Anda di halaman 1dari 2

BERITA TERKINI

Balon Intraaorta untuk Pasien Infark Miokard


dengan Syok Kardiogenik
hipotesis bahwa IABP dibandingkan dengan
terapi terbaik yang tersedia, menurunkan
tingkat kematian pasien infark miokard akut
dengan komplikasi syok kardiogenik yang
telah direncanakan revaskularisasi dini.

Pasien yang disertakan di penelitian ini adalah


mereka yang mengalami infark miokard
akut (dengan atau tanpa elevasi segmen ST)
dengan komplikasi syok kardiogenik dan
telah direncanakan untuk revaskularisasi dini
(dengan PCI atau CABG). Pasien dianggap
mengalami syok kardiogenik jika tekanan
darah sistolik kurang dari 90 mmHg selama
lebih dari 30 menit atau memerlukan infus
katekolamin untuk menjaga tekanan sistolik
di atas 90 mmHg, mempunyai tanda klinis
bendungan paru, dan perfusi organ akhir yang
terganggu. Diagnosis perfusi organ akhir yang
terganggu harus memenuhi paling sedikit
satu dari tanda berikut: perubahan status
mental, dingin, kulit dan ekstremitas lembab,
oliguria dengan keluaran urin kurang dari
30 ml per jam, atau kadar laktat serum lebih
tinggi dari 2,0 mmol per liter.

Pasien tidak memenuhi syarat penelitian ini


bila mereka telah diresusitasi lebih dari 30
menit, tidak memiliki aksi jantung intrinsik,
dalam keadaan koma dengan dilatasi pupil
menetap yang tidak diinduksi obat, memiliki
penyebab mekanik syok kardiogenik (seperti

T
ingkat kematian pada pasien-pasien menyatakan bahwa penggunaan pompa defek septal ventrikuler atau ruptur otot
dengan syok kardiogenik sebagai balon intraaorta dihubungkan dengan papiler), onset syok lebih dari 12 jam sebelum
komplikasi infark miokard akut penurunan sebesar 11% risiko kematian. skrining, embolisme paru masif, penyakit
cukup tinggi bahkan setelah dilakukan Pada penelitian penggunaan pompa balon arteri perifer berat yang menghalangi
revaskularisasi dini dengan percutaneous intraaorta pada syok kardiogenik (IABP- penyisipan IABP, regurgitasi aorta lebih dari
coronary intervention (PCI) atau coronary artery SHOCK) yang melibatkan hanya 45 pasien, grade II (pada skala I sampai IV, grade lebih
bypass grafting (CABG). tidak ada perbedaan signifikan dalam hal tinggi menandakan regurgitasi lebih berat),
keparahan penyakit (skor APACHE II) antara umur lebih dari 90 tahun, dalam keadaan syok
Intraaortic balloon counterpulsation adalah pasien yang diberi IABP dengan kelompok sebagai hasil kondisi di luar infark miokard
bentuk bantuan hemodinamik yang paling kontrol yang menerima pelayanan standar, akut, mempunyai penyakit penyerta berat
sering diberikan pada pasien infark miokard meskipun kadar BNP serial menurun secara dengan harapan hidup kurang dari 6 bulan.
akut dengan komplikasi syok kardiogenik. signifikan pada kelompok IABP. Bukti yang Seluruh pasien atau wakil yang sah secara
Berdasarkan panduan Eropa dan Amerika tidak meyakinkan tersebut mungkin menjadi hukum mengisi informed consent.
Serikat, penggunaan balon intraaorta pada penjelasan mengapa penggunaan IABP hanya
terapi syok kardiogenik diklasifikasikan kelas IB 25-40% pasien syok kardiogenik, tidak sesuai Pasien yang memenuhi syarat diacak dengan
dan IC. Namun, bukti ilmiahnya hanya diambil dengan yang direkomendasikan. perbandingan 1:1, antara pasien yang
dari rekam medis dan masih kurang percobaan menjalani IABP atau tanpa IABP (kelompok
acak yang mendukung. Metaanalisis yang Percobaan IABP-SHOCK II merupakan peneliti- kontrol). Pengacakan dilakukan secara
dimasukkan hanya penelitian kohort yang an multisenter dan acak, dibuat untuk menguji terpusat dengan program berbasis internet.

518 CDK-206/ vol. 40 no. 7, th. 2013


BERITA TERKINI

Terapi CABG atau PCI dengan CABG. Revaskularisasi


Pompa balon intraorta dimasukkan baik tidak dilakukan pada 3,2% pasien. Durasi
sebelum PCI atau segera setelah PCI, saat median IABP adalah 3 hari (jangkauan
penyisipan bergantung pada penyidik. interkuartil, 2,0 sampai 4,0; jangkauan 1
Bantuan dimulai dengan penggunaan 1:1 sampai 16).
pemicu EKG (seperti inflasi dan deflasi balon
dipicu oleh gelombang R) dan dijaga sampai Hasil disisipi IABP. Meskipun didapatkan efek positif
tercapai stabilisasi hemodinamik, yang Di antara 277 pasien kelompok IABP dan IABP pada disfungsi multiorgan pada hari ke-2
didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik telah direvaskularisasi, tidak didapatkan dan ke-3, dinilai dengan SAPS II, efek ini tidak
lebih dari 90 mmHg selama lebih dari 30 perbedaan signifikan tingkat kematian terbukti pada hari ke-4. Selain itu, tidak ada
menit tanpa katekolamin. Pencabutan pompa antara 37 pasien (13,4%) yang disisipkan IABP efek signifikan pada kadar protein C-reaktif
dilakukan bila didapatkan penurunan trigger sebelum revaskularisasi dan 240 pasien (86,6%) atai kadar laktat serum, yang dikenal sebagai
ratio. Pertukaran pasien antara kelompok yang disisipkan IABP setelah revaskularisasi ukuran tingkat peradangan dan oksigenasi
kontrol dengan kelompok IABP diperbolehkan (kematian, 36,4% dan 36,8%, secara berurutan; jaringan.
jika hanya ada komplikasi mekanik (defek P=0,96). Dalam hal keamanan, tidak ada
septum ventrikel atau ruptur otot papiler) perbedaan signifikan antara kelompok IABP Penelitian klinis dan eksperimental
yang terjadi setelah pengacakan. dengan kelompok kontrol dalam kejadian mengindikasikan bahwa IABP memiliki manfaat
stroke, perdarahan, sepsis, komplikasi iskemik hemodinamik sebagai hasil penurunan
Seluruh pasien menjalani revaskularisasi dini perifer yang membutuhkan intervensi di rumah afterload dan augmentasi diastolik dengan
dan menerima terapi pengobatan terbaik sakit, tingkat reinfark, dan trombosis stent. peningkatan perfusi koroner. Namun, efek pada
yang tersedia berdasarkan panduan. Jenis keluaran jantung kecil dan tidak cukup untuk
revaskularisasi (PCI primer dengan terapi pada Kematian pasien syok kardiogenik disebabkan menurunkan tingkat kematian. Pada penelitian
lesi target saja, PCI lesi target plus tambahan satu atau lebih faktor berikut: penurunan terbaru, kecil, dan acak, tidak ada perbedaan
segera atau PCI lesi nontarget atau CABG) hemodinamik, disfungsi multiorgan, dan signifikan antara pasien IABP dengan kelompok
bergantung operator. Terapi pelayanan terjadinya systemic inflammatory response kontrol dalam hal cardiac output, indeks kerja
intensif telah distandarisasi berdasarkan syndrome (SIRS). Percobaan ini memberikan ventrikel kiri, atau tahanan vaskuler sistemik.
German-Austrian S3 Guideline. informasi mengenai efek IABP pada faktor- Secara umum, percobaan acak pada pasien
faktor tersebut. Tidak ada peningkatan dengan syok kardiogenik komplikasi dari
Prosedur yang paling sering digunakan untuk segera pada tekanan darah maupun denyut infark miokard akut, yang telah direncanakan
revaskularisasi dini adalah PCI primer (95,8% jantung pada pasien-pasien yang disisipi IABP revaskularisasi dini, IABP tidak menurunkan
pasien). Hanya pada 3,5% pasien dilakukan dibandingkan dengan mereka yang tidak tingkat kematian 30 hari.  (Prima Almazini)

REFERENSI:
Thiele, H, Zeymer, U, et al. Intraaortic balloon support for myocardial infarction with cardiogenic shock [citated October, 10 2012]. N Engl J Med 2012; 367:1287-1296. Available from: www.
nejm.org

CDK-206/ vol. 40 no. 7, th. 2013 519

Anda mungkin juga menyukai