“HIBAH”
DOSEN PEMBIMBING :
DR.ABBAS,Lc,MA
Oleh:
A.NAMIRAATUL (105731128518)
AK 18 G
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “HIBAH” dengan baik dan lancar.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengantar Perpajakan. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
banyak kekurangan, karena hal itu kami meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya para
pembaca.
Makassar, 26,NOVEMBER,2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Hibah dan dasar hukum hibah.............................................................3
B. Syarat-syarat Hibah................................................................................................4
C. Rukun Hibah...........................................................................................................5
D. Pelaksanaan Hibah.................................................................................................5
E. Pencabutan Hibah..................................................................................................6
F. Hikmah Hibah.........................................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah SWT dan sebagai
rahmat bagi seluruh alam semesta melalui nabi Muhammad SAW. Semasa
hidup, beliau selalu berbuat baik dengan amalan sholeh seperti zakat,
pemberian hadiah, hibah dan lain sebagainya. Zakat adalah sebuah
kewajiban yang harus dilaksanakan karena bagian dari rukun Islam,
demikian pula shodaqoh karena islam menganjurkan untuk bershodaqoh
dengan tujuan menolong saudara muslim yang sedang kesusahan dan
untuk mendapat ridho Allah SWT. Shodaqoh bisa berupa uang, makanan,
pakaian dan benda-benda lain yang bermanfaat. Dalam pengertian luas,
shodaqoh bisa berbentuk sumbangan pemikiran, pengorbanan tenaga dan
jasa lainnya bahkan senyuman sekalipun.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan.
Maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.:
1
1. Apa yang di maksud dengan hibah?
2. Bagaimana dasar hukum hibah ?
3. Bagaimana rukun dan syarat Hibah?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas. maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penggabungan usaha.
2. Untuk mengetahui penggabungan usaha saat ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hibah dan dasar hukum hibah
3
harta). Diantaranya kata ini digunakan dalam QS. Maryam (19): 5-6 yang
berbunyi:
ْث ِمنُ ِرVَ ِرثُنِي َويV َي ﴾٥﴿ ت ا ْم َرأَتِي عَاقِ ًرا فَ َه ْب لِي ِمنْ لَ ُد ْنكَ َولِيًّا
ِ ََوإِنِّي ِخ ْفتُ ا ْل َم َوالِ َي ِمنْ َو َرائِي َو َكان
ضيًّا ْ
ِ اج َعلهُ َر ِّب َر
ْ َو ۖوبَ ُآل يَ ْعق
ِ
B. Syarat-syarat Hibah
Hibah itu dianggap dapat menjadi milik yang diberi, dengan syarat,
setelah benda atau barang itu diterima oleh yang dibernya. Kalau orang
yang diberi hibbah itu telah menerima pemberian itu, maka tiada hak lagi
bagi orang yang memberi mencabut kembali, kecuali oleh ayah kepada
4
anaknya. Jika hibbah itu dibatasi untuk dipakainya seumur hidup, atau
disyaratkan harus kembali kepeda pemiliknya jika ternyata ia lebih dahulu
meninggal, maka benda itu tetap jatuh menjadi milik yang dijanjikan itu,
yakni orang yang diberi hibbah, serta ahli warisnya dikemudian hari.
Terdapat dua hal yang hendak dicapai oleh hibah yakni, Pertama, dengan
beri memberi akan menimbulkan suasana akrab dan kasih sayang antara
sesama manusia. Sedangkan mempererat hubungan silaturrahmi itu
termasuk ajaran dasar agama Islam. Kedua, yang dituju oleh anjuran hibah
adalah terbentuknya kerjasam dalam berbuat baik, baik dalam
menanggulangi kesulitan saudaranya, maupun dalam membangun
lembaga-lembaga sosial.
C. Rukun Hibah
D. Pelaksanaan Hibah
5
3. Dalam melaksanakan penghibahan haruslah ada pernyataan, terutama
sekali oleh pemberi hibah.
4. Penghibahan hendaknya dilaksanakan di hadapan beberapa orang saksi
(hukumnya sunnah), hal ini dimaksudkan untuk menghindari silang
sengketa dibelakang hari.
E. Pencabutan Hibah
6
memberikan nafkah, sehingga hibah yang telah diberikan dapat
dicabut atau ditarik kembali karena tidak dilakukannya pemberian
nafkah.
F. Hikmah Hibah
Saling membantu dengan cara memberi, baik berbentuk hibah,
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat
sukarela (tidak ada sebab dan musababnya) tanpa ada kontra prestasi dari pihak
penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi
masih hidup (inilah yang membedakannya dengan wasiat, yang mana wasiat
diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia).
B. Saran
Demikian makalah yang penulis buat. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada penulis.Apabila ada terdapat
8
kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena penulis
adalah hamba allah yang tak luput dari salah,khilaf, alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
https://islamicfamilylaw.uii.ac.id/question/hibah-dalam-islam/
https://pakdosen.pengajar.co.id/pengertian-hibah/
https://dunia.pendidikan.co.id/hibah-adalah/
https://wardahcheche.blogspot.com/2014/11/hibah.html