini sebagai
aktualisasi dari Visi Muhammadiyah 2015-2020 yang ditetapkan Muktamar ke-47, yaitu (1)
Terciptanya transformasi (perubahan cepat ke arah kemajuan) sistem organisasi dan jaringan
yang maju, profesional, dan modern; (2) Berkembangnya sistem Gerakan dan amal usaha
yang berkualitas utama serta mandiri bagi terciptanya kondisi dan factor-faktor pendukung
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya; serta (3) Berkembangnya peran
strategis Muhammadiyah dalam kehidupan umat, bangsa, dan dinamika global. Visi lima
tahun tersebut secara terminologis dapat disimpulkan sebagai Muhammadiyah Berkemajuan.

Bab X : Tantangan Dakwah dan Tajdid Muhammadiyah

Tantanga menurut kamus besar Bahasa Indonesia ialah ‘hal atau objek yang
menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah’. Tantangan juga
berarti ‘cara menghadapi musuh serta objek untuk ditanggulangi’. Karenanya, ketika
dikatakan Muhammadiyah menghadapi tantangan, maka sikap yang dikedepankan bukanlah
sekedar reaksi atas aksi pihak lain. Tetapi tidak kalah pentingnya bagaimana menghadapi aksi
itu dengan aksi yang lebih unggul, sehingga masalah yang menghadang dapat tertanggulangi
dan pihak lain dapat diungguli. Itulah yang disebut dakwah lil muwajahah (dakwah melawan
tantangan secara proaktif) yang berbeda dari dakwah lil-mu’aradhah (dakwah melawan
tantangan secara reaktif). Dua model menyikapi tantangan itu akan melahirkan proses dan
produk yang berbeda, yang bagi Muhammadiyah tentu lebih utama yang pertama ketimbang
yang kedua.

Bab XI : Muhammadiyah Memasuki Abad Kedua


Muhammadiyah memasuki abad kedua dalam pergerakannya, yaitu abad ke-21
sebagai era baru kehadiran Gerakan islam ini satu abad setelah kelahirannya tahun 1912,
dengan segala masalah dan tantangannya ke depan. Dalam menghadapi masa depan tentu
harus paham tentang kondisi zaman yang dihadapi, setelah itu bagaimana menyikapi dan
melakukan langkah-langkah di era baru itu dengan prinsip serta orientasi Gerakan
Muhammadiyah yang bermisi dakwah dan tajdid, berpandangan islam berkemajuan,
berwawasan Gerakan pencerahan, dan melakukan langkah-langkah strategis menghadapi
zaman baru tersebut, sehingga Muhammadiyah ke depan semakin berkemajuan dan memberi
manfaat terbesar bagi semesta alam.

Bab XII : Muhammadiyah Gerakan Pencerahan

Ketika mendirikan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan mengazam Gerakan islam yang


didirikannya mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad. Nabi akhir zaman itu membawa
risalah takhrij min al-dhulumat ila al-nur, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan
menuju pencerahan, sehingga mengubah Yasrib yang semula komunal pedesaaan menjadi
kota peradaban yang cerah dan mencerahkan, Al-Madinah Al-Munawwarah. Dari perjuangan
menegakkan risalah Islam yang mencerahkan di Jazirah Arabia itulah kemudian umat Islam
meguasai dunia dan melahirkan era kejayaan berabad-abad lamanya, ketika bangsa-banga
lain tengah tertidur lelap di abad kegelapan. Itulah rislah pencerahan Islam yang menjadi
rujukan misi Muhammadiyah sebagai Gerakan islam.

Bab XIII : Muhammadiyah Berkemajuan


Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi
Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan islam
yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan
ideologi berkemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi reformasi dan modernisme Islam,
yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud
dari Islam yang berkemajuan adalah jajan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan
memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan
ketidakadilan hidup umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai