Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai kesenjangan antara teori dengan praktek
selama melakukan asuhan keperawatan pada pasien Ny. D dengan diagnosa SOL post CTR.
SOL (Space Occupying Lesion) atau Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak
pada intrakranial yang menempati ruang didalam tengkorak (Suzanne C.smaltzer 2011),
penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, adapun faktor-faktor
yang perlu di tinjau yaitu herediter, sisa-sisa sel embrional, radiasi, virus, substansi-substansi
karsinogenik. Manifestasi klinik dari SOL adanya peningkatan TIK (sakit kepala, muntah,
papiledema), gerakan seperti kejang, hilang penglihatan pada setengah lapang pandang,
halusinasi penglihatan, berjalan sempoyongan, kelemahan atau paralisis, gangguan bicara
terutama pada lansia. Temuan dalam kasus ny. D tanda dan gejala berupa sakit kepala yang
sudah berlanjut lama. Berdasarkan diagnosa pada teori ini pola nafas tidak efektif, gangguan
perfusi jaringan otak, nyeri, kebutuhan nutrisi tidak adekuat, perubahan persepsi sensori.
Sedangkan pada kasus ditemukan diagnosa pola nafas tidak efektif, gangguan perfusi
jaringan otak dan resiko infeksi. Intervensi yang dilakukan pada pola nafas tidak efektif
Monitor frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, posisikan pasien semi fowler, berikan
instruksi untuk latihan nafas dalam yang efektif, kolaborasi pemberian O2. Gangguan perfusi
jaringan serebral pantau status neurologis dengan teratur (GCS), pantau frekuensi dan irama
jantung, pantau masukan dan pengeluaran, catat karakteristik urin, turgor kulit dan keadaan
membran mukosa. Resiko infeksi Observasi TTV, perhatikan demam, menggigil,
berkeringat, Lihat luka insisi dan balutan, catat karakteristik, drainase luka, Lakukan cuci
tangan yang baik dan lakukan perawatan luka aseptic, kolaborasi pemberian antibiotik.
Evaluasi dari ketiga diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan, ketiganya sudah teratasi
sebagian karena pasien di pindah ruangkan ke ruang bedah.

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Tumor intrakranial atau yang juga dikenal dengan tumor otak, ialah massa abnormal
dari jaringan didalam kranium, dimana sel-sel tumbuh dan membelah dengan tidak dapat
dikendalikan oleh mekanisme yang mengontrol sel-sel normal [CITATION Dor15 \l
1057 ]. SOL intrakranial didefinisikan sebagai neoplasma, jinak atau ganas, primer atau
sekunder, serta hematoma atau malformasi vaskular yang terletak didalam rongga
tengkorak. SOL memberikan tanda dan gejala akibat tekanan intrakranial, intrakranial
shift, atau herniasi otak, sehingga dapat mengakibatkan ‘brain death’ [CITATION Cro13 \l
1057 ]. Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74%) dibanding perempuan
(39,26%) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun (31,85%), selebihnya
terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari
135 penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1%) yang dioperasi dan lainnya
(26,9%) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti inoperable atau tumor
metastase (sekunder).
Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu tiga diagnosa pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan penurunan respirasi, gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan penurunan aliran darah ke otak, dan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
operasi invasif. Diagnosa teratasi sebagian.

B. Saran
Sampai saat ini penyebab tumor belum diketahui secara pasti, maka di upayakan bagi
semua orang untuk melakukan gaya hidup sehat. Diharapkan kepada keluarga diberi
pendidikan kesehatan tanda dan gejala SOL untuk meningkatkan derajat kesehatan.

36

Anda mungkin juga menyukai