Anda di halaman 1dari 19

A.

Latar Belakang

Salah satu bagian terpenting dari sistem pergerakan kendaraan adalah

perpindaha tenaga. Agar terjadi suatu perpindahan tenaga yang efisien makan

dibutuhkan suatu alat yaitu Kopling. Kopling adalah komponen yang berfungsi

sebagai penerus tenaga dari poros penggerak ke poros yang digerakan. Kopling

juga berfungsi sebagai pengaman yang mencegah terjadinya kerusakan pada

poros. Salah satu kopling yang sering digunakan pada kendaraan adalah kopling

gesek. Pada pembuatannya kopling dibuat sebagai komponen utama yang

digunakan untuk menerima torsi dan putaran dari daya yang dipindahkan. Agar

mekanisme Kopling dapat bekerja dengan baik maka konstruksinya harus bisa

digunakan pada kendaraan dengan nyaman dan aman.


BAB I

SISTEM MEKANISME KOPLING

A. Uraian Mekanisme Kopling


1. Pengertian Kopling
Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan
daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven
shaft), dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa
kopling, sulit untuk menggerakkan elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan
adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien
mungkin.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
a) Mampu menahan adanya kelebihan beban.
b) Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan
dari elemen lain.
c) Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
d) Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi
sebagai berikut:

a) Kopling harus mudah dipasang dan dilepas


b) Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros
c) Kopling harus sederhana dan ringan
d) Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros
Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis:

a) Kopling Tetap
b) Kopling Tak Tetap
A. Jenis-jenis Kopling
a. Kopling tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan
daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi
slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat
sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk
memisahkannya harus dilakukan pembongkaran.
Kopling tetap terbagi atas:
1. Kopling kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan
dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik, kopling ini terdiri
atas :
 Kopling busKopling flens kaku
 Kopling flens tempa
2. Kopling luwes
Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu poros
yang terdiri atas:
 Kopling flens luwes
 Kopling karet ban
 Kopling karet bintang
 Kopling gigi
 Kopling rantai
3. Kopling universal
Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup
besar, terdiri dari:
 Kopling universal hook
 Kopling universal kecepatan tetap
Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan
membentuk sudut yang cukup besar.

4. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua
poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya
yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari
sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan
lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas
kemampuan.

b. Kopling Tidak Tetap


Kopling tidak tetap adalah kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros
penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama saat
meneruskan daya. Kopling juga dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus menghentikan putaran dari
poros penggerak.
Kopling tak tetap meliputi:
1. Kopling cakar, terdiri dari:
 Kopling cakar persegi
 Kopling cakar spiral
 Kopling kerucut
 Kopling friwil
2. Kopling pelat, terdiri dari:
a) Menurut jumlah pelatnya
 Kopling pelat tunggal
 Kopling pelat banyak
b) Menurut cara pelayanannya:
 Kopling pelat cara manual
 Kopling pelat cara hidrolik
 Kopling pelat cara pneumatik
c) Menurut pelumasannya:
 Kopling pelat kering
 Kopling pelat basah
Secara umum kopling pelat adalah kopling yang menggunakan satu pelat atau lebih
yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut,
sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Konstruksi
kopling ini cukup sederhana, dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan
berputar karena itu kopling ini sangat banyak dipakai.

B. Komponen Mekanisme Kopling


1. Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi
sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi.Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan
keling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan
dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

4. Unit Plat Penekan


Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi
dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat
kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan
besar daya yang harus dipindahkan.
5. Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan
hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur
pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan
akan mendorong tuas tekan.

6. Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah kopling
menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. rumah kopling
umumnyamempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi
udara.
C. Fungsi Mekanisme Kopling
Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin
dari poros engkol. Pada umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan
transmisi, atau untuk tipe lain yang terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling
yang digunakan pada sepeda motor, yakni:

1. Kopling Otomatis
Kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan
serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri.
Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan
menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang, hal ini berbeda
dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual,
dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran
lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga putaran mesin
dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang. Pada
saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat
kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling, hal ini akan
menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin
dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda
belakang.

2. Kopling Manual
Kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu
sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang
akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat
kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros
engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling
merenggang.
Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan:
a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara
berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan

D. Prinsip Kerja Mekanisme Kopling

Kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder
berfungsi untuk melayani pengoperan gigi.

a. Kopling Primer Terletak pada poros engkol yang terdiri dari:

i. Outer clutch berputar bebas pada poros engkol,


ii. Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol.
iii. Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club, yang
berfungsi sebagai pcnghubung putaran dari Inner Club ke Outer Clutch.
iv. Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder
Cara kerja kopling primer

Pada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul) belum bekerja,
sehingga outer clutch praktis belum berfungsi. baik pada saat memindah gigi
perseneling ataupun pada saat start jalan.
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Handel kapling ditekan.


2. Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong
batang pengangkat (lifter rod).
4. Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat
(lifter plate).
5. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan
penekan (pressure plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek
kopling.
6. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat baja
sehingga perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat kopling.

Dengan melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas
sedikit demi sedikit diteruskan kembali pada susunan pelat-pelat gesek kopling,
yang pada akhimya pelat-pelat baja beserta pusat kopling mulai mengikuti
perputaran rumah kopling secara merata.

b. Kopling Mekanik

Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan perseneling masuk,
sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling bekerja menghubungkan
putaran mesin sampai ke poros primer persneling, putaran poros engkol diteruskan
oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi utama (primer) kopling,
sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas kopling
dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya, maka
putaran kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini
diteruskan ke poros primer persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan
persnelmg masuk, handel kopling ditarik maka tali kopling menarik tuas dan tuas
mendorong pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas sehingga pelat
dasar mundur, dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling merenggang,
yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas kopling saja, hal inilah
yang disebut kopling memutus hubungan.Pada saat kendaraan sedang berjalan
proses pemindahan gigi adalah Sewaktu pedal persneling (transmisi) dipindahkan,
handel kopling akanmemutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru
memiliki penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah
tempat. Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan selanjutnya
akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka posisi
pelat kopling yang sedang ditekan oleh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini
akan mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga
pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya
kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi terputus.

c. Kopling Otomatis

Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh


tinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling
mekanik, maka kopling otomatis juga ada yang berkedudukan pada poros engkol
dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer persneling. Mengenai
mekanisme atau peralatan koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang
terdapat pada kopling mekanik, hanya tidak terdapat perlengkapan handel dan
sebagai penggantinya pada kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja
secara otomatis pula, yakni:

i. Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untuk


kopling yang berkedudukan pada pores engkol.
ii. Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
iii. Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya
dapat netral,
iv. Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi masuk ke
posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah
d. Kopling Ganda

Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal
dan kopling sekunder yang bekerja secara konvensional atau disebut juga garpu
kopling (shift clutch).

Bagian-bagian kopling primer adalah:

i. Clutch Shoe (sepatu kopling) yang berputur mengikuti poros engkol.


ii. Clutch Drum (rumah kopling) yang berhubungan dengan kopling konvensianal.

Mekanisme kerja kopling ganda, yaitu pada saat poros engkol putaran rendah
(mesin putaran lambat), clutch shoe (sepatu kopling) belum mengembang, karena
masih tertahan oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder kopling)-pun
belum berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu kopling
mulai mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya
sepatu kopling maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem tromol) dan
berputar. Selanjutnya akan meneruskan putarannya ke kopling sekunder dan
kopling sekunder akan melakukan prosesnya Seperti halnya kopling kanvensional
yang telah dijelaskan

E. Analisa Kerusakan

1. Kopling Sulit Bebas (susah pindah gigi)

a. Periksa tinggi pedal kopling, lalu tinggikan penyetelan pedal kopling.


b. Periksa freeplay pedal kopling, lalu kecilkan penyetelan.
c. Periksa sistem udara dalam kopling.
d. Periksa pipa kopling, jika bocor harus diganti.
e. Periksa master cylinder, jika bocor harus diganti.
f. Periksa release cylinder, jika bocor harus dganti.
g. Periksa pengecekan keausa play kopling, jika melampaui batas maka harus
diganti.
2. Kopling Slip.

a. Melakukan penyetelan freeplay pedal kopling.


b. Periksa keausan permukaan kopling, jika melewwati batas harus diganti.
c. Jika seal transmisi mengalami keausan maka harus diganti.
d. Jika pegas diafragma mengalami keausan, maka harus diganti.

3. Kopling Getar.

a. Periksa plat kopling:

 Plat kopling keras harus diganti.


 Torsi damper patah harus diganti.
 Paku keling lepas harus diganti.

b. Periksa pegas diapragma, jiga tingginya tidak sama harus diganti.

4. Kopling Bunyi.

a. Periksa perputaran dan gesekan part, jika part rusak harus diganti.
b. Periksa release bearing, jika rusak harus diganti.
c. Periksa pilot bearing, jika aus harus diganti.
d. Periksa release fork, jik macet harus diganti.
BAB II

JENIS-JENIS KOPLING

A. Kopling Mekanik

1. Kopling Otomatis
Kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan
serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri.
Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan
menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang, hal ini berbeda
dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual,
dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran
lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga putaran mesin
dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang. Pada
saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat
kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling, hal ini akan
menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin
dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda
belakang.

 Cara kerja

kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan dan perseneling masuk,


sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling bekerja menghubungkan
putaran mesin sampai ke poros primer persneling, putaran poros engkol
diteruskan oleh roda gigi utama (primer) poros engkol ke roda gigi utama
(primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar.
Karena kanvas kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan
pegas-pegasnya, maka putaran kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut,
selanjutnya putaran ini diteruskan ke poros primer persneling.Apabila pada
saat mesin hidup dan persnelmg masuk, handel kopling ditarik maka tali
kopling menarik tuas dan tuas mendorong pen pendorong. Pen pendorong
menekan tutup pegas sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat-
pelat penjepit kanvas kopling merenggang, yang berarti pula putaran mesin
hanya sampai ke kanvas kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus
hubungan.Pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi
adalah Sewaktu pedal persneling (transmisi) dipindahkan, handel kopling
akanmemutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki
penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah
tempat. Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan selanjutnya
akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka
posisi pelat kopling yang sedang ditekan oleh pemberat bergerak menjauhinya,
hal ini akan mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali merenggang
sehingga pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat
merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol
ke transmisi terputus.

2. Kopling Manual
Kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu
sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang
akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada
saat kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari
poros engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling
merenggang.
 Cara kerja

Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh tinggi atau
rendahnya putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik,
maka kopling otomatis juga ada yang berkedudukan pada poros engkol dan
ada juga yang berkedudukan pada poros primer persneling. Mengenai
mekanisme atau peralatan koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang
terdapat pada kopling mekanik, hanya tidak terdapat perlengkapan handel dan
sebagai penggantinya pada kopling atomatis ini terdapat alat khusus yang
bekerja secara otomatis pula, yakni:

v. Otomatis kopling, yang terdapat pada kopling tengah, untuk


kopling yang berkedudukan pada pores engkol.
vi. Rol pemberat yang berguna untuk menekan pelat dasar waktu digas.
vii. Pegas kopling yang lemah, berguna pada waktu mesin hidup
lambat,koplingnya dapat netral,

Pegas pengembali untuk mengembalikan dengan cepat dari posisi masuk


ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran tinggi menjadi rendah
BAB III

PERAWATAN MEKANISME KOPLING

A. Pengecekan Kopling.
1. Pendant Type Clutch Control
a. Penyetelan tinggi clutch pedal hingga mencapai adjusting bolt dari pedal
stopper.
b. Penyetelam clutch cable dilkukan dengan menarik clutch cable sehingga
jarak antara adjusting nut dengan pipe harus sebesar 5 sampai 6 mm.
c. Periksalah clutch pedal free travel dan jarak antara pedal dengan toe board
pada saat pedal diinjak hingga clutch dischtidak berhubungan.
2. Clutch Cable.
 Melepaskan
a. Kendorkan sepenuhnya adjusting nut.
b. Lepaskan cable dari semua clamp yang mengikatnya.
c. Lepaskan ujung belakang cable dari clutch control lever.
d. Lepaskan ujung muka cable dari clutch pedal.
 Pemeriksaan.
a. Periksa cable dari kerusakan.
b. Periksa gromment dari kerussakan.
 Pemasangan.
Pada waktu pemasangan perhatikan lah hal-hal berikut:
a. Pasanglah split pin dengan baik pada control lever.
b. Pengencangan cable dengan clamp harus sedemikian rupa agar
tidak terlampau tegang, hal ini untuk menghindari kerusakan cable
akibat getaran engine.
c. Berikan adhesive pada grommet yang akan dipasang.
3. Clutch Pedal.
 Melepaskan.
1. Lepaskan Reservoir Hose dari Master Cylinder.
2. Lepaskan brake Tube dari Floor Conector.
3. Lepaskan Clutch Cable dari Pedal dan tarik ke luar dari Supportnya.
4. Lepaskan Stop Lampn Switch Wiring.
5. Keluarkan Pedal Bracket Assembly (bersama-sama dengan Master
Cylinder).
6. Lepaskan Clutch Pedal dari Pedal Shaft.
 Pemeriksaan.
Lakukanlah pemeriksaan sebagai berikut dan ganti (perbaikilah Part
yang rusak)
1. Periksa Pedal Shaft dan Bushing dari kelonggaran.
2. Periksa Pedal Arm dari kebongkaran dan terpuntir.
3. Periksan Pad dari keausan.
4. Periksa Return Spring dari kerusakan.
 Pemasangan.
1. Lumasi shaft dan Bushing dengan Multi purpose Grease sebelum
pedal dipasangkan pada shaft.
2. Kencangkan Stopper lock nut.
TUGAS ELEMEN MESIN II

“KOPLING”

Disusun Oleh

Nama : Zikri Annuur

NPM : 2016710130002

Jurusan : D3 Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS JAYABAYA
Kampus C – Jl. Raya Bogor Km. 28,8

Anda mungkin juga menyukai