Pembaruan yang terjadi dalam dunia Islam itu telah berlangsung sejak
Periode Pertengahan, periode dimana dalam berbagai aspek umat Islam
mulai mengalami kemunduran. Pembaharuan itu mengalami percepatan
pada Periode Modern, ketika umat Islam mulai bangkit dari berbagai
kekalahan dalam kontak mereka dengan Barat, bagian dunia yang
sebelumnya dianggap masih terbelakang. Uraian berikut mencoba
mendeskripsikan berbagai pembaharuan dalam dunia Islam itu.
1. Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol.
Awalnya datang ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa
Seljuk dari serangan tentara Mongol. Usman dipercaya menjadi
panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah Sultan
Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah
Dinasti Usmani.
c) Bidang Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya
dibidang militer, dan Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di
lingkungan pejabat pemerintahan.
2. Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran).
Awalnya sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi
gerakan politik, dipimpin oleh Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini
memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena merupakan tarekat
militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik
untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada
pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan
Safawi. Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si
kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
b) Bidang Ekonomi
Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam
bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Perang salib yang membawa
kaum Nasrani Spanyol dan serangan tentara mongol sama-sama berperangai
barbar dan sama sekali belum dapat menghargai betapa tingginya nilai ilmu
pengetahuan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa perpustakaan
maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar
sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak
mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan
tinggi yang ada sama sekali tidak memberikan ruang gerak kepada para
mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu.
Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang menjadi ruh atau
jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu surut dan
sirna. Cordova dan Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban
dan ilmu pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa.
Dan dalam menerapkan ajaran Islam, umat perlu selektif dalam menerapkan
ajaran-ajarannya. Artinya, Abduh menyerukan agar umat Islam kembali dan
berpegang kepada AlQur’an yang sudah pasti menggambarkan semua
syariat Allah atas kehidupan manusia. Sebab Al-Quran secara gamblang
menerangkan siklus kemunduran, kehancuran, kejayaan, dan kebinasaan
suatu bangsa.
Dengan gambaran yang ada tersebut maka umat Islam diharapkan mampu
melihat keadaan dan kejadian yang telah silam sebagai cerminan yang akan
ia lakukan dikemudian hari. Disamping itu umat Islam juga berpegang teguh
pada ajaran Nabi yang telah Beliau sampaikan kepada umatnya. Maka
disinilah tugas para pembaharu untuk selalu mengedepankan
pembaharuannya dan memotivasi umat agar bangkit dari keterpurukannya
yang sudah begitu lama.
Ini perlu sekali diperhatikan oleh mereka sebab hingga saat ini kaum
Muslim di berbagai dunia telah kehilangan kemerdekaan dan kemampuan
untuk menentukan atau merancang nasib mereka sendiri. Oleh karena itu
perlu sekali ditekanan kepada Al-Mujadid untuk berani tampil di pentas
dunia dan membangun dengan gagasan-gagasan Qurani-nya sebagai sebuah
sumbangan nyata terhadap peradaban Islam yang besar. Maka dari situlah.
Muslim akan mampu kembali bangkit dan meraih posisi unggul yang
pernah dicapai oleh generasigenerasi sebelumnya pada masa Rasulullah dan
para sahabatnya.
Berawal dari kemunduran yang di alami oleh umat Islam dan Barat,
semakin menunjukan Eksistensinya sebagai pusat peradaban. Akhirnya
munculah banyak pemikir-pemikir Islam yang tersadar bahwa keadaan umat
Islam saat itu sangat terbelakang. Maka mereka melakukan suatu gerakan
yang menghasilkan gagasan untuk membangkitkan umat Islam dari
keterpurukan itu. Dan sangat banyak tokoh-tokoh yang memberikan jasa
nya pada masa itu. Berikut tokoh-tokoh tersebut :
Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Nejad Arab Saudi pada tahun
1115 Hijriah atau 1703 Masehi. Dan wafat di Daryah tahun 1206 H
(1793M). Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Abd Al-Wahhāb
bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid
bin Muhammad bin Al-Masyarif At-Tamimi Al-Hambali An-Najdi.
Salah satu pembaharu dalam dunia Islam arab adalah aliran yang
bernama Wahabiyah. Yang sangat berpengaruh di abad ke-19,
pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab. Pemikiran yang
dikemukakan oleh Muhammad Abdul Wahab adalah cara memperbaiki
kedudukan umat Islam. Terhadap pemahaman tauhid yang terdapat di
kalangan umat Islam masa itu.
2. Muhammad Abduh
Selain itu juga ada karya ilmiah lainnya yang berisi teologi. Yaitu kitab
hasyiaah ‘ala syarh al-dawwani li al-a’qaid al-‘adudiah yang ditulis pada
tahun 1876 M. Selain karya-karya diatas yang terkenal, Muhammad
Abduh juga sudah menulis beberapa buku, diantaranya :
c) Tafsir al-manar
a) Ijtihad
b) Modernisasi Pendidikan
3. Jamaluddin Al-Afghani
Pada saat usia yang masih muda di umur 20 tahun. Dia sudah menjadi
pembantu Pangeran Dostn Muhammad Khan di Afghanistan, pada tahun
1864 M. Dia juga pernah menjadi penasehat Sher Ali Khan, dan menjadi
Perdana Menteri pada masa pemerintahan Muhammad Azham Khan.
Hal itu disebabkan karena kecerdasannya dan kepribadiannya yang
sangat menarik. Dia banyak memperoleh pengalaman dalam
pengembaraannya ke beberapa negara. Dari mulai ke India, lalu
kemudian ke Mesir, dia memberi kuliah dihadapan kaum intelektual di
Al-Azhar. Karena persoalan politik di Mesir, Jamaluddin Al-Afghani
pergi ke Paris. Di kota ini dia mendirikan sebuah organisasi yang
bernama Al-Urwatul Wutsqa. Organisasi ini beranggotakan muslim
militan dari India, Mesir, Syiria dan Afrika utara. Yang bertujuan
memeperkuat persaudaraan Islam, membela dan mendorong umat Islam
untuk mencapai kemajuan.
4. Muhammad Iqbal
Menurut beliau, mutu seni yang tinggi ialah kualitas yang dapat
menggunakan kemajuan. Yang sedang tidur mendorong manusia untuk
menghadapi segala macam cobaan. Selain itu, suatu kemerosotan yang
membuat seseorang menutup mata terhadap kenyataan disekeliling.
Maka itu merupakan sesuatu yang akan menjerumuskan seseorang
kedalam kehancuran dan maut. Selanjutnya, beliau juga sangat
menentang keras sikap lamban, lemah, dan beku. Karena itu semua
dipandang sebagai penghambat laju kemajuan. Sampai-sampai, beliau
juga menentang pengertian takdir yang telah menjadi hal biasa. seakan-
akan sebagai bahan yang sudah terjadi.
5. Rasyid Ridha
Rasyid Ridha dilahirkan pada tahun 1865 di Qalamun, suatu desa di
Lebanon yang letaknya tidak jauh dengan kota Tripoli (Suria). Rasyid
Ridha adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Menurut
keterangan dia berasal dari keturunan Al-Husain, cucu Nabi Muhammad
SAW. Oleh karena itu, dia memakai gelar Al-Sayyid di depan namanya.
Semasa kecil, ia dimasukkan ke Madrasah tradisional di Al-Qalamun
untuk belajar menulis, berhitung dan membaca Al- Qur’an. Pada tahun
1882, dia meneruskan belajarnya di Madrasah Al-Wataniah Al- Islamiah
(Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Di Madrasah ini, selain dari bahasa
Arab diajarkan pula bahasa Turki dan Perancis,. Dan di samping
pengetahuan-pengetahuan agama juga pengetahuan-pengetahuan
modern.