Anda di halaman 1dari 10

CASE REPORT

ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER


Martholiza1, Dani Rosdiana2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Abdurrab
2
Bagian Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Riau

ABSTRAK
Anemia hipokromik mikrositik adalah sel darah merah berukuran lebih kecil dari
normal dan pewarnaannya berkurang. Sel mengandung hemoglobin dengan jumlah yang
kurang dari normal. Keadaan ini mencerminkan insufisiensi sintesis heme atau keku-
rangan zat besi, seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik, dan ke-
hilangan darah kronis, atau gangguan sintesi globin. Kami melaporkan sebuah kasus
anemia hipokrom mikrositik.
PBM via IGD RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau pada tanggal 27 Agustus
2014, seorang perempuan (53 tahun) datang dengan pucat sejak ± 1 minggu SMRS,
keluhan ini didahului dengan sinkop dan disertai BAB hitam bercampur darah segar,
nafsu makan berkurang. Dari pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis dengan
pemeriksaan abdomen (hipertimpani diseluruh lapangan abdomen, bising usus
meningkat). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kesan anemia mikrositik
hipokrom dan pada hasil endoskopi didapatkan kesan colitis + hemoroid.
Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penegakan
diagnosis anemia defisiensi besi dan penatalaksanaannya.
Kata kunci: Anemia, anemia hipokrom mikrositik.

PENDAHULUAN tuhan oksigen jaringan.1 Keadaan ini


Anemia didefinisikan sebagai ditandai oleh menurunnya kadar hemo-
penurunan kapasitas angkut oksigen globin, hematokrit, dan hitung eritrosit
(oxygen carrying power) per unit vol- (packed red cells) di bawah normal. .
ume darah yang disebabkan karena Hal ini dapat disebabkan oleh hilangnya
menurunnya massa eritrosit yang darah secara cepat atau karena terlalu
beredar (circulating red cell mass) se- lambatnya produksi sel- sel darah merah
hingga tidak dapat memenuhi kebu- tersebut.
Secara morfologis dan etiologis, anemia Parameter yang paling umum
dibagi menjadi anemia makrositik dipakai untuk menunjukkan penurunan
normokromik dan anemia mikrositik masa eritrosit adalah kadar hemoglobin,
hipokromik.2 Mikrositik berarti ukuran disusul oleh hematokrit dan hitung
eritrosit lebih kecil dari ukuran eritrosit eritrosit.
normal. Sedangkan hipokromik berarti
bagian tengah eritrosit yang terlihat Kelompok Kriteria anemia
pucat lebih luas 1/3 bagian. (Hb)
Pada kehilangan darah kronis, penderita Laki laki dewasa < 13 gr/dl
seringkali tak dapat mengabsorbsi Wanita dewasa < 12 gr/dl
cukup besi dari usus halus untuk mem- tidak hamil
bentuk hemoglobin secepat darah yang Wanita hamil < 11 gr/dl
hilang. Sehingga sel-sel darah merah
yang dibentuk itu mengandung sedikit Etiologi dan Klasifikasi Anemia
sekali hemoglobin, sehingga terjadinya Klasifikasi anemia berdasarkan
keadaan anemia hipokromik morfologi :
2
mikrositik... A. Anemia hipokrom mikrositer
1. Anemia defisiensi besi
Definisi 2. Thalasemia mayorr
Anemia hipokromik mikrositik 3. Anemia karena penyakit
adalah sel darah merah berukuran lebih kronis
kecil dari normal dan pewarnaannya 4. Anemia sideroblastik
berkurang. Sel mengandung hemoglo- B. Anemia normositik normokrom
bin dengan jumlah yang kurang dari 1. Anemia pasca perdarahan
normal. Keadaan ini mencerminkan in- akut
sufisiensi sintesis heme atau kekurangan 2. Anemia aplastik
zat besi, seperti pada anemia defisiensi 3. Anemia hemolitik didapat
besi, keadaan sideroblastik, dan ke- 4. Anemia pada gagal ginjal
hilangan darah kronis, atau gangguan kronik
sintesi globin.2 C. Anemia makrositer
Kriteria anemia 1. Bentuk megaloblastik

2|Anemia Hipokrom Mikrositik


a. Anemia defisiensi asam feritin yang tinggi dan TIBC
folat yang rendah.
b. Anemia defisiensi B12 3. Anemia sideroblastik
2. Bentuk non megaloblastik Terjadi karena adanya gangguan
a. Anemia pada penyakit pada rantai protoporfirin.
hati kronik Menyebabkan besi yang ada di
b. Anemia pada sumsum tulang meningkat
hipertiroidisme sehingga besi masuk ke dalam
eritrosit yang baru terbentuk dan
Patofisiologi Anemia Mikrositik menumpuk pada mitokondria
Hipokrom perinukleus.
Tergantung dari penyebabnya: 4. Thallasemia
1. Anemia defisiensi besi terjadi Terjadi karena gangguan pada
dalam 3 tahap rantai globin. Thallasemia dapat
Tahap 1 (tahap prelaten), terjadi karena sintesis Hb yang
dimana yang terjadi penurunan abnormal dan juga karena
hanya kadar feritin (feritin besi) berkurangnya kecepatan sintesis
Tahap 2 (tahap laten), dimana rantai alfa atau beta yang
feritin dan saturasi transferin normal.
turun (tetapi Hb masih normal)
Tahap 3 (tahap defisiensi besi), Gejala Anemia
dimana feritin, saturasi Gejala anemia dapat di golongkan
transferin dan Hb turun (eritrosit menjadi tiga jenis gejala:
menjadi mikrositikn hipokrom) 1. Gejala umum anemia
2. Anemia pada penyakit kronis Gejala umum anemia timbul
Anemia ini biasanya bersifat karena: 1. Anoksia organ, 2.
sekunder, dalam arti ada Mekanisme kompensasi tubuh
penyakit primer yang terhadap berkurangnya daya
mendasarinya. Perbedaan angkut oksigen. Anemia
anemia ini dengan anemia simtomatik apabila kadar
defisiensi besi tampak pada hemoglobin telah turun dibawah

3|Anemia Hipokrom Mikrositik


7 gr/dl. Sindrom anemia terdiri Pemeriksaan Penunjang
dari rasa lemah, lesu, cepat 1. Pemeriksaan laboratorium
lelah, telinga mendenging  Pengukuran kadar
(tinnitus), mata berkunang- hemoglobin, indeks
kunang, kaki terasa dingin, sesak eritrosit, dan hapusan
nafas dan dyspepsia. Pada darah tepi.
pemeriksaan, pasien tampak 2. Pemeriksaan darah seri anemia,
pucat. meliputi hitung leukosit,
2. Gejala khas trombosit, hitung retikulosit.
- Anemia defisiensi besi: pada 3. Pemeriksaan sumsum tulang
vegetarian, geriatric, riwayat 4. Pemeriksaan besi serum, TIBC,
perdarahan, disfagia, atrofi saturasi transferin, ferritin
papil lidah, dan kuku sendok serum, elektrofolesis Hb
(koilonychia)
- Anemia pada penyakit Diagnosis banding
kronis: ada penyakit yang Tabel 1 Diagnosis banding Anemia
mendasari, onset mikrositik hipokrom1,4
- Anemia sideroblastik:
riwayat MDS, riwayat dalam Ane Ane Thall Ane-
keluarga, ada agen pencetus, mia mia ase- mia
defisi aki- mia sidero
poliuria, buta, tuli, diare, ensi bat blas-
gagal tumbuh. besi pen- tik
yakit
- Thallasemia: Hb turun sejak kroni
lahir, mendapat, transfusi k
Dera- Rin- Rin- Rin- Rin-
darah berulang, pembesaran jat gan gan gan gan
hepar, gangguan jantung, ane- sam- sam-
mia pai pai
pertumbuhan terhambat. berat berat
MCV Men Menu Menu Menu
urun run/N run run/N
MCH Men Menu Menu Menu
urun run/N run run/N
Besi Men Menu Nor- Nor-
serum urun run < mal/ mal/

4|Anemia Hipokrom Mikrositik


< 30 50 menin menin biasa digunakan untuk pasien
gkat gkat yang tidak mentoleransi
TIBC Meni Menu Nor- Nor-
ngkat run < mal/ mal/ penggunaan besi oral.
> 300 menu menur Besi sorbitol sitrat diberikan
360 run un
Satura Men Menu Meni Menin secara injeksi intramuskular.
si urun run/N ngkat gkat > Ferri hidroksida sukrosa
trans- < 15 10-20 > 20%
ferin % % 20% diberikan secara injeksi
Besi Nega Posi- Posi- Positif intravena lambat atau infus
sumsu tif tif tif denga
m tu- kuat n ring c. Pengobatan lain
lang sidero Diet, diberikan makanan bergizi
blast
Proto- Meni Meni Norm Norm tinggi protein terutama yang
porfi- ngkat ngkat al al berasal dari protein hewani.
rin
eritro- Vitamin C, diberikan 3x100 mg
sit perhari untuk meningkatkan
Ferri- Men Nor- Meni Menin
tin se- urun mal ngkat gkat > absorpsi besi.
rum < 20 20- > 50 50 Transfusi darah, pada anemia
200
El- Nor Nor- Hb Norm defisiensi besi dan sideroblastik
ektro- mal mal A2 al jarang dilakukan (untuk
foiesis menin
Hb gkat menghindari penumpukan besi
pada eritrosit)
2. Anemia pada penyakit kronik
Penatalaksanaan Anemia Mikrositik Tidak ada pengobatan khusu
Hipokrom yang mengobati penyakit ini,
1. Anemia defisiensi besi sehingga pengobatan ditujukan
a. Terapi besi oral untuk penyakit yang
Ferro sulfat, mengandung 67 mg mendasarinya. Jika anemia
besi menjadi berat, dapat dilakukan
Ferro glukonat, mengandung 37 transfusi transfusi darah dan
ng besi. pemberian eritropoietin.
b. Terapi besi parenteral 3. Anemia sideroblastik

5|Anemia Hipokrom Mikrositik


Pentalaksanaan dapat dilakukan ± 4 kantong sebelum dirujuk ke RS
dengan veneseksi dan pemberian Arifin Achmad.
vitamin b6 (pyridoxal fosfat). Sejak ± 1 tahun SMRS, pasien
Setiap unit darah yang mengeluh BAB berwarna hitam seperti
hilangpada veneseksi aspal, BAB hitam dirasakan ± 1-2 kali
mengandung 200-250 mg besi. /hari dan terjadi setiap hari. Volume
4. Thallasemia BAB ± 1 gelas aqua kecil tiap kali
Transfusi darah dapat dilakukan BAB dan konsistensi BAB lunak.
untuk mempertahankan kadar Pasien mengaku kadang-kadang BAB
Hb > 10 mg/dl. Tetapi transfusi hitam yang dirasakan disertai darah
darah yang berulangkadang segar ± 1 sendok makan tiap kali BAB.
mengakibatkan penimbunan Pasien mengaku makan 2x sehari
besi, sehingga perlu dilakukan dengan porsi 1 piring. Pasien merasakan
terapi kelasi besi. nyeri sebelum dan setelah makan, nyeri
menelan (+). Pasien tidak mengeluh
ILUSTRASI KASUS mual, muntah, demam, nyeri kepala,
Ny. J (53 tahun) masuk rumah nyeri dada dan nyeri perut. Gangguan
sakit tanggal 27 Agustus 2014 dengan BAK disangkal. 9 bulan SMRS, pasien
pucat sejak ± 1 minggu SMRS, pucat merasakan makin lama makin pucat dan
secara perlahan-lahan. Pasien mengeluh dibawa ke RSUD Bangkinang. Pasien
badan lemas, lemas dirasakan terus mendapatkan transfusi darah 5 kantong
menerus, semakin lama semakin berat. dan keadaan membaik, pasien
BAB hitam bercampur darah segar, dibolehkan pulang. Keluhan pucat
nafsu makan berkurang, BB pasien berulang dikeluhkan pasien sebanyak 3
dirasakan turun (± 8 kg) selama sakit. kali dalam tahun ini dan selalu
Pasien tidak mengeluh mual, muntah, dilakukan transfusi ± 5 kantong tiap
demam, nyeri kepala, nyeri dada dan transfusi. Keluhan BAB hitam tidak
nyeri perut, terasa keluar benjolan, berkurang.
keluar cacing. Gangguan BAK Riwayat maag 2 tahun yang lalu.
disangkal. Pasien dirawat di RSUD Riwayat asma disangkal, riwayat
Bangkinang dan telah ditransfusi darah hipertensi tidak diketahui, riwayat DM

6|Anemia Hipokrom Mikrositik


tidak diketahui. Tidak ada keluarga ditemukan pada paru dan jantung dalam
dengan keluhan yang sama. batas normal. Pemeriksaan abdomen
Pasien tidak bekerja sejak 1 ta- ditemukan perut tampak datar, perut
hun terakhir. Pasien tergolong ekonomi supel, hepar dan lien tidak teraba,
menengah ke bawah. Pasien tinggal di hipertimpani di seluruh lapangan
lingkungan yang padat. Pasien tidak abdomen, bising usus meningkat.
merokok, tidak mengkonsumsi alkohol. Ekstremitas dalam batas normal.
Pasien juga tidak mempunyai riwayat Pemeriksaan colok dubur di dapatkan
minum jamu-jamuan atau obat-obatan. inflamasi (-), darah (-), benjolan (-),
Pasien mengaku memiliki kebiasaan kontraksi spingter ani melemah, dinding
makan makanan biasa 2 kali sehari depan dan belakang teraba lunak, di
dengan porsi 1 piring, sejak 1 tahun ter- handscoon di dapatkan feses hitam,
akhir nafsu makan semakin berkurang. darah (-).
Pasien mengalami penurunan berat ba- Pada pemeriksaan laboratorium
dan sejak 1 tahun terakhir ± 8 kg. (darah, kimia darah, fungsi hati, fungsi
Hasil dari pemeriksaan umum ginjal) ditemukan eritrosit 4.7500.000
yang dilakukan pada pasien ini pada /µL, leukosit 6.300/µL, trombosit
tanggal 28 Agustus 2014 adalah 247.000/µL, hemoglobin 7,7 g/dL,
kesadaran komposmentis, keadaan hematokrit 26%, MCV 68,4 fl, MCH
umum tampak sakit sedang, keadaan 20,1 pg, MCHC 29,4 g/dL, faal hati
gizi: buruk (IMT 17,7 kg/m2 dengan be- (SGPT) 15,8 U/L, SGOT 10 U/L dan
rat 40 kg dan tinggi 150 cm), tekanan ginjal (kreatinin) 1,20 mg/dl, ureum 32
darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 72 mg/dl, albumin 3,2 mg/dl.
kali per menit reguler, frekuensi nafas Terapi non-farmakologis pada
24 kali per menit reguler dan suhu pasien ini adalah tirah baring dan diet
36,8C. tinggi kalori tinggi protein. Untuk terapi
Pada pemeriksaan fisik farmakologis anemianya, pada pasien
ditemukan konjungtiva anemis, mata ini diberikan IVFD RL 20 tpm, transfusi
tidak cekung, bibir tidak kering, pem- 2 labu PRC dan sulfas ferrosus 1x1 tab-
besaran KGB leher (-), JVP normal 5-2 let.
cmH2O. Pada pemeriksaan toraks

7|Anemia Hipokrom Mikrositik


Setelah transfusi dilakukan segar sejak ± 1 tahun yang lalu,
pemeriksaan ulang darah, didapatkan kemungkinan disebabkan perdarahan
hasil eritrosit 5.125.000 /µL, leukosit yang menahun dan juga merupakan
11.400 /µL, trombosit 226.000/µL, he- gejala dari kolitis. Pasien juga
moglobin 10 g/dL, hematokrit 34,9%, mempunyai riwayat nafsu makan yang
MCV 73,9 fl, MCH 21,2 pg, MCHC berkurang, ini salah satu penyebab
28,7 g/dL. Pasien dipulang setelah kehilangan zat besi karena faktor nutrisi
dilakukan pemeriksaan endoskopi. Dan pada pasien yaitu akibat kurangnya
diberikan obat selama 5 hari berupa jumlah besi total dalam makanan
sulfas ferrosus 1x1 tablet dan vitamin b (asupan yang kurang). Pada pasien juga
kompleks 1x1 tablet. tidak ditemukan keluar benjolan, keluar
cacing. Pemakaian obat-obatan
disangkal.
DISKUSI Dari pemeriksaan fisik
Pada kasus ini penegakan ditemukan keadaan keadaan gizi buruk
diagnosis anemia hipokrom mikrositik (IMT 17,7 kg/m2), konjungtiva anemis,
harus dilakukan anamnesis dan status lokalis (abdomen): hipertimpani,
pemeriksaan fisis yang teliti disertai diseluruh lapangan abdomen dan bising
pemeriksaan laboratorium yang tepat. usus meningkat. Ini menunjukkan adan-
Melalui anamnesis diketahui bahwa ya kelainan pada abdomen pasien.
pasien mengalami pucat sejak ± 1 Dari pemeriksaan penunjang
minggu SMRS, pucat secara perlahan- ditemukan Hb 7,7 g/dL, hematokrit
lahan. Pasien mengeluh badan lemas, 26%, MCV 68,4 fl, MCH 20,1 pg 
lemas dirasakan terus menerus, semakin anemia mikrositik hipokrom. Pada
lama semakin berat. Pucat yang colok dubur di dapatkan kontraksi ani
dikeluhkan pasien bisa disebabkan oleh melemah, dinding depan da belakang
karena rendahnya asupan besi, teraba lunak. Handscoon terdapat feses
gangguan absorbsi, serta kehilangan hitam, darah (-).
besi akibat perdarahan saluran cerna Daftar masalah pada pasien ini
menahun. Pada pasien di dapatkan adalah malnutrisi, melena dan anemia
riwayat BAB hitam bercampur darah mikrositik hipokrom  suspek colitis

8|Anemia Hipokrom Mikrositik


ulseratif dan anemia defisiensi besi. yang dirasakan disertai darah segar ± 1
Malnutrisi pada pasien ditatalaksana sendok makan tiap kali BAB. Pemerik-
dengan pemberian diet tinggi kalori saan fisik pada colok dubur colok dubur
tinggi protein, melena dengan injeksi di dapatkan kontraksi ani melemah,
asam traneksamat, injeksi vit. K dan dinding depan dan belakang teraba
tatalaksana anemianya dengan transfusi lunak. Handscoon terdapat feses hitam,
2 labu PRC dan pemberian sulfas fer- darah (-), dan pemeriksaan penunjang.
rosus 1x1 tablet. Kebutuhan nutrisi pada
pasien berdasarkan BB ideal pasien Penyebab melena berdasarkan
((TB-100)x1kg) yaitu 50 kg, jadi kebu- tempat lokasinya:
tuhan kalori (30kkal/kgBB) pada pasien  Perdarahan saluran cerna atas
adalah 1.500 kkal per hari. Rumus 1. Varises esofagus
transfusi PRC HbxBBx4ml, sesuai 2. Ulkus peptikum
dengan keadaan pasien didapatkan 3. Robekan Mallory Weiss
kebutuhan PRC pasien adalah 368 ml.  Perdarahan saluran cerna bawah
Sulfas ferrosus mengandung Fe sulfat 1. Hemoroid
heptahidrat 300 mg. 2. Diverkulitis
Pemeriksaan kadar Fe serum, 3. Ulkus pada colon dan
TIBC dan feritin serum secara teori per- rektum
lu diperiksa dalam penegakan diagnosis 4. Tumor usus
anemia defisiensi besi.1 Untuk menen- 5. Kolitis
tukan etiologi penyakit pada pasien ini 6. Varises kolon
perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi. 7. Vaskulitis
Diagnosis melena dapat dite-
gakkan berdasarkan anamnesis BAB KESIMPULAN
berwarna hitam seperti aspal, BAB Anemia Defisiensi Besi meru-
hitam dirasakan ± 1-2 kali /hari dan pakan jenis anemia yang paling banyak
terjadi setiap hari. Volume BAB ± 1 dijumpai di masyarakat. Banyak
gelas aqua kecil tiap kali BAB dan penyebab yang mendasari terjadinya
konsistensi BAB lunak. Pasien anemia ini, tetapi perdarahan merupa-
mengaku kadang-kadang BAB hitam

9|Anemia Hipokrom Mikrositik


kan penyebab terbanyak terjadinya 3. Muhammad A dan Sianipar O.
anemia defisiensi besi ni. Penentuan defisiensi besi ane-
Anemia Defisiensi Besi ini mia penyakit kronis
memberikan dampak buruk bagi menggunakan peran indeks
kesehatan masyarakat baik anak-anak, STfR-F. Journal of Clinical Pa-
para wanita baik yang hamil maupun thology and Medical Laboratory
yang tidak, juga pada pria dewasa. Vol 12; 2005.
Dengan dilakukan pencegahan , 4. Collins RD. Diagnosis banding
masyarakat dapat terhindar dari anemia di layanan primer. Jakarta: EGC;
ini, sehinga pada anak- anak usia 2010.
sekolah tidak terjadi penurunan prestasi 5. Hofbrand, AV. et al. Kapita Sel-
belajarnya dan pada orang dewasa tidak ekta Hematologi. Jakarta: EGC.
terjadi penurunan kemampuan fisiknya 2005.
yang berakibat pada produktivitas kerja
yang menurun.
Apabila sudah terjadi Anemia
Defisiensi Besi maka segera obati
dengan mengunakan preparat besi dan
dicari kausanya serta pengobatan
terhadap kausa ini harus juga dilakukan.
Dengan pengobatan yang tepat dan
adekuat maka Anemia Defisiensi Besi
ni dapat disembuhkan.

DAFTAR PUS TAKA


1. Sudoyo AW et al. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Interna Publishing; 2009.
2. Bakta, IM. Hematologi Klinik
Ringkas. Jakarta: EGC.2007.

10 | A n e m i a H i p o k r o m M i k r o s i t i k

Anda mungkin juga menyukai