1 Ѱp :
0,601cm3
Ѱw1:
0,750cm3
2 Ѱp :
0,754cm3
Ѱw1:
0,743 cm3
3 Ѱp :
0,847 cm3
Ѱw1:
0,846 cm3
4 Ѱp :
0,794 cm3
Ѱw1:
0,736cm3
5 Ѱp :
0,616 cm3
Ѱw1:
0,695cm3
6 Ѱp :
0,610 cm3
Ѱw1:
0,679 cm3
7 Ѱp :
0,557 cm3
Ѱw1:
0,643 cm3
8 Ѱp :
0,687 cm3
Ѱw1:
0,709 cm3
9 Ѱp :
0,603 cm3
Ѱw1:
0,686 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,603 cm3 (elongate) dan 0,686 cm3
(intermediate shape)
10 Ѱp :
0,473cm3
Ѱw1:
0,634 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,473 cm3 (very elongate) dan 0,634
cm3 (subelongate)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
11 Ѱp :
0,556 cm3
Ѱw1:
0,618 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,556 cm3 (very elongate) dan 0,618
cm3 (elongate)
12 Ѱp :
0,707 cm3
Ѱw1:
0,706 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,707 cm3 (subequent) dan 0,706 cm3
(subequent)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
:
13 Ѱp :
0,672cm3
Ѱw1:
0,743 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,672 cm3 (intermediate shape) dan
0743 cm3 (equent)
14 Ѱp :
0,657cm3
Ѱw1:
0,709 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,657 cm3 (sub elongate) dan 0,709
cm3 (subequent)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
15 Ѱp :
0,807 cm3
Ѱw1:
0,860 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,807 cm3 (very equent) dan 0,860
cm3 (very equant)
16 Ѱp :
0,667 cm3
Ѱw1:
0,720 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,667 cm3 (intermediate shape) dan
0,720 cm3 (equant)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
17 Ѱp :
0,678 cm3
Ѱw1:
0,625 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,678 cm3 (intermediate shape) dan
0,620 cm3 (elongate)
18 Ѱp :
0,704cm3
Ѱw1:
0,690 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,704 cm3 (sub equent) dan 0,690 cm3
(intermediate shape)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
19 Ѱp :
0,720 cm3
Ѱw1:
0,777 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,720 cm3 (subequent) dan 0,777 cm3
(very equent)
20 Ѱp :
0,798cm3
Ѱw1:
0,788 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,798cm3 (very equent) dan 0,788 cm3
(very equent)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
21 Ѱp :
0,667 cm3
Ѱw1:
0,699 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,667 cm3 (sub elongate) dan 0,699
cm3 (intermediate shape)
22 Ѱp :
0,599 cm3
Ѱw1:
0,575cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,599 cm3 (very elongate) dan 0,575
cm3 (very elongate)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
:
23 Ѱp :
0,785 cm3
Ѱw1:
0,779 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,785 cm3 (very equent) dan 0,779
cm3 (very equent)
24 Ѱp :
0,772cm3
Ѱw1:
0,804cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,772 cm3 (very equent) dan 0,804
cm3 (very equent)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
25 Ѱp :
0,751cm3
Ѱw1:
0,711 cm3
Kesimpulan :
Dengan menggunakan klasifikasi sphericity menurut folk (1968) diperoleh range
perhitungan Ѱp dan Ѱw1 masing-masing 0,751 cm3 (equent) dan 0,711 cm3
(equent)
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Moh Edwin
FAKULTAS TEKNIK Nim : F 121 14 051
PRODI S1 TEKNIK GEOLOGI
Acara : Spehricity
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui ukuran suatu butir
mendekati bentuk bola atausphericity.
Dimana Vp: volume butiran yang diukur dan Vcs: volume terkecil suatu bola
yang melingkupi partikel tersebut (circumscribing sphere). Krumbein (1941)
kemudian menyempurnakan persamaan tersebut dengan memberikan nilai
volume bola dengan π/6D3, dimana D adalah diameter bola. Dengan
menggunakan asumsi bahwa butiran secara tiga dimensi dapat diukur panjang
sumbu-sumbunya, maka diameter butiran dijabarkan dalam bentuk DL, DI,
dan DS, dimana L, I, S menunjukkan sumbu panjang, menengah, dan pendek.
Setelah memasukkan niali pada perhitungan Wadell, maka sphericity dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dalam hal ini L, I dan S adalah sumbu-sumbu panjang, menengah clan pendek
sebagaimana dalam rumus Krumbein (1941). Menurut Boggs (1987), pada
prinsipnya rumus yang diajukan oleh Sneed & Folk (1958) ini tidak lebih valid
dibandingkan dengan intercept sphericity, terutama kalau diaplikasikan pada
sedimen yang diendapkan oleh aliran gravitasi dan es. Dengan tanpa
mempertimbangkan bagaimana sphericity dihitung, Boggs (1987) menyatakan
bahwa hasil perhitungan sphericity yang sama terkadang dapat diperoleh pada
semua bentuk butir. Partikel dengan bentuk yang berbeda bisa mempunyai
nilai sphericity yang sama. Untuk mendefinisikan sphericity dari hitungan
matematis, Folk (1968) mengelaskan sphericity dalam 7 kelas sebagaimana
ditunjukkan dalam Tabel II.2.
Bentuk butir ukuran kerakal atau yang lebih besar dipengaruhi oleh bentuk
asalnya dari batuan cumber, namun demikian butiran dengan ukuran ini akan
lebih banyak mengalami perubahan bentuk karena abrasi dan pemecahan
selama transportasi dibandingkan dengan butiran yang berukuran pasir. Untuk
butiran sedimen yang berukuran pasir atau lebih kecil, bentuk butir juga lebih
banyak dipengaruhi oleh bentuk asal mineralnya.
Pada prakteknya, analisis bentuk butir pada sedimen yang berukuran pasir
biasanya dilakukan pada mineral kuarsa. Hal ini disebabkan sifat mineral
kuarsa yang keras, tahan terhadap pelapukan, clan jumlahnya yang melimpah
pada batuan sedimen. Namun demikian, untuk membuat perbandingan bentuk
butiran setelah mengalami transportasi, pengamatan bentuk butir pada mineral
lain maupun fragmen batuan (lithic) boleh juga dilakukan.
Secara umum butiran yang spheris clan prolate lebih mudah tertransport
dibandingKan bentuk blade clandisc(oblate).Lebih jauh analisis sedimen
berdasarkan butiran saja sulit untuk dilakukan. Sebagai contoh, Boggs (1987)
menyatakan bahwa dari pengamatan bentuk butir saja tidak aapat digunakan
untuk menafsirkan suatu lingkungan pengendapan.
V. Tabel Perhitungan
No
DL Di Ds Ds² Dl² Dl/Di Ds.Di
Sampel