Kontrak Kontruksi
A. Pengertian Kontrak Kontruksi
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat
satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi
atau tujuan pokok penggunaan.
Suatu kontrak konstruksi mungkin dinegosiasikan untuk membangun sebuat
aset tunggal seperti jembatan, bangunan, bendungan, pipa, jalan, kapal, atau
terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan dengan sejumlah aset yang
berhubungan erat atau saling bergantung satu sama lain dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan; contoh kontrak tersebut
mencakup, kontruksi kilang minyak atau bagian-bagian lain yang kompleks dari
pabrik atau peralatan. Dalam pernyataan ini, kontrak konstruksi meliputi:
Kontrak pembelian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi
aset, sebagai contoh, layanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek ; dan
Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan
setelah penghancuran aset
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau
dapat diterima
C. Penyimpangan Kontrak
Penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai
perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam
pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan dalam spesifikasi
atau rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak. Penyimpangan
dimasukkan ke dalam kontrak jika :
Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan jumlah
pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
D. KLAIM
Klaim adalah jumlah yang ditagihkan kontraktor kepada pelanggan atau
pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam
nilai kontrak. Klaim dapat timbul dari, misalnya, keterlambatan yang
disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan, dan
selisih penyimpangan dalam pekerjaan kontrak. Pengukuran jumlah
pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang
tinggi dan sering kali bergantung pada hasil negosiasi. Oleh karena itu, klaim
hanya dimasukkan pada pendapatan kontak jika:
1. Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar
pelanggan akan menerima klaim tersebut
2. Jumlah klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan
tersebut, dapat diukur secara andal
E. PEMBAYARAN INSENTIF
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada
kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi
atau terlampaui. Contohnya suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu
pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:
1. Kontrak tersebut telah cukup pelaksanaannya sehingga kemungkinan besar
akan memenuhi dan melampaui standar pelaksanaan; dan
2. Jumlah pembayaran insentif tersebut dapat diukur secara andal.
F. Pengakuan Pendapatan
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir
periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak tersebut segera diakui sebagai
beban sesuai dengan paragraf 36.
Dalam hal harga kontak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat
diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi:
Total pendapatan kontrak dapat diukur secara nadal;
Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan mengalir ke entitas;
Baik biaya konrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap
penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal;
dan
Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi
dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat
dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
Dalam hal kontrak biaya-plus hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal jika semua kondisi berikut ini terpenuhi:
a. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan
kontrak tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak tersebut, apakah dapat
ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur
secara andal.
Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, maka;
Pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang
biaysa tersebut diperkirakan dapat dipulihkan; dan
Biaya kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya.