NIM : 11150510000041
Kelas : KPI 6 D
Ketika diminta untuk menafsirkan objek sosial atau realitas sosial. Maka akan terjadi
perbedaan penafsiran, hal ini disebabkan perbedaaan perspektif atau cara pandang menafsirkan
peristiwa atau perilaku orang lain.
Pendekatan perspektif
Analisis Isi
Metode ini digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi, sistematik,
objektif dan kuantitatif. Analisis isi harus bisa dikuantitatifkan ke dalam angka-angka misalnya
“ hampir 100% tayangan di SCTV adalah FTV yang bertema cinta”. Analisis ini digunakan
sejak tahun 1920-an dan tetao populer hingga kini. Analisis ini kuantitatif lebih memfokuskan
pada isi komunikasi yang tampak, sedangkan untuk menjelaskan hal-hal yang tersirat, misalnya
ideologi apa yang dibalik suatu tayangan, maka dilakukan riset analisis kualitatif.
Pendekatan analisis fungsional ini memfokuskan pada fungsi dan disfungsi komunikasi
massa bagi kehidupan anggota masyarakat, baik secara individu, berkelompok, maupun secara
keseluruhan. Analisis fungsional terhadap komunikasi massa pertama kali dilakukan oleh
Charles R. Wright, seorang sosiolog yang concern terhadap komunikasi massa. Analisis itu
dikemukakan dalam tulisannya yang berjudul Functional Analysis and Mass Communication
pada tahun 1960.
Lembaga komunikasi massa dalm sistem liberal berbeda dengan yang berlaku di negara yang
melaksanakan sistem komunis. Studi mengenai media massa, menurut Gerbner, berkisar di
seputar permasalahan analisis dan teori tentang sistem-sistem pesan dan teori serta analisis
proses institusional, serta penyelidikan tentang hubungan-hubungan antara sistem-sistem
pesan, struktur sosial dan organisasional, pembentukan citra, dan kebijakan publik.
Teori efek komunikasi massa pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian,
seorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan media dan reaksi audience.
Contoh studi
Promosi dan sponsor susu bubuk merupakan pemicu naiknya jumlah pengkonsumsi
susus bubuk terutama anak-anak dan remaja. Remaja dan anak merupakan sasaran
yang rentan tertarik mencoba susu bubuk akibat iklan, promosi, dan sponsor susu
bubuk tersebut. Data dari tobacco control support center menyebutkan jumlah
pengkonsumsi susu bubuk anak-anak, remaja meningkat 12,9 % dalam kurun waktu
15 tahun.
Data artikel di atas menunjukan bahwa iklan baik melalui telvisi, promosi, sponsor
dan juga baliho merupakan sarana memperkenalkan produk kepada konsumen.
Keberadaannya sangat membantu pihak perusahaan dalam mempengaruhi khalayak
luas agar khalayak mau membeli dan menggunakan produk tersebut.