Anda di halaman 1dari 68

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA


Tel 0711-513022
Fax 0711-513078

SOSIAL DASAR
KEMISKINAN
BY AHMAD IRAWAN
(122013001)
Jika anda terlahir miskin, itu bukan salah anda. Jika anda meninggal
dalam keadaan miskin, itu SALAH ANDA. Robert T Kiyosaki
TABLE OF CONTENTS

Contents
ILMU SOSIAL DASAR
Penegertian Ilmu Sosial Dasar ____________________________________Error! Bookmark not defined.
Penduduk, Masyarakat dan, Kebudayaan ___________________________________________________________ 4
Individu, Keluarga dan, Masyarakat _______________________________________________________________ 14
Pelapisan Sosial dan Keamanan Derajat __________________________________________________________ 24
Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan________________________________________________ 31
Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat ___________________________________ 33
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan, Kemiskinan __________________________________________________ 41

KEMISKINAN
Kemiskinan ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ....46

Konsep dan Indikator Kemiskinan ..... ..... ..... ..... ..... ..... ....47

Beberapa Model dalam Kasus Kemiskinan ..... ..... ..... ..... ..... ....51

Lingkaran Setan Kemiskinan ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ....57

Strategi Penanggulangan Kemiskinan ..... ..... ..... ..... ..... ..... ....58

Daftar Pustaka ..... ..... ..... ...... ..... ..... ..... ..... ..... ....64

i
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Pengertian Ilmu Sosial Dasar


1. Sekilas Tentang Ilmu-ilmu Sosial, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-ilmu Sosial
Dasar

a. Ilmu-ilmu Sosial

Sumber dari semua Ilmu Pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Dari filsafat itu
kemudian lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan yaitu :

1. Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah)

2. Social Sciences (Ilmu-ilmu Sosial)

3. Humanities (Ilmu-ilmu Budaya)

b. Ilmu Pengetahuan Sosial

Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan
menengah. Dengan demikian, IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi)
dari sejumlah mata pelajaran sosial.

c. Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang berkembang di
Perguruan Tinggi. ISD adalah Ilmu-ilmu sosial dipergunakan dalam pendekatan,
sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah
sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

2. Latar Belakang ISD

Latar belakangnya siberikan ISD dimulai benyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada
sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan terutama sarjana
pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan yang
tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial. Tenaga ahli yang dihasilakan oleh

1
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

perguruan tinggi diharapkan memiliki 3 kemampuan meliputi personal, akademik dan


profesional.

Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian, yang diharapkan memiliki


pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang
mencerminkan kepribafian Indonesia, serta memiliki pandangan luas dengan pekaan
terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kemampuan
akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun
tertulis, mampu berpikir logis, mempunyai konsepsional untuk mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif
pemecahannya.

Kempampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang
bersangkutan, dan diharapkan memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang tinggi
dalam bidang profesinya.

3. Ilmu Sosial Dasar Sebagai Komponen Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

MKDU di kelompokkan menjadi 2 bagian. Kelompok pertama diharapkan memberi


dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara terpelajar. Kelompok
kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan
lingkungan alamiah, sosial dan budaya.

Sebagai mata kuliah umum, ISD bertujuan membantu perkembangan wawasan


pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar mamperoleh wawasan pemikiran yang
luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar.

4. Ruang Lingkup Pembahasan

a. Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan


suatu masalah sosial.

2
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

b. Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang
masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola pemikiran dan pola
tingkah laku sendiri.

5. Masalah-masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar

Pengertian masalah sosial ada 2 pengertian :

a. Menurut umum bahwa segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah
masalah sosial.

b. Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang
terwujud salam masyarakat yang berdasarkan atas studi mereka mempunyai sifat yang
dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara
keseluruhan.

Masalah-masalah sosial menurut Lesile (1974) adalah suatu kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang
tidak diinginkan dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi dan diperbaiki.

3
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Penduduk, Masyrakat dan, Kebudayaan


1. Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi

a. Penduduk dunia dan masalahnya

b. Pendidikan dan Kesehatan di Negara-negara Berkembang

1) Pendidikan

2) Kesehatan

3) Perhatian Para Negarawan dan Ilmuwan terhadap masalah penduduk dunia.


Metodologi sistem dinamika sebagai karya Prof. Jay Forrester dari MIT, yang
secara khusus dibuat untuk mempelajari kelakuan kelima unsur dominan,
yaitu :

Penduduk yang masih bertambah

Makin pesat industrialisasi

Produk pertanian

Makin habis sumber alam yang tak terkendalikan

Makin rusak alam lingkungan, serta mempelajari berbagai pengaruh timbal

balik terhadap sistem dunia dalam jangka panjang.

4) Interaksi Ekponensial dari Lima Variabel yang Dominan

Keempat variabel membuktikan saling mempengaruhi satu sama lain. Penduduk


bertambah, kebutuhan sandang pangan dan papan harus bertambah. Peningkatan
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

produksi pangan akan terkait dengan penyediaan lahan dan irigasi teknis memadai,
disamping modal yang cukup.

4
c. Usaha Mengatasi Masalah Penduduk di Dunia

1) Penduduk distabilisasi/diseimbangkan

2) Konsumsi sumber alam dan pembangkitan polusi harus dikurangi

3) Penyelenggaraan pendidikan dan pengadaan fasilitas kesehatan lebih


diutamakan

4) Penekanan lebih besar diberikan kepada produksi bahan pangan

5) Prioritas besar diberikan kepada usaha-usaha penyuburan dan perlindungan


tanah untuk mencegah erosi.

d. Masalah Penduduk di Indonesia

1) Rapat Penduduk ( Population Density )

2) Penyebaran Penduduk ( Population Distribution )

3) Kelebihan Penduduk dan Kekurangan Penduduk ( Over Population dan Under


Population )

4) Masalah Penduduk yang dihadapi oleh Negara yang Sedang Berkembang

a) Masalah Kelebihan Penududuk

Ada 2 macam kelebihan penduduk :

Kelebihan penduduk yang absolut, yaitu apabila suatu daerah dalam waktu

tertentu, telah tidak dapat memberikan kebutuhan hidup kepada manusia yang
berdomisili di wilayah tersebut.
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Kelebihan penduduk yang relatif, yaitu apabila suatu daerah dalam waktu

tertentu kebutuhan hidup yang aada sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
kemajuan ekonomi dan perkembangan sosial.

b) Masalah Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Relatif Rendah

Kurangnya fasilitas pendidikan dalam segala tingkatan dan di seluruh daerah


5

Pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah

5) Masalah Pendapatan atau Produksi Perkapita dan Tinggi Pertumbuhan


Penduduk

6) Kebijaksanaan Kependudukan

7) Usaha-usaha yang dilaksanakan Kebijaksanaan Kependudukan

a) Usaha Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian

b) Transmigrasi

c) Industrialisasi

d) Keluarga Berencana

e) Pendidikan Kependudukan

f) Migrasi ( Perpindahan Penduduk )

Teori Migrasi

Terdapat beberapa teori secara khusus menjelaskan fenomena migrasi :

a) Teori Gravitasi ditemukan oleh Ravenstain tahun 1889

b) Teori Dorong – Tarik ( Push-Pull Theory ) ditemukan oleh Everett S.


Lee tahun 1966

Rumus Tingkat Migrasi :


ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑖𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛


× 1000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

Antar negara, disebut emigrasi atau imigrasi. Kalau keluar ke negara

lain disebut emigrasi, tetapi kalau masuk atau datang dari negara lain
adalah imigrasi.
6
Antar daerah ( dalam 1 negara ), untuk ini apabila terjadi antar pulau

dan akan bertempat tinggal lama ( menetap ) disebut Transmigrasi.


Antar daerah ( dalam 1 pulau dari desa ke kota ) disebut Urbanisasi.

Tetapi apabila perpindahan tersebut hanya antar daerah kota yang agak
berdekatan dan hanya untuk beberapa hari karena suatu sebab seperti
berdagang, disebut Mobilisasi.

2. Pembagian Kerja Dalam Masyarakat

Adapun ketimpang-timpangan yang mempengaruhi usaha-usaha perluasan


kesempatan kerja adalah :

a) Pola pemukiman penduduk antar pulau Jawa dan Luar Jawa

b) Ketimpangan pembangunan antar daerah

c) Ketidakserasian laju pembangunan di daerah kota dan pedesaan

d) Kurang berkembangnya informasi pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan


kesenjangan permintaan dan penawaran tenaga kerja

e) Kurang terdapatnya penyesuaian antara program pendidikan dengan arah


pembangunan

f) Ketimpangan koordinasi di dalam pemilikan investasi padat modal dan padat


karya
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

g) Ketimpangan tingkat produktivitas antara sektor pertanian dan sektor non


pertanian

h) Kekurangserasian perkembangan antara sektor formal dan nonformal

i) Masalah pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung. Faktor


Pendorong ( Push Factor ) dan Faktor Penarik ( Pull Factor ) : Proses Urbanisasi.

3. Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan = cultuur ( Bahasa Belanda ) = culture ( Bahasa Inggris ) = tsaqafah


7
(Bahasa Arab ) ; berasal dari perkataan Latin “Colere” yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau
bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti cultre sebagai “segala daya dan aktivitas
manusia untu mengolah dan mengubah alam”.

Ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta
“Budhayah” yakni bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Jadi
kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.

E.B. Tayor dalam bukunya “Primitive Culture” merumuskan definisi secara sistematis
dan ilmmiah tentang kebudayaan sebagai berikut : “Kebudayaan adalah komplikasi
( jalinan ) dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.” (Culture is that
complex whole and other capability acquired by man as a member of society ).

Kebudayaan material adalah : hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda atau
barang-barang atau alat-alat pengolahan alam. Kebudayaan non material adalah : hasil
cipta, karsa yang bewujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu
pengetahuan, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya.

a. Hubungan Manusia dan Kebudayaan

Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu :
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Manusia sebagai makhluk biologi. Manusia dipelajari dalam ilmu biologi dan anatomi.

Manusia sebagai makhluk sosio-budaya. Manusia dipelajari dalam antropologi

budaya, yang menyelidiki seluruh cara hidup manusia. Manusialah yang dapat
menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa adanya
manusia.

b. Hubungan Masyarakat dengan Kebudayaan 8

Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat
itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.

c. Hubungan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan

Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berfikir,
sehubungan dangan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah
kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.
Koentjaraningrat ( 1974 )merumuskan bahwa ada 3 wujud kebudayaan :

Wujud ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan

Wujud kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat

Wujud benda-benda hasil karya manusia

Ketiga wujud kebudayaan diatas, memili 7 unsur :

Sistem religi dan upacara keagamaan

Sistem dan organisasi kemasyarakatan

Sistem pengetahuan
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Bahasa

Kesenian

Sistem mata pencaharian hidup

Sistem teknologi dan peralatan

4. Pranata-pranata dan Intitusionalisasi

Pranata ( lembaga kemasyarakatan ) merupakan terjemahan langsung dari istilah asing


“Social Institution” karena pengertin lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk dan
sekaligus juga mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal adanya
9
norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu.

a) Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan

Ada 4 pengertian yang merupakan norma-norma kemasyarakatan yang memberikan


petunjuk bakat yang berupa perintah atau larangan yang bersifat mengikat dan
memaksa untuk dilaksanakan, yaitu :

Cara (Usage)

Norma ini mempunyai kekuatan yang lemah karena penyimpangan terhadapnya tak
akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan saja dari
individu yang dihubunginya.

Kebiasaan (folkways)

Norma ini mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar dari pada cara (usage),
karena kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang yang menunjukkan bahwa banyak
orang yang menyukainya.

Tata Kelakuan (mores)


ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Menurut Mac Iver dan H.Page, tata kelakuan adalah kebiasaan-kebisaan yang ada
didalam masyarakat yang diterima sebagai nama-nama pengatur dalam masyarakat itu.

Adat Kebiasaan (custom)

Anggota masyarakat yang melanggar adat kebiasaan akan menderita sanksi yang keras
yang kadang-kadang secara tidak langsung diperlakukan.

b) Pranata Sosial dan Peranannya

Cara-cara mempelajari institusi :

Pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara
sendiri atau bersama-sama dangan yang lain :

Analisa Kesejarahan (history analitic) 10

Yaitu berusaha untuk menyelidiki pertumbuhan dan perkembangannya di dalam


waktu/usianya.

Analisa Komparatif (comparative analitic)

Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan institusi dalam masyarakat yang berlainan.

Pendekatan Fungsional (functional approach)

Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional antara berbagai functional approach.

Istilah Institution dan Institute Institute berarti badan organisasi yang bertujuan
memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai lapangan kehidupan masyarakat.
Institution

adalah aktivitas-aktivitas kemasyarakatan/pranata, sedang institute/lembaga adalah


bentuk badan-badan yang mengorganisasikan/menjalankan aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan tersebut.
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Macam-macam Lembaga Sosial

Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata


kemasyarakatan menjadi 8 macam :

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan

(kinship) atau domestic institutions.

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata

pencaharian hidup (economic nstitutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific

institutions).
11

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational

institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa

keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan

dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur

kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions).

Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic

institutions).
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

c) Institusionalisasi (palembagaan)

d) Proses perkembangan lembaga-lembaga Institusionalisasi (palembagaan) dan


proses ini terjadi bilamana sesuatu kelompok memutuskan bahwa seperangkat norma,
nilai-nilai dan peranan tertentu dianggap sangat penting bagi kelangsungan hidupnya,
sehingga diminta agar para anggota masyarakat tersebut mematuhinya.

Cohen (1983) menyatakan bahwa institusionalisasi adalah perkembangan sistem yang


teratur dari norma-norma, peranan-peranan yang ditetapkan dan diterima oleh
masyarakat. Loomis (1960) menyatakan bahwa proses institusionalisasi menyangkut
semua unsur dan proses sosial yang ada maka untuk normalah dianggap lebih penting
(utama). Soejono Soekarno (1983) menyatakan bahwa institusionalisasi
(palembagaan) adalah proses di mana unsur norma menjadi bagian dari suatu lembaga.

12

13
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Individu, Keluarga dan, Masyarakat


1. Pertumbuhan Individu

a. Pengertian Individu

“Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Jadi,
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peraanan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spedifik dirinya yang memiliki 3 aspek yang melekat pada
dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek sosial-
kebersamaan.

b. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju

dan lebih dewasa.

Proses Asosiasi, yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi

tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiri luar melaluin panca
indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai
keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.

Proses Diferensiasi, yaitu keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya

mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional


dangan hubungan-hubungan yang lain.

Pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia

dalam mengenal sesuatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluuruhan


baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Konsepsi aliran Sosiologi, yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang

asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.


14
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

a) Pendirian Nativistik

Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu
itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.

b) Pendirian Emperistik dan Environmentalistik

Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat,


bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang
dasar tidak berperan sama sekali.

c) Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme

Pendirian ini menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat
menentukan pertumbuhan individu.

d) Tahap Pertumbuhan Individu Berdasar Psikologi

Masa kematangan individu memiliki beberapa fase :

Masa Vital, pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk

menemukan beberapa hal dalam dunianya. Masanya yaitu dari 0,0 – 2,0 tahun.

Masa Estetik, sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Masanya yaitu 2,0 -

kira-kira 7,0 tahun.

Masa Intelektual (masa keserasian bersekolah), masa ini di akhiri dengan

suatu masa pueral. Masanya yaitu 7,0 – 14,0 tahun.


ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Masa Remaja, merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat

karena mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan


individu dalam bermasyarakat.

Masanya yaitu 14,0 – 21,0 tahun. Masa ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

Masa Pro Remaja, masa ini hanya untuk menunjukkan 1 masa yang mengikuti
15
masa pueral yang berlangsung secara singkat, masa ini di tandai oleh sifat-sifat
negatif.

Masa Remaja, dalam masa ini untuk pertama kalinya remaja sadar akan

kesepian yang tidak pernah di alaminya pada masa-masa sebelumnya.

Masa Usia Mahasiswa, pada masa ini mahasiswa termasuk kelompok khusus

dalam suatu masyarakat maka mereka harus mempersiapkan diri untuk


menerima tugas-tugas pimpinan di masa mendatang.

2. Fungsi-fungsi Keluarga

Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, bahwa keluarga mempunyai
fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja.

a. Pengertian Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus


dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.

b. Macam-macam Fungsi Keluarga

Fungsi Biologis

Fungsi Pemeliharaan
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Fungsi Ekonomi

Fungsi Keagamaan

Fungsi Sosial

Dalam buku ISD karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara bahwa fungsi-fungsi keluarga
adalah :

Pembentukan kepribadian
16

Alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar dari etika, estetika,

moral keagamaan, dan kebudayaan

Merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat

Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian

Sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan

3. Individu, Keluarga dan Masyarakat

a) Pengertian Individu

“Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Jadi,
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas.

b) Pengertian Keluarga

Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria

dan wanita.
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Menurut Durkheim, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor

politik, ekonomi dan lingkungan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang

karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu
gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama
memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

c) Pengertian Masyarakat

Menurut Drs. JBAF Mayor, masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan

sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva- kolektiva serta kelompok dari tiap-
tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.
17

Menurut Prof. M.M Djojodiguno, masyarakat adalah suatu kebulatan dari pada

segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dangan manusia.

Menurut Hasan Sadily, masyarakat adalah suatu keadaan badan atau

kumpulan manusia yang hidup bersama.

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan

kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam


lingkungannya. Pembagian Masyarakat :

Masyarakat Sederhana

Masyarakat Maju

Masyarakat Non Industri

Kelompok Primer
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Kelompok Sekunder

MasyarakatIndustri

4. Hubungan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat

a. Makna Individu

Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-
pisahkan antar kesatuan jiwa dan raganya. Para psikologi modern menegaskan bahwa
manusia itu merupakan satu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan,
sebagai kasatuan.

b. Makna Keluarga
18
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat. Jadi
keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai
sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satauan masyarakat manusia.

c. Makna Masyarakat

R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup

dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

M.J Herskovist, masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan

mengikuti satu cara hidup tertentu.

J.L Gillin dan J.P Gillin, masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan

mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.


ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

S.R Steinmetz, masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi

pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai


perhubungan yang erat dan teratur.

Hasan Shdily, masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia,

dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh
kebatinan satu sama lain.

Linton, masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama

hidup dan bekerja sama dalam waktu lama.

19

20
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Pemuda dan Sosialisasi


1. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi

Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai


institutisionalisasi saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah
daging dalam jiwa anggota masyarakat.

a. Masalah-masalah Kepemudaan

Problema yang dialami pemuda disebabkan karena sebagai akibat dari proses
pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbullah
harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik daripada orang
tuanya.

b. Hakikat Kepemudaan

Hakikat Kepemudaan ditinjau dari 2 asumsi :

Penghayatan mengenal proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu

kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah,


dan setiap fragmen mempunyai artinya sendirisendiri.

Merupakan tambahan dari asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda

dalam arah kehidupan itu sendiri.

2. Pemuda dan Identitas

Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang
dinamakan “moratorium”, yaitu merupakan masa persiapan yang diadakan masyarakat
untuk memungkinkan pemuda-pemuda yang bersangkutan dalam jangka waktu
tertentu mengalami perubahan, dengan sekalian kesalahan yang mereka buat dalam
mengalami perubahan itu ( Harsja W. Bachtiar, 1982 : 11 ).
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa


permasalahan generasi muda dapat dilihat dari beberapa aspek sosial, yakni :
21
a) Sosial Psikologi

b) Sosial Budaya

c) Sosial Ekonomi

d) Sosial Politik

3. Perguruan dan Pendidikan

Sebagai satu bangsa yang manetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan
negara Indonasia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan
dengan dasar dan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidian
tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan
membina ketahanan hidup bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan
mental. Melalui pendidikan itu diharapkan bangsa Indonesia akan mampu
membebaskan diri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu
alternatif pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan yang antara lain
bercirikan perubahan yang berkesinambungan. Faktor yang penting dalam
pembangunan :

Pendidikan Formal

Pendidikan Nonformal

Pendidikan Informal

Lembaga-lembaga Pendidikan di Bawah Departemen dan Nondepartemen


ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

4. Peranan Pemuda Dalam Masyarakat

Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri

dengan tuntutan lingkungan.


22
Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Beberapa Asas Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda berdasarkan:

1) Asas Edukatif

2) Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa

3) Asas Swakarsa

4) Asas Keselarasan dan Terpadu

5) Asas Pendayagunaan dan Fungsionalisasi


ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Warganegara dan Negara


1. Hukum, Negara dan Pemerintah

A. Hukum

Pengertian Hukum menurut beberapa Ahli :

Utrecht

Batasan-batasan hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan


(perintahperintah atau larangan-larangan) yang mengurus tata tertib dalam
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

JTC. Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SH

Hukum sebagai peraturan-peraturan yang memaksa, yang menentukan tingkah


laku manusia dalam lingkungn masyarakat yang dibuat oleh Badanbadan resmi
yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturanperaturan tadi berakibat
diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.

A. Ciri-ciri Sifat Hukum

a. Adanya perintah atau Larangan

b. Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi setiap orang

B. Sumber-sumber Hukum

a. Undang-undang (Statute )

Ialah suatu peraturan nevgara yang mempunyai kekuasaan hukum yang mengikat,
diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.

b. Kebiasaan (Costum )
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama
dan diterima oleh masyarakat.

c. Keputusan-keputusan hakim ( Yurisprudensi ) 24

Ialah keputusan hakim terdahulu yang sering dijadikan dasar keputusan hakim
kemudian mengenai masalah yang sama.

d. Traktat ( Treaty )

Ialah perjanjian antara 2 orang atau lebih mengenai sesuatu hal, sehinggaa masing-
masing pihak yang bersangkutan terikat dengan isi perjanjian tersebut.

e. Pendapat Sarjana Hukum

Ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip para hakim dalam menyelesaikan
suatu masalah.

C. Pembagian Hukum

25
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

a. Menurut “sumbernya” : Hukum Material

Hukum Undang-undang
Hukum Formal (Hukum Acara)

Hukum Kebiasaan f. Menurut “sifatnya” :


26
Hukum Traktat Hukum yang memaksa

Hukum Yurisprudensi Hukum yang mengatur

b. Menurut “bentuknya” : g. Menurut “wujudnya” :

Hukum Tertulis Hukum Objektif

Hukum Tak Tertulis Hukum Subjektif

c. Menurut “tempat berlakunya” : h. Menurut “isinya” :

Hukum Nasional Hukum Privat (Hukum Sipil)

Hukum Internasional Hukum Publik (Hukum

Negara)
Hukum Asing

Hukum Gereja

d. Menurut “waktu berlakunya” :

Hukum Positif

Hukum Asasi (hukum alam)

e. Menurut “cara
mempertahankannya” :
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Untuk menganalisa lebih jauh apa sebenarnya hukum, makna, peran dan dampaknya
dalam proses interaksi dalam masyarakat, perlu dipelajari 10 aspek penganalisa, yaitu :

1. Jangan mengidentifikasikan “hukum” dengan “kebenaran keadilan”.

2. Tidak dengan sendirinya harus adil dan benar.

3. Hukum tetap mengabdikan diri untuk menjamin kegiatan masa sistem dan bentuk
pemerintahan.

4. Meskipun mengandung unsur keadilan atau kebaikan, tidak selamanya disambut


dengan tangan terbuka.

5. Hukum dapat diidentifikasikan dengan kekuatan atas kekuasaan.

6. Macam-macam hukum terlalu dipukulratakan.

7. Jangan apriori bahwa hukum adat lebih baik dari hukum tertulis.

8. Jangan mencampur-adukkan substansi hukum dengan cara atau proses sampai


terbentuk dasar diundangkannya hukum.

9. Jangan mencampur-adukkan “law in activis” dengan “law in books” dari aparat


penegak hukum.

10. Jangan menganggap sama aspek terjang penegak hukum dengan hukum.

B. Negara

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan manusia dalam masyarakat.

1. Sifat-sifat Negara

Sifat memaksa, sifat monopoli dan, sifat mencakup semua

2. Bentuk Negara

27
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Dalam teori modern sekarang ini, bentuk negara yang terpenting adalah : Negara
Kesatuan dan Negara Serikat.

a. Negara Kesatuan (Unitarisme) Adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dimana
kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan dalam negara itu berada pada Pusat.

Ada 2 macam bentuk Negara Kesatuan :

1. Negara Kesatuan dengan sistem sentralisasi dan sistem desntralisasi

b. Negara Serikat Adalah negara yang terjadi dari penggabungan beberapa negara yang
semula berdiri sendiri sebagai negara yang merdeka, berdaulat ke dalam suatu ikatan
kerjasama yang efektif untuk melaksanakan urusan secar bersama.

c. Unsur-unsur Negara

Suatu negara harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

28
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

1. Harus ada wilayahnya

2. Harus ada rakyatnya

3. Harus ada pemerintahnya

4. Harus ada tujuannya

5. Mempunyai kedaulatan

29
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Hubungan antara Hukum dan Negara

Hukum dapat diberi berbagai arti, tergantung dari siapa atau warga masyarakat mana
yang mengartikannya. Dalam menilai hubungan antara hukum dan negara dalam
masyarakat ada tiga pendapat, yaitu :

1. Negara lebih tinggi kedudukannya daripada hukum.

2. Negara identik dengan hukum.

3. Negara harus tunduk kepada hukum.

Warga negara dapat diumpamakan sebagai anggota dari suatu organisasi yang
bernama

negara. Untuk menentukan kewarganegaraan seseorang ada dua asas, yaitu asas
tempat

kelahiran dan asas keturunan.

Di Indonesia masalah kewarganegaraan ini diatur dalam pasal 26 UUD 1945,


Undangundang No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan RI dan peraturan-
peraturan

pelaksanaanya. Di dalam suatu negara, maka warga negara memiliki hak-hak dan
kewajiban-kewajiban tertentu, baik yang dirumuskan dalam konstitusi (UUD) mauoun
yang tidak.

Kemerdekaan kebangsaan Indonesia disusun dalam suatu UUD Negara Indonesia. UUD
1945 mengikat pemerintah lembaga negara, lembaga masyarakat, WNI, penduduk
yang berada di wilayah negara Republik Indonesia. UUD 1945 merupakan sumber
hukum dari peraturan perundangan lainnya. Jadi dalam tata tingkatan norma yang
berlaku, merupakan hukum yang menempati kedudukan tertinggi.

30
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat


1. PELAPISAN SOSIAL

a. Pengertian

Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari


berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat yang heterogen yang
terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial
ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang
berstrata.

b. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial

Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin


nampaknya menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno. Tetapi hal ini
perlu diingat bahwa ketetentuan-ketentuan tentang pembagian kedudukan antara laki-
laki dan perempuan yang kemudian menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan,
semata-mata adalah ditentukan oleh sistem kebutuhan itu sendiri.

c. Terjadinya pelapisan sosial

Terjadinya pelapisan sosial ini terjadi antara lain oleh karena sendirinya dan karena
kesengajaan.

d. Pembedaan sistem pelapisan menurut sifatnya

Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi
sistem pelapisan masyarakat yang tertutup dan sistem terbuka

3. Bebarapa teori tentang pelapisan sosial

Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini :

a. Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).

31
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

b. Masyarakat yang terdiri dari tiga kelas ialah kelas atas, kelas menengah (middle
class) dan kelas bawah.

c. Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas, kelas menengah, kelas
menengah bawah (lower middle class) dan kelas bawah.

2. KESAMAAN DERAJAT

Siafat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah
timbal balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak
dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara.

Kesamaan derajat ini dijamin oleh Undang-undang, yaitu dalam kesamaan derajat yang
terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak ini
yang kemudian dikenal dengan Hak Asasi Manusia.

3. ELITE DAN MASSA

a. Elite

Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam
masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti yang khusus dapat diartikan
sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu.

Dalam hal ini kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara garis besar
sebagai berikut :

a. Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan)

b. Elite ekonomi, diplomatik dan cendekiawan

c. Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat

d. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis,


olahragawan dan sebagainya.

b. Massa

32
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Istilah massa dipergunakan untuk menunjukan suatu pengelompokan kolektif lain


yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal mempunyai crowd, tapi yang
secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh
orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal

sepertinya mereka terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka


yang menyebar diberbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa
pembunuhan sebagai diberikan dalam pers, atau mereka yang berperan serta dalam
suatu migrasi dalam arti luas.

4. PEMBAGIAN PENDAPATAN

a. Komponen Pendapatan

Pada dasarnya dalam kehidupan ekonomi itu, hanya ada dua kelompok, yaitu rumah
tangga produsen dan rumah tangga konsumen.

b. Penghitungan Pendapatan

Apabila diteliti lebih lanjut, masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan, misalnya upah atau sewa tanah, bunga modal, laba
perusahaan dan lain sebagainya.

32
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


1. Masyarakat Perkotaan

a. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerjasama,
sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu
kesatuan sosial dalam batas-batas tertentu.

b. Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut juga dengan urban comunity. Pengertian


masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

c. Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan

Ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan yaitu :

Kehidupan keagamaanya berkurang dibandingan masyarakat di desa.

Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung

pada orang lain.

Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,

menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan pribadi.

2. Masyarakat Pedesaan

a. Pengertian Desa/Pedesaan

Yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama
dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang
hampir sama (heterogen) di suatu wilayah atau daerah tertentu dengan mata pencarian
dari sektor pertanian (agraris).

33
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

b. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan memiliki berbagai ciri, diantaranya adalah :

Di dalam masyarakat pedesaan antara warganya mempunyai hubungan yang

erat dan mendalam.

Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar sistem kekeluargaan.

Masyarakat pedesaan bersifat homogen baik dalam agama, mata pencarian,

adat dan sebagainya.

3. Perbedaan Masyarakar Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan
antar desa dan kota. Ciri tersebut antara lain :

a) Jumlah dan kepadatan penduduk;

b) Lingkungan hidup;

c) Mata pencaharian;

d) Corak kehidupan sosial;

e) Pola interaksi sosial;

f) Solidaritas sosial.

Meski tidak ada ukuran pasti, kota emiliki penduduk yang lebih banyak dibanding
penduduk desa. Lingkungan hidup pun berbeda, di desa lingkungan hidupnya terasa
lebih dekat dengan alam bebas dari pada di kota yang penuh dengan polusi dan
kemacetan. Perbedaaan yang paling menonjol adalah pada mata pencaharian.
Kehidupan utama pedesaan berada pada ekonomi primer yaitu agraris, sedangkan di
kota mengolah bahan-bahan mentah dari desa untuk dirubah menjadi barng setengah
jadi atau barang jadi.

34
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Meskipun banyak perbedaan, masyarakat pedesaan dan perkotaan mempunyai


hubungan yang erat. Dalam hal yang wajar, keduanya terdapat hubungan yang erat dan
bahkan bersifat ketergantungan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi
kebutuhan bahan pangan, sedangkan desa merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-
jennis pekerjaan tertentu di kota. Misalnya, buruh bangunan dalam proyek perumahan,
jalan dan masih banyak lainnya.

4. Urbanisasi

a. Arti Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.

b. Sebab-sebab Urbanisasi

Pada dasarnya ada tiga hal utama yang menyebabkan timbulnya urbanisasi, yaitu :

Adanya pertambahan penduduk secara alamiah

Terjadinya arus perpindahan dari desa ke kota

Tertariknya pemukiman pedesaan ke dalam lingkup kota (berkaitan dengan

tersedianya kesempatan bekerja)

c. Akibat Urbanisasi

Salah satu bentuk yang paling nyata dari hubungan antar desa dan kota adalah proses
urbanisasi. Akibat dari urbanisasi antara lain adalah :

Terbentuknya suburb, tempat-tempat pemukiman baru di pinggiran kota.

Makin meningkatnya tuna-karya (orang-orang yang tidak mempunyai

pekerjaan tetap).

Pertambahan penduduk kota yang pesat menimbulkan masalah

perumahan.
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Lingkungan hidup yang tidak sehat.

Urbanisasi juga mempunyai pengaruh terhadap masyarakat pedesaan, antara lain :35

Mempercepat peleburan pergaulan hidup yang beku dan tradisional di

pedesaan.

Terlantarnya pedesaan karena ditinggalkan oleh penduduk yang produktif.

Tidak adanya kesesuaian norma sosial antara desa dan kota yang

mengakibatkan kemunduran akhlak seperti mabuk-mabukan, pelacuran,


penipuan dan lain sebagainya.

Usaha-usaha pencegahan Urbanisasi antara lain :

Perbaikan perekonomian pedesaan, peningkatan atau usaha efesien pertanian,

penggalian sumber-sumber baru dalam rangka memperluas lapangan kerja


seperti ketrampilan, kerajinan, pariwisata, usaha wiraswasta dan sebagainya.

Perbaikan mutu penduduk pedesaan dengan meningkatkan mutu dan jumlah

lembaga-lembaga sosial, pendidikan, kesenian dan sebagainya.

Politik kebudayaan lebih berisi pendidikan mengutamakan pendidikan

pribadi yang berakhlak tinggi dan bertanggung jawab.

36
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Pertentangan-Pertentangan Sosial dan, Integrasi Masyarakat


1. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu


bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Pada
umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.

Oleh karena idividu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama
persis di dalam aspek-aspek pribadinya. Perbedaan itu secara garis besar disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial. Perbedaan-perbedaan
kepentinngan itu antara lain :

a) Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.

b) Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.

c) Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.

d) Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.

e) Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.

f) Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.

g) Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman.

h) Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

2. Prasangka, Diskriminasi dan Ethnosentrisme

a. Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan
tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi
masyarakat.

37
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya sejak dari kecil.
Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, membuat sikap cenderung
untuk membeda-bedakan.

b. Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka dibedakan dengan diskriminasi. Prasangka bersumber dari suatu sikap,


sedangkan diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan. Prasangka dan diskriminasi
tidak muncul dari segolongan orang-orang kampungan berpendidikan rendah, tetapi
juga dikalangan orang-orang intelek seperti para pemimpin dan negarawan berkaliber
nasional dan internasional.

c. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi

Sebab-sebab timbulnya prasangka antara lain :

o Berlatar belakang sejarah.

o Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan sotuasional.

o Bersumber dari faktor keberanian.

o Berlatar belakanng dari perbedaan keyakinan dan kepercayaan agama.

d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi

Daya upaya yang dilakukan ntuk mengurangu prasangka yaitu dengan :

o Perbaikan kondisi sosial ekonomi.

o Perluasan kesempatan belajar.

o Adanya sikap terbuka dan sikap lapang.

e. Ethnosentrisme

Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus
menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa dan ras tersebut dalam kehidupan sehari-

38
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

sehari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma dan nilai yang terkandung serta
tersirat dalam kebudayaan tersebut.

Ethnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang
demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian ethnosentrisme
merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai
kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaan sendiri.

3. Pertentangan-pertentangan Sosial atau Ketegangan dalam Masyarakat

Konflik (pertentangan) mengandunng suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan
yang kasar dan perang. Dasar konflik pun berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat tiga
elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu:

a. Terdapatnya dua atau lebih unit/bagian yang terlibat di dalam konflik.

b. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan,


tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.

c. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunbyai


perbedaanperbedaan

tersebut.

Pertentangn sosial dapat terjadi di masyarakat sebagai adanya interaksi sosial. Masalah
itu lebih menonjol lagi di masyarakat yang bersifat majemuk seperti di Indonesia.
Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari
sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya
perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia
adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada dasarnya problema yang dihadapi
oleh negara Indonesia meliputi :

1) Problema Pemerintah

2) Problema Ideologi Bangsa


39
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

3) Problema Kedaerahan atau Minoritas

Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Elimintion yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik.

b. Subjugation atau Domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya.

c. Integration (integrasi) artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,


dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagi semua pihak.

4. Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial

a. Masyarakat majemuk dan nasion Indonesia

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu


masyarakat negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang
dipersatukan oleh kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.

b. Integrasi

Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh
satu sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan.

c. Integrasi Sosial

Integrasi sosial atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya
solidaritas sosial, rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis
dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda.

5. Integrasi Nasional

Integrasi nasional bermakna solidaritas sosial dan kerjasama antar kelompok sosial
yang harmonis tersebut, diarahkan demi keharmonisan dan persatuan kesatuan
nasional. Integrasi nasional ini merupakan masalah yang dialami oleh semua negara
yang ada di dunia, yang berbeda hanyalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
40
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Secara umum terdapat tiga masalah besar yang harus dikaji secara serius untuk
mencapai perwujudan integrasi sosial nasional, yaitu :

1. Pembauran bangsa;

2. Kerukunan antar umat beragama dan aliran kepercayaan;

3. Perubahan nilai-nilai.

41
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan, Kemiskinan


A. Sistem Ekonomi

1. Pengertian Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi adalah suatu kumpulan elemen-elemen dimana antara elemen-elemen


tersebut terdapat adanya hubungan dan ditunjukan ke arah pencapaian sasaran
bersama atau tujuan yang diinginkan bersama.

2. Macam-macam Sistem Ekonomi

a. Sistem Ekonomi Kapitalisme. Sistem ini mempunyai konsep yang jelas tentang
hakikat manusia. Pada sistem ekonommi kapitalisme asumsi dasarnya adalah manusia
mengejar

kepentingan pribadinya.

b. Sistem Ekonomi Sosialisme. Dalam sistem ini juga mempunyai konsep yang jelas
tentang hakikat manusia. Berdasarkan pandangan kaum sosialis hakikat manusia
adalah hakikat manusia umum. Yaitu manusia sosial yang hidup secara harmonis
dengan alam dan manusia lainnya.

3. Sistem Ekonomi Indonesia

Berbicar tentang sistem ekonomi Indonesia, maka arah pembicaraan kita kepada
Undang-undang Dasar 1945, khususnya yang mengatur kegiatan ekonomi. Dalam UUD
1945 pasal yang berhubungan tentang kegiatan ekonomi adalah pasal 33 UUD 45,
merupakan pasal utama betumpunya sistem ekonomi Indonesia, dengan kelengkapan
pada pasal 23, pasal 27 ayat 2 dan pasal 34.

42
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

a. Produksi

1. Pengertian Produksi

Kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan barang dan jasa. Kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa itu dinamakan produksi. Pada hakekatnya produksi
adalah kegiatan menciptakan kegunaan.

2. Pembagian Bidang Produksi

Produksi dapat digolongkan ke dalam 5 bidang, yaitu :

1. Ektratif yaitu memungut langsung dari alam, seperti perikanan laut, pertambangan.

2. Agraris mengolah tanah untuk memelihara tumbuh-tumbuhan dan hewan


(pertanian

dan peternakan)

3. Industri kegiatan industri antara lain kerajinan, perakitan dan perbaikan. Dimana
industri ini mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

4. Perdagangan ialah semua kegiatan jual beli. Adakalanya perdagangan hanya menjual
barang hasil produksi sendiri, misalnya Pertamina menjual minyak hasil produknya
sendiri ke agen-agen.

5. Jasa

Produksi jasa adalah kegiatan penyediaan sarana jasa, seperti transport, asuransi,
perhotelan, perbankan dan sebagainya.

3. Faktor-faktor Produksi

Suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu barang diperlukan faktor-faktor produksi.


Faktor-faktor itu antara lain :

Faktor alam.
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Faktor tenaga kerja.


43

Faktor modal.

Faktor keahlian.

b. Distribusi

Yang dimaksud dengan distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menyakurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Jumlah barang dan jasa
yanng diterima konsumen sangat tergantung pada kebijaksanaan produsen. Sedangkan
pendistribusian jumlah barang dan jasanya sangat tergantung pada konsumen itu
sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh daya beli dan kebutuhan konsumen.

c. Konsomsi

Kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan disebut kegunaan. Setiap kali


digunakan berkurang pula kegunaannya, hingga akhirnya habis terpakai. Tindakan
mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang itu disebut konsumsi.

Setiap tindakan konsumsi harus dilakukan atas dasar prinsip ekonomi dan prioritas
kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan itu tidak terbatas, sedangkan
pendapatan/penerimaan sangat terbatas.

B. Kemakmuran dan Kemiskinan

1. Kemakmuran

Adanya lapisan-lapisan sosial atau kedudukan yang berbeda-beda tingkatannya dalam


masyarakat, maka diakui pula adanya anggapan umum bahwa ukuran kemakmuran
bagi tiap-tiap golongan atau lapisan di dalam masyarakat adalah berbeda.

Sebenarnya pandangan yang dianut orang terhadap pengertian kemakmuran tidak


selalu sama. Bagi orang-orang yang berpikir rasional dan eksak, kemakmuran
seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan dan barang-barang yang dimiliki

44
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati hidupnya. Makin jumlahnya dan makin
tinggi nilainya maka makin tinggi taraf kemakmuran hidupnya.

Pandangan pun berbeda di daerah pedesaan, kemakmuran bagi mereka adalah suatu
kebahagiaan. Kebahagiaan itu sendiri adalah suatu keadaan dimana keinginan
seseorang seimbang dengan keadaan material atau sosial yang dimilikinya.

2. Kemiskinan

Salah satu masalah yang dihadapi manusia ialah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-
hari di masyarakat, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata adanya, bagi bagi mereka
yang tergolong miskin, mereka sendiri merasakan dan menjalani kehidupan dalam
kemiskinan tersebut. Selanjutnya, kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Suparlan (1981)
menyatakan kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah.

C. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan


menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan
ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.

D. Teknologi dan Kemiskinan

1. Pengertian Teknologi

Teknologi adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri serta oleh
karenanya mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efesiensi tenaga
kerja menurut keragaman kemampuan. Macam-macam Teknologi Ada tiga macam
teknologi yang sering dikemukakan para ahli, yaitu:

Teknologi modern

Teknologi madya
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Teknologi tradisional

2. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam
kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara yang sedang
45

berkembang.

Faktor-faktor Timbulnya Kemiskinan Ada beberapa faktor yang menyebabkan


kemiskinan, yaitu :

46
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

a. Pendidikan yang terlampau rendah.

b. Malas bekerja.

c. Keterbatasan sumber alam

d. Terbatasnya lapangan kerja

e. Keterbatasan modal

f. Beban keluarga

3. Teknologi dan Kemiskinan

Salah satu unsur terpenting dalam pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi mangakibatkan perubahan dalam struktur produksi maupun
dalam komposisi tenaga kerja yang digunakan. Bagi yang memiliki ketrampilan teknis
tinggi dengan majunya teknologi akan selalu terbuka kesempatan kerja. Tetapi bagi
mereka yang tidak memilikinya akan tergeser atau kehilangan pekerjaan.

Di Indonesia dari hasil pembangunan menunjukkan bahwa golongan miskin kurang


terjamin oleh hasil-hasil pertumbuhan ekonomi. Padahal pemerintah telah mengambil
kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah, ke desa-desa.

47
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

A. Kemiskinan

Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara berkembang, bahkan


negara-negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar negara
berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan
kemiskinan di negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat
mereka tetapi bagi negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena
jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk. Bahkan
ada negara-negara sangat miskin mempunyai jumlah penduduk miskin melebihi dua
pertiga dari penduduknya (Booth dan Sundrum, 1987). Kemiskinan merupakan
masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi.

Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya


meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar
golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin
untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan
sosial maupun politik di masa yang akan datang.

Sejak dilaksanakan pembangunan di Indonesia, jumlah penduduk miskin selama


periode (1976-1996) telah mengalami penurunan secara drastis. Sebagai ilustrasi:
periode (1976-1981) turun dari 54,2 juta jiwa (40,1%) menjadi 40,6 juta jiwa
(26,9%); pada tahun 1990 turun lagi menjadi 27,2 juta jiwa (15,1%); pada tahun
1996, jumlah penduduk miskin tinggal 22,5 juta jiwa atau (11,2%).

Sebelum masa krisis pada tahun 1997, Indonesia menjadi salah satu model
pembangunan yang diakui karena berhasil menurunkan angka kemiskinan secara
signifikan. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari BPS,
dalam kurun waktu 1976-1996 jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun dari
54,2 juta jiwa atau sekitar 40% dari total penduduk menjadi 22,5 juta jiwa atau
sekitar 11%. Keberhasilan menurunkan tingkat kemiskinan tersebut adalah hasil
dari pembangunan yang menyeluruh yang mencakup bidang pertanian, pendidikan,
kesehatan termasuk KB serta prasarana pendukungnya.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997


mengakibatkan jumlah penduduk miskin melonjak kembali, tahun 1998 jumlah
penduduk miskin tercatat menjadi 49,5 juta jiwa (24,23%) dan sedikit menurun
pada tahun 1999 menjadi 47,9 juta jiwa atau mencapai 23,4 persen dari total jumlah
penduduk.

48
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Jumlah penduduk miskin
(penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia pada Bulan Maret
2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin
pada Bulan Maret 2008 yang berjumlah 34,96 juta (15,42 persen), berarti jumlah
penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. Selama periode Maret 2008-Maret 2009,
penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah
perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Peranan komoditi makanan terhadap Garis
Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan
(perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Bulan Maret 2009,
sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,57
persen. Pada periode Maret 2008-Maret 2009, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin
mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga
semakin menyempit. Sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan tercatat 2.50 dan
Indeks Keparahan Kemiskinan tercatat 0.68.

B. Konsep dan Indikator Kemiskinan

Konsep tentang kemiskinan sangat beragam, mulai dari sekedar ketidakmampuan


memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya
kesempatan berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek
sosial dan moral.

BAPPENAS (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang


atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang
bermartabat.

Hak-hak dasar tersebut antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,


pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan
hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik. Untuk mewujudkan hak-
hak dasar seseorang atau sekelompok orang miskin Bappenas menggunakan
beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic needs
approach), pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan
dasar (human capability approach) dan pendekatan objective and subjective.

Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan


(lack of capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi

49
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

kebutuhan minimum, antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan,


pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi.

Menurut pendekatan pendapatan, kemiskinan disebabkan oleh rendahnya


penguasaan asset, dan alat- alat produktif seperti tanah dan lahan pertanian atau
perkebunan, sehingga secara langsung mempengaruhi pendapatan seseorang dalam
masyarakat.

Pendekatan ini, menentukan secara rigid standar pendapatan seseorang di dalam


masyarakat untuk membedakan kelas sosialnya. Pendekatan kemampuan dasar
menilai kemiskinan sebagai keterbatasan kemampuan dasar seperti kemampuan
membaca dan menulis untuk menjalankan fungsi minimal dalam masyarakat.
Keterbatasan kemampuan ini menyebabkan tertutupnya kemungkinan bagi orang
miskin terlibat dalam pengambilan keputusan.

Pendekatan obyektif atau sering juga disebut sebagai pendekatan kesejahteraan


(the welfare approach) menekankan pada penilaian normatif dan syarat yang harus
dipenuhi agar keluar dari kemiskinan.

Pendekatan subyektif menilai kemiskinan berdasarkan pendapat atau pandangan


orang miskin sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa kemiskinan tidak bisa
didefinisikan dengan sangat sederhana, karena tidak hanya berhubungan dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan material, tetapi juga sangat berkaitan dengan
dimensi kehidupan manusia yang lain. Karenanya, kemiskinan hanya dapat
ditanggulangi apabila dimensidimensi lain itu diperhitungkan.

Menurut Bank Dunia (2003), penyebab dasar kemiskinan adalah: (1) kegagalan
kepemilikan terutama tanah dan modal; (2) terbatasnya ketersediaan bahan
kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; (3) kebijakan pembangunan yang bias
perkotaan dan bias sektor; (4) adanya perbedaan kesempatan di antara anggota
masyarakat dan sistem yang kurang mendukung; (5) adanya perbedaan sumber
daya manusia dan perbedaan antara sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus
ekonomi modern); (6) rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal
dalam masyarakat; (7) budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang
mengelola sumber daya alam dan lingkunganya; (8) tidak adanya tata pemerintahan
yang bersih dan baik (good governance); (9) pengelolaan sumber daya alam yang
berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan. Indikator utama kemiskinan menurut
Bank Dunia adalah kepemilikan tanah dan modal yang terbatas, terbatasnya sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang bias kota, perbedaan
kesempatan di antara anggota masyarakat, perbedaan sumber daya manusia dan

50
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

sektor ekonomi, rendahnya produktivitas, budaya hidup yang jelek, tata


pemerintahan yang buruk, dan pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan.

Indikator-indikator tersebut dipertegas dengan rumusan yang konkrit yang dibuat


oleh BAPPENAS yaitu ; terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok
pangan yang terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya
status gizi bayi, anak balita dan ibu. Sekitar 20 persen penduduk dengan tingkat
pendapatan terendah hanya mengkonsumsi 1.571 kkal per hari. Kekurangan asupan
kalori, yaitu kurang dari 2.100 kkal per hari, masih dialami oleh 60 persen penduduk
berpenghasilan terendah Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
indikator utama kemiskinan adalah; (1) kurangnya pangan, sandang dan perumahan
yang tidak layak; (2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif; (3)
kuranya kemampuan membaca dan menulis; (4) kurangnya jaminan dan
kesejahteraan hidup; (5) kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan
ekonomi; (6) ketakberdayaan atau daya tawar yang rendah; (7) akses terhadap ilmu
pengetahuan yang terbatas; (8) terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; (9)
terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan; (10) terbatasnya akses
dan rendahnya mutu layanan pendidikan; (11) terbatasnya kesempatan kerja dan
berusaha; (12) lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan perbedaan upah;
(13) terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi; (14) terbatasnya akses
terhadap air bersih; (15) lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah;
(16) memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta
terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam; (17) lemahnya jaminan
rasa aman; (18) lemahnya partisipasi; (19) besarnya beban kependudukan yang
disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga; (20) tata kelola pemerintahan yang
buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik,
meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.

Sementara itu jika dilihat dari penyebabnya, kemiskinan terdiri dari: (1) Kemiskinan
natural, (2) Kemiskinan kultural, dan (3) Kemiskinan struktural (Sumodiningrat,
1998). Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi kemiskinan yang terjadi
karena dari awalnya memang miskin. Kelompok masyarakat tersebut menjadi
miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang memadai baik sumberdaya alam,
sumberdaya manusia maupunsumberdaya pembangunan, atau kalaupun mereka
ikut serta dalam pembangunan, mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang
rendah. kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam. Kondisi
kemiskinan seperti ini menurut Kartasasmita (1996) disebut sebagai “Persisten
Poverty” yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun.

Daerah seperti ini pada umumnya merupakan daerah yang kritis sumberdaya
alamnya atau daerah yang terisolir. Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi
51
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

kemiskinan yang terjadi karena kultur, budaya atau adapt istiadat yang dianut oleh
suatu kelompok masyarakat. Kemiskinan kultural mengacu pada sikap hidup
seseorang atau kelompok masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan
hidup dan budaya di mana mereka merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa
kekurangan. Kelompok masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak
berpartisipasi dalam pembangunan, tidak mau berusaha untuk memperbaiki dan
merubah tingkat kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka rendah
menurut ukuran yang dipakai secara umum. Penyebab kemiskinan ini karena faktor
budaya seperti malas, tidak disiplin, boros dan lain-lainnya.

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor faktor


buatan manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi
yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Munculnya kemiskinan struktural
disebabkan karena berupaya menanggulangi kemiskinan natural, yaitu dengan
direncanakan bermacam-macam program dan kebijakan. Namun karena
pelaksanaannya tidak seimbang, pemilikan sumber daya tidak merata, kesempatan
yang tidak sama menyebabkan keikutsertaan masyarakat menjadi tidak merata pula,
sehingga menimbulkan struktur masyarakat yang timpang.

Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan masyarakat menurut Sutyastie


Remi dan P. Tjiptoherijanto (2002) adalah pendapatan yang rendah. Jumlah
tanggungan keluarga, pekerjaan lain, dan tingkat pendidikan merupakan
karakteristik dari keluarga miskin yang berhubungan dengan kemiskinan
masyarakat.

C. Beberapa Model Penghitungan Kemiskinan di Indonesia

1. Model Tingkat Konsumsi

Pada awal tahun 1970-an, Sayogyo menggunakan tingkat konsumsi ekuivalen beras
per kapita sebagai indikator kemiskinan. Dia membedakan tingkat ekuivalen
konsumsi beras di daerah pedesaan dan perkotaan. Untuk daerah pedesaan, apabila
seseorang hanya mengkonsumsi ekuivalen beras kurang dari 240 kg per orang per
tahun, maka yang bersangkutan digolongkan sangat miskin, sedangkan untuk
daerah perkotaan ditentukan sebesar ekuivalen 360 kg beras per orang per tahun.

52
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Tabel 1. Ekuivalen Konsumsi Beras


Pedesaan kg/per Perkotaan kg/per
Kriteria org/thn org/per thn

Melarat 180 270

Sangat Miskin 240 360

Miskin 320 480

Hampir sejalan dengan model konsumsi beras dari Sayogyo, Badan Pusat Statistik
(BPS) menghitung angka kemiskinan lewat tingkat konsumsi penduduk atas
kebutuhan dasar. Perbedaannya adalah bahwa BPS tidak menyetarakan kebutuhan-
kebutuhan dasar dengan jumlah beras. Dari sisi makanan, BPS menggunakan
indikator yang direkomendasikan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998
yaitu 2.100 kalori per orang per hari, sedangkan dari sisi kebutuhan non-makanan
tidak hanya terbatas pada sandang dan papan melainkan termasuk pendidikan dan
kesehatan. Inti dari model ini adalah membandingkan tingkat konsumsi penduduk
dengan "garis kemiskinan" (GK) yaitu jumlah rupiah untuk konsumsi per orang per
bulan. BPS pertama kali melaporkan penghitungan jumlah dan persentase
penduduk miskin pada tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan jumlah dan
persentase penduduk miskin mencakup periode 1976-1981 dengan menggunakan
modul konsumsi Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional).

Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) adalah survey konsumsi dan belanja
tingkat rumah tangga yang sebelumnya dimaksudkan untuk mencakup seluruh
provinsi di Indonesia agar dapat memberikan gambaran tingkat nasional. Namun
karena keterbatasan biaya dan tenaga, tahun 1963 dan 1967 Susenas hanya
mencakup Jawa. Untuk tahuntahun yang lain, termasuk tahun 1964/1965.

Tapi sejak tahun 1981, karena adanya tambahan beberapa topik (modul), Susenas
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (a) Susenas Kor yang dibuat setiap tahun dan (b)
Susenas Modul yang dibuat setiap tiga tahun. Susenas Kor menyajikan data yang
umum seperti sayur, sedangkan Susenas Modul menyajikan data yang rinci, misalnya
wortel 5. Konsumsi masyarakat masuk ke modul dan dibuat setiap tiga tahun. Oleh
karena itu setelah tahun 1980 data tingkat konsumsi tersedia pada tahun 1981,
1984, 1987,1990 dan 1993. Sampai dengan 1987, informasi mengenai jumlah dan
persentase penduduk miskin hanya disajikan untuk tingkat nasional. Baru pada
tahun 1990 dapat dilakukan pada tingkat provinsi, meskipun untuk beberapa
provinsi kecil dilakukan penggabungan. Selanjutnya sejak tahun 1993 informasi
mengenai jumlah dan persentase penduduk miskin sudah dapat disajikan sampai
tingkat provinsi secara keseluruhan. Sebelum tahun 1993, jumlah sampel Susenas
berubah dari waktu ke waktu. Empat Susenas yang pertama (1963, 1964/65, 1967,
53
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

1969/70) dan Susenas tahun 1978 dirancang untuk menghasilkan perkiraan


nasional dan regional (gabungan beberapa provinsi), sementara ukuran sampel
untuk tahun-tahun yang lain diyakini dapat mewakili tingkat provinsi. Sejak tahun
1993, ukuran sampel meningkat sampai dengan lebih dari 200.000 rumah tangga,
dari 65.000 rumah tangga pada tahun 1992. Sebelum tahun 1992, sampel Susenas
hanya di bawah 60.000 rumah tangga. Namun penambahan sampel tersebut hanya
untuk kuisioner kor, sementara untuk kuisioner modul (termasuk konsumsi) jumlah
sampel masih 65.000 rumah tangga. Sejak tahun 1999, dengan menggunakan data
Susenas telah dihitung pula penduduk miskin pada tingkat kabupatan dan kota,
tetapi dengan sampel yang kurang.

Karena Susenas hanya dapat memprediksi angka kemiskinan sampai tingkat


provinsi. maka untuk kabupaten yang menginginkan data yang lebih rinci dan lebih
tepat di wilayahnya dapat membuat Survey Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) seperti
yang dilakukan oleh Kabupaten Kutai Barat. Suseda tidak dibuat secara teratur,
melainkan dibuat atas dasar permintaan pemerintah kabupaten atas biaya
pemerintah kabupaten sendiri yang dijalankan oleh BPS. Pada prinsipnya
metodologi Suseda sama dengan Susenas hanya saja jumlah sampel jauh lebih
banyak.

2. Model Kesejahteraan Keluarga

Berbeda dengan BPS, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


lebih melihat dari sisi kesejahteraan dibandingkan dari sisi kemiskinan. Unit survey
juga berbeda di mana pada BPS digunakan rumah tangga sedangkan BKKBN
menggunakan keluarga. Hal ini sejalan dengan visi dari program Keluarga
Berencana (KB) yaitu "Keluarga yang Berkualitas". Untuk menghitung tingkat
kesejahteraan, BKKBN melakukan program yang disebut sebagai Pendataan
Keluarga.

Pendataan Keluarga dilakukan oleh BKKBN setiap tahun sejak tahun 1994.
Pendataan keluarga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dasar
kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan
kemiskinan.

Data kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi


menjadi lima tahap, yaitu:

• Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin)

54
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

• Keluarga Sejahtera I (miskin)

• Keluarga Sejahtera II

• Keluarga Sejahtera III

• Keluarga Sejahtera III plus

Tahapan Pra Sejahtera; Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu
indikator tahapan Keluarga Sejahtera I.

Tahapan Keluarga Sejahtera I;

Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut:

(1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih;

(2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,


bekerja/sekolah dan bepergian;

(3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, dinding yang baik;

(4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan;

(5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi;

(6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.

Tahapan Keluarga Sejahtera II

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera
I (indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut;

55
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

(7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing;

(8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/
telur;

(9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru
dalam setahun;

(10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah;

(11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing;

(12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan;

(13) Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin;

(14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.

Tahapan Keluarga Sejahtera III ;

Adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I dan
Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s/d 14) dan indikator berikut;

(15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama;

(16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang;

(17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali


dimanfaatkan untuk berkomunikasi;

(18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal;


56
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

(19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.

Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus;

Adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I, Indikator


Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sewjahtera III (Indikator 1 s/d 19) dan
indikator berikut;

(20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil
untuk kegiatan sosial;

(21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan


sosial/yayasan/ institusi masyarakat.

3. Model Pembangunan Manusia

Pendekatan Pembangunan Manusia dipromosikan oleh lembaga Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB) untuk program pembangunan yaitu United Nation
Development Program (UNDP). Laporan tentang Pembangunan Manusia atau yang
sering disebut Human Development Report (HDR) dibuat pertama kali pada tahun
1990 dan kemudian dikembangkan oleh lebih dari 120 negara.

Pemerintah Indonesia lewat Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) turut mengembangkan model ini. HDR yang
pertama dibuat pada tahun 1996 untuk situasi tahun 1990 dan 1993. Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 telah menjadikan model ini sebagai model
pembangunan nasional yang disebut sebagai "Pembangunan Manusia Seutuhnya".
Laporan terakhir adalah laporan tahun 2004 yang menjelaskan keadaan pada tahun
1999 dan 2002.

HDR berisikan penjelasan tentang empat index yaitu Index Pembangunan Manusia
atau Human Development Index (HDI), Index Pembangunan Jender atau Gender
Development Index (GDI), Langkah Pemberdayaan Jender atau Gender
Empowerment Measure (GEM) dan Index Kemiskinan Manusia atau Human Poverty
Index (HPI).

Human Development Report (HDR) adalah satu konsep yang melihat pembangunan
secara lebih komprehensif, di mana pembangunan harus menjadikan kesejahteraan
57
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

manusia sebagai tujuan akhir, bukan menjadikan manusia sebagai alat


pembangunan. Di dalam konsep ini, juga dijelaskan bahwa pembangunan manusia
pada dasarnya adalah memperluas pilihan-pilihan bagi masyarakat. Hal yang paling
penting di antara pilihan-pilihan yang luas tersebut adalah hidup yang panjang dan
sehat, untuk mendapatkan pendidikan dan memiliki akses kepada sumber daya
untuk mendapatkan standar hidup yang layak. Pilihan penting lainnya adalah
kebebasan berpolitik, jaminan hak asasi manusia dan penghormatan secara pribadi.

Pendekatan pembangunan manusia (HDR) jelas berbeda dengan


pendekatanpendekatan konvensional seperti pertumbuhan ekonomi,
pembangunan sumber daya manusia dan pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan pertumbuhan ekonomi hanya mengejar peningkatan Produk Nasional
Bruto (PNB) daripada memperbaiki kualitas hidup manusia. Pendekatan
pembangunan sumber daya manusia menjadikan manusia sebagai faktor input
dalam proses produksi, sehingga manusia lebih dilihat sebagai alat daripada sebagai
tujuan. Pembangunan kesejahteraan masyarakat seringkali melihat masyarakat
sebagai penerima manfaat daripada sebagai agen perubahan dalam proses
pembangunan. Dalam konsep pembangunan manusia, pertumbuhan tidak dilihat
sebagai tujuan melainkan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Indikator-indikator
dalam HDR dapat dikelompokkan ke dalam enam dimensi. HDI, HPI dan GDI
menggunakan tiga dimensi yang sama, yaitu:

• Umur yang panjang dan hidup sehat

• Pengetahuan

• Standar hidup yang layak

Sedangkan indikator-indikator pada GEM menggunakan tiga dimensi yang berbeda


yaitu:

• Partisipasi politik

• Partisipasi dalam ekonomi dan pengambilan keputusan

• Memiliki kekuatan dalam sumberdaya ekonomi

58
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

D. Lingkaran Setan Kemiskinan

Teori lingkaran setan kemiskinan mula-mula dikemukakan oleh seorang ahli


ekonomi asal Swedia dan penerima hadiah nobel untuk ekonomi, Ragnar Nurkse..
Teori ini menjelaskan sebab-sebab kemiskinan di negara-negara sedang
berkembang yang umunya baru merdeka dari penjajahan asing. Pada pokoknya teori
ini mengatakan bahwa negara-negara sedang berkembang itu miskin dan tetap
miskin, karena produktivitasnya rendah. Kerana rendah produktivitasnya, maka
penghasilan seseoarang juga rendah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
konsumsinya yang minim. Karena itulah mereka tidak bisa menabung. Padahal
tabungan adalah sumber utama pembentukan modal masyarakat. Untuk bisa
membangun, maka lingkaran setan itu harus diputus, yaitu pada titik lingkaran
rendahnya produktivitas, sebagai sebab awal dan pokok. Caranya adalah dengan
memberi modal kepada pelaku ekonomi. Masalahnya adalah, dari mana modal itu
diperoleh ? jawabnya adalah, utang dari luar. Jadi adanya keterbelakangan,
ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya
produktivitas sehingga mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima.
Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi
yang berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya Ada dua macam konsep
kemiskinan yang umum dikenal antara lain :

1. Kemiskinan Absolut

Konsep kemiskinan ini selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan,


kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar
(basic need). Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu : a. Kemiskinan untuk
memenuhi kebutuhan dasar, b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan ini tidak memiliki batas kemiskinan yang jelas. Sebagai analogi adalah
seseorang yang tinggal di kawasan elit, yang sebenarnya memiliki income yang
sudah cukup untuk memnuhi kebutuhan minimum, tetapi income-nya masih jauh
lebih rendah dari rata-rata income masyarakat sekitarnya. Orang atau keluarga
tersebut merasa dirinya masih miskin. Kemiskinan ini lebih banyak ditentukan oleh
lingkungannnya. Masalah-masalah kemiskinan tersebut di atas sebagai suatu
“lingkaran setan kemiskinan” yang meliputi enam unsur, yaitu : Keterbelakangan,
Kekurangan modal, Investasi rendah, Tabungan rendah, Pendapatan rendah,
Produksi rendah.

59
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

E. Strategi Penanggulangan Kemiskinan :

Untuk menanggulangi masalah kemiskinan diperlukan upaya yang memadukan


berbagai kebijakan dan program pembangunan yang tersebar di berbagai sektor.
Kebijakan pengentasan kemiskinan menurut Gunawan Sumodiningrat (1998) dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu kebijakan tidak langsung, dan kebijakan yang
langsung. Kebijakan tak langsung meliputi (1) upaya menciptakan ketentraman dan
kestabilan situasi ekonomi, sosial dan politik; (2) mengendalikan jumlah penduduk;
(3) melestarikan lingkungan hidup dan menyiapkan kelompok masyarakat miskin
melalui kegiatan pelatihan. Sedangkan kebijakan yang langsung mencakup: (1)
pengembangan data dasar (base data) dalam penentuan kelompok sasaran
(targeting); (2) penyediaan kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, kesehatan,
dan pendidikan); (3) penciptaan kesempatan kerja; (4) program pembangunan
wilayah; dan (5) pelayanan perkreditan. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan
harus dipilih strategi yang dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian
rakyat dalam perekonomian nasional, sehingga terjadi perubahan struktural yang
meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, pemberdayaan
sumber daya manusia (Sumodiningrat, 1998). Program yang dipilih harus berpihak
dan memberdayakan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan peningkatan
perekonomian rakyat. Program ini harus diwujudkan dalam langkah-langkah
strategis yang diarahkan secara langsung pada perluasan akses masyarakat miskin
kepada sumber daya pembangunan dan menciptakan peluang bagi masyarakat
paling bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga mereka
mampu mengatasi kondisi keterbelakangannya. Selain itu upaya penanggulangan
kemiskinan harus senantiasa didasarkan pada penentuan garis kemiskinan yang
tepat dan pada pemahaman yang jelas mengenai sebab-sebab timbulnya persoalan
itu.

Terdapat tiga pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Pertama,


pendekatan yang terarah, artinya pemberdayaan masyarakat harus terarah yakni
berpihak kepada orang miskin. Kedua, pendekatan kelompok, artinya secara
bersama-sama untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi. Ketiga,
pendekatan pendampingan, artinya selama proses pembentukan dan
penyelenggaraan kelompok masyarakat miskin perlu didampingi oleh pendamping
yang profesional sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator terhadap
kelompok untuk mempercepat tercapainya kemandirian (Soegijoko, 1997). Arah
baru strategi pembangunan diwujudkan dalam bentuk: (1) upaya pemihakan
kepada yang lemah dan pemberdayaan masyarakat, (2) pemantapan otonomi dan
desentralisasi, dan (3) modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur
sosial ekonomi masyarakat (Sumodiningrat, 1999). Untuk merealisir arah baru
pembangunan tersebut, maka pemerintah perlu lebih mempertajam fokus
pelaksanaan strategi pembangunan yaitu melalui penguatan kelembagaan
pembangunan masyarakat maupun birokrasi. Penguatan kelembagaan pembangnan
60
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

masyarakat dilaksanakan dengan menggunakan model pembangunan partisipatif


yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat dan kemampuan
aparat birokrasi dalam menjalankan fungsi lembaga pemerintahan yang
berorientasi pada kepentingan rakyat (good governance).

Model pembangunan yang partisipatif mengutamakan pembangunan yang


dilakukan dan dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Model yang demikian itu
menekankan pada upaya pengembangan kapasitas masyarakat dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat (Sumodiningrat, 1999). Berdasarkan model
pembangunan tersebut, suatu proyek atau program dapat digolongkan ke dalam
model pembangunan partisipatif apabila program dikelola sendiri oleh masyarakat
yangbersangkutan, bukan oleh aparat pemerintah. Pada gilirannya keberdayaan
masyarakat menjadi baik sebagai akibat dari meningkatnya kemampuan dan
kapasitas masyarakat. Penguatan kelembagaan di sini tidak hanya berarati
penguatan secara fisik saja, seperti bangunan, struktur, atau hanya kelengkapan
organisasi, tetapi lebih kepada penguatan fungsi dan perannya sebagai
lembaga/organisasi yang diserahi tugas dan wewenang melaksanakan, memantau,
atau menjaga program pembangunan di wilayahnya. Dengan menguatnya
kelembagaan masyarakat setempat terutama berkaitan dengan fungsi dan peran
sebagai lembaga masyarakat, maka partisipasi masyarakat untuk mensukseskan
program tersebut dapat dijamin tinggi. Partisipasi masyarakat akan terjadi apabila
pelaku atau pelaksana program pembangunan di daerahnya adalah orang-orang,
organisasi, atau lembaga yang telah mereka percaya integritasnya, serta apabila
program tersebut menyentuh inti masalah yang mereka rasakan dan dapat
memberikan manfaat terhadap kesejahteraannya. Menguatnya kemampuan
masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya, adalah hasil atau dampak
dari semua aktivitas program penanggulangan kemiskinan. Penguatan masyarakat
tersebut dapat dilihat dari: (1) dimensi pemberdayaan masyarakat miskin, (2)
dimensi terwujudnya kemandirian masyarakat miskin, dan (3) dimensi
perekonomian rakyat. Dimensi pemberdayaan masyarakat perlu diarahkan
terutama dalam rangka pengembangan kegiatan sosial ekonominya. Dimensi
kemandirian masyarakat dapat dicapai melalui asas gotong royong, keswadayaan
dan partisipasi. Sedang dimensi perekonomian rakyat dapat ditandai oleh
tersedianya dana untuk modal usaha guna dikembangkan oleh masyarakat miskin
itu sendiri.

Untuk ini perlu adanya keterpaduan antarkelembagaaan di daerah kabupaten- kota


hingga tingkat desa, yaitu; antara kelembagaan pemerintah-politik, kelembagaan
ekonomi dunia usaha/swasta dan kelembagaan masyarakat. Kelembagaan
pemerintah, bagaimana kebijakan dan program pemerintah dapat diarahkan pada
pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga masyarakat banyak (rakyat), dapat
memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya setempat dan dalam sistem
pengambilan keputusan. Kelembagaan ekonomi, didorong untuk menciptakan
61
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

sistem ekonomi yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi
produktif bagi kelompok miskin. Sementara itu, kelembagaan masyarakat ditujukan
untuk memperkuat kelembagaan sosial-ekonomi masyarakat yang tumbuh dan
berkembang. Di samping ke tiga kelembagaan tersebut kelembagaan Lembaga
Swadaya Masyarakat dapat difungsikan sebagai katalisator dan fasilitator dari
pelaksanaan pembangunan ekonomi rakyat. Strategi jangka pendek, antara lain
adalah: (1) identifikasi masalah kemiskinan; (2) mengkaji potensi yang dimiliki baik
SDA, SDM, teknologi, dan kelembagaan yang ada; (3) identifikasi kendala dan
permasalahan pokok dalam penanggulangan kemiskinan baik kendala teknis,
ekonomi, maupun sosial kelembagaan; (4) identifikasi kebijakan dan program
penanggulangan kemiskinan dari ketiga kelembagaan yang ada; (5) koordinasi dan
sinkronisasi program antardinas atau instansi pemerintah terkait baik secara
vertikal maupun secara horisontal; (6) konsistensi antara program/kegiatan dengan
alokasi anggaran; (7) pembagian peranantara ketiga kelembagaan; (8) menentukan
kelompok sasaran dan merumuskan perencanaan, pelaksanaan, dan melakukan
monev program pembangunan yang dilaksanakan secara partisipatif. Strategi
jangka panjang: (1) membentuk KPK di daerah yang mempertemukan ketiga
kelembagaan yang saling terkait; (2) melakukan kajian bersama tehadap masalah
kemiskinan yang terjadi di daerah dan kajian kebijakan penanggulangan
kemiskinan; dan (3) merumuskan, merencanakan, dan melaksanakan program
jangka panjang sehingga program tersebut berkelanjutan dan berhasil
memberdayakan kelompok masayarakat miskin menjadi kelompok masyarakat
yang maju, produktif, dan mandiri.

Di samping beberapa strategi di atas, Tri Pranadji (2003) memberikan beberapa


alternatif strategi yang bisa dipertimbangkan untuk pemberdayaan masyarakat
miskin, antara lain adalah: (1) Strategi Charitas (SC), yaitu suatu strategi yang
diarahkan langsung untuk menutupi gejala ketidakberdayaan masyarakat, seperti
mengatasi gejala kurang pangan dan gizi pada anak balita dan ibu menyusui dengan
pemberian materi pangan yang sesuai berharga murah atau gratis; (2) Strategi
Produksi (SP), yaitu suatu strategi yang diarahkan untuk memproduksi bahan
pangan sendiri (seperti: padi atau jagung); (3) Strategi Ekonomi (SE), yaitu suatu
strategi yang diarahkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi berbasis
sumberdaya setempat di suatu wilayah; (4) Strategi Perbaikan Agroekosistem (SPA),
yaitu suatu strategi yang diarahkan untuk memperbaiki kondisi agroekosistem yang
rusak dan tidak sehat; (5) Strategi Sosio Budaya (SB), yaitu suatu strategi yang
diarahkan untuk memperbaiki tatanan masyarakat berpenghasilan rendah secara
khusus dan masyarakat luas dalam arti lebih umum.

Beberapa langkah konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk


percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran,
dijabarkan dalam berbagai program yang diharapkan menjadi instrumen utama
kegiatan tersebut. Berbagai program yang dilaksanakan diantaranya :
62
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-MANDIRI)


merupakan ekspansi dan integrasi program-program penanggulangan kemiskinan.

2. Program Keluarga Harapan (PKH), berupa bantuan khusus untuk Pendidikan dan
Kesehatan;

3. Program pemerintah lain yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat miskin


kepada sumber permodalan usaha mikro dan kecil, listrik perdesaan, sertifikasi
tanah, kredit mikro, dan lain-lain.

PNPM-Mandiri merupakan program andalan pemerintah dalam percepatan


penanggulangan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Disadari bahwa
penanggulangan kemiskinan akan dapat mencapai hasil yang optimal jika telah
mampu melibatkan partisipasi dari masyarakat. Oleh karena itu program yang akan
dijalankan didasarkan pendekatan yang mampu mendorong masyarakat untuk
turut serta secara proaktif dalam program tersebut. Untuk mendukung upaya
tersebut maka pendekatan yang ditempuh adalah berbasis kecamatan sebagai lokus
program Masyarakat sebagai pelaku utama, memberikan kewenangan yang lebih
luas kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan pembangunan, sinergi
masyarakat dengan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan,
mendayagunakan potensi dan sumberdaya lokal sesuai karakteristik wilayah serta
menerapkan pendekatan budaya lokal dalam proses pembangunan.

Khusus PKH , Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 telah melaksanakan Program
Keluarga Harapan (PKH). PKH dikenal sebagai bantuan tunai bersyarat. PKH bukan
merupakan kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai yang diberikan dalam
rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat
pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada
upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.
Pelaksanaan di Indonesia diharapakan akan membantu penduduk termiskin, bagian
masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga.
Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015 akan
mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDG,s). Setidaknya
terdapat 5 Komponen MDG’s yang secara tidak langsung akan terbantu oleh PKH
yaitu:

1. Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan

2. Pendidikan Dasar

63
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

3. Kesetaraan Gender

4. Pengurangan angka kematian bayi dan balita

5. Pengurangan kematian ibu melahirkan STRATEGI KOMUNIKASI

Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dibanyak negara syarat utama bagi terciptanya
penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya
pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan, walaupun
begitu pertumbuhan ekonomi yang baguspun menjadi tidak akan berarti bagi
masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam
pendistribusian atau pemerataannya.

Terlebih bagi Indonesia, sebagai sebuah negara berkembang, masalah kemiskinan


adalah masalah yang sangat penting dan pokok dalam upaya pembangunannya.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, jumlah penduduk miskin
Indonesia mencapai 32,530 juta jiwa atau 14,15% dari jumlah penduduk Indonesia.
Sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan tercatat 2.50 dan Indeks Keparahan
Kemiskinan tercatat 0.68.

Untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia perlu diketahui sebenarnya


faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan atau mempengaruhi tinggi rendahnya
tingkat kemiskinan (jumlah penduduk miskin) di Indonesia sehingga kedepannya
dapat diformulasikan sebuah kebijakan publik yang efektif untuk mengurangi
tingkat kemiskinan di negara ini dan tidak hanya sekedar penurunan angka-angka
saja melainkan secara kualitatif juga. strategi dan kebijakan alternatif yang berpihak
kepada rakyat miskin, option for the poor menjadi kebutuhan mutlak
menanggulangi kemiskinan. strategi dan kebijakan alternatif menanggulangi
kemiskinan desa dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang luas
kepada masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan yang
memadai,redistribusi lahan dan modal pertanian yang seimbang, mendorong
perkembangan investasi pertanian dan membuka kesempatan yang luas kepada
masyarakat untuk memperoleh kredit usaha yang mudah, memperkenalkan sistem
pertanian modern dengan teknologi baru yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang
memadai,memperkuat komitmen eksekutif dan legislatif untuk memperbaiki
tatanan pemerintahan dan mendorong agenda pembangunan daerah
memprioritaskan pemberantasan kemiskinan sebagai skala prioritas yang utama.

63
ILMU SOSIAL DASAR DAN KEMISKINAN

Kebijakan dan program yang memihak orang miskin perlu difokuskan kepada sektor
ekonomi riil dan harus menggunakan pradigma keberpihakan kepada orang miskin.

Daftar Pustaka

Kemiskinan: Telaah dan Beberapa Strategi Penanggulangannya oleh Maimun

www. Google.com

Diakses pada tanggal 5 April 2014

64

Anda mungkin juga menyukai