Anda di halaman 1dari 8

Moh Sajadi, S.Pd.

Si (083876100770) FISIKA SMP


A. Besaran dan Satuan Mikrometer Skrup E. Suhu
Besaran Pokok
Adalah besaran yang menjadi pokok dari besaran
o
C  5x
lain
JIWA SMP
o
R  4x
F  9 x  32
o
Besaran pokok Satuan (SI) Alat Ukur
Panjang meter mistar, jangka sorong K  5x  273
Massa kg neraca
Waktu sekon stopwatch Cari nilai x-nya dulu
Suhu kelvin termometer
Perbandingan termometer
Kuat Arus ampere amperemeter
Intensitas Cahaya candela -
Jumlah Zat mol - A D
Hasil Pengukuran = 8,0 mm
Besaran turunan A B E  F
0,07 mm 
Adalah gabungan dari besaran pokok
+
8,07 mm AC D  F
Contoh: gaya (N), kecepatan (m/s), percepatan B E
(m/s2) dan lain – lain C. Klasifikasi Zat
B. Alat Ukur Zat Bentuk Volume Susunan Partikel
Padat tetap tetap Rapat
Cair berubah tetap Renggang
C F
Jangka sorong
Gas berubah berubah Sangat renggang

F. Pemuaian
D. Massa Jenis Pemuaian Panjang

m Lt = L0 + ΔL α : koefisien muai panjang
V ΔL= L0 α ΔT
m : massa jenis (gram atau kg)
Lt = L0 (1+ α ΔT)
V : volume (cm3 atau m3)
Pemuaian Luas
ρ : massa jenis (g/cm3 atau kg/m3)
Hasil Pengukuran = 2,50 cm At = A0 + ΔA β : koefisien muai luas
0,03 cm + 1 ml= 1 cm3 ΔA= A0 β ΔT β=2α
2,53 cm At = L0 (1+ β ΔT)
1 g/cm3 = 1000 kg/m3
1 liter = 1 m3 Pemuaian Volume
Vt = V0 + ΔV γ : koefisien muai volume
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
ΔV = V0 γ ΔT γ=3α H. GLB dan GLBB m : massa (kg)
Vt = V0 (1+ γ ΔT) GLB (Gerak Lurus Beraturan) F : Gaya (N)
cairan hanya memiliki koefisien muai volume sv .t a : percepatan (m/s2)
G. Kalor s : jarak atau perpindahan(m) F ke kanan positif
v : kelajuan atau kecepatan (m/s) F ke kiri negatif
t : waktu (s) Untuk resultan gaya (ΣF)
1 Gaya yang searah gerak positif
1 km/jam = m/s
3,6 Gaya yang berlawanan arah gerak negatif
100
air Q4 uap 1 m/s = 3,6 km/jam Berat
Pada grafik atau kurva (v,t),
w  m.g
Q3 Jarak = luas grafik m : massa (kg)
GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) g : percepatan gravitasi (m/s2)
vt  vo  at : 10 m/s2 atau 9,8 m/s2
w : berat (N)
1
0 es Q2 air st  so  vot  at 2 J. Tekanan
2 Tekanan pada Zat Padat (P)
Q1
-10 vt  vo  2as
2 2
F m.g
es P 
so : posisi awal (m) A A
st : posisi akhir (m) F : Gaya (N)
Catatan: vo : kecepatan awal (m/s) A : Luas bidang tekan (nempel dengan lantai)
vt : kecepatan akhir (m/s) P : tekanan (N/m2 atau Pascal)
 Grafik miring→ suhu berubah Q = m c ΔT
a : percepatan (m/s2) Tekanan Pada Zat Cair
 Grafik mendatar→ wujud berubah Q = m L
t : waktu (s) Tekanan Hidrostatis
Konversi Δs: jarak (m) PH   g h
1 kalori = 4,2 joule Untuk dipercepat, nilai a positif dan ρ : massa jenis (kg/m3)
cair =1 kal/gram oC = 4.200 J/kg oC Σdiperlambat nilai a negatif g : percepatan gravitasi = 10 m/s2
ces = 0,5 kal/gram oC = 2.100 J/kg oC I. Hukum Newton (Gaya) dan Berat h : kedalaman (m)
Les = 80 kal/gram = 336.000 J/kg F selalu di ukur dari permukaan fluida
 F  m.a a
Luap = 540 kal/gram = 2.260.000 J/kg m
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
Hukum Pascal Syarat tenggelam E p1 m1h1
F1 F2 Wzc  Wu  FA 
 E p2 m2h2
A1 A2 T  Wu  FA
Energi Kinetik
F1 F2
 ρb : massa jenis benda (kg/m3)
1
d12 d 22 ρz : massa jenis zat cair (kg/m3) Ek  mv2
2
F1 F2
 Wzc : berat benda di zat cair (N)
r12 r22 Wu : berat benda di udara (N)
v1 m2 Ek1

2
A : luas penampang (m ) FA : gaya apung atau gaya angkat (N) v2 m1 Ek2
d : diameter (m) Tekanan Gas pada ruang tertutup m : massa (kg)
r : jari – jari (m) Ishotermal (suhu sama) g : percepatan gravitasi (m/s2)
Pipa U
1 1  PV
PV 2 2 h : ketinggian (m)
1h1  2h2 Isobarik (tekanan sama) v : kecepatan (m/s)
Cari bidang batas V1 V2 Ep : Energi Potensial (J)
Hukum Archimedes 
T1 T2 Ek : Energi Kinetik (J)
Energi Mekanik
Ishokhorik (volume sama)
P1 P2 Em  Ep  Ek
 L. Usaha
T1 T2
Adiabatik
W F s
F : Gaya (N)
PV PV
1 1
 2 2 S : jarak (m)
T1 T2
Mengapung Melayang W : usaha (Joule)
P : tekanan (Pa)
b  zc b  zc M. Pesawat Sederhana
V : volume (m3)
Gaya Apung Tuas
T : suhu (K)
FA   g V W . lb  lk . F
K. Energi
Syarat mengapung dan melayang l W
Energi Potensial KM  k 
Wu  FA Ep  m g h lb F
Tenggelam W : beban (N)
b  zc lb : lengan beban (m)
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
lk : lengan kuasa (m) Bidang Miring 1 1
T f
F : kuasa (N) f T
KM: keuntungan mekanik n : banyak getaran
Katrol t : waktu (s)
1. Katrol Tetap A : amplitudo
A: titik berat O. Gelombang
B: titik kuasa Gelombang Tranversal
O: titk tumpu 1 gelombang:
KM = 1 F W - 1 bukit 1 lembah (c ke g)
W s
F. s  W . h KM   - Jarak puncak ke puncak (b ke f)
F h
- Jarak lembah ke lembah (d ke h)
2. Katrol Bebas W : berat (N)
A: titik tumpu F : gaya kuasa (N)
B: titik kuasa h : ketinggian (m)
O: titik berat s : l : panjang bidang miring (m)
1 N. Getaran
KM = 2 F W
2

3. Katrol Majemuk Gelombang Longitudinal


KM = banyak katrol atau
hitung banyak tali
contoh: gambar di
samping memiliki KM = 4 1 getaran = kembali ke posisi awal
Misal : O-P-Q-P-O
n
Frekuensi f  (Hz)
t 1 gelombang:
t - 1 rapatan 1 renggangan (ujung)
Periode T (sekon)
n - Jarak dari rapatan ke rapatan (pusat
rapatan)
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
- Jarak dari renggangan ke renggangan (pusat L : panjang kolom udara (m) Gambar Ruang Benda
renggangan) λ : panjang gelombang (m)
Rumus Q. Cahaya (Cermin dan Lensa) Nyata Maya

n  x Cermin Datar
s  Sifat Cermin Datar
R f
vf  
T t - Maya, tegak, sama besar III II I IV
n : banyak gelombang - Jarak benda ke cermin = jarak bayangan ke
x : jarak antar dua titik (m) cermin RBenda  RBayangan  5
λ : panjang gelombang (m) - Bayangan dan benda berhadapan
f : frekuensi (Hz) - Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar
Cermin Cekung (konvergen)
T : periode (s) pantul
R. R. Sifat
v : cepat rambat (m/s) Banyak bayangan pada dua cermin datar
Benda Bayangan Bayangan
s : jarak (m) n
360
1
 I IV M,  , >>>>>
t : waktu (s)
Cermin Lengkung II III N,  , >>>>>
P. Bunyi
f (jarak fokus) dan R (jari Kelengkungan) III II N,  , <<<<<
Bunyi Petir
IV I N,  , <<<<<
sv . t
(+) Cermin Cekung (konvergen)
s : jarak (m)
(-) Cermin Cembung (Divergen) Cermin Cembung (divergen)
t : waktu (s) Sifat Bayangan pada cermin cembung selalu
v : kecepatan (m/s) maya, tegak, diperkecil
S (jarak benda ke cermin)
Bunyi pada sonar (kedalaman laut atau jarak (+) Nyata, benda di depan cermin Lensa
tebing) (-) Maya, benda di belakang cermin f (jarak fokus) dan R (jari Kelengkungan)
v.t (+) Lensa Cembung (konvergen)
d
2 S’ (jarak bayangan ke cermin) (-) Lensa Cekung (Divergen)
d : kedalaman (m) (+) Nyata, bayangan di depan cermin
Resonansi (-) Maya, bayangan di belakang cermin S (jarak benda ke cermin)
(+) Nyata, benda di depan cermin
Ln 
 2n  1  (-) Maya, benda di belakang cermin
M (Perbesaran)
4
(+) Tegak, Benda dan bayangan berlainan Pihak
n : 1,2,3, .....
(-) Terbalik, Benda dan bayangan sepihak
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
S’ (jarak bayangan ke cermin) Cara cepat: PP : titik dekat mata= 25 cm
(+) Nyata, bayangan di belakang cermin f s ' f Keadaan Akomodasi Mata Minimum
M M
(-) Maya, bayangan di depan cermin s f f PP
M min  s '  PR
R. Alat Optik flup
M (Perbesaran) Kacamata M mik  Mob .Mok
(+) Tegak, Benda dan bayangan sepihak Tujuan memakai kacamata adalah agar dapat Mikroskop
(-) Terbalik, Benda dan bayangan belainan pihak melihat normal Keadaan Akomodasi Mata Maximum
Lensa Cembung (Konvergen) Miopi ( Rabun Jauh)  f   PP 
Tidak bisa melihat benda jauh M max   ob  .   1
 s  fob   fok 
100
depan belakang Pkm   s '  PR Keadaan Akomodasi Mata Minimum
PR
Letak benda
PR : titik jauh mata  f   PP 
III II I IV M max   ob  .  
Hipermetropi (Rabun Dekat)  s  f ob   f ok 
f 2f1
Teropong
2f2 f
IV
2
I 1
II III Tidak bisa melihat benda dekat
100 100 f
Letak bayangan
Pkm   s '  PP M min  ob
Sn PP fok
R. R. Sifat d  fob  fok
Benda Bayangan Bayangan PP : titik dekat mata
Sn : titik dekat mata normal= 25 cm d : panjang teropong (m)
I IV M,  , >>>>>
Gambar M : perbesaran
II III N,  , >>>>>
S. Listrik Statis
III II N,  , <<<<<
IV I N,  , <<<<<
q1q2
F k
Lensa Cekung (Divergen) r2
Gambar k : 9 × 109 Nm2/C2
Sifat bayangan selalu maya, tegak diperkecil q1 : muatan listrik 1 (C)
Rumus Cermin dan Lensa q2 : muatan listrik 2 (C)
1 1 1 s ' h' r : jarak antar muatan (m)
  M   F : gaya coulomb (N)
f s s' s h Lup
Keadaan Akomodasi Mata Maximum Jika q1 dan q2 tetap, jarak di ubah gaya
M max 
PP
1 berubah
s '  PP
flup
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
2
Rangkain Resistor U. Energi Listrik dan Daya Listrik
1 F1  r2 
F 2   Seri Energi dan Daya Listrik
r F2  r1 
I → sama W Pt
Membuat listrik statis sederhana V → jumlah W V I t
Rambut dan Plastik (Butik) (-) R → jumlah
Kaca dan Sutera (Kasut) (+)
W  I 2R t
Paralel
Tegangan Listrik I → jumlah V2
W t
W V → sama R
V
Q R → se-per W : energi Listrik (joule)
W : usaha atau energi (joule) Hukum I Kirchoff P : daya listrik (watt)
Q : muatan listrik (C) I masuk  I keluar I : arus listrik (A)
V : tegangan listrik atau beda potensial (volt) R : hambatan listrik (ohm)
Rangkaian Listrik dengan hambatan dalam
T. Listrik Dinamis V : tegangan listrik (volt)
a. Baterai Seri
Arus Listrik t : waktu (s)
nE
I
I
Q ne
 n.r  R Lampu di pasang pada tegangan listrik yang
t t b. Baterai Paralel tidak sesuai spesifikasinya.
e : 1,6 × 10-19 C E
I V 
2

n: jumlah elektron
r P2   2  P1
R
Hambatan kawat n  V1 
l n : banyak baterai
R V. Induksi elektromagnetik
A R : hambatan luar (ohm)
Perubahan Hambatan Kawat karena Suhu r : hambatan dalam (ohm)
Rt  Ro 1   T  FBI l
E : tegangan baterai (volt)
B : kuat medan magnet (Tesla)
α : koefisien suhu (/οC) I : arus listrik (ampere)
I : arus listrik (Ampere)
Hukum Ohm
Baca amperemeter dan voltmeter l : panjang kawat (m)
V I R
skala ditunjuk F : gaya lorentz (N)
I atau V   batas ukur
skala max
Moh Sajadi, S.Pd.Si (083876100770) FISIKA SMP
Cara membuat magnet W.Transformator
a. Menggosok N p Vp I
  s
Ns Vs  I p
Primer atau input (dari sumber tegangan)
Sekunder atau output (ke alat – alat listrik)
N : jumlah lilitan
V : tegangan listrik (volt)
I : arus listrik (arus listrik)
“ ujung batang besi yang awal digosok sama P : daya listrik (watt)
dengan kutub magnet yang digunakan untuk η : efisiensi
menggosok” Ps
 100%
A dan P jadi kutub Utara Pp
B dan Q jadi kutub Selatan
Vs I s
b. Di aliri arus listrik  100%
Vp I p
X. lanjut

Kutub magnet
I : banyak jari
Kutub U : ibu jari
Bagian C
Q jadi kutub Utara
P jadi kutub Selatan
Bagian D
P jadi kutub Utara
Q jadi kutub Selatan

Anda mungkin juga menyukai