Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta

selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara

nasional cenderung meningkat. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat

akan protein hewani dapat berasal dari daging ayam broiler. Dalam pencapaian

kecukupan kebutuhan nutrisi terutama protein hewani pada masyarakat akan lebih

efisien apabila dilakukan dengan meningkatkan konsumsi pangan yang bersumber

dari komoditi peternakan khususnya daging ayam ras (broiler). Daging ayam ras

(broiler) mengandung komposisi nilai gizi yang baik serta sebagai sumber bahan

makanan yang mengandung protein hewani.

Daging ayam ras (broiler) juga mengandung vitamin-vitamin yang sangat

diperlukan bagi kesehatan dan pertumbuhan manusia. Disisi lain yang

menyebabkan peningkatan permintaan daging ayam ras pedaging dikarenakan

harga daging ayam ras (broiler) dapat dijangkau oleh konsumen dengan taraf

ekonomi menengah sampai taraf ekonomi atas. Laju pertumbuhan produksi

daging ayam ras pedaging pada tahun 2006-2008 sebesar 5,96 persen. Kontribusi

ayam ras pedaging terhadap produksi total daging di Indonesia sejak tahun 2006-

2008 selalu lebih besar. Produksi ayam ras pedaging pada tahun 2006 sebesar

44,54 persen dan tahun 2007 sebesar 43,53 persen (Etika farista.2012). Produksi

daging ayam ras pedaging yang cukup besar menggambarkan bahwa terdapat

pertumbuhan ketersediaan pasar dan tingkat konsumsi terhadap komoditas daging

ayam ras pedaging.


2

Menanggapi hal tersebut, peningkatan efisiensi ekonomi dalam kegiatan

pengadaan daging ayam ras merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi supaya

dapat bersaing dengan daging lainnya. Sesuai dengan fenomena pertumbuhan

populasi penduduk Indonesia, yang merupakan salah satu potensi sumber daya

pendukung pertumbuhan agribisnis peternakan ayam ras pedaging serta

peranannya terhadap pendapatan nasional, maka sangat penting untuk

memperhatikan aspek agribisnis komoditas ayam ras pedaging.

Produksi ayam broiler yang meningkat disertai pertambahan jumlah

penduduk akan menciptakan peluang usaha di bidang pemasaran, dimana sistem

distribusi ayam broiler melibatkan beberapa saluran pemasaran seperti

peternak,distributor dan pedagang ayam broiler. Namun sebagian besar pedagang

ayam broiler di dusun Tanggetada belum mengetahui bentuk saluran pemasaran

ayam broiler yang ada, dan pedagang beranggapan bahwa setiap lembaga

pemasaran ayam broiler memperoleh jumlah margin dan keuntungan yang besar,

namun hal itu tergantung dari volume penjualan, harga jual, dan jumlah lembaga

pemasaran yang terlibat dalam penyaluran ayam broiler.

Menanggapi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan kajian mengenai

aspek pemasaran komoditi ayam broiler hal-hal penting mengenai pemasaran

ayam broiler adalah bentuk saluran pemarasan,nilai margin pemasaran,

keuntungan dan efisiensi pemasaran. Berdasarkan dari permasalahan yang telah

diuraikan diatas ,maka penulis bermaksud membahas tentang “anilisis margin

pemasaran ayam broiler”.


3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diambil

adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran ayam broiler di Desa

Tanggetada Kecamatan Tanggetada.


2. Berapa besar margin pemasaran dan keuntungan dari masing-masing saluran

pemasaran ayam broiler di Desa Tanggetada Kecamatan Tanggetada.


C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Mengetahui bentuk saluran pemasaran ayam broiler di Desa Tanggetada

Kecamatan Tanggetada.
2. Mengetahui Berapa besar margin pemasaran dan keuntungan dari masing-

masing saluran pemasaran ayam broiler di Desa Tanggetada Kecamatan

Tanggetada.
D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis dari menganalisis pemasaran ayam kamu untuk dapat

menganalisis dan mengetahui keuntungan yang diperoleh dalam usaha pemasaran

ayam broiler.

2. Manfaat Bagi Kampus

Manfaat yang dapat diberikan pada kampus adalah :

a. Sebagai salah satu bahan referensi perpustakaan.


4

b. Sebagai salah satu bahan evaluasi dan mengetahui kemampuan mahasiswa

dalam menerapkan ilmunya.

3. Manfaat Bagi Pedagang

Manfaat yang dapat diberikan bagi pedagang adalah :

a) Pedagang dapat mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari hasil

usahanya.
b) Pedagang dapat mengetahui tingkat efisiensi pemasaran ayam broiler dilihat

dari margin pemasarannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.
5

Tabel Penelitian Terdahulu


Judul Metode
No. Penulis Hasil Penelitian
Penelitian Analisis
1. Sirajuddin Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan
(2010) Pendapatan dan analisis bahwa pendapatan peternak
Peternak data yang ayam ras pedaging yang
Ayam Ras digunakan bermitra dengan perusahaan
Pedaging yaitu lebih tinggi dibandingkan
dengan Pendapatan peternak yang bermitra dengan
Sistem = perusahaan perorangan(bakul)
Kemitraan Penerimaan
Berbeda di -Biaya
Kecamatan
Tellusiattinge
Kabupaten
Bone
2. Rahmawati Analisis Pola Analisis terdapat 3 pola saluran
(2014) Saluran secara pemasaran
Pemasaran deskriptif yaitu pola 1: produsen - inti -
Dan Margin pedagang besar - pedagang
Pemasaran pasar - pedagang eceran -
Usaha
konsumen; pola 2: produsen -
Ternak Ayam
Kamu Pola inti - pedagang besar -
Kemitraan di pedagang pasar - konsumen;
Kecamatan dan pola 3:
Limbangan produsen - inti - pedagang
Kabupaten besar - konsumen. Rata-rata
Kendal. marjin pemasaran adalah pola 1
(panjang) Rp 13.032 sebesar
35,52%, pola 2 (sedang) Rp
12.244 sebesar 33,40 % dan
pola 3
(pendek) Rp 11.408 sebesar
31,09%. Marjin pemasaran
pola (1 dan 2) dan pola (1 dan
3)
terdapat perbedaan antara tiap
pola. Sedangkan pola (2 dan 3)
tidak terdapat perbedaan antara
tiap pola.
3. R. Annisa Analisis Analisis Terdapat 3 Pola Saluran
(2014) Pola secara Pemasaran
Saluran deskriptif Yaitu: Pola 1, Produsen - Inti -
Pemasaran Pedagang Besar - Pedagang
Dan Marjin Pasar - Pedagang Eceran -
Serta Konsumen; Pola 2, Produsen -
6

Efisiensi Inti - Pedagang Besar -


Pemasaran Pedagang Pasar - Konsumen;
Ayam Dan
Kamu Pada Pola 3, Produsen - Inti -
Sistem Pedagang Besar -
Kemitraan Konsumen.Rata-Rata Marjin
Di Pemasaran
Kabupaten Adalah Pola 1 (Panjang) Rp
Grobogan 13.951 Sebesar 37,57%, Pola 2
(Sedang) Rp 11.262
Sebesar 30,33 % Dan Pola 3
(Pendek) Rp 11.918 Sebesar
33,00%.Marjin Pemasaran
Pola (1 Dan 2) Dan Pola (1
Dan 3) Terdapat Perbedaan
Antara Tiap Pola, Sedangkan
Pola
(2 Dan 3) Tidak Terdapat
Perbedaan Antara Tiap Pola.
4. Hutasoit Analisis Analisis Hasil penelitian
(2016) pola saluran deskriptif menunjukkan, bahwa pola
dan marjin saluran pemasaran ayam buras
pemasaran di Jimmy’s Farm terdiri dari
ayam beberapa jenis yaitu I A, I B, II
Buras A, II B, IV A1, IV A2, dan IV
(studi kasus B yang tergolong ke dalam
pada saluran tingkat satu serta
peternakan saluran pemasaran III yang
ayam buras tergolong ke dalam saluran
jimmy’s tingkat dua.
farm, Marjin pemasaran per ekor
cipanas ayam buras saluran pemasaran
kabupaten I A, I B, II A, II B, III, IV A1,
Cianjur, IV
jawa barat) A2 dan IV B secara berturut-
turut adalah Rp1.775,00;
Rp1.775,00; Rp2.175,00;
Rp1.515,00;
Rp2.615,00; Rp2.330,00;
Rp3.830,00 dan Rp1.313,00.
Terdapat lima saluran pemasaran
yang
tergolong efisien (Eps < 5%)
yaitu saluran pemasaran I A, I
B, III, IV A1 dan IV B. Saluran
pemasaran yang paling efisien
7

adalah saluran pemasaran I A


dan I B dengan nilai Eps
sebesar
3,17%.
5. Mandak Analisis Analisis Hasil penelitian diperoleh
(2016) Margin deskriptif bahwa rata – rata harga beli
Pemasaran ayam broiler pada pedagang
Ayam pengumpul adalah sebesar Rp.
Broiler Di 19.500 per kilogram dengan
Pasar rata – rata harga jual sebesar Rp
Tradisional 27.000 per kilogram dan rata –
Kota rata total biaya pemasaran
Manado adalah sebesar Rp. 3.903.
(Study Sedangkan rata – rata harga
kasus di beli ayam broiler pada
Pasar pedagang pengecer adalah
Bersehati sebesar Rp. 26.182 per
Calaca dan kilogram dengan rata – rata
Pinasungkul harga jual sebesar Rp 29.364
an per kilogram dan rata – rata
Karombasa total biaya pemasaran adalah
n) sebesar Rp. 1.789. Kesimpulan
yaitu : pasar bersehati dan
pinasungkulan memiliki dua
saluran pemasaran yakni ; (1),
Peternak ke pedagang
pengumpul ke pedagang
pengecer ke konsumen. (2),
Peternak ke pedagang
pengumpul ke konsumen.
Jumlah margin dan keuntungan
yang diperoleh berbeda pada
tiap saluran, pada saluran
pertama sebesar Rp 9.864 dan
pada saluran dua jumlah margin
yang diperoleh sebesar Rp
7.500 Sedangkan keuntungan
yang diperoleh dari saluran I
yaitu sebesar Rp. 4.172 dan
pada saluran II mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 3.597.
Saluran pemasaran ayam
broiler sudah berlangsung
secara efisien karena tingkat
efisiensi pada kedua saluran
pemasaran tersebut berada
8

antara 0-33% yaitu saluran I


sebesar 19,39 % dan saluran II
sebesar 14,45 %.

Sumber : Sirajuddin (2010), Rahmawati (2014), R. Annisa(2014). Hutasoit (2016),

Mandak (2016),

B. Landasan Teori
1. Ayam Broiler (Ayam Ras Pedaging)

Ayam pedaging atau broiler adalah ayam jantan atau betina muda yang di

bawah umur 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu mempunyai

pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada lebar dengan timbunan daging

yang banyak. Jadi ayam yang pertumbuhannya cepat itulah yang

dimasukkan dalam kategori ayam pedaging atau kamu (Rasyaf, 2006).

Ayam broiler adalah istilah yang dipakai untuk menyebut ayam hasil

budidaya teknologi yang memiliki karakter ekonomi dengan ciri khas potong

pada usia relatif muda. Pada umumnya ayam broiler siap dipotong pada

usia 35-45 hari (Murtidjo,1993). Ayam broiler dapat menghasilkan relatif

banyak daging dalam waktu yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1. Ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak, dan berdaging

penuh, sehingga disebut tipe berat.


2. Jumlah telur relatif sedikit.
3. Bergerak lambat dan tenang.
4. Biasanya lebih lambat mengalami dewasa kelamin.
9

5. Beberapa jenis ayam pedaging, mempunyai bulu kaki dan masih suka

mengeram (Rahayu, 2011).

Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah

dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi,

efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah

menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat. Sedangkan

kelemahannya adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat,

relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo,

1987).

Ayam broiler baru dikenal menjelang periode 1980-an, sekalipun galur

murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an ketika peternak mulai

memeliharanya. Akan tetapi, ayam kamu komersial seperti sekarang ini memang

baru populer pada periode 1980-an. Sebelum ayam yang dipotong adalah ayam

petelur seperti ayam White Leghorn jengger tunggal. Pada akhir periode 1980-an

pemegang kekuasaan mencanangkan penggalakan konsumsi daging ayam untuk

menggantikan atau membantu konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin

sulit keberadaannya. Dari sinilah ayam broiler komersial atau ayam broiler final

stock mulai dikenal dan secara perlahan mulai diterima orang (Rasyaf, 2007).

2. Pemasaran

Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi

dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen sampai kepada

konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses


10

pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui

proses penyimpanan.

Pemasaran adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak

milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan

oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-

fungsi pemasaran (Sudiyono, 2001).

Pemasaran menurut Kotler (1997), adalah suatu proses sosial di mana

baik individu maupun kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh

apa (produk atau jasa) yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai

dengan pihak lain. Suatu pemasaran yang terjadi akan membentuk suatu

saluran yang disebut saluran pemasaran. Suharno (1999) mengemukakan bahwa

saluran pemasaran pada peternakan ayam,ras maupun ayam buras umumnya

panjang.

Hal ini karena saluran pemasaran dimulai dari peternak ke pedagang

pengumpul, pangkalan ayam ke pemotong, pedagang pengecer dan baru ke

konsumen. Setiap tahap pendistribusian tersebut terdapat biaya, sehingga

semakin tipis kemungkinan peternak memperoleh keuntungan yang wajar.

Saluran pemasaran tersebut perlu diperpendek untuk memperkecil selisih

harga yang terjadi di tingkat peternak dan di tingkat konsumen. Besar kecilnya

biaya pemasaran sangat tergantung dari besar kecilnya kegiatan-kegiatan lembaga

pemasaran dan fasilitas yang diperlukan. Biaya pemasaran juga tergantung dari

panjang pendeknya mata rantai pemasaran yang dilibatkan.


11

Besar kecilnya margin pemasaran dipengaruhi oleh perubahan biaya

pemasaran, keuntungan pedagang perantara, harga yang dibayar konsumen akhir

dan harga yang diterima produsen. Disamping faktor tersebut besarnya margin

pemasaran juga dipengaruhi oleh jarak daerah produsen dengan konsumen dan

sifat barang yang secara keseluruhan akan menambahi biaya pemasaran

(Purmantono, 1993).

Pada suatu kinerja jalur pemasaran yakni struktur, perilaku dan penampilan

atau dalam bahasa Inggris sering disebut SCP (Structure Conduct Performance).

Teori ini diasumsikan bahwa struktur pasar akan mempengaruhi perilaku atau

strategi perusahaan- perusahaan yang ada di pasar, dan pada akhirnya perilaku

tersebut akan mempengaruhi penampilan dari pasar tersebut (Alfarisi, 2009).

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama,

dengan prinsip saling mambutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan

strategi bisnis maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya

kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis (Hafsah, 1999).

3. Margin Pemasaran

Marjin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu segi harga dan biaya

pemasaran. Pada analisis pemasaran sering menggunakan konsep marjin yang

dipandang dari sisi harga. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang

dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima pedagang. Dengan menganggap

bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga pemasaran yang


12

terlibat dalam aktifitas pemasaran ini, maka dapat dianalisis distribusi marjin

pemasaran di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Sudiyono, 2001).

Marjin pemasaran didefinisikan sebagai perbedaan harga atau selisih harga

yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen, atau dapat

pula dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan pemasaran sejak

dari tingkat produsen sampai ke titik konsumen akhir. Kegiatan untuk

memindahkan barang dari titik produsen ke titik konsumen membutuhkan

pengeluaran baik fisik maupun materi (Limbong dan Sitorus, 1987).

Harga pembelian ayam yang diperoleh pedagang merupakan harga yang

ditentukan peternak sesuai dengan harga pasar tetapi distributor yang merupakan

langganannya, dapat berperan dalam menentukkan harga dimana harga yang

ditawarkan oleh peternak belum merupakan harga kesepakatan dan distributor

masih dapat melakukan tawar menawar. Distributor dalam memasarkan ayam ras

dapat menentukan harga jual yang akan diberikan ke pedagang dimana pedagang

tidak mempunyai kekuatan dan hanya sebagai penerima harga.

Hal tersebut dipengaruhi oleh peran penting distributor dan keterikatan

pedagang dengan distributor, bahwa pedagang dapat mengambil ayam ras

pedaging kepada distributor yang telah mempercayainya untuk dapat diberikan

ayam. Sedangkan biaya pemasaran adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

mengalirkan komoditi dari produsen hingga konsumen akhir di luar keuntungan

dari lembaga tersebut. Marjin pada pedagang dan distributor di dapat dari selisih

harga yang diterima dari distributor dengan harga yang di bayarkan oleh

konsumen.
13

Keuntungan pedagang di dapat dari selisih harga di kurangi dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan dalam penyaluran ayam ras hingga ke konsumen akhir.

Marjin merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen

akhir dengan harga yang diterima peternak. Dalam hal ini marjin pemasaran

pedagang adalah perbedaan harga yang dibayarkan kepada peternak dengan harga

beli dari distributor.

4. Saluran Pemasaran

Menurut Kotler (1997) saluran pemasaran yaitu : Saluran pemasaran adalah

organisasi-organisasi yang salin tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat

produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.Mereka adalah

perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi,yang berkulminasi pada

pembeli dan penggunaan oleh pemakai akhir. Dalam penelitian ini saluran pemasaran

yang akan di teliti ialah saluran pemasaran komoditi ayam ras pedaging di Desa

Tanggetada Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka yang melibatkan beberapa

lembaga pemasaran, diantaranya peternak, distributor,pedagang dan konsumen.

Saluran pemasaran dapat menggambarkan proses penyaluran ayam ras

pedaging dari produsen hingga ke konsumen. Saluran pemasaran ini diawali dari

peternak, pedagang membeli ayam ras pedaging hidup dari distributor yang

mengambil ayam hidup dari peternak atau pedagang dapat membeli langsung

kepada peternak setiap hari dan pedagang juga bisa beternak ayam sendiri.

Kemudian setelah melalui proses pembelian baik melalui distributor atau langsung

kepeternak, ayam yang telah diperoleh tersebut dijual kembali oleh pedagang

kepada konsumen.
14

Perbedaan yang mendasar adalah peternak merupakan pedagang inti atau

yang memegang peranan penting dalam pendistribusian ayam ras pedaging.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan pemasaran ayam ras yang

dimulai dari peternak sampai kepada konsumen akhir, dapat terbentuk tiga saluran

pemasaran ayam ras pedaging yang dilalui pedagang ayam broiler yaitu:

Peternak , distributor,pedagang ayam broiler dan konsumen.

5. Produksi

6. Harga

Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual

maupun bagi pembeli. Harga dalam bahasa arab tsaman dan price dalam

bahasa inggris yang artnya harga atau selalu dihubungkan dengan besarnya

jumlah uang yang mest dibayar sebagai nilai beli penggant tehadap barang

dan jasa. Menurut Setawan (2015) harga adalah kadar pertukaran atau nilai

sesuatu barang dan jasa yang diukur dengan uang.

C. Kerangka Pikir

Keuntungan merupakan tolak ukur atas keberhasilan atau kegagalan seorang

pedagang dan peternak dalam mengendalikan sumber daya yang dimiliki oleh

pedagang. Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi diusahakan sedemikian

rupa agar dalam jumlah tertentu menghasilkan produksi maksimum dan

keuntungan tertinggi. Tindakan ini sangat berguna untuk memperkirakan

profitabilitas usaha ternak relatif terhadap pemanfaatan sumberdaya yang tersedia,


15

dan variabel yang berpengaruh terhadap produksi usaha pedagang ayam ras

pedaging di Desa Tanggetada Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka.

Usaha ternak adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan peternakan

yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang

diperoleh dari hasil penjualan setelah di distribusikan kepada setiap pedagang.

Selisih keduanya merupakan pendapatan dari kegiatan usaha dagang. Namun

bagaimana peternak dan pedagang ayam broiler dapat melakukan usahanya secara

efisien merupakan upaya yang sangat penting.

Efisiensi pada umumnya menunjukkan perbandingan antara nilai-nilai

output terhadap nilai input, namun pendapatan yang besar tidak selalu

menunjukkan efisiensi yang tinggi. Produksi dengan skala usaha yang besar akan

lebih dapat mengoptimalkan penggunaan input tetapnya dari pada skala usaha

yang kecil. Hal ini dapat dimengerti apabila penggunaan input tetap akan tetap

meskipun skala usahanya ditambah. Alasan yang lain adalah dengan skala usaha

yang besar maka perhitungan efisiensi produksi akan lebih mendapat perhatian

yang besar. Kerangka pemikiran analisis margin pemasaran ayam broiler di Desa

Tanggetada Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka. Secara sistematis dapat di

lihat pada gambar terlampir.


16

Peternak ayam
Broiler

Distributor
ayam broiler

Pedagang

Konsumen

Pendapatan
usaha

Efisiensi
keuntungan dan
efisiensi harga

Gambar 3.1. Skema Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran maka ada beberapa hipotesis yang di

ajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Di duga perbedaan pendapatan antara peternak dan pedagang tidak memiliki

perbedaan yang signifikan.

2. Di duga tingkat efisiensi pemasaran ayam broiler cukup baik.

3. Di duga saluran pemasaran ayam broiler di Desa Tanggetada Kecamatan

Tanggetada belum begitu memadai.


17

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan

informasi yaitu di Desa Tanggetada Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2018, sebab pada

waktu tersebut merupakan waktu yang di targetkan bagi peneliti untuk melakukan

penelitian.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini ialah penduduk yang berprofesi sebagai

peternak dan pedagang ayam kamu di Desa Tanggetada Kecamatan Tanggetada

Kabupaten Kolaka dan distributor sebagai penyuplai.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan 3 jenis sampel responden yaitu peternak,

distributor, dan pedagang ayam broiler. Kemudian melalui ketiga jenis sampel ini

peneliti akan melakukan beberapa tahapan pengumpulan data seperti observasi

dan wawancara yang akan dilakukan dengan ketiga sampel responden baik itu

peternak,distributor maupun pedagang ayam broiler. Dari hasil pengumpulan data

dari ketiga sampel responden,data yang diperoleh akan digunakan sebagai data

yang akan di analisis oleh peneliti.


18

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang membentuk angka ataupun bilangan,

berdasarkan bentuknya data kuantitatif dapat diolah dan dianalisis dengan cara

perhitungan dan statistika data yang diolah adalah data yang berhubungan dengan

masalah penelitian (Sugiono, 2003).


Sedangkan Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata bukan

berbentuk angka. Data tersebut berupa penjelasan baik dari pihak

peternak,distributor serta pedagang ayam broiler yang memberikan keterangan

mengenai kegiatan pemasaran dan penjualan ayam broiler. Contoh data kualitatif

pada penelitian ini adalah berupa wawancara atau tanya jawab antara penulis

dengan narasumber. Materi yang dibahas mengenai saluran pemasaran serta

penjualan ayam broiler (Sugiono, 2003).

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan

data sekunder. Data primer di peroleh dari observasi/pengamatan secara langsung

kepada pedagang ayam broiler. Sedangkan jenis data sekunder adalah data yang

tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya tetapi diperoleh dari

pihak atau sumber-sumber lain seperti jurnal dan buku yang berhubungan dengan

penelitian.

D. Variabel Penelitian
19

Variabel penilitian merupakan bagian dari saluran pemasaran yang

berhubungan dengan harga jual, harga beli, biaya pemasaran, keuntungan, dan

margin pemasaran, serta nilai efisiensi pemasaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Agar mendapatkan dan mencapai hasil akhir yang baik serta sesuai dengan

harapan dan tujuan dalam penyusunan proposal ini, maka perlu adanya metode-

metode dalam mengumpulkan data yang dapat membantu dan mendukung

tercapainya tujuan. Metode-metode tersebut ialah sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observasi)
Yakni penelitian yang dilakukan dengan cara mengunjungi langsung tempat

penelitian guna mendapatkan informasi secara lengkap, efektif dan efisien

sehingga informasi yang diperoleh dapat diyakini kebenarannya. Dalam proses

observasi penulis melakukan pengamatan pada pedagang ayam broiler di Desa

Tanggetada Kecamatan Tanggetada.


2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara untuk memperoleh data dengan

mengajukan serangkaian pertanyaan secara langsung kepada orang yang

mengetahui tentang objek yang sedang diteliti pedagang ayam broiler di Desa

Tanggetada Kecamatan Tanggetada, sehingga data yang diperoleh merupakan data

yang akurat.

F. Konsep Oprasional
Konsep oprasional mencangkup definisi yang digunakan untuk

mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian.

Pemahaman tentang berbagai definisi dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut :
20

1. Peternak adalah seseorang yang mengembangbiakkan dan membudidayakan

hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.

Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat dibagi atas dua

golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang

kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-

lain.
2. Distributor adalah seseorang yang memasarkan suatu produk

tertentu.Distributor juga dapat diartikan sebagai seseorang yang melakukan

kegiatan pemasaran dan berusaha memperlancar serta mempermudah

penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat,

dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah

perantara yang menyalurkan produk dari pabrik (manufacturer) ke pengecer

(retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut

dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor

tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.


3. Pedagang adalah seseorang yang melakukan perdagangan atau

memperjualbelikan suatu barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk

memperoleh keuntungan.
4. Konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat baik berupa pakaian ataupun makanan. Hal tersebut

dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

G. Teknik Analisis Data


21

Dalam menganalisis data peneliti akan menggunakan analisis deskriptif dan

matematis.

1. Analisis Deskriptif
menurut Punaji Setyosari 2010, ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu

keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan

variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-

kata. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menguraikan secara kualitatif

keadaan saluran pemasaran dan penjualan ayam broiler secara nyata dan

menguraikan aktifitas pedagang ayam broiler. Serta faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi efisiensi saluran pemasaran dan penjualan ayam broiler.

2. Analisis Matematis
Analisis matematis merupakan cabang ilmu matematika yang mencakup

teori turunan, integral, ukuran, limit, deret, dan fungsi analisis (Edwin Hewitt And

Karl Stromberg, 1965) Pada penyusunan proposal penelitian ini analisis matematis

yang dimaksud yaitu :


1. Rumus untuk menghitung margin pemasaran.
Mp = Hk – Hp ....................................................(1)
Keterangan :
Mp = Marjin pemasaran,
Hk = Harga jual ayam bloiler,
Hp = Harga beli ayam broiler.
2. Rumus untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran.
Π = M – Bp .........................................................(2)
Keterangan :
Π = Keuntungan lembaga pemasaran,
M = Marjin pemasaran,
Bp = Biaya penjualan.
22

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, D. A. 2009. Analisa Struktur dan Kinerja Industri Pulp dan Kertas Indonesia.
Jurnal Persaingan Usaha, 1: 66-68.

Etika farista.2012.Margin pemasaran ayam potong kamu di pasar,pada tanggal 13


Desember 2012,di http://etikafarista.blogspot.co.id

Edwin Hewitt and Karl Stromberg, "Real and Abstract Analysis", Springer-Verlag,
1965

Firdaus Muhammad, 2009. Manajemen Agribisnis. Yang Menerbitkan PT Bumi


Aksara : Jakarta.

Hafsah,J.1999. Kemitraan Usaha,Konsepsi dan Usaha Strategi.Pustaka Sinar


Harapan,Jakarta.

Hutasoit G. P. E. 2016. Analisis Pola Saluran Dan Marjin Pemasaran Ayam


Buras :Studi kasus pada peternakan ayam buras jimmy’s farm, Cipanas
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran Bandung.

Kotler,P.1997.Manajemen Pemasaran Buku Satu Edisi Revisi.Penerbit PT


Prehalindo.Jakarta.

Limbong dan Sitorus (1987) dalam Firdaus, Arif Maulana. 2004. Analisis
Efisiensi Pemasaran Ubi Jalar Cilembu (Kasus di Desa Cilembu,
Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumendang, Provinsi Jawa Barat).
[Skripsi}. Bogor.

Mandak . 2016. Analisis Margin Pemasaran Ayam Broiler Di Pasar Tradisional


Kota Manado (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan
Karombasan). Fakultas Peternakan: Universitas Sam Ratulangi Manado
23

Murtidjo, B.A. 1993. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta: Kanisius

Purmantono, E. 1993. Tataniaga Ayam Ras Pedaging pada Peternak Kecil di


Kabupaten Bogor. (Skripsi). Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Punaji Setyosari.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta :


Kencana.

R. Annisa (2014) Analisis Pola Saluran Pemasaran Dan Marjin Serta Efisiensi
Pemasaran Ayam Broiler Pada Sistem Kemitraan
Di Kabupaten Grobogan : Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang.

Rasyaf, M. 2007. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya

Rahayu,Iman,Sudaryani,Santoso,Hari.2001. Panduan Lengkap Ayam.Penebar


Swadaya .Jakarta

Rahmawati 2014. Analisis Pola Saluran Pemasaran Dan Margin Pemasaran


Usaha Ternak Ayam Broiler Pola Kemitraan Di Kecamatan Limbangan
Kabupaten Kendal :Fakultas Peternakan Dan Pertanian Universitas
Diponegoro Semarang.

Setiawan, Yahya. 2015. “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Brand Image
Terhadap Loyalitas di Hotel Syariah Arini Solo”. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sirajuddin . 2010. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging dengan
Sistem Kemitraan Berbeda di Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan: Universitas Hasanuddin
Makassar.

Sudiyono,A.2001.Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyyah Malang.


Malang.

Suharno HP.1999.Metodologi Pelatihan.Yogyakarta.FPOK IKIP Jakarta.

Sugiono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai