Anda di halaman 1dari 3

LTM KIMIA ANALITIK : METODE ANALISIS UNTUK MENENTUKAN

KANDUNGAN ION LOGAM TEMBAGA

NAMA : SULTHAN DAFFA RAIHAN


NPM : 1606908016
PRODI : TEKNIK KIMIA
KELOMPOK :7
DIKUMPULKAN TANGGAL : RABU, 27 SEPTEMBER 2017
PARAF ASISTEN :

1. OUTLINE:
1.1. INSTRUMENT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGANALISIS
1.2. MEKANISME METODE ANALISIS UNTUK MENENTUKAN KANDUNGAN ION
1.3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL ANALISIS
1.4. INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGAMBIL SAMPEL

2. PEMBAHASAN:
2.1. INSTRUMENT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGANALISIS
Ada berbagai instrument yang digunakan dalam menganalisis kandungan ion cu-
dalam air ada berbagai macam. Saya akan menjelaskan instrumentnya satu per satu.
Instrument pertama yang dapat digunakan adalah pH meter. pH meter adalah suatu alat
yang dapat digunakan untuk mengukur derajat keasaman suatu cairan. pH meter khas
terdiri dari elektroda yang terhubung ke meteran elektronik yang dapat mengukur dan
menampilkan pembacaan pH. Penentuan tingkat keasaman suatu cairan ini telah dimulai
pada tahun 1906 ketika seorang ilmuwan bernama Max Cremer melakukan studi mengenai
antarmuka cair. Max Cremer menemukan bahwa antarmuka antar cairan dan padatan dapat
dipelajari dengan melakukan kontak antara gelembung kaca tipis dengan cairan, sehingga
dapat dihasilkannya potensial listrik yang dapat diukur. Lalu gagasan tersebut dilanjutkan
oleh Fritz Haber dan Zygmunt Klemsiewicz yang menemukan bahwa bola kaca dapat
digunakan untuk mengukur aktivitas ion hidrogen dan diikuti fungsi logaritma. 3 tahun
kemudian, seorang ahli biokimia bernama Soren Sorensen menemukan skala pH pada
tahun 1909. Alat pH meter saat ini mampu mengatasi interferensi oleh garam dan ion
halogen.
Alat kedua yang dapat digunakan untuk menganalisis adalah titrasi potensiometri.
Titrasi ini sebenarnya sama dengan titrasi konvensional, akan tetapi titik akhir titrasi
diketahui tidak dengan menggunakan indikator perubahan warna atau terbentuknya
endapan. Kelemahan digunakannya indikator adalah sulitnya menentukan warna secara
visual, sehingga penentuan volume titik akhir terkadang tidak tepat. Titrasi potensiometri
ini dapat digunakan untuk hampir semua titrasi volumetri seperti asidi alkalimetri,
argentometri, kompleksometri, dan reaksi redoks.
2.2 MEKANISME METODE ANALISIS UNTUK MENENTUKAN KANDUNGAN
ION
Mekanisme metode analisis untuk menentukan kandungan ion ada beberapa
macam, metode yang dibahas disini untuk menentukan kandungan ion cl-. Metode
yang pertama adalah titrasi argentometri. Menurut Mohr-Winkler atau Water Codex,
titrasi ini menggunakan reagen AgNO3 sebagai titrannya. Dalam suasana netral atau
dalam larutan basa lemah, ion klorida dapat diendapkan dengan AgNO3 menjadi AgCl.
Metode yang kedua adalah Titrasi Merkurimetri. Menurut German Standard
Procedures, titrasi ini menggunakan merkuri nitrat sebagai titran dengan indikator
diphenylcarbazone. Kelebihan titran Hg2+ akan bereaksi dengan indikator
diphenylcarbazone untuk membentuk kompleks berwarna biru violet dalam suasana
asam nitrat.
2.3 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL ANALISIS
Teknik untuk pengambilan sampel analisis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Hal yang pertama ketika mengambil sampel analisis adalah menjaga
kemurnian sampel. Ini adalah hal yang sangat penting untuk dijaga karena apabila
sampel untuk analisis telah tercemar oleh zat lain yang bukan berasal dari tempatnya,
maka analisis yang akan dilakukan dapat berantakan karena tercemarnya sampel bukan
dari tempat analisisnya. Hal yang kedua adalah menjaganya agar tidak hilangnya
sampel yang telah diperoleh. Karena apabila tempat pengambilan sampel yang sangat
jauh, maka akan sangat memakan waktu dan biaya apabila sampel hilang. Hal yang
ketiga adalah ketika mengumpulkan sampel, jangan sampai sampel-sampel yang akan
digunakan untuk dianalisis tertukar dengan sampeln lain. Karena akan mempengaruhi
hasil analisis yang didapat dari sampel.
2.4 INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGAMBIL SAMPEL
Ada banyak instrumen yang dapat digunakan untuk mengambil sampel, yang
pertama adalah observasi/pengamatan. Pada tahun 1986, Sutrisno Hadi mengemukakan
bahwa observasi adalah suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung
ke objek penelitian yang bersifat fenomena alam, proses kerja, tindakan manusia, dan
penggunaan responden kecil. Hal kedua yang dapat dijadikan instrumen penelitian adalah
wawancara/interview, yaitu adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan lebih mendalam pada responden yang
jumlah sedikit. Hal yang ketiga adalah kuisioneryang merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu pasti variable yang akan dikur dan tahu apa yang diharapkan oleh
responden.
3. DAFTAR PUSTAKA
- Riyanto. (2012). Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
- Fakhru, A. (2017). PENENTUAN KADAR KLORIDA (Cl-) DALAM SAMPEL AIR. [online]
Fawinas.blogspot.co.id. Available at: http://fawinas.co.id/2016/03/penentuan-kadar-
klorida-cl-dalam-sampel.html [Accessed 26 Sep. 2017].
- Alatlabor.com. (2017). Fungsi dan Pengenalan pH meter. [online] Available at:
http://www.alatlabor.com/article/detail/58/fungsi-dan-pengenalan-ph-meter [Accessed
26 Sep. 2017].

Anda mungkin juga menyukai