Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUGAS II

MASALAH PSIKOSOSIAL
(Disusun untuk memenuhi tugas Neurobehaviour System in Nursing II)

Disusun Oleh:
Kelompok 8 group 1

Desti Rahmawati 220110130016


Erna Maryama 220110130006
Nida Luthfiyani 220110130110
Raden Nida Y.M. 220110130128
Sabila Rosadi 220110130127

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
RESUME PSIKOSOSIAL

1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. S
b. Usia : 21 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 12 Agustus 1993
e. Status : Belum kawin
f. Status pendidikan : Lulusan SMA
g. Suku : Sunda
h. Asal : Cianjur
2. Deskripsi klien

Disini klien merupakan salah satu narapidana narkoba di kelas II B Cianjur.


Klien merupakan mantan pemakai narkoba jenis ganja dan shabu. Klien masuk lapas
sudah hampir 3 tahun sejak Desember 2012. Awal mulanya klien memakai narkoba yaitu
ditawarkan oleh temannya, yang hingga akhirnya klien penasaran rasanya seperti apa dan
selanjutnya mencoba karena coba-coba. Klien pertama kali mencoba narkoba jenis ganja,
karena harganya lebih murah disbanding dengan jenis narkoba lainnya. Ada sensasi yang
dirasakan klien ketika memakai ganja yaitu perasaan plong melayang dan semua masalah
yang ada dikepala menghilang, oleh karena itu klien ketagihan memakai ganja. Awalnya
ditawarkan oleh temannya gratis, hingga akhirnya membeli, penjual dan akhirnya
menjadi pengedar untuk orang-orang yang menjadi penjual ganja, hal tersebut dilakukan
karena banyak keuntungan yang klien dapatkan selain materi juga kenikmatan memakai
ganjanya. Klien menjadi pemakai ganja dari kelas 3 SMA dan masuk ke lapas setelah 1
tahun lulus dari SMA, sebelumnya klien menjadi buronan polisi beberapa bulan dan
ditangkap polisi ketika klien sedang bekerja.

Klien sadar bahwa apa yang sudah dilakukan klien itu salah, dan klien masih
merasa sangat menyesal karena banyak orang yang dicintainya menjauh dari klien
termasuk keluarga dan itu sangat menyakitkan bagi klien. Walaupun begitu klien ingin
berubah tidak ingin kembali ke masa lalu yang suram yang telah merusak diri klien. Dari
fisik klien mengutarakan tidak ada yang disukai ataupun yang paling disukai, karena
menurut klien sudah sempurna dan tidak ada yang kurang dari hal fisik. Identitas klien
dirumah sebagai anak terakhir dari 5 bersaudara Sebelum masuk lapas, klien
mengutarakan bahwa klien merupakan salah satu orang yang memiliki banyak teman dan
mudah bergaul dengan siapapun. Klien pun cukup dikenal baik oleh masyarakan di
lingkungan rumahnya dan bersosialisasi dengan baik dengan mereka. Akan tetapi
semenjak klien masuk ke dalam lapas, semuanya hilang. Tidak ada lagi perhatian dari
orang yang dia sayang termasuk keluarga. Teman, keluarga dan masyarakan seakan-akan
melihat klien kotor karena perbuatan klien yang memang salah. Klien merasa tidak
percaya diri dengan keadaan klien sekarang, dan merasa sangat malu, klien tidak tahu apa
yang akan klien lakukan jika nanti klien keluar dari lapas, apakah ada orang yang mau
mendekati klien atau tidak, apakah teman yang dulu kembali seperti dulu atau tidak
karena statusnya sebagai mantan pemakai narkoba. Klien merasakan sangat sedih dengan
keadaannya yang seperti ini dan merasa kesal dengan dirinya sendiri dan itu masih klien
rasakan sampai saat ini.

Setelah hampir 3 tahun berada di lapas klien merasa sangat jenuh, dan penasaran
dengan keadaan diluar sana, apa yang sedang dilakukan oleh orang diluar sana, melihat
mobil, ojeg, angkot, warung dan lain-lain. Tapi apa daya klien tidak bisa berbuat apa-
apa. Klien mempunyai harapan ketika nanti klien keluar dari lapas, klien tidak akan
kembali lagi memakai narkoba, karena narkoba telah merusak kehidupan klien, dan
mudah-mudahan klien bisa mewujudkan hal itu, karena menurut klien jauh dari narkoba
itu sulit. Kadang-kadang ketika klien merasa jenuh dan stress klien pernah berfikiran
untuk ingin kembali memakai narkoba, karena dengan narkoba semua masalah itu terasa
ringan, dan klien berharap klien bisa jauh-jauh dari narkoba dengan adanya dukungan
dari keluarga dan teman-temannya. Selama di dalam lapas klien selalu beribadah taat,
shalat 5 waktu dan kadang suka mengaji, karena di dalam lapas menerapkan kegiatan
seperti di dalam pesantren, dan klien merasa nyaman meski merasakan sedikit jenuh.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah situasional
4. Intervensi Keperawatan

Data subjektif :

“saya merasa sangat malu dan tidak percaya diri dengan keadaan saya seperti ini, dan
saya sangat tidak percaya diri jika nanti saya keluar dari lapas apakah ada orang yang
mau berteman dengan saya”

“saya sangat sedih dan kesal dengan keadaan saya sekarang “

Data ojektif :

a. Persaan negatif terhadap diri sendiri


b. Kritik terhadap diri sendiri
c. Merasa tidak percaya diri
d. Menyesal, sedih dan malu terhadap diri sendiri

Diagnosa keperawatan tujuan Intervensi


Harga diri rendah Tujuan Jangka Panjang: 1. Mengidentifikasikan
situasional Harga diri klien kemampuan dan aspek
meningkat dalam positif yang masih dimiliki
menghadapi masalah pasien dan membantu
berat yang dialami klien. pasien menilai
Tujuan Jangka Pendek : kemampuannya
1. Klien dapat 2. Membantu pasien dalam
mengidentifikasi memilih kegiatan sesuai
kemampuan dan aspek kemampuan pasien
positif yang dimiliki. 3. Melatih kegiatan yang
2. Klien dapat menilai sudah pasien pilih sesuai
kemampuan diri yang dengan kemampuannya
dapat digunakan. 4. Membantu pasien agar
dapat merencanakan
3. Klien dapat memilih kegiatan yang sudah
kegiatan sesuai dipilih dan dilatih oleh
kemampuan. pasien dan beri
4. Klien dapat melatih kesempatan pada pasien
kegiatan yang telah untuk mencobanya.
dipilih 5. Mengidentifikasikan
kemampuan dan aspek
positif yang masih dimiliki
pasien dan membantu
pasien menilai
kemampuannya
6. Membantu pasien dalam
memilih kegiatan sesuai
kemampuan pasien
7. Melatih kegiatan yang
sudah pasien pilih sesuai
dengan kemampuannya
8. Membantu pasien agar
dapat merencanakan
kegiatan yang sudah
dipilih dan dilatih oleh
pasien dan beri
kesempatan pada pasien
untuk mencobanya

Anda mungkin juga menyukai