Anda di halaman 1dari 16

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

• Dalam melakukan pengukuran selalu


dimungkinkan terjadi kesalahan. Oleh karena
itu, kita harus menyertakan angka-angka
kesalahan agar kita dapat memberi penilaian
wajar dari hasil pengukuran. Jelas bahwa hasil
pengukuran yang kita lakukan tidak dapat
diharapkan tepat sama dengan hasil teori,
namun ada pada suatu jangkauan nilai:
x – ∆x < x < x + ∆x
• Dengan x menyatakan nilai terbaik sebagai nilai
yang benar dan ∆x menyatakan kesalahan hasil
pengukuran yang disebabkan keterbatasan alat,
ketidakcermatan, perbedaan waktu pengukuran,
dsb. Dengan menyertakan kesalahan atau batas
toleransi terhadap suatu nilai yang kita anggap
benar, kita dapat mempertanggungjawabkan
hasil pengukuran.
1. Pengukuran Tunggal
• Pengukuran tunggal merupakan pengukuran
yang hanya dilakukan sekali saja,
• Besarnya ralat/ketidakpastian pada tunggal
adalah 0,5 NST (nilai skala terkecil).
2.Pengukuran berulang
a. Pengukuran yang diulang beberapa kali saja
• Misalkan dilakukan tiga kali pengukuran dengan hasil x1, x2 dan x3, maka
hasil yang dilaporkan adalah
dengan dan seterusnya.
• ∆x yang kita pilih adalah nilai terbesar dari atau dapat juga
dengan merata-rata nilai dari
• Misalkan nilai x1=10,1 x2 = 9,7 dan x3 = 10,2 maka nilai rata-ratanya
adalah 10,0 dan nilai terbesarnya 0,3.sedangkan nilai rata-
rata adalah 0,2.
• Dengan kedua cara tersebut disimpulkan bahwa tidak semua nilai x hasil
pengukuran memenuhi interval dan
lanjutan
b. Pengukuran yang dilakukan cukup sering (≥10 kali).
Misalkan dari pengukuran diperoleh data x1…xn
maka hasil yang dilaporkan adalah
dengan
dan

Atau
Nilai ∆x harus lebih kecil dari nilai 0,5 NST alat yang
dipergunakan.
3. Perambatan Ralat
• Pada kenyataannya banyak besaran yang akan
ditentukan tidak dapat ditentukan secara langsung
tetapi harus dihitung dari berbagai besaran-besaran
yang diukur secara langsung.
• Misalkan besaran z merupakan suatu fungsi dari
besaran x dan y sehingga dinyatakan sebagai
z = z(x,y).
• Hasil pengukuran z harus dilaporkan sebagai
• Dengan …(1)
Beberapa fungsi dan persamaan
diferensialnya
No z(x,y) ∆z ∆z/z

1 z=x ± y ∆x ± ∆y (∆x ± ∆y)/(x+y)


2 z= x y y ∆x ± x ∆y (∆x/x) + (∆y/y)
3 Z=x/y (∆x/y)-(x∆y/y2 ) (∆x/x) - (∆y/y)
4 z = a xn naxn-1∆x n ∆x/x
5 z = a ex a ex ∆x ∆x
6 Z = a ln x a ∆x/x ∆x/( x ln x)
7 z = xm y n myn xm-1∆x + n xm yn-1∆x (m∆x/x)+(n∆y/y)
Aturan penerapan persamaan (1)
• Jika ∆x dan ∆y ditentukan dari NST maka

• Jika ∆x dan ∆y ditentukan dari deviasi standar


maka

dengan dan menyatakan deviasi


standar rata-rata.
lanjutan
• Jika ∆x ditentukan dari NST sedangkan ∆y ditentukan
dari deviasi standar maka makna statistik keduanya
berbeda sehingga sebelumnya harus disamakan
terlebih dahulu seperti dengan membuat jaminan ∆x
dari 100% menjadi 68%.
• Adapun persamaan yang dipakai adalah
Contoh 1: panjang, lebar dan tinggi suatu balok diukur sekali
dengan data sbb. P= (4,0±0,05) cm, l=(3,0±0,05) cm dan
t= (2,0±0,05) cm. tentukan V ± V!

Solusi
• V = plt = 4,0 x 3, 0 x 2,0 = 24,00 cc
• ∆V = lt ∆p + pt ∆l + pl ∆t
(∆V/V) = (∆p/p) + (∆l/l) + (∆t/t)
(∆V/V) = (0,05/4,0) + (0,05/3,0) + (0,05/2,0)=0,053
Dengan demikian ∆V = 0,053 x 24,00 = 1,272
sehingga V = (24 ± 1 ) cc (silahkan Anda cek
penggunaan aturan angka penting pada soal ini.
Contoh 2: panjang, lebar dan tinggi suatu balok diukur beberapa
kali dengan data sbb. P= (4,00±0,02) cm, l=(3,00±0,03) cm dan
t= (2,00±0,04) cm. tentukan V ± V!

• Solusi
V = plt = 4,00 x 3, 00 x 2,00 = 24,00 cc

∆V = 0,5817
sehingga V = (24,0 ± 0,6) cc
Contoh 3 : kita akan menentukan massa jenis benda tak beraturan
dengan mengukur massa dan volumenya. Massa benda diukur sekali
dengan nilai m = (5,00±0,05) g sedang volume diukur beberapa klai
dengan hasil (1,00±0,02) cc. tentukan massa jenis benda tersebut?

Penyelesaian
ρ = m/V =5,00/1,00 = 5,00
Karena teknik pengukuran m dan v berlainan maka

∆ρ = 0,1044
Sehingga ρ = (5,00 ± 0,10 ) g/cc
Angka Berarti
• Misalkan diameter suatu benda dinyatakan dengan
D1 = (12 ± 0,5 )mm dan D2 = (12,0 ± 0,08 )mm.
• Apabila dibuat dalam bilangan baku maka akan
dituliskan atau
atau
• Apabila diperhatikan bahwa bilangan di dalam
kurung tidak berubah jika satuannya diubah. D1
terdiri 2 angka berarti sedang D2 terdiri 3 angka
berarti.
Aturan penggunaan angka berarti
Kesalahan relatif (∆x/x) Jumlah angka berarti yang dipakai
≈ 10 % 2
≈1% 3
≈ 0,1 % 4
contoh
• Nyatakan nilai ∏ = 3,141591 dengan KR 0,1%,
1 %, dan 10%
KR (%) dinyatakan

0,1 (4 AB) (3,142± 0,003)


1 (3 AB ) (3,14± 0,03)
10 (2 AB) (3,1± 0,3)
Angka Penting

• AP juga digunakan sebagai cara menyatakan


ketidakpastian.
• AP merupakan angka pasti dan angka meragukan
yang diperoleh dari hasil pengukuran.
• Contoh (9,752 ) 102 x 2, 5 = (2,4 103 )

Anda mungkin juga menyukai