PENDAHULUAN
pada kelompok usia 45 tahun ke atas dan angka kematian yang diakibatnya cukup
tinggi. [1]
Perdarahan intra serebral terhitung sekitar 10 – 15% dari seluruh stroke dan
memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark cerebral. Literature lain
pengkajian retrospektif terbaru menemukan bahwa 40,9% dari 757 kasus stroke
urutan ketiga penyebab utama kematian dan urutan pertama penyebab utama
disabilitas. Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi
1
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang
berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan
vaskular. Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular
lebih berat daripada stroke iskemik. Dilaporkan hanya sekitar 20% saja
53% kali-laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78%) berumur lebih dari 60
2
4. Trauma (termasuk apopleksi tertunda pasca trauma)
9. Amiloidosis arteri
atas 55 tahun.
Hipertensi Risiko stroke berkaitan dengan tingkat sistolik
3
kurang kuat, meskipun masih penting dan bisa diobati,
4
dibandingkan dengan mereka yang fungsi jantungnya
normal.
hipertensi:
Fibrilasi atrial:
Lainnya:
aorta.
Merokok Beberapa laporan, termasuk meta-analisis angka studi,
5
resiko kembali seperti bukan perokok dalam masa
merah;
terjadi.
Peningkatan Tingkat fibrinogen tinggi merupakan faktor risiko
pembekuan
Penyalahgunaan Obat yang telah berhubungan dengan stroke termasuk
6
petechial menyebar, atau fokus bidang iskemia dan
autoimun
Diet Konsumsi alkohol :
7
alkohol pada orang dewasa muda. Mekanisme dimana
Kegemukan :
berikutnya
infark.
Sirkadian dan Variasi sirkadian dari stroke iskemik, puncaknya antara
faktor musim pagi dan siang hari. Hal ini telah menimbulkan
8
didalihkan. Peningkatan dalam arahan untuk infark
1. Perdarahan Intraserebral
2. Perdarahan Subaraknoid
9
Perdarahan subaraknoid biasanya hasil dari cedera kepala.
10
Penghentian total aliran darah ke otak menyebabkan hilangnya
kesadaran dalam waktu 15-20 detik dan kerusakan otak yang irreversibel
terjadi setelah tujuh hingga sepuluh menit. Penyumbatan pada satu arteri
dasar kerusakan ini adalah selalu defisiensi energi yang disebabkan oleh
tempat perfusi yang terganggu, yakni daerah yang disuplai oleh pembuluh
darah tersebut.[7]
lengan kiri jika korpus kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer
11
arteri serebri anterior menyebabkan apatis karena kerusakan dari sistem
limbik.[7]
defisit di daerah yang disuplai oleh arteri serebri media dan anterior. Jika
pons, dan medula oblongata. Efek yang ditimbulkan tergantung dari lokasi
kerusakan:[7]
vestibular).
12
salivarus), singultus (formasio retikularis).
6. Paralisis palatum molle dan takikardia (saraf vagus [X]). Paralisis otot
lidah (saraf hipoglosus [XII]), mulut yang jatuh (saraf fasial [VII]),
kesadaran yang berubah atau koma lebih umum pada stroke hemoragik
yang terlibat. Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom
13
belahan nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian dan
1. Perdarahan Intraserebral
Sebuah perdarahan intraserebral dimulai tiba-tiba. Di sekitar
parah, sering selama aktivitas. Namun, pada orang tua, sakit kepala
tidak dapat berbicara atau menjadi bingung. Visi dapat terganggu atau
14
darah, biasanya sebelum pecah besar (yang menyebabkan sakit
tiba-tiba parah dan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini
Beberapa orang tetap berada dalam koma atau tidak sadar dan
berikut: [2,8]
15
b. Kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh
dalam beberapa menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5
otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati, seperti
seminggu.
16
Diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan riwayat dan
keluhan utama pasien. Beberapa gejala atau tanda yang mengarah kepada
17
Khusus untuk manifestasi perdarahan subaraknoid, pada banyak
Grade Kriteria
I Asimptomatik atau minimal sakit keoala atau leher kaku
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis
III Mengantuk, kebingungan, atau gejala fokal ringan
IV Stupor, hemiparese sedang hingga berat, kadang ada gejala
deselerasi awal
V Koma
profil pembekuan darah, kadar elektrolit, dan kadar serum glukosa. [2]
Pencitraan otak adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus
18
didapatkan dalam basis kedaruratan. Pencitraan otak membantu dalam
non kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang dapat digunakan.[2]
cm. MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih
dengan stroke.[2]
lain, misalnya sistem skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis
yang ada pada saat pasien masuk Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering
19
Siriraj Hospital Score [11]
Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit kepala) + (0.33x tekanan darah
diastolik) – (0.99 x atheromal) – 3.71.
Versi disederhanakan:
Kesadaran:
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Pembacaan:
20
BAB II
2) Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
6) Pengendalian kejang
8) Pemeriksaan penunjang
1) Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa]) adalah obat
21
3) Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya adalah
dan vitamin K.
keduanya.
perdarahan.
22
c. Tindakan bedah pada PIS berdasarkan EBM
tetap kontroversial.
minimal.
menguntungkan.
23
a) Identifikasi yang dini dari nyeri kepala hebat merupakan petunjuk
b) Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30 dalam ruangan
O2 2-3 L/menit.
2) Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA), perawatan harus
24
dengan resiko rendah untuk terjadinya vasospasme atau memberikan
ulang.
Operasi yang segera dianjurkan pada pasien dengan grade yang lebih
baik serta lokasi aneurisma yang tidak rumit. Untuk keadaan klinis
25
2) Pengobatan dengan hyperdinamic therapy yang dikenal dengan
begitu bermakna.
a) Pencegahan vasospasme:
b) Delayed vasospasm:
6) Antifibrinolitik
26
Obat-obat anti-fibrinolitik dapat mencegah perdarahan ulang. Obat-
7) Antihipertensi [1]
tekanan darah sistolik (TDS) tidak lebih dari 160 dan tekanan
aneurisma clipping).
mmHg dan TDD lebih dari 90 mmHg atau MAP diatas 130
mmHg.
vasospasme.
8) Hiponatremi
27
sehari. Diharapkan dapat terkoreksi 0,5-1 mEq/L/jam dan tidak
hiponatremi.[1]
9) Kejang
oral atau IV. Initial dosis 100 mg oral atau IV 3 kali/hari. Dosis
28
10) Hidrosefalus [1]
a) Akut (obstruksi)
dan infeksi.
b) Kronik (komunikan)
peritoneal shunt.
b) Analgesik:
g/hari.
29
ii. Petidin IM 50-100 mg atau morfin SC atau IV 5-10 mg/4-6
jam.
i. Antagonis H2
ii. Antasida
sehari.
30
BAB III
adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis dalam 3 jam pertama. Pada
pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami penurunan kesadaran
dalam 24 jam pertama. Kejang setelah stroke dapat muncul. Selain dari hal-hal
yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas
permanen.[2]
serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi.
Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari volume
buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa
memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.[2]
31
BAB IV
PENCEGAHAN
A. Pencegahan Primer
hidup dan mengatasi berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada
orang sehat maupun kelompok risiko tinggi yang berlum pernah terserang
obat
9. Pemakaian antiplatelet
B. Pencegahan Sekunder
32
BAB V
PENUTUP
33
DAFTAR PUSTAKA
7. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC:
Jakarta, 2007.
http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html. Access On :
February 8, 2018
Diunduh dari:
34
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDara
hOtak021.pdf/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.html
2007.
11. Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1670347/. [Tanggal: 7
Februari 2018.
35