Anda di halaman 1dari 12

PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH

Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua orang. Dipandang dari
sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan :

1. Menjamin tempat tinggal / tempat kerja yang bersih


2. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
3. Mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan vektor penyakit

Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan meliputi 2 cara pokok,
yaitu :

1. Pengendalian non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan,
mengatur, mengawasi segala bentuk kegiatan industri dan bersifat mengikat sehingga
dapat memberi sanksi hukum pagi pelanggarnya.
2. Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan
dengan cara-cara yang berkaitan dengan proses produksi seperti perlu tidaknya
mengganti proses, mengganti sumber energi/bahan bakar, instalasi pengolah limbah
atau menambah alat yang lebih modern /canggih. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah :
1. Mengutamakan keselamatan manusia
2. Teknologinya harus sudah dikuasai dengan baik
3. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.

1. A. PENANGANAN LIMBAH PADAT

Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel, pusat
perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan. Penanganan limbah padat melalui
beberapa tahapan, yaitu :

1. Penampungan dalam bak sampah


2. Pengumpulan sampah
3. Pengangkutan
4. Pembuangan di TPA.

Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam perlakuan, seperti
menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang digembala di TPA, di sortir oleh pemulung,
atau diolah menjadi pupuk kompos.

1. A. Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :


1. 1. Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk membuat
kompos adalah sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran
hewan, sisa bahan makanan dll. Dalam proses pembuatan kompos ini bahan baku akan
mengalami dekomposisi / penguraian oleh mikroorganisme.

Proses sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang sering menimbulkan gas.
Sedangkan proses pengomposan secara aerob membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak
menghasilkan gas. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pengomposan yaitu :

1. Ukuran bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat proses pengomposan
2. Kandungan air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air akan berjamur sehingga
proses penguraiannya lambat dan tidak sempurna. Tetapi jika kelebihan air berubah
menjadi anaerob dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.
3. Aerasi, aerasi yang baik akan mempercepat proses pengomposan sehingga perlu
pembalikan atau pengadukan kompos.
4. pH (derajat keasaman), supaya proses pengomposan berlangsung cepat, pH kompos
jangan terlalu asam maka perlu penambahan kapur atau abu dapur
5. suhu, suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30 – 450 C
6. perbandingan C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan bila komposisi C/N
mendekati perbandingan C/N tanah yaitu 10 – 12
7. kandungan bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar, selulosa yang tinggi akan
memperlambat proses pengomposan.

Cara pembuatan kompos, memalui cara :

1. menggunakan komposter
2. tumpukan terbuka (open windrow)
3. cascing (menggunakan cacing)

Di dalam kompos terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga digunakan
sebagai pupuk tanaman dan disebut pupuk organik. Dalam proses pengomposan, bahan baku
kompos mengalami perubahan kimiawi oleh mikroorganisme / bakteri yang membutuhkan
nitrogen untuk hidupnya. Tetapi tidak selalu bahan baku kompos mengandung nitrogen yang
cukup untuk kebutuhan bakteri pengurai tersebut sehingga diperlukan pemberian tambahan
nitrogen, salah satunya adalah EM 4 (effective microorganism 4) yang berfungsi sebagai
aktivator. Hal ini akan membantu bakteri hidup berkembang dengan baik sehingga proses
penguraian bahan baku kompos menjadi lebih cepat dan proses pengomposan berlangsung
lebih cepat pula. Jika aerasi kurang, maka yang terjadi adalah proses pembusukan dan akan
mengasilkan bau busuk akibat terbentuknya amoniak (NH3) dan asam sulfida (H2S).

Kompos dari bahan baku organik memiliki beberapa kegunaan antara lain :
1. memperbaiki kualitas tanah
2. meningkatkan kemampuan tanah dalam melakukan pertukaran ion
3. membantu pengolahan sampah
4. mengurangi pencemaran lingkungan
5. membantu melestarikan sumber daya alam
6. membuka lapangan kerja baru
7. mengurangi biaya operasional bagi petani atau pecinta tanaman

1. Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja manusia maupun
kotoran hewan menjadi gas yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar alternatif.
Kandungan gas bio antara lain metana ( CH4) dalam komposisi yang terbanyak,
karbondioksida ( CO2 ), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida ( CO ), Oksigen (O2), dan
hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini harus pada tingkat kelembaban
yang sesuai, suhu tetap dan pH netral.

1. Makanan ternak ( Hog Feeding ), adalah pengolahan sampah organik menjadi


makanan ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak harus
dipilih dan dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan sampah yang
mengandung logam berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan ternak.

1. B. Berikut ini beberapa metode penanganan limbah anorganik padat :

1. 1. Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )

Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-barang yang


ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai pembungkus,
menggunakan MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada mesin, tidak menggunakan CFC
sebagai pendingin dan lain-lain.

Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan produksi


sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada banyak kantong plastik,
membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain daripada
membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain dalam
kemasan besar daripada yang kecil-kecil.
Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah
melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh
pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini
pemulung berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang
bisa didaur ulang bisa mendapat penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur ulang
menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dll.

Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan
memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya
memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset,
memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja / tas dll

1. 2. Insenerator, adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara


terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi volume
sampah hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5 – 10 % dari total volume sampah
yang dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini adalah
mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah logam.

1. 3. Sanitary Landfill, adalah metode penanganan limbah padat dengan cara


membuangnya pada area tertentu.

Ada 3 metode sanitary landfill, yaitu :

1. Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang
memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang
ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di sebelah
parit yang telah penuh tersebut.
2. Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian
ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
3. Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area. Pada
area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan
15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur hijau
(pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.

1. 4. Penghancuran sampah (pulverisation), adalah proses pengolahan sampah


anorganik padat dengan cara menghancurkannya di dalam mobil sampah yang
dilengkapi dengan alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi potongan-
potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau
letaknya rendah.
1. 5. Pengepresan sampah ( reduction mode), yaitu proses pengolahan sampah
dengan cara mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak
memakan banyak tempat.

1. C. Penanganan Limbah cair

Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam bentuk
air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga. Untuk itu
diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini tidak menjadi polutan.

Tujuan pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :

1. Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)
2. Untuk melindungi biota dalam tanah dan perairan
3. Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti
nyamuk, kecoa, lalat dll.
4. Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap

Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :

1. Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap proses kegiatan yaitu
:
1. Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar dan mudah mengendap.
2. Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan
lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.
3. Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari
dalam airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses
osmosis.
4. Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik
terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air
buangan tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.
5. Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan untuk
memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan
beberapa tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit
pengolahan kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
6. Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan. Metode kimia dibedakan atas metode nondegradatif
misalnya koagulasi dan metode degradatif misalnya oksidasi polutan organik
dengan pereaksi lemon, degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.
7. Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan
mikroorganisme alami untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik
maupun anaerobik. Pengolahan ini dianggap sebagai cara yang murah dan
efisien.

Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :

1. Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut
agar mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang.
Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri
patogen, larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan
dengan syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk
keperluan lain, volume airnya banyak sehingga pengenceran bisa 30 -40 kalinya, air
tersebut harus mengalir.

2. Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air
limbah yang telah mengalami pengolahan dari sistem lain. Air tinggal mengalami
peresapan ke dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan
kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.

3. Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun
biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian
ruang untuk tahap-tahap pengolahan, yaitu :

a. Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami
proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge)

b. Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses


pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar

c. Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi


sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar
merata

d. Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber
serta menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain. Panjang
minimal resapan ini adalah 10 m dibuat pada tanah porous.

4. Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan maupun
lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air hujan disebut
combined system. Sedang bila penampung hujannya dipisahkan maka disebut
separated system. Air kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai
berikut :

a. Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung di air

b. Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak besar


secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.

c. Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan mikroorganisme untuk


menguraikan senyawa organik

d. Saringan pasir (sand filter)e. Desinfeksi (desinfection), menggunakan


kaporit untuk membunuh kuman

f. Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan


membuangnya di sungai / laut.

D. Penanganan Limbah Gas, Debu dan Partikel

Filter udara digunakan untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari cerobong atau stack.
Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :

1. Pengendapan siklon, adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.

Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas buang
yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga partikel yang relatif
berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat diendapkan oleh siklon adalah
berukuran antara 5 – 40 mikro. Makin besar ukuran debu, semakin cepat partikel diendapkan.

1. Filter basah, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian bawah alat.
Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan air untuk turun
ke bawah. Bila ingin hasil yang lebih baik, dapat digabungkan pengendap siklon
dengan filter basah. Penggabungan kedua alat ini menghasilkan alat penangkap debu
yang dinamakan pengendap siklon filter basah.
2. Pengendap sistem Gravitasi, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara
kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih. Prinsip
kerja alat ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur terkumpul ke bawah
akibat gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alat
yang digunakan.
3. Pengendap elektrostatik, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam jumlah (volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara yang keluar dari
alat ini relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana dindingnya diberi muatan
positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya tegangan yang berbeda akan
menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan
udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran menjadi ion negatif yang akan
ditarik dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di tengah silinder kemudian
terhembus keluar.

F. Dampak Pengolahan Limbah Terhadap Lingkungan

Pengolahan limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, akan
tetapi bila tidak dikelola dengan baik dapat memberi dampak negatif bagi lingkungan.

Dampak positif pengolahan limbah

Pengolahan limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :

1. Limbah dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah


2. Limbah dapat digunakan untuk pupuk
3. Limbah dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun mengalami
proses pengolahan lebih dulu
4. Mengurangi tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit
5. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit menular
6. Menghemat biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat

Dampak negatif bila limbah tidak dikelola dengan baik

Pengolahan limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :

1. Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit


2. Menyebabkan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun stress
3. Lingkungan menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir
4. Lingkungan menjadi tidak indah dipandang
5. Menurunkan minat orang datang ketempat tersebut
6. Menaikkan angka kesakitan bagi masyarakat
7. Membutuhkan dana besar untuk membersihkan lingkungan
8. Menurunkan pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan yang
berkunjung.

DAMPAK NEGATIF :
1. Masalah Air Bersih
Selain masalah penyebaran air, hal yang merupakan salah satu faktor penting penyebab
masalah kelangkaan air bersih adalah pencemaran dan perusakan lingkungan. Jumlah dan
pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah tentunya akan kebutuhan masyarakat akan
air bersih. Namun disamping meningkatnya kebutuhan tersebut, pencemaran yang dapat
merusak sumber air bersih pun akan semakin meningkat.
Masyarakat pada umumnya tidak atau belum mengerti mengenai prinsp perlindungan air bersih
dan penggunaan air yang bertanggungjawab. Sebagian besar masyarakat masih berpikir bahwa
masalah air minum adalah urusan pemerintah atau PDAM saja tanpa membantu untuk
mendukung kerja pemerintah.
Sekarang dapat kita lihat sungai – sungai yang merupakan sumber air utama sudah menjadi
kotor akibat banyaknya sampah yang dibuang dan limbah – limbah indusr\tri yang dapat
merusak air tersebut.

2. Masalah Sampah
Memang di waktu sekarang ini yang bisa kita lakukan hanyalah menampung semua sampah
pada sebuah tempat yang kita sebut sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Namun apabila
sampah – sampah tersebut hanya diletakan begitu saja, justru akan menimbulkan dampak yang
buruk bagi lingkungan. Selain itu, sangat sulit untuk mencari lahan kosong yang dapat
digunakan sebagai tempat menampung sampah – sampah.
Selain masalah penanganan sampah, masalah kesadaran masyarakat akan pembuangan sampah
juga sangat memprihatinkan. Kita banyak melihat sungai – sungai justru menjadi tempat untuk
membuang sampah padahal sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi kehidupan
masyarakat. Pembuangan sampah ke saluran air dapat menyumbat saluran tersebut dan
dampaknya kan cukupp besar. Selain mengancam ketersediaan air bersih, penyumbatan saluran
ai juga dapat menyebabkan banjir. Apabila penyumbatan sudah parah, maka banjir yang terjadi
bisa menjadi banjir yang berkepanjangan dengan kedalaman yang cukup untuk
menenggelamkan sebuah rumah seperti yang sudah kita lihat beberapa tahun belakangan ini.
3. Masalah Polusi Udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan Bank Dunia telah
menetaplkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat polusi tertinggi ketiga di
dunia. World Bank juga menetapkan Jakarta sebagai kota dengan kadar polutan tertinggi
setelah Beijing, New Delhi, dan Mexico City.
Minimnya pengolahan asap pabrik juga turut menyumbang jumlah polutan yang memenuhi
udara Indonesia terutama di kota- kota besar.
FAKTOR PENYEBAB :
Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Kerusaan Lingkungan Hidup
Secara umum faktor faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup ada 2 macam
yaitu kerusakan lingkungan hidup oleh alam dan kerusakan lingkungan hidup akibat kelakuan
/ aktivitas manusia.

1. Kerusakan akibat faktor alam.


Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang
terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-
peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain meliputi hal-hal
berikut ini.
a. Letusan Gunung Api
Letusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk
dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai
dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik
Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya,
sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan
menimbulkan longsor lahan. Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari
tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu vulkanis sangat
berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan hewan), hal ini
dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika (Si) yang sangat tinggi, sedangkan
debu-debu vulkanis yang menempel di dedaunan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini
menyebabkan tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan mati.
Dampak letusan gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal.
Lama tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan ledakan dan
tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke kondisi normal, maka
daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena mengalami proses peremajaan tanah.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar
kekuatan gempa, maka akan menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi.
Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak,
aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan
sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami,
yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat
tinggi.
c. Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir
dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri.
Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya
banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau
di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia,
misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat
aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang
ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena
tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia.
d. Tanah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat
terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini
dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana
penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda
beberapa wilayah Indonesia

e. Angin Topan
Angin topan terjadi karena perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu daerah
sehingga menyebabkan angin bertiup lebih kencang. Di beberapa belahan dunia, bahkan sering
terjadi pusaran angin. Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai tumbuhan,
memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat membahayakan
penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk
Indonesia.

f. Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya
penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama
dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan
sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan
berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Aktivitas / Ulah Manusia


Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup. Faktor bertambahnya populasi penduduk memicu juga kerusakkan alam
yang dahsyat. Dimana semua kebutuhan penduduk tergantung pada hasil kekayaan alam.

Faktor manusia ini antara lain :


1. Perburuan hewan yang membabi-buta sehingga terputusnya rantai makanan yang
menyebabkan keseimbangan alam menjadi kacau tidak ada ujung pangkalnya.
2. Kebakaran hutan diakibat dua faktor selain alam dikareanakan oleh kemarau panjang yang
memicu kebakaran alam. Kebakaran hutan juga disebabkan ulah manusia yang melakukan
aktivitas seperti pembukaan lahan dengan membakar hutan pada akhirnya terjadi polusi udara
akibat kabut asap yang ditimbulkan sehingga banyak spesies binatang dan tumbuhan musnah.
3. Penggundulan hutan ini adalah akibat manusia yang melakukan aktivitas penebangan hutan
secara liar tanpa izin atau illegal dengan tanpa melakukan reboisasi kembali pada hutan
tersebut.
4. Penambangan adalah aktivitas manusia dalam menggali material alam yang berharga seperti
bahan tambang besi,timah,emas dll. Penambangan secara liar tanpa perlakuan bijak akan
memicu kerusakan alam juga.
5. Limbah industri adalah hasil pengolahan pabrik yang tidak berguna. Limbah ini merupakan
pemicu juga dalam kerusakan alam karena limbah itu berupa racun yang akan memusnahkan
hewan,tumbuhan dan manusia juga. Dan dipastikan keseimbangan alam juga terganggu.
6. Radiasi Nuklir adalah peristiwa pencemaran alam akibat meledak dan pecahnya partikel-
partikel dari nuklir dari penyimpannya.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:

a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar
(polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut
pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan.
Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara,
pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara. Pencemaran udara yang
ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran,
khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan
bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara,
menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan
asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan.
1) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran,
misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau
menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang
berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat
berkurang.
2) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan
pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian
yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan,
keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.

Anda mungkin juga menyukai