Anda di halaman 1dari 6

II.

Kontrak Kontruksi
A. Pengertian Kontrak Kontruksi
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat
satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi
atau tujuan pokok penggunaan.
Suatu kontrak konstruksi mungkin dinegosiasikan untuk membangun sebuat
aset tunggal seperti jembatan, bangunan, bendungan, pipa, jalan, kapal, atau
terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan dengan sejumlah aset yang
berhubungan erat atau saling bergantung satu sama lain dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan; contoh kontrak tersebut
mencakup, kontruksi kilang minyak atau bagian-bagian lain yang kompleks dari
pabrik atau peralatan. Dalam pernyataan ini, kontrak konstruksi meliputi:
 Kontrak pembelian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi
aset, sebagai contoh, layanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek ; dan
 Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan
setelah penghancuran aset

Kontrak konstruksi dirumuskan dalam berbagai cara, yang dalam penyataan


ini, diklasifikasikan sebagai kontrak harga tetap dan kontrak biaya-plus.
Beberapa kontrak konstruksi dapat mempunyai karakteristik baik kontrak harga
tetap maupun kontrak biaya-plus, sebagai contoh kontrak biaya-plus dengan
nilai maksimum yang disetujui. Pada keadaan demikian, kontraktor perlu untuk
mempertimbangkan semua kondisi di paragraf 23 dan 24 dalam menentukan
kapan mengakui pendapatan dan beban kontrak.
Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:
a. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset
b. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan
pelanggan dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan
dengan masing-masing aset tersebut
c. Biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasi
B. PENDAPATAN KONTRAK
Pendapatan kontrak terdiri dari :
 Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak
 Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif :
(i) Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan
(ii) Dapat diukur secara andal

Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau
dapat diterima

C. Penyimpangan Kontrak
Penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai
perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam
pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan dalam spesifikasi
atau rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak. Penyimpangan
dimasukkan ke dalam kontrak jika :
 Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan jumlah
pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut
 Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

D. KLAIM
Klaim adalah jumlah yang ditagihkan kontraktor kepada pelanggan atau
pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam
nilai kontrak. Klaim dapat timbul dari, misalnya, keterlambatan yang
disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan, dan
selisih penyimpangan dalam pekerjaan kontrak. Pengukuran jumlah
pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang
tinggi dan sering kali bergantung pada hasil negosiasi. Oleh karena itu, klaim
hanya dimasukkan pada pendapatan kontak jika:
1. Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar
pelanggan akan menerima klaim tersebut
2. Jumlah klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan
tersebut, dapat diukur secara andal

E. PEMBAYARAN INSENTIF
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada
kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi
atau terlampaui. Contohnya suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu
pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:
1. Kontrak tersebut telah cukup pelaksanaannya sehingga kemungkinan besar
akan memenuhi dan melampaui standar pelaksanaan; dan
2. Jumlah pembayaran insentif tersebut dapat diukur secara andal.

F. Pengakuan Pendapatan
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir
periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak tersebut segera diakui sebagai
beban sesuai dengan paragraf 36.
Dalam hal harga kontak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat
diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi:
 Total pendapatan kontrak dapat diukur secara nadal;
 Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan mengalir ke entitas;
 Baik biaya konrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap
penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal;
dan
 Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi
dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat
dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
Dalam hal kontrak biaya-plus hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal jika semua kondisi berikut ini terpenuhi:
a. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak tersebut, apakah dapat
ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur
secara andal.

Hasil kontrak konstruksi hanya dapat diestimasi secara andal jika


kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan kontrak
tersebut akan mengalir ke entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul
mengenai kolektibilitas jumlah piutang yang diakui sebagai pendapatan
kontrak dan telah diakui dalam laba rugi, maka jumlah yang tidak tertagih
atau jumlah pemulihan dengan kemungkinan dengan tidak akan tertagih
diakui sebagai beban dan bukan sebagai penyesuaian jumlah pendapatan
kontrak.

Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, maka;
 Pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang
biaysa tersebut diperkirakan dapat dipulihkan; dan
 Biaya kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya.

1. Pengakuan Pendapatan – Kontrak Kontruksi Jangka Panjang


Contoh kontrak jangka panjang adalah tipe kontrak konstruksi, pesawat
komersil, dll. Ada dua metode akuntansi untuk kontrak konstruksi jangka
panjang:
a. Metode persentase penyelesaian
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan
kemajuan proses konstruksi, yaitu, persentase penyelesaian. Biaya
konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi
dalam sebuah akun persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin
diakumulasi dalam akun kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi
dalam Proses).
1) Measuring the progress toward completion (Mengukur Kemajuan ke
arah Penyelesaian)
Berbagai metode digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan ke
arah penyelesaian. Yang paling umum adalah metode biaya terhadap
biaya (cost to cost method), dan metode unit yang dikirimkan (units
delivery method). Salah satu ukuran masukan popular yang
digunakan untuk menentukan kemajuan ke arah penyelesaiannya
adalah dasar biaya terhadap biaya (cost-to-cost basis). Menurut dasar ini,
sebuah perusahaan mengukur persentase, penyelesaian dengan
membandingkan biaya yang sudah terjadi sampai tanggal ini dengan
estimasi total biaya paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu.
Rumus cost to cost method :

Rasio persentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya


diterapkan pada total pendapatan atau estimasi total laba kotor atas
kontrak tersebut untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba
kotor yang akan diakui sampai tanggal ini ditunjukkan dalam rumus
berikut:

Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang


diakui setiap periode dengan cara mengurangkan total pendapatan
atau laba kotor yang diakui dalam periode-periode sebelumnya.

a) Penyajian Laporan Keuangan-Persentase Penyelesaian


Menurut metode Persentase Penyelesaian baik piutang
maupun persediaan terus tercatat. Pengurangan saldo akun
Penagihan dari Konstruksi dalam Proses akan mencegah
persediaan dihitung dua kali (perhitungan ganda). Selama umur
kontrak, selisih antara akun Konstruksi dalam Proses dan
Penagihan atas Konstruksi dalam Proses dilaporkan dineraca
sebagai aktiva lancar bila jumlahnya debet,dan sebagai kewajiban
lancar jika jumlahnya kredit.
2. Metode kontrak selesai (Cost-recovery Method)
Menurut metode kontrak selesai (completed-contract method ),
pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat penjualan yaitu, pada
saat kontrak diselesaikan. Menurut metode ini, perusahaan
mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam proses, tetapi tidak
ada pembebanan atau pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi
seperti pendapatan, biaya, dan laba kotor. Keunggulan utama metode
kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas
hasil akhir bukan atas estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan.

3. Kerugian Kontrak Jangka Panjang


a. Kerugian Periode Berjalan atas Kontrak yang Menguntungkan
Kondisi ini timbul apabila, selama konstruksi, terdapat kenaikan
yang signifikan dalam estimasi total biaya kontrak tetapi kenaikan
tersebut tidak menghilangkan semua laba kontrak
b. Kerugian Periode Berjalan atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan
Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan
bahwa kerugian akan terjadi ketika seluruh kontrak berakhir. Baik
dalam metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak
selesai, keseluruhan perkiraan kerugian kontrak harus diakui dalam
periode berjalan.

Anda mungkin juga menyukai