TEORI PENUNJANG
5
6
Polarisasi
2.1.1 Return Loss
V +¿
V − ¿¿ .........................................
Γ=¿
(2.2)
Hubungan antara koefisien refleksi, impedansi karakteristik
saluran (Zo) dan impedansi beban antena (Zl) dapat ditulis pada
Persamaan berikut.
7
Z l−Z 0
Γ= .....................................
Z l+ Z 0
. .(2.3)
1+[Γ ]
VSWR= ................................
1−[ Γ ]
. . .(2.4)
dimana :
| Γ | = refleksi koefisien
Semakin besar nilai VSWR menunjukkan daya yang
dipantulkan juga semakin besar dan semakin tidak match.
2.1.4 Gain
Gain adalah intensitas radiasi maksimum antena dibanding
intensitas radiasi maksimum antenna referensi dengan diberi daya
inputan yang sama. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam
satuan watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.
Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel
(dB). Pengukuran gain yang termasuk parameter medan jauh antena
9
2.1.5 Polarisasi
Polarisasi adalah sifat dari gelombang elektromagnetik yang
menggambarkan magnitudo relatif dari vektor medan listrik (E)
sebagai fungsi waktu pada titik tertentu di suatu ruang. Polarisasi
antena adalah polarisasi dari gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh antena itu. Ada beberapa jenis polarisasi yang dapat
terjadi pada gelombang elektromagnetik. Suatu polarisasi disebut
polarisasi vertikal jika medan listrik dari gelombang yang dipancarkan
antena berarah vertikal terhadap permukaan bumi. Jika medan
listriknya berarah horizontal terhadap permukaan bumi disebut
polarisasi horizontal.
Polarisasi Linier
10
Polarisasi Sirkular
Polarisasi sirkular terjadi jika suatu gelombang yang berubah
menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (atau
magnet) pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai
fungsi waktu. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai jenis
polarisasi ini adalah:
Medan harus mempunyai dua komponen orthogonal linear.
Kedua komponen harus mempunyai besaran yang sama.
Kedua komponen harus mempunyai perbedaan fasa sebesar
perkalian ganjil dari 90o dalam waktu.
Polarisasi sirkular dibagi menjadi dua, yaitu Left Hand
Circular Polarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization
(RHCP). LHCP terjadi ketika δ = +π / 2, sebaliknya RHCP terjadi
ketika δ = −π / 2.
11
dimana, A adalah:
1
Z 1 2 r 1 0,11
A 0 r 0,23
60 2 r 1 r
. . . . . . . . . . . . . . . . (2.9)
dengan:
Zo = impedansi input
ɛr = konstanta dielektrik relative
2.5.4 Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi
di mana kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa
karakteristik (seperti impedansi masukan, polarisasi, beamwidth,
polarisasi, gain, efisiensi, VSWR, return loss) memenuhi spesifikasi
standar. Bandwith dapat dicari dengan rumus:
19
BW FH FL
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.11)
dimana,
FH = frekuensi tertinggi
FL = frekuensi terendah
20
Lp p
l= = ...................... ........
27,2 10
(2.13)
dimana,
Lp = panjang sisi patch l = lebar slot
p = panjang slot
1. Konfigurasi geometri
2. Pemindahan relatif antena elemen
3. Amplitudo eksitasi dari setiap elemen
4. Fasa eksitasi dari setiap elemen
5. Pola relatif dari setiap elemen
23
c
d
2 2f
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.16)
dimana,
d = jarak antar elemen patch
c = kecepatan cahaya
f = frekuensi kerja antenna
v
f
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.17)
dimana,
v = c (ruang bebas) = kecepatan cahaya (3 x 10-8 ms-1)
26
300-3000 Hz 1 Mm – 100 km
Nama Band
Frekuensi Panjang Gelombang
menurut IEEE
1 – 2 GHz 30 – 15 cm L
2 – 4 GHz 15 – 7.5 cm S
4 – 8 GHz 7.5 – 3.75 cm C
8 – 12 GHz 3.75 – 2.5 cm X
12 – 18 GHz 2.5 – 1.67 cm Ku
18 – 27 GHz 1.67 – 1.11 cm K
27 – 40 GHz 1.11 – 7.5 cm Ka
27