Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
DIKSI
Irmayanti 1754041012
Indra Rosanda 1754042008
NurArifah 1754041030
Leoviana Yosi N 1754042010
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah .............................................................................................2
c. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Diksi ................................................................................................ 3
b. Fungsi Diksi ...................................................................................................... 4
c. Pembagaian Makna Kata .................................................................................. 4
d. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata ..............................................10
e. Syarat-syarat Ketepatan Diksi ...........................................................................11
f. Gaya Bahasa dan Idiom ......................................................................................14
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ........................................................................................................18
b. Saran ..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah
sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan
berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari
itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan
pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam
komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan
menggunakan kata-kata sesuka hati, tetapi yang harus mengikuti kaidah-kaidah yang
benar.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang
sangat penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar,
tapi orang akan merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang
telah diberikan. Manfaat dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam
bentuk penguasaan terhadap pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar
menggunakan kata-kata yang hebat tanpa isi. Dengan pengertian-pengertian yang
1
tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita secara sederhana dan langsung.
Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi
untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili
maksud atau gagasannya. Secara populer orang akan mengatakan bahwa kata meneliti
sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Karena itu, kata-
kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah
kata yang sama artinya atau merupakan kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa
katanya menolak anggapan itu karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka
akan berusaha untuk menetapkan secara cermat kata mana yang harus digunakan
dalam sebuah konteks tertentu. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit
menemukan kata lain yang lebih tepat, karena ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang
lebih tepat dan karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang
bersinonim itu. Maka atas dasar tersebutlah kita sebagai mahasiswa yang baik
hendaknya mengetahui dan memahami bagaimana penggunaan pilihan kata yang
tepat dan cermat dalam konteks yang tepat pula.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian diksi ?
2. Apa fungsi diksi ?
3. Bagaimana pembagian makna kata dan kesalahan gabungan kata dan kata ?
4. Apa syarat-syarat ketepatan diksi ?
5. Apa yang di maksud dengan gaya bahasa dan idiom ?
C. Tujuan penulis
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi diksi.
3. Mengetahui pembagian makna kata dan kesalahan gabungan kata dan kata.
4. Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat ketepatan diksi.
5. Mahasiswa mampu mengetahui gaya bahasa dan idiom. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan.
Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih
kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada,
dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan
mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara
aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita dapat lari dari kamus. Kamus
memberikan suatu ketetapan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini,
makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata
itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Pemilihan
kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau
bermiripan. Ketersediaan kata akan ada apabila seseorang mempunyai bendaharaan
kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki senarai (daftar) kata. Senarai kata itu
3
dipilih satu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa
menguasai sediaan kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat
melakukan pemilihan atau seleksi kata.
Pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata yang tepat melainkan
juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks
dimana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa
masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan analisis dan
pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, kata mati bersinonim dengan mampus ,wafat,
tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, kata-
kata tersebut tidak dapat bebas digunakan karena ada nilai rasa dan nuansa makna
yang membedakannya.
B. Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep,
pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi
antara lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencegah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
1. Kebahasaan
a) Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan
nada, irama, dan tekanan. Contoh dalam kalimat;
• Paman teman saya belum nikah
• Paman, teman saya belum nikah
• Paman, teman, saya belum nikah
• Paman, teman, saya, belum nikah
b) Perubahan struktur frasa: kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) susu kaleng
(susu yang dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis anak), anak dokter
(aanak yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter).
c) Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan
bentuk. Contoh; tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- maka menjadi ketua,
makna berubah menjadi pemimpin.
d) Kalimat akan berubah makna jika struktur kalimatnya berubah. Perhatikan kalimat
berikut:
• Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus penjahat itu.
3. Kesosialan
4. Kejiwaan
a) Tabu:
• Pelacur disebut tunasusila
• Germo disebut hidung belang
b) Kehalusan:
• Bodoh disebut kurang pandai
• Malas disebut kurang pandai
c) Kesopanan:
• Ke kamar mandi disebut kebelakang
• Gagal disebut kurang berhasil
5. Bahasa Asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang
terhormat diganti dengan VIP.
6. Kata Baru
9
• Jaringan kerja untuk menggantikan network
• Justifikasi untuk menggantikan pembenaran
• Kinerja untuk menggantikan performance
Kalimat 1 (satu) kerap kita dengar dalam aktivitas bermasyarakat kalau kita
amati. Terdapat dua kesalahan dalam pemakaain bentuk gabungan itu, kesalahan
pertama, dalam sebagian kalimat itu terdapat kata yang berlebih atau mubazir yang
mengakibatkan terjadinya polusi bahasa. Kata mana dalam kalimat pertama tidak
diperlukan, cobalah baca kalimat pertama tanpa kata mana, jadi bunyinya berubah
seperti ini. Dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua RT dan Rw.
Kalimat 2 (dua), pada bagian besar kalimat ini terjadi salah pakai bentuk
gabung di mana tidak boleh dipakai dalam bentuk kalimat. Fungsi di mana dan yang
mana bukan sebagai penghubung klausa-klausa, baik dalam sebuah kalimat maupun
penghubung antar kalimat. Kalimat ini harus dipecah menjadi dua.
Contoh :
14
Sebelum menampilkan gaya tertentu ada enam faktor yang mempengaruhi
tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan mitranya, yaitu :
a) Cara dan media komunikasi : lisan atau tulisan, langsung atau tidak langsung,
media cetak atau media elektronik.
b) Bidang ilmu : filsafat, sastra, hukum, teknik, kedokteran, dll.
c) Situasi : resmi, tidak resmi, setangah resmi.
d) Ruang atau konteks : seminar, kuliah, ceramah, pidato.
e) Khalayak : dibedakan berdasarkan umur (anak-anak, remaja, dewasa, orang tua);
jenis kelamin (laki-laki, perempuan); tingkat pendidikan dan status sosial (rendah,
menengah, tinggi).
f) Tujuan : membangkitkan emosi, diplomasi, humor, informasi.
2. Idiom
Menurut Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara
langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut Badudu, idiom
adalah bahasa yang teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom
berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna.
Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, salah satu unsurnya tidak boleh
dihilangkan. Setiap idiom sudah tepat sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa
mau tidak mau harus tunduk pada aturan pemakaiannya. Sebagian besar idiom yang
berupa kelompok kata, misalnya gulung tikar, adu domba, muka tembok tidak boleh
dipertukarkan susunannya menjadi *tikar gulung, *domba adu, *tembok muka karena
ketiga kelompok kata yang terakhir itu bukan idiom.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata itu. Diksi berfungsi sebagai alat
agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembaca atau penulis terhadap pendengar
atau pembaca dalam berkomunikasi. Diksi memiliki beberapa syarat-syarat ketepatan
agar menimbulkan imajinasi yang sesuai antara pembicara dan pendengar.
B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana
penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu
dibebankan dan berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami
ke depannya.
.
18
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.
Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenmbangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo. 2007
https://gamepos.id/pengertian-diksi-fungsi-diksi-dan-macam-macam-diksi/
19