Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

“KEHIDUPAN PRIBADI,KELUARGA DAN SOSIAL”

Disusun Oleh:

KELOMPOK I

SATRIANI AMIR (105731128718)


DIAN FAUZIAH (105731127318)
HARMINI (105731127518)
WA ASMAYANTI (105731130218)

AK 18 G
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah AIK “KEHIDUPAN PRIBADI KELUARGA DAN SOSIAL” dengan baik
dan lancar.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
karena hal itu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya para pembaca.

Makassar, 20 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
A. KEHIDUPAN PRIBADI................................................................................................. 3
B. KEHIDUPAN KELUARGA ............................................................................................ 4
C. KEHIDUPAN SOSIAL .................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan............................................................................................................... 7
B. Saran ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tidak dapat hidup terpisah dari manusia lainnya, manusia akan
memiliki makna apabila hidup di tengah-tengah manusia lainnya. Keharmonisan secara
individu akan sangat memudahkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Keluarga merupakan sistem sosial terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi
anak. Keluarga Islami adalah keluarga yang anggota-anggota bukan hanya status
keagamaannya sebagai muslim, tapi juga dapat menunjukkan keislaman dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya kepada Allah Swt maupun
dengan sesama anggota keluarga dan tetangganya. Dari sini akan terpancar sinar
kemuliaan keluarga dalam kehidupan masyarakat, karena dari keluarga yang
islami itulah akan terwujud nantinya masyarakat yang islami.

Kehidupan sosial menurut Islam bukanlah kehidupan sosial ala darwisy,


pertapa atau ahli zuhud (yang keliru) sebagaimana halnya sebagian kaum Sufi atau kaum
faqir miskin Hindu (yugi), yang menjauhi harta dan enggan memilikinya sebab takut
akan menanggulangi kesulitan-kesulitan kehidupan atau tidak berani mempertanggung
jawabkannya. Kehidupan sosial menurut Islam tidaklah demikian, tetapi suatu bentuk
kehidupan sosial yang modern, sangat dibutuhkan oleh siapa pun, pembangunan yang
paling sempurna untuk meneggakan masyarakat yang paling modern yang
berkebudayaan tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud kehidupan pribadi?
2. Apa yang di maksud kehidupan keluarga?
3. Apa yang di maksud kehidupan sosial?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud kehidupan pribadi.
2. Mengetahui apa yang dimaksud kehidupan keluarga.
3. Mengetahui apa yang di maksud kehidupan social.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEHIDUPAN PRIBADI

Kepribadian yang islami adalah pribadi yang bertaqwa dan selalu


merasa diawasi oleh Allah Swt. Perasaan diawasi oleh Allah menjadi begitu
penting dalam kehidupan seorang muslim karena dengan demikian dia tidak
berani menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan Allah, hal ini karena
setiap perbuatan manusia ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah,
kebaikan dan keburukan yang dilakukannya untuk dirinya sendiri. Allah
berfirman:

‫علَ ۡی َہا ۚ َو‬ ِ َ‫ض َّل فَ ِانَّ َما ی‬


َ ‫ض ُّل‬ ِ ‫اس ِب ۡال َح‬
َ ‫ق ۚ فَ َم ِن ا ۡہت َ ٰدی فَ ِلن َۡفس ِٖہ ۚ َو َم ۡن‬ َ ‫ک ۡال ِک ٰت‬
ِ ‫ب ِلل َّن‬ َ ‫علَ ۡی‬ َ ‫اِنَّ ۤا ا َ ۡنزَ ۡلنَا‬
َ َ‫َم ۤا ا َ ۡنت‬
‫علَ ۡی ِہ ۡم ِب َو ِک ۡیل‬
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al-Qur’an) untuk
manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka
petunjuk itu untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia
semata-mata sesat buat (kerugian dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah
orang yang bertanggung jawab terhadap mereka” (QS 39:41).

Disamping itu pada ayat lain Allah juga berfirman:


ٰۤ
َ َ‫ص َر َو ْالفُ َؤا َد ُكل اُولىِٕكَ َكان‬
‫ع ْنهُ َمسْـُٔ ْو ًَل‬ َ ‫س ْم َع َو ْال َب‬
َّ ‫ْس لَكَ بِ ٖه ِع ْل ٌم ۗا َِّن ال‬ ُ ‫َو ََل ت َ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬

Artinya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan
diminta pertanggungan jawabnya” (QS 17:36).

Puasa dan seluruh peribadatan di dalam Islam melatih kita untuk selalu
dalam pengawasan Allah, menghargai waktu, disiplin dan sebagainya, sehingga
dari ibadah ini insya Allah akan kita capai perbaikan keislaman diri ke arah yang

3
lebih baik dan terus menunjukkan ketundukan kepada Allah Swt hingga akhir
hayat, Allah Swt berfirman:

‫ّللاَا ا َح قَا ت ُق َ ا ت ِ ِها َو َّلا ت َ ُم و تُا َنا َو أ َنْ ت ُ ْم إِ َّلا‬


َ ‫ي َ ا ا ل َ ِذ ي ن َ أ َي ُّ هَا اا ت َق ُو َم ن ُواآ‬
‫س لِ ُم و َنا‬ ْ ‫ُم‬
Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan


sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam
keadaan muslim”(QS 3:102).

B. KEHIDUPAN KELUARGA
Keluarga merupakan sistem sosial terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi
anak. Maknanya bahwa keluarga sebagai peletak dasar-dasar pendidikan dalam
pembentukkan karakter anak. Anak sebagai generasi penerus kehidupan keluarga kelak,
sehingga anak sering dipandang sebagai cerminan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan dalam keluarga menjadi sangat penting mendapatkan perhatian dari anggota
keluarga yang lebih dewasa. Sebenarnya bahasa ibu sangat berpengaruh terhadap
pembentukkan nilai-nilai moral kepada anak. Bahasa ibu (bahasa daerah) senantiasa
mengandung tata krama, sopan santun, dan unggah ungguh untuk kehidupan sosial anak.
Bahasa ibu atau bahasa daerah ditinggalkan oleh generasi sekarang, terlihat jelas
bagaimana anak berbicara kepada orang tua atau orang yang lebih tua atau orang yang
dituakan.
Keluarga Islami adalah keluarga yang anggota-anggota bukan hanya
status keagamaannya sebagai muslim, tapi juga dapat menunjukkan keislaman
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya kepada Allah Swt
maupun dengan sesama anggota keluarga dan tetangganya. Dari sini akan
terpancar sinar kemuliaan keluarga dalam kehidupan masyarakat, karena dari
keluarga yang islami itulah akan terwujud nantinya masyarakat yang islami. Oleh
karena itu menjadi penting bagi setiap muslim untuk memperbaiki dan menata
keluarga dengan sebaik-baiknya.
Dalam konteks bulan Ramadhan, memperbaiki keislaman keluarga
bisa kita lakukan dengan lebih menkondisikan suasana pengamalan ajaran Islam
dalam keluarga seperti tadarrus dan tadabbur (mengkaji) Al-Qur’an, sahur
bersama, buka puasa bersama, tarawih bersama yang disertai ceramah dan

4
memperkokoh hubungan dengan sesama anggota keluarga karena suasana
kumpul bersama keluarga di rumah pada bulan Ramadhan relatif lebih banyak
sehingga tercipta keakraban dan keharmonisan hubungan antar keluarga yang
berdampak sangat positif dalam upaya memperbaiki keislaman anggota keluarga.
Ramadhan boleh dikata sebagai momentum yang sangat baik untuk
memperbaiki keislaman anggota keluarga. Misalnya anggota keluarga yang
belum bisa membaca Al-Qur’an bisa kita kontrol dan kita tumbuhkan atau kita
tingkatkan kemampuannya membaca Al-Qur’an, begitu juga dengan pemahaman
dan pengamalannya. Memperbaiki keislaman keluarga merupakan tanggung
jawab kita bersama, khususnya bagi seorang suami atau bapak, maka seorang
bapak harus memperbaiki keislaman dirinya terlebih dahulu baru memperbaiki
keislaman keluarganua. Keluarga harus kita islamisasikan karena azab Allah
sangat pedih bagi siapa saja yang tidak bertaqwa kepada-Nya, Allah
SWT.berfirman:
ََ ۡ َ َّ َ ۡ َ ُ ۡ َ َ ۡۤۡ ۡ ۡ َ َ ۡ َّ َ ُّ َ ۡۤ
‫ُواه ِل ۡيك ۡمانف َسك ن ًارا ناس َّوق ۡودها َوال ِح َج َارةُ عل ۡي َها‬ ‫ن اُ منوا مقوا‬
ُ ‫يايها ال ِذي‬
َ‫ّللاَ َویَ ۡفعَ ُُلَهُمۡ َم َر َم ۤا ۡونَ َما ی ُۡؤ َم ُر ۡون‬ ُ ۡ‫َم ٰلٰٓ ِٕٮكَة ِغ َُلظ ِشدَاد اََل یَع‬
ٰ َ‫ص ۡون‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”(QS 66:6).

C. KEHIDUPAN SOSIAL
Manusia secara kodrati juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial seseorang individu harus hidup berdampingan dengan orang lain, bahkan makhluk
hidup lainnya. Kehidupan sosial, seperti berteman, berkeluarga, bermasyarakat,
bersuku, dan berbangsa bernegara. Kehidupan kelompok dapat mempengaruhi
kehidupan individu, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu terjadi kehidupan
dalam suatu komunitas, artinya berkelompok bagi yang memiliki kesamaan visi,
kepentingan yang sama, kesamaan daerah asal,kesamaan keluarga, bahkan kesamaan
darah, dan sebagainya. Terjadilah banyak bentuk komunitas dalam masyarakat. kehidupan
pribadi tetap dapat terwujud, namun dalam hal-hal tertentu harus menurunkan atau

5
melakukan penyesuaian dengan komunitasnya. Kalau tidak terjadi toleransi, adaptasi, dan
menurunkan tempo individunya, maka tidak akan terjadi kehidupan kelompok tersebut.
Kehidupan sosial menurut Islam bukanlah kehidupan sosial ala darwisy, ala
pertapa atau ahli zuhud (yang keliru) sebagaimana halnya sebagian kaum Sufi atau kaum
faqir miskin Hindu (yugi), yang menjauhi harta dan enggan memilikinya sebab takut
akan menanggulangi kesulitan-kesulitan kehidupan atau tidak berani mempertanggung
jawabkannya. Kehidupan sosial menurut Islam tidaklah demikian, tetapi suatu bentuk
kehidupan sosial yang modern, sangat dibutuhkan oleh siapa pun, pembangunan yang
paling sempurna untuk meneggakan masyarakat yang paling modern yang
berkebudayaan tinggi.
Kehidupan Sosial menurut Islam dengan penetapannya-penetapnnya yang
dimaksudkan untuk menjamin panca hak asasi manusia serta undang-undangnya yang
meliputi pengayoman masyarakat, salah satu corak sosial yang memerangi kemiskinan,
kesakitan, kebodohan, ketakutan dan kehinaan.Kehidupan Sosial menurut Islam
memberikan taraf kehidupan yang tinggi kepada seluruh manusia di dalam masyarakat.
Sebagaimana kita maklumi bahwa yang dimaksudkan dalam pengertian kebutuhan-
kebutuhan pokok (bukanlah hanya makanan dan minuman), ialah rumah kediaman,
nafqah keluarga untuk selama setahun penuh, kendaraan atau pengangkutan, juga
senjata, kitab-kitab yang berisi ilmu pengetahuan dan perkakas-perkakas untuk bekerja.
Oleh sebab itu barangsiapa yang memiliki barang-barang yang dianggap sebagai
kebutuhan-kebutuhan pokok di atas belumlah dianggap kaya yang diwajibkan
mengeluarkan zakat.
Kehidupan Sosial menurut Islam dilaksanakan prinsip-prinsipnya untuk
seluruh warganegara dalam suatu negara, baik dari golongan Muslimin atau bukan.
Sebabnya demikian ialah karena prinsip-prinsipnya serta hak-hak yang diberikan kepada
tiap-tiap warganegara itu adalah merata, secara umum, tidak seorang pun dapat
dikecualikan. Masih teringat sama kita semua bagaimana orang-orang kafir dzimmi
menikmati hak pengayoman masyarakat di dalam negara Islam yang waktu itu di bawah
pimpinan Khalifah Umar bin Khattab r.a., tidak ada perbedaan sama sekali antar
penduduk yang beragama Islam atau yang bukan Islam. Seluruhnya merata.
Kehidupan Sosial menurut Islam menghendaki supaya rakyat bekerjasama
dengan pemerintah untuk merealisasikan pengayoman masyarakat, misalnya dalam
peraturan nafqah keluarga dan lain-lain. Oleh sebab itu keuntungannya adalah amat
banyaknya, seperti meringankn beban negara dalam neraca keuangannya, mengekalkan
rasa ikatan yang didasarkan kepada kecintaan dan kemesraan, juga untuk mempererat
tali kekeluargaan antara seluruh ummat.Dasar-dasar faham kehidupan sosial menurut
Islam itu ampuh. Oleh sebab itu dapat cocok dan sesuai untuk diterapkan di dalam masa
apa pun, sekalipun suasana berubah-rubah, keadaan berganti-ganti, masyarakat makin
maju atau keintelektualan makin bertambah.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepribadian yang islami adalah pribadi yang bertaqwa dan selalu merasa
diawasi oleh Allah Swt. Perasaan diawasi oleh Allah menjadi begitu penting
dalam kehidupan seorang muslim karena dengan demikian dia tidak berani
menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan Allah, hal ini karena setiap
perbuatan manusia ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah
Keluarga merupakan sistem sosial terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak. Kehidupan keluarga yang harmonis menghasilkan anak-anak bangsa yang
bermoral dan berakhlak mulya. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu manusia
sejak awal sudah benar melakukannya, seperti diawali dengan saling mengenali satu
dengan yang lainnya, proses pemilihan, dan menentukan pilihan sebagai pasangan hidup.
Kehidupan sosial dapat harmonis apabila terwujud dan saling menjaga
hubungan baik dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan. Artinya mannusia harus menjaga
hubungan keharmonisan dengan Tuhan dengan menjalankan ajaran kebenaran yang
diturunkan ke muka bumi ini, melalui agama yang dianut masing-masing individu.

B. Saran
Kami selaku pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari
tata cara penulisan dan Bahasa yang digunakan maupun dari segi penyajian
materinya.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan agar
penyusunan makalah untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nur Yasin, Hukum Keluarga Islam Sasak, Malang: UIN Press,2008

Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam, Malang: UIN Malang Prees, 2008

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Anda mungkin juga menyukai