Anda di halaman 1dari 5

Perilaku Kepemimpinan

Sebagian besar teori dan penelitian mengenai perilaku kepemimpinan yang efektif melibatkan
satu atau dua perilaku yang dapat didefinisikan secara luas (yang biasa disebut meta-
catagories). Pada bab ini kita akan membahas beberapa meta-catagories yang relevan dengan
kepemimpinan yang efektif.
1. Perilaku Pemimpin Berorientasi Tugas
Jenis perilaku ini menitikberatkan perhatiannya kepada pemberian tugas. Perilaku ini
sangat memperhatikan dalam hal seperti, Pemberian tugas kepada karyawan,
Mempertahankan standar kinerja, Memastikan karyawan untuk mengikuti prosedur
standar, Menekankan pentingnya deadlines dan Mengkritisi hasil kerja yang buruk.
Di bawah ini merupakan contoh perilaku pemimpin yang berorientasi tugas :
1. Mengatur aktivitas pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi
2. Merencanakan operasi jangka pendek
3. Memberikan tugas baik kepada individu atau kelompok
4. Memperjelas hasil apa yang diharapkan dari tugas yang diberikan
5. Menjelaskan prioritas untuk beberapa tugas
6. Menetapkan tujuan dan standar spesifik untuk kinerja tugas.
7. Menjelaskan peraturan, ketentuan dan standar prosedur operasi
8. Mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan kerja.
9. Memantau operasi dan kinerja.
10. Menyelesaikan masalah yang akan mengganggu pekerjaan dengan segera.
Penerapan perilaku kepemimpinan efektif yang berorientasi pada tugas, di antaranya
adalah :
1. Merencanakan Aktivitas Kerja
Merencanakan operasi jangka pendek maksudnya adalah, memutuskan apa
yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, siapa yang akan melakukan
dan kapan hal tersebut harus selesai. Tujuan dari perencanaan itu sendiri adalah
untuk memastikan organisasi melakukan efisiensi terhadap unit kerja maupun
koordinasi kegiatan dan memanfaatkan sumber daya secara efektif.
a. Perencanaan Operasi
Dalam membuat perencanaan operasi, kegiatan yang dilakukan di antara lain,
penjadwalan pekerjaan rutin dan penetapan tugas-tugas untuk keesokan harinya
atau minggu selanjutnya.
b. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan itu sendiri adalah pengembangan langkah-langkah
tindakan yang direncanakan untuk menerapkan sebuah kebijakan baru arau
melaksanakan sebuah proyek.
c. Perencanaan Kontijensi
Perencanaan kontijensi adalah pengembangan dari prosedur yang sudah ada
untuk menghindari masalah atau bencana potensial yang mungkin muncul di
masa depan.
d. Time Management
Perencanaan yang tidak kalah penting adalah, perencanaan waktu. Hal ini
termasuk pengalokasian waktu untuk tanggung jawab atau aktivitas yang
berbeda.
Untuk membuat perencanaan yang baik, berikut merupakan langkah yang
direkomendasikan :
1) Identifikasi langkah tindakan yang diperlukan
2) Identifikasi urutan optimal atas langkah-langkah tindakan
3) Mengestimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap langkah
tindakan
4) Menentukan waktu mulai dan tenggat waktu untuk setiap langkah tindakan
5) Mengestimasi biaya setiap tindakan
6) Menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tindakan
7) Menyusun prosedur untuk memantau progress
2. Melakukan Klarifikasi terhadap peran dan tujuan
Tujuan mengklarifikasi perilaku adalah untuk membimbing dan
mengkoordinasi aktivitas kerja dan memastikan karyawan mengetahui apa yang
harus dilakukan dan bagaimana melakukan hal tersebut. Sangat esensial bagi
seluruh karyawan mengetahui dan memahami apa tugas, fungsi dan aktivitas yang
dibutuhkan oleh pekerjaan mereka dan hasil seperti apa yang diinginkan.
Di bawah ini merupakan panduan untuk menunjukkan bagaimana pemimpin
secara efektif dapat memberikan tugas ke bawahannya dan memperjelas peran dan
tanggung jawab mereka.
1) Jelaskan tugas yang diberikan secara jelas
Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti pada saat memberikan
penugasan. Jika terdapat lebih dari satu tugas yang diberikan, jelaskan satu
per satu tugas untuk menghindari kebingungan. Deskripsikan apa yang
harus dikerjakan, kapan harus selesai dan bagaimana hasil yang diharapkan.
Jangan lupa, jelaskan pula peraturan perusahaan dan prosedur standar yang
harus diikuti.
2) Jelaskan alasan penugasan
Jelaskan mengapa penugasan tersebut penting dan mengapa karyawan
tersebut dipilih untuk melakukan tugas tersebut. Hal tersebut dilakukan
karena, pemahaman terhadap tujuan penugasan dapat meningkatkan
komitmen karyawan pada tugas tersebut dan akan menimbulkan inisiatif
karyawan dalam mengatasi rintangan.
3) Periksa pemahaman (bawahan) mengenai penugasan yang diberikan
Waspadai indikasi kalau orang tersebut tidak memahami instruksi yang
diberikan atau enggan melakukan apa yang diminta (seperti ekspresi yang
kebingungan atau tanggapan ragu-ragu)
4) Berikan instruksi (yang diperlukan) bagaimana melakukan penugasan itu
5) Jelaskan prioritas untuk tujuan atau tanggung jawab yang berbeda
Dalam satu penugasan, sering kali melibatkan lebih dari satu tujuan atau
bahkan terdapat pengorbanan di antara tujuan yang lain. Sebagai contoh,
dalam suatu penugasan terdapat banyak tujuan, dan bila hanya terfokus
pada satu tujuan saja, maka tujuan lain akan terbengkalai.
6) Rancang tujuan yang spesifik dan tenggat waktu untuk tugas yang penting
Tujuan dan kinerja yang spesifik dan jelas sangat berguna untuk memandu
usaha dan meningkatkan motivasi kerja. Tujuan yang ditetapkan harus
menantang namun tetap realistis, mengingat kesulitan tugas yang diberikan
yang tidak diiringi keterampilan bawahan yang mumpuni dan ketersediaan
sumber daya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
3. Memantau Operasi dan Kinerja
Pemantauan melibatkan pengumpulan informasi tentang operasi unit organisasi
manajer, termasuk kemajuan pekerjaan tersebut, performa individu karyawan,
kualitas dari produk atau jasa yang diberikan dan kesuksesan suatu proyek atau
program.
Pemantauan (monitoring) bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti,
melakukan observasi dari pekerjaan, membaca laporan, melihat data mengenai
performa atau mengadakan pertemuan untuk meninjau kemajuan pekerjaan baik
dengan individu atau kelompok.
Di bawah ini merupakan panduan yang menjelaskan cara-cara efektif untuk
memantau kegiatan operasi dan kinerja bawahan.
1) Mengidentifikasi dan mengukur indikator kinerja penting.
Mendapatkan informasi yang akurat mengenai operasi dan kinerja dari
pekerjaan sangat esensial untuk mencapai kepemimpinan yang efektif. Bila
kinerja melibatkan banyak kriteria, semua kriteria harus diukur dan
digunakan untuk kinerja evaluasi.
2) Memantau variabel proses kunci dan juga hasilnya.
Proses yang menentukan hasil seharusnya dapat diukur sebagai nilai tambah
dari hasil itu sendiri untuk meningkatkan pemahaman tentang hubungan
sebab akibat dan untuk mendeteksi masalah .
3) Mengukur kemajuan untuk dibandingkan dengan rencana dan anggaran.
Penginterpretasian informasi operasi dibantu dengan menghubungkan
rencana, perkiraan dan anggaran. Sebagai contoh, pada saat-saat penting
(seperti bulanan, tahunan) pengeluaran aktual dibandingkan dengan jumlah
yang dianggarkan untuk mengidentifikasi perbedaan. Jika pengeluaran
melebihi yang dianggarkan, perlu dilakukan investigasi untuk menemukan
penyebab terjadinya hal tersebut, dan tindakan korektif apa yang perlu
dilakukan.
4) Mengembangkan sumber informasi independen tentang kinerja.
Menggunakan banyak informasi dari banyak sumber dapat mengurangi
tingkat informasi yang tidak sesuai.
5) Mengawasi operasi secara langsung jika mungkin.
Dengan mengawasi operasi secara langsung, pemimpin dapat mengetahui
secara langsung bagaimana kegiatan operasi berlangsung sehari-hari dan
mengecek apakah apakah laporan operasi yang dibuat akurat.
6) Menanyakan pertanyaan khusus tentang pekerjaan.
Pada saat memimpin review meetings atau pada saat melakukan observasi
operasi, manajer dapat bertanya kepada karyawannya guna mendapatkan
informasi penting tentang pekerjaan tersebut. Gaya tanya jawab yang
digunakan sebaiknya tidak menghakimi, agar karyawan dapat memberikan
informasi sesuai keadaan sesungguhnya tanpa takut benar atau salah.
7) Mendorong pelaporan permasalahan dan kesalahan.
Jika mendapatkan laporan yang tidak mengenakan dari karyawan, misalnya
mengenai, masalah, kesalahan atau penundaan, pemimpin harus tetap
mengapresiasi kejujuran atau keakuratan informasi yang diberikan.
Meskipun hal tersebut tidak menguntungkan secara finansial, namun dapat
membantu karyawan belajar dari kesalahan dibanding dengan menghukum
mereka.
8) Mendorong pelaporan permasalahan dan kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai