Konsep Negara Integralistik PDF
Konsep Negara Integralistik PDF
1. PIDATO SOEPOMO
Berikut adalah isi pidato Soepomo yang dibacakan pada tanggal 31 Mei
1945 berdasarkan yang tertulis pada notulen rapat sidang BPUPKI 27.
Sidang Pertama
Waktu :
Anggota, Soepomo:
27
___________, Lahirnya PANCASILA Kumpulan Pidato BPUPKI, Yogyakarta:Media
Pressindo, 2006, hal. 56-80.
hukum dan dari sudut formeel, (jurisprudence), yaitu harus ada daerah (territory),
rakyat, dan harus ada perintah yang daulat (souverein) menurut hukum
kemerdekaan dari Negara dalam arti sosiologi dan arti politik. Juga suatu syarat
mutlak yang telah dibicarakan dalam sidang ini ialah tentang pembelaan tanah air.
Maka pembelaan tanah air sangat penting adanya dan tentang ini saya setuju
yaitu dari Paduka Tuan Soomubutyoo yang telah dimuat dalam surat kabar Asia
Raya dan setuju juga dengan pandangan yang baru tadi diuraikan oleh anggota
lain, umpamanya negeri Malaka, Borneo Utara hendak ingin juga masuk
lingkungan Indonesia, hal itu kami tidak keberatan. Sudah tentu itu bukan kita
saja yang akan menentukan, akan tetapi juga pihak saudara-saudara yang ada di
Tentang syarat mutlak kedua, hal rakyat sebagai warga Negara. Pada
Arab yang telah berturun-temurun tinggal di Indonesia dan baru saja diuraikan
sungguh untuk turut bersatu dengan bangsa Indonesia yang asli; harus diterima
Indonesia).
Yang penting juga kita harus menjaga supaya tidak ada ”dubbele
tergantung juga dari sistem undang-undang dari Negara lain-lain. Sebagai pokok
dasar kewarganegaraan Indonesia ialah ius sanguinis (prinsip keturunan) dan ius
internasional.
yang hendak kita pakai untuk Negara Indonesia, maka dasar sistem pemerintahan
yang hendak kita pakai untuk Negara Indonesia, maka dasar sistem pemerintahan
(Negara) yang hendak kita pakai untuk pembangunan negara Indonesia akan
(statenbond).
yang terhormat, sebelum kita membicarakan soal persatuan negara, atau negara
serikat, Republik atau Monarkhi terlebih dahulu kita harus membeicarakan soal
Tentang persatuan negara atau negara serikat atau tentang republik atau
monarki, itu sebetulnya menurut pendapat saya, soal bentuk susunan negara.
mendapati beberapa teori, beberapa aliran pikiran tentang negara. Marilah dengan
1. Ada suatu aliran pikiran yang menyatakan bahwa negara itu terdiri atas
oleh Thomas Hobbes dan John Locke (abad ke-17), Jean Jacques
di Amerika.
2. Aliran pikiran lain tentang negara ialah teori “golongan” dari negara
(class theory) sebagai diajarkan oleh Marx, Engels, dan Lenin. Negara
dianggap sebagai suatu alat dari suatu golongan (suatu klasse) untuk
karena itu para Marxis menganjurkan revolusi politik dari kaum buruh
3. Aliran pikiran lain dari pengertian negara ialah teori yang dapat
Muller, Hegel, dan lain-lain (abad ke-18 dan abad ke-19). Menurut
segala bagian, segala anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan
pikiran mana?
pembangunan negara bersifat barang yang bernyawa. Oleh karena itu, corak dan
bentuknya harus disesuaikan dengan keadaan umum pada masa sekarang dan
harus mempunyai keistimewaan yang sesuai dengan keadaan umum tadi. Kecuali
itu P.T. Soomubutyoo juga member nasihat janganlah kita meniru belaka susunan
supaya bangsa Indonesia jangan sampai mengulang kegagalan yang telah dialami
oleh bangsa lain, atau paling banyak hanya mengambil contoh-contoh yang
Sungguh benar, dasar dan bentuk susunan dari suatu negara itu
(sociale structuur) dari negara itu. Berhubung dengan itu apa yang baik dan adil
dengan riwayat dan corak masyarakatnya. Oleh karena itu, politik pembangunan
Indonesia, yang nyata pada masa sekarang, serta harus disesuaikan dengan
Timur Raya.
lain. Dasar susunan hukum negara Eropa Barat ialah perseorangan dan
liberalisme. Sifat perseorangan ini, yang mengenai segala lapangan hidup (sistem
Tuan-tuan telah mengerti sendiri bahwa sifat demikian harus kita jauhkan
dari pembangunan negara Indonesia, bahkan Eropa sendiri pada waktu sekarang
mengalami krisis rohani yang maha hebat berhubung dengan jiwa rakyat Eropa
tersebut.
Dasar susunan negara Soviet Rusia pada masa sekarang ialah dictator dari
proletariat. Boleh jadi dasar itu sesuai dengan keistimewaan keadaan social dari
negeri Rusia, akan tetapi dasar pengertian negara itu bertentangan dengan sifat
dalam peperangan sekarang. Negara itu berdasar atas aliran pikiran negara
totaliter, das Ganze der politischen Einheit des Volkes (integrate theory). Prinsip
prinsip yang dipakainya juga ialah persamaan darah dan persamaan daerah (blut
prinsip persatuan antara pimpinan dan rakyat dan prinsip persatuan dalam
Kita sekarang meninjau negara Asia ialah dasar negara Dai Nippon.
Negara Dai Nippon berdasar atas persatuan lahir dan batin yang kekal antara
adalah pusat rohani dan seluruh rakyat. Negara bersandar atas kekeluargaan.
Dasar persatuan dan kekeluargaan ini sangat sesuai pula dengan corak
masyarakat Indonesia.
negeri lain, maka tadi dengan sepatah dau patah kata kami mengatakan apa yang
tidak sesuai dan apa yang sesuai dengan lembaga social (struktur sosial) dari
struktur sosial Indonesia yang asli tidak lain ialah ciptaan kebudayaan Indonesia,
bersifat dan bercita-cita persatuan hidup, persatuan kawulo dan gusti, yaitu
persatuan antara dunia luar dan dunia batin, antara mikrokosmos dan
kepada keimbangan lahir dan batin. Manusia sebagai seseorang tidak terpisah
dari seseorang lain atau dari dunia luar, golongan-golongan manusia. Malah
Menurut sifat tata negara Indonesia yang asli, yang sampai zaman
sekarang pun masih dapat terlihat dalam suasana desa baik di Jawa, maupun di
Sumatera dan kepulauan-kepulauan Indonesia lain, maka para pejabat negara ialah
pemimpin yang bersatu-jiwa dengan rakyat dan para pejabat negara senantiasa
keadilan dan cita-cita rakyat. Oleh karena itu kepala rakyat “memegang adat”
golongan rakyat satu sama lain, segala golongan diliputi oleh semangat gotong
masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran
apapun.
harus bersifat pemimpin yang sejati, penunjuk jalan kea rah cita-cita luhur, yang
pencipta hukum yang timbul dari hati sanubari rakyat seluruhnya. Dalam
pengertian ini, menurut teori ini yang sesuai dengan semangat Indonesia yang asli,
negara tidak lain ialah seluruh masyarakat atau seluruh rakyat Indonesia sebagai
sebagai bangsa yang teratur, sebagai persatuan srakyat yang tersusun, maka spada
dasarnya tidak akan ada dualisme "staat dan individu", tidak akan ada
pertentangan antara susunan staat dan ssusunan hukum individu, tidak akan ada
grund und freiheitsrechte dari individu contra staat. Oleh karena individu tidak
lain adalah suatu bagian organic dari staat. Dan sebaliknya oleh karena staat
bukan suatu sbadan kekuasaan atau raksasa politik yang berdiri di luar lingkungan
(akhir abad ke-18) mengajarkan bahwa staat menuju kepada "the greatest
happiness of the greatest number”, akan tetapi pikiran ini berdasar atas pikiran
individualisme. Menurut aliran pikiran tentang negara yang saya anggap sesuai
dengan golongan yang paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling
integralistik atau negara totaliter ini tidak berarti bahwa negara tidak akan
ini mempunyai sifat concrete dan reel, tidak meng-abstraheer segala keadaan
dalam masyarakat yang nyata, akan tetapi setiap orang dan segala golongan akan
insaf kepada kedudukannya sebagai bagian organik dan negara seluruhnya, wajib
atau akan memasrahkan sesuatu hal untuk dipelihara oleh suatu golongan atau
hemat saya hendak dipakai untuk membangun negara Indonesia, maka saya
pada soal-soal:
Tuan-tuan, bahwa bukan saja negara yang berdasar persatuan itu akan sesuai
dengan corak masyarakat Indonesia, akan tetapi negara yang bersifat persatuan itu
telah menjadi cita-cita pergerakan politik Indonesia pada zaman dahulu sampai
sekarang.
Dharma yang telah diterima oleh Chuuoo Sangi-In bahwa kita hendak mendirikan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu. Jadi, cita-cita ini tepat dan sesuai dengan
Oleh anggota yang terhormat Tuan Moh. Hatta telah diuraikan dengan
negara dipisahkan dari urusan agama. Memang disini terlihat ada dua paham ialah
didirikan sebagai negara Islam. Dan anjuran lain sebagaimana telah diajurkan oleh
Tuan Moh. Hatta ialah negara persatuan nasional yang memisahkan urusan negara
dan Islam; dengan lain kata: bukan negara Islam. Apa sebabnya disini saya
daripada perkataan “negara berdasar atas cita-cita luhur dari agama Islam”.
Apakah perbedaannya akan saya terangkan. Dalam negara yang tersusun sebagai
“negara Islam”, negara tidak bias dipisahkan dari agama. Negara dan agama ialah
sosial, dan politik, yang bersandar atas Quran sebagai pusat dan sumber dari
Telah diuraikan, bahwa negara Turki – sekarang kita melihat lagi contoh-
contoh dari negara-negara lain – sebelum tahun 1924 M ialah negara Islam
semata-mata. Semenjak tahun 1924 Turki mangganti sifat negaranya dan bukan
menjadi negara Islam lagi. Betul agama rakyat Turki ialah Islam, akan tetapi
sebagai negara, menurut sistem pemerintahannya, Turki bukan negara Islam lagi.
akan tetapi negara Mesir, Irak, Iran, Saudi Arabia ialah negara-negara Islam.
mengingatkan anjuran dari pemerintah bahwa kita jangan meniru belaka contoh-
contoh dari negara lain, akan tetapi hendaklah Tuan-tuan mengingat kepada
Islamicum).
kemakmuran bersama di Asia Timur Raya. Dari lingkungan itu anggota yang lain-
lain, misalnya negara Nippon, Tiongkok, Manchukuo, Filipina, Thai, Birma ialah
bukan negara Islam. Betul peristiwa itu bukan suatu alasan yang dengan
itu bukan. Tetapi itu suatu faktor penting yang harus diperingati juga.
negara Islam sendiri pun, misalnya di negara Mesir, Iran, dan Irak sampai
sekarang masih ada beberapa aliran pikiran yang mempersoalkan cara bagaimana
Tadi saya mengatakan bahwa dalam negara Islam negara tidak bisa
dipisah-pisahkan dari agama, dan hukum syariah itu dianggap sebagai perintah
Tuhan untuk menjadi dasar, untuk dipakai oleh negara. Dalam negara-negara
Islam, misalnya di negara Mesir dan lain-lain yang menjadi soal ialah apakah
hukum syariah dapat dan boleh diubah, diganti, disesuaikan menurut kepentingan
internasional, menurut aliran zaman? Ada suatu golongan yang terbesar yang
mengatakan bahwa itu tidak diperbolehkan tetapi ada lagi golongan yang
mengatakan: bias disesuaikan dengan zaman baru. Umpamanya saja seorang ahli
agama terkenal, yaitu kepala dari sekolah tinggi Al-Azhar di Kairo, Muhamad
mengatakan, ”Memang hukum syariah bias diubah dengan cara “ijmak”, yaitu
permusyawaratan, asal saja tidak bertentangan dengan Quran dan dengan Hadis.”
Ada lagi yang mempunyai pendirian yang lebih radikal, seperti Ali Abdul Razik,
kepentingan negara. Dengan pendek kata, dalam negara-negara Islam masih ada
supaya sesuai dengan aliran zaman modern, yang meminta perhatian dari negara-
negara yang turut berhubungan dengan dunia internasional itu. Jadi, seandainya
kita di sini mendirikan negara Islam, pertentangan pendirian itu akan timbul juga
di masyarakat kita dan barangkali Badan Penyelidik ini pun akan susah
akan mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar, yaitu golongan Islam.
kecil itu tentu tidak bisa mempersatukan dirinya dengan negara. Oleh karena itu,
cita-cita negara Islam itu tidak sesuai dengan cita-cita negara persatuan yang telah
diidam-idamkan oleh kita semuanya dan juga yang telah dianjurkan oleh
Pemerintah Balatentara.
Oleh karena itu, saya menganjurkan dan saya mufakat dengan pendirian
yang hendak mendirikan negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter seperti
yang saya uraikan tadi, yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan
golongan yang terbesar, akan tetapi yang akan mengatasi segala golongan dan
negeri nasional yang bersatu itu, urusan agama akan terpisah dari urusan negara
dan dengan sendirinya dalam negara nasional yang bersatu itu urusan agama akan
sendirinya dalam negara demikian seseorang akan merdeka memeluk agama yang
disukainya. Baik golongan agama yang terbesar maupun golongan yang terkecil,
tentu akan merasa bersatu dengan negara (dalam bahasa asing "zal zich thuis
Negara nasional yang bersatu itu tidak berarti bahwa negara itu akan
bersifat "a- religious". Bukan negara nasional yang bersatu itu akan memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur, akan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur. Maka negara demikian itu, dan hendaknya negara Indonesia
juga memakai dasar moral yang luhur, yang dianjurkan juga oleh agama Islam.
para warga negara cinta kepada tanah air, ikhlas akan diri sendiri dan suka
berbakti kepada tanah air; supaya mencintai dan berbakti kepada pemimpin dan
kepada negara; supaya takluk kepada Tuhan, supaya tiap-tiap waktu sisngat
kepada Tuhan. Itu semuanya harus dianjur-anjurkan, harus dipakai sebagai dasar
moral dari negara nasional yang bersatu itu. Dan saya yakin bahwa dasar-dasar itu
negara. Sedang kita hendak mendirikan satu negara. Jadi tinggal membicarakan
"eenheidsstaat" atau "bondstaat". Jika benar bahwa bondstaat itu juga satu negara
belaka, maka lebih baik kita tidak memakai setiket "eenheidsstaat" atau
Sebagaimana telah diuraikan oleh anggota yang terhormat Tuan Moh. Hatta, maka
daripada massa, tempat, dan soal yang bersangkutan. Maka dalam negara
seluruhnya. Soal pemerintahan apakah yang akan diurus oleh pemerintah pusat
dan soal apakah yang akan diserahkan kepada pemerintah daerah, baik daerah
Misalnya soal ini, pada masa ini, dan pada tempat ini lebih baik diurus
oleh pemerintah daerah. Sedangkan soal itu, pada masa itu, dan tempat itu lebih
baik diurus soleh pemerintah pusat. Jadi dalam negara totaliteratau integralistik,
negara akan ingest kepada segala keadaan, hukum negara akan memperhatikan
yang begitu besar, banyak soal-soal pemerintahan yang harus diserahkan kepada
monarki itu tidak mengenai dasar susunan pemerintahan. Yang penting hendaknya
Negara harus mengatasi segala golongan dan bersifat mempersatukan negara dan
bangsa. Apakah kepala negara itu akan diberi kedudukan sebagai raja atau
presiden, atau sebagai adipati seperti di Birma, atau sebagai "fuhrer", itu
semuanya stidak mengenai dasar susunan pemerintahan. Baik raja, atau presiden,
atau fuhrer, atau atau kepala negara yang bergelar ini atau itu, misalnya bergelar
"Sri Paduka yang Dipertemuan Besar" atau bergelar lain, ia harus menjadi
pemimpin negara yang sejati. Ia harus bersatu jiwa dengan rakyat seluruhnya.
hak turun-temurun, atau hanya suntuk waktu tertentu, itulah hanya mengenai
bentuk susunan pimpinan negara yang nanti akan kita selidiki dalam badan ini.
pilihan secara sistem demokrasi Barat itu berdasar atas paham perseorangan.
menerus bersatu jiwa dengan rakyat, dalam susunan pemerintah negara Indonesia,
harus dibentuk sistem badan permusyawaratan. Kepala negara akan terus bergaul
ermusyawaratan itu ialah satu hal yang harus kita selidiki, akan tetapi hendaknya
jangan memakai sistem individualisme. Bukan saja kepala negara, akan tetapi
pemerintah daerah pun sampai kepala daerah yang kecil-kecil, misalnya kepala
desa, harus mempunyai sifat pemimpin rakyat yang sejati. Memang dalam
masyarakat desa yang asli, kepala desa mempunyai sifat pemimpin rakyat yang
negara Indonesia akan bersifat demikian, maka kepala negara itu akan mempunyai
sifat Ratu Adil, seperti yang diidam-idamkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
negara yang berdasar integraslistik, yang berdasar persatuan maka dalam lapangan
perusahaan yang penting akan diurus oleh negara sendiri, akan tetapi pada
hakikatnya negara yang akan menentukan di mana dan di masa apa dan
perusahaan apa yang akan diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau oleh
pemerintah daerah atau yang akan diserahkan kepada suatu badan hukum prive
electriciteit, perusahaan alas rimba harus diurus oleh negara sendiri. Begitupun
tentang hal tanah. Pada hakikatnya negara yang menguasai tanah seluruhnya.
Tambang-tambang yang penting untuk negara akan diurus oleh negara sendiri.
sendirinya tanah pertaniasn menjadi lapangan hidup dari kaum tani dan negara
harus menjaga supaya tanah pertanian itu tetap dipegang oleh kaum tani.
karena kekeluargaan itu sifat masyarakat Timur yang harus kita pelihara sebaik-
Dasar totaliter dari negara kebangsaan yang bersatu itu mempunyai akibat-
akibat pula dalam lapangan-lapangan lain, akan tetapi akan kepanjangan, jikalau
negara sebagai persatuan bangsa Indonesia yang tersusun atas sistem hukum yang
bersifat integralistik tadi, di mana negara akan berwujud dan bertindak sebagai
melaksanakan negara Indonesia yang bersatu dan adil, seperti sudash termuat
yang (makmur, bersatu, berdaulat) adil." Maka negara hanya bisa adil, jikalau
negara itu menyelenggarakan rasa keadilan rakyat dan menuntun rakyat kepada
semangat kebudayaan yang asli, dengan sendirinya akan bersifat negara Asia
Timur Raya. Dan negara Indonesia yang terbentuk atas aliran pikiran persatuan
yang saya uraikan tadi, pun akan dapat menjalankan dharmanya (kewajibannya)
Terima kasih!
founding fathers telah menetukan arah masa depan yang akan dijalankan oleh
telah menjadi salah satu pokok pembicaraan para aktor BPUPKI tersebut.
hukum adat yaitu, Prof. Dr. Mr. R. Soepomo SH. di Sidang Pertama Badan
suatu bentuk pilihan bentuk negara yang nantinya akan diaplikasikan sebagai
bentuk negara yang akan dipakai setelah Indonesia merdeka. Bukan hanya
28
Marsilam Simanjuntak, loc.cit., hal. 65.
konstitusi memang sangat penting dan bentuk negara menjadi hal utama dalam
peraturan, yaitu pasal pertama. Hal ini juga mengingat pilihan bentuk negara
Pada saat sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau sidang BPUKI yang
dihadiri diantaranya Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Ir. Soekarno
dan anggota sidang lainnya, para founding fathers menyampaikan ide-ide mereka
depan sidang. Diantaranya mereka yang berpidato yaitu Mr. Muhammad Yamin
sendiri pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada dua hari berikutnya tanggal 31
Mei 1945 dilanjutkan oleh Prof. Dr. Mr. Soepomo dan terakhir pidato oleh Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang juga dikenal dengan lahirnya Pancasila.
3. KONSEP NEGARA
Sejak kapankah ada istilah "negara" mulai ada? Hal ini menjadi
pertanyaan kapan tepatnya konsep negara muncul yang belum terjawab dengan
detail dan pada akhirnya dipakai di hampir semua negara yang ada di dunia ini,
Pemikiran tentang negara pertama kali muncul pada bangsa Yunani Kuno
tepatnya di Athena 29 pada sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. Kemudian muncul
29
Soehino, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty, 1980, hal. 12.
bentuknya negara Yunani kuno masih merupakan suatu Polis. Pada awal
orang lain yang ingin hidup aman menggabungkan diri dengan tinggal disekeliling
benteng tersebut dan minta perlindungan yang pada akhirnya perluasan wilayah
benteng tersebut pun terjadi. Kemudian kelompok inilah yang berikutnya disebut
Polis. Jadi negara pada waktu itu tidak lebih dari sebuah kota kecil saja. Polis
tersebut bukan saja mengatur kehidupan polis itu tetapi juga kehidupan
masyarakatnya. Oleh karena itu Polis dianggap identik dengan masyarakat, dan
30
Ibid., hal. 12-13.
31
Lihat juga Jhr Dr. J.J. Von Schmid; Ahli-ahli Pemikir Besar tentang Negara dan
Hukum, terjemahan Mr. R. Wiratno dan Mr. Djamaluddin Dt. Singomangkuto, P.T. Pembangunan,
Djakarta, 1954, hal. 10.
Polis itu. 32
masyarakat pada satu wilayah teritorial mereka. Negara menjadi organisasi yang
negara dicipta oleh manusia itu sendiri. 33 Kehidupan manusia yang sendiri
cenderung mendapat gangguan dan kesulitan yang belum tentu dapat diselesaikan
diminimalisir. Berbeda lagi dengan Plato bahwa kesulitan bukan hanya dari luar
menjadi salah satu objek kajian yang penting. Namun, memasuki akhir tahun
1950-an sampai dengan 1970-an, konsep negara sempat hilang dimana konsep
organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara juga menjadi alat dari masyarakat
32
Soehino, Loc.cit., hal. 15.
33
J.H. Rapar, Filsafat Politik Plato, Jakarta: Rajawali Pers, 1991, hal. 61.
34
Ibid, hal. 62.
35
Ramlan Surbakti, Perspektif Kelembagaan Baru Mengenai Hubungan Negara dan
Masyarakat, Jurnal Ilmu Politik. No. 14, 1993, hal. 3.
dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan maupun oleh negara itu
kegiatan-kegiatan sosial dari masyarakat ke arah tujuan bersama. Oleh karena itu,
atau bertentangan satu sama lain supaya tidak terjadi antagonisme yang
membahayakan.
tujuan nasional.
dan pertumbuhan hingga pada titik klimaks kesempurnaan apa yang disebut
negara. Berikut adalah pandangan konsep negara dari sudut pandang beberapa
ahli: 38
1. Plato (427 - 348 s.M.) mengatakan, bahwa Negara adalah suatu tubuh
individu).
36
Ramlan Surbakti, Loc.cit., hal. 14.
37
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1992, hal. 39.
38
Samidjo, Ilmu Negara, Bandung: CV. Armico, 1986, hal.28-29.
bahwa Negara adalah ibarat suatu perkakas yang dibuat manusia untuk
39
Miriam Budiardjo, Loc.cit., hal. 39-40.
dimiliki. 40
dengan masyarakat dan dijalankan melalui pemerintah yang dipilih dan dipercaya
40
Lihat juga Roger F. Soltau, Au Introduction to Politics (London: Longmans, 1961), hal.
1.
41
Lihat juga Harold J. Laski, The State in Theory and Practice (New York: The Viking
Press, 1947), hal. 8-9.
42
Lihat juga Max Weber, From Max Weber: Essays in Sosiology, trans., ed. And with an
introd. by H.H. Gerth and C. Wright Mills. ("A Galaxy Book, GB 13"; New York: Oxford
University Press, 1958), hal. 78.
43
Robert M. MacIver, The Modern State (London: Oxford University Press, 1955), hal.
22.
dari organisasi masyarakat tersebut. Seperti pendapat para ahli, pada umumnya
2. Sifat Monopoli, dalam hal ini negara memiliki hak untuk menetukan
44
Miriam Budiardjo, Loc.cit., hal. 40-41.
negara.
telah memenuhi persyaratan berdirinya apa yang disebut negara. Unsur dominan
atau warga negara atau penduduk; wilayah atau daerah teritorial; kekuasaan;
bahwa jika ingin mendirikan sebuah negara harus mempunyai empat unsur
45
Samidjo, Loc. Cit., hal. 31-51.
suatu waktu menempati satu wilayah negara. Bila di lihat dari segi
5. Pengakuan (deklaratif).
Pengakuan negara yang satu terhadap negara yang lain adalah untuk
dan lain-lain).
dimana negara yang telah ada diakui oleh negara yang mengakui itu.
Setidaknya ketika negara itu telah diakui ada maka tidak akan ada
Kesenangan dan kebahagiaan hidup adalah tujuan hidup manusia dan hal
ini berkaitan dengan tujuan yang harus dicapai oleh sebuah negara. Plato
fungsi negara atau tujuan negara secara tidak langsung harus mengupayakan
Berbeda halnya dengan apa yang dinyatakan oleh Roger H. Soltau, bahwa
untuk berkembang melalui kreativitas mereka yang pada akhirnya hal tersebut
menunjang perkembangan hidup masyarakat dan dalam hal ini negara menjamin
1945 bahwa tercantum cita-cita atau tujuan negara Indonesia, yaitu: "Kemudian
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
sebagai "stabilisator"
46
J.H. Rapar, Loc. Cit., hal. 63.
47
Miriam Budiardjo, Loc.cit., hal. 45, dalam Harold J. Laski, The State in Theory and
Practice (New York: The Viking Press, 1947), hal. 12.
48
UUD RI Tahun 1945 (Pembukaan).
pengadilan.
dan aturan negara yang berlaku, sama halnya seperti yang dinyatakan oleh Plato.
Bentuk negara ada dua jenis yang paling umum dikenal, yaitu sebagai
berikut: 49
1. Negara Kesatuan 50
merupakan negara yang terdiri dari satu negara saja dan hanya dipimpin
satu pemimpin negara saja walau sebesar apapun wilayah negara tersebut.
49
Miriam Budiardjo, Loc.cit, hal. 140-141.
50
Sulardi dan Cekli S. Pratiwi, Mengukuhkan Negara Kesatuan, Malang: UMM Press,
2002, hal. 38.
kesatuan unity.
(berpusat satu).
keseluruhannya.
2. Negara Federal
Kata federal pertama kali berasal dari bahasa Latin feodus yang
sendiri. 53
a. Pouvoir Constituant
53
Soehino, Loc.cit., hal. 225.
54
Koesnardi dan Hermaily, Pengantar Hukum Tata Negara, Pusat studi Hukum Tata
Negara, Fakultas Hukum UI, 1983, hal. 169.
55
Sulardi dan Cekli S. Pratiwi, Loc.cit,. hal. 37.