Anda di halaman 1dari 19

K.

Intervensi Keperawatan

No. DIAGNOSIS KEPERAWATAN NOC NIC


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Nyeri
cedera biologis (penekanan sel syaraf) pasien mampu mengontrol nyeri dengan 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
kriteria hasil: meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional a. Tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
tidak menyenangkan yang muncul 1) Mengenali kapan nyeri terjadi dan faktor pencetus.
akibat kerusakan jaringan aktual 2) Menggambarkan faktor penyebab 2) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
atau potensial atau yang 3) Melaporkan perubahan terhadap ketidaknyamanan terutama pada mereka yang
digambarkan sebagai kerusakan. gejala nyeri pada profesional tidak dapat berkomunikasi secara efektif
Batas Karakteristik: kesehatan 3) Gunakan strategi komunikasi terapeutik
1) Bukti nyeri dengan menggunakan standar 4) Mengenali apa yang terkait dengan4) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
periksa nyeri untuk pasien yang tidak gejala nyeri mengenai nyeri
mengungkapkannya 5) Melaporkan nyeri yang terkontrol 5) Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat
2) Fokus menyempit menurunkan atau memperberat nyeri
3) Fokus pada diri sendiri b. Pengetahuan: manajemen nyeri 6) Berikan informasi mengenai nyeri seperti
4) Keluhan tentang intensitas menggunakan 1) Mengetahui faktor penyebab penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
standar skala nyeri 2) Mengetahui tanda dan gejala dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan
5) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan 3) Mengetahi efek samping terapeutik akibat prosedur
aktivitas obat 7) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
6) Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah, 8) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
merengek, menangis, waspada) c. Respon pengobatan (terapi relaksasi)
7) Perubahan selera makan 1) Pasien mengetahui efek sampingnya 9) Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol
8) Putus asa 2) Tidak ada reaksi alergi nyeri yang dipakai selama pengkajian nyeri
9) Sikap melindungi area nyeri 3) Tidak ada efek prilaku dari dilakukan
10) Sikap tubuh melindungi pengobatan 10) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri
Pemberian Analgesik
1) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
2) Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis,
dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan
3) Cek adanya riwayat alergi obat
4) Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang
sesuai ketika lebih dari satu diberikan
5) Tentukan pilihan obat analgesik (narkotik, non
narkotik atau NSAID) berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
6) Kolaborasi dengan dokter apakah obat, dosis,
rute pemberian atau perubahan interval
dibutuhkan, buat rekomendasi khusus
berdasarkan prinsip analgesik
7) Monitor tanda vital sebelum dan setelah
memberikan analgesik narkotik pada pemberian
dosis pertama kali atau jika ditemukan
tandatanda yang tidak biasanya
8) Berikan analgesik tambahan dan atau
pengobatan jika diperlukan untuk
mengingkatkan efek pengurangan nyeri
9) Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan
efek samping analgesik (misalnya: konstipasi
dan iritasi lambung)
10) Evaluasi kefektifan analgesik dengan interval
yang teratur pada setiap setelah pemberian
khususnya setelah pemberian pertama kali, juga
observasi adanya tanda dan gejala efek samping
(misalnya: depresi pernafasan, mual dan
muntah, mulut kering dan konstipasi)
11) Dokumentasikan respon terhadap analgesik dan
adanya efek samping
12) Evaluasi dan dokumentasi tingkat sedasi dari
pasien yang menerima opioid

Manajemen Obat
1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan / atau protokol
2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat
4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,
protrombin, obat-obatan) yang sesuai
6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik
7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan
dengan cara yang tepat

Manajemen Energi
1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
kekelahan sesuai dengan konteks usia dan
perkembangan
2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan
perasaan secara verbal mengenai keterbatasan
yang dialami
3) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat
dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
4) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya,
kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai
prioritas pertama
5) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
6) Monitor waktu dan lama istirahat pasien
7) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami
pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif,
pemantauan diri dan pengaturan aktivitas pasien
8) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan
rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan
teman dirumah untuk mencegah/mengatasi
kelelahan
9) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali
tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan
pengurangan aktivitas
10) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai
stres dan koping intervensi untuk mengurangi
kelelahan
11) Ajarkan pasien atau keluarga untuk
menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Gangguan Makan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu 1) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
kurang asupan makanan makan pasien baik dengan kriteria hasil : mengembangkan rencana perawatan dengan
a. Status nutrisi: asupan makanan dan melibatkan pasien dan orang-orang terdekatnya
cairan dengan tepat
Definisi :Asupan nutrisi tidak cukup untuk 1) Asupan makanan secara oral adekuat 2) Kolaborasi dengan tim dan pasien untuk
memenuhi kebutuhan metabolik 2) Asupan cairan secara oral adekuat mengatur target pencapaian berat badan jika
Batasan Karakteristik : 3) Asupan cairan IV adekuat berat badan pasien tidak berada dalam rentang
1) Berat badan 20 % atau lebih dari bawah 4) Asupan nutrisi parenteral adekuat normal
rentang berat badan ideal 5) Tidak ada mual dan muntah 3) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan
2) Bising usus hiperaktif asupan kalori harian yang diperlukan
3) Cepat kenyang setelah makan b. Nafsu makan 4) Dorong pasien untuk mendiskusikan makanan
4) Diare 1) Peningkatan keinginan untuk makan yang disukai bersama ahli gizi
5) Gangguan sensasi rasa 2) Peningkatan rangsangan untuk 5) Timbang berat badan pasien
6) Kehilangan rambut berlebihan makan 6) Monitor intake/asupan dan asupan cairan secara
7) Kelemahan otot pengunyah 3) Intake makanan adekuat tepat
8) Kelemahan otot untuk menelan 7) Monitor asupan kalori makanan harian
9) Kerapuhan kapiler 8) Batasi makanan sesuai dengan jadwal
10) Kesalahan informasi 9) Observasi pasien selama dan setelah pemberian
11) Kesalahan persepsi makan/makanan ringan untuk meyakinkan
12) Ketidakmampuan memakan makanan bahwa asupan makanan yang cukup tercapai dan
13) Kram abdomen dipertahankan
14) Kurang minat pada makanan 10) Beri dulungan misalnya terapi relaksasi
11) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan untuk
meningkatkan berat badan
12) Monitor berat badan pasien sesuai secara rutin

Manajemen Nutrisi
1) Tentukan status gizi pasien
2) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap
makanan
3) Atur diit yang diperlukan (rendah protein, tinggi
karbohidrat, rendah natrium)
4) Beri obat-obatan sebelum makan seperti
antiemeik
5) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan
6) Monitor kalori dan asupan nutrisi

Monitor Nutrisi
1) Timbang berat badan pasien
2) Identifikasi adanya penurunan berat badan
3) Monitor turgor kulit
4) Monitor adanya mual muntah
5) Identifikasi perubahan nafsu makan
6) Monitor pucat pada konjungtiva
7) Lakukan kemampuan menelan
8) Tentukan faktor yang mempengaruhi nutrisi
3. Ansietas berhubungan dengan status Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengurangan Kecemasan
kesehatan menurun pasien 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
mampu mengontrol kecemasan dengan meyakinkan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kriteria 2) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang
kekhawatiran yang samar disertai hasil : akan dirasakan yang mungkin dialami pasien
respons otonom (sumber sering 1) Mengurangi penyebab kecemasan selama prosedur
kali tidak spesifik atau tidak 2) Menggunakan strategi koping yang 3) Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
diketahui oleh individu) perasaan efektif perawatan, dan prognosis
takut yang disebabkan oleh 3) Menggunakan teknik relaksasi 4) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini 4) Mempertahankan hubungan sosial dengan cara yang tepat
merupakan isyarat kewaspadaan 5) Mempertahankan tidur adekuat 5) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
yang memperingatkan individu 6) Mengendalikan respon kecemasan 6) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang
akan adanya bahaya dan memicu kecemasan
memampukan individu untuk tidak
menghadapi ancaman Peningkatan Koping
1) Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan
Batasan Karakteristik: jangka pendek dan jangka panjang
1) Agitasi 2) Berikan penilaian (kemampuan) penyesuaian
2) Gelisah pasien terhadap perubahan-perubahan dalam
3) Gerakan ekstra citra tubuh sesuai dengan indikasi
4) Insomnia 3) Berikan penilaian mengenai dampak dari situasi
5) Kontak mata buruk kehidupan pasien terhadap peran dan hubungan
6) Melihat sepintas 4) Dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi
7) Mengekspresikan kekhawatiran karena yang realistik terhadap perubahan dalam peran
perubahan dalam peristiwa hidup 5) Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien
8) Penurunan produktivitas terhadap proses penyakit
9) Perilaku mengintai 6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi
10) Tampak waspada strategistrategi positif untuk mengatasi
keterbatasan dan kebutuhan gaya hidup maupun
perubahan peran

Terapi Relaksasi
1) Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi
serta jenis relaksasi yang tersedia
2) Tentukan apakah ada intervensi relaksasi di
masa lalu yang sudah memberikan manfaat
3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
distraksi
4) Dorong pasien untuk mengambil posisi yang
nyaman
5) Minta pasien untuk rileks dan merasakan sensasi
yang terjadi
6) Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada
pasien
7) Dorong pengulangan teknik dan praktik-praktik
tertentu secara berkala
8) Berikan waktu yang tidak terganggu
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Energi
dengan agens farmaseutikal pasien 1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
mampu mempertahankan keseimbangan kekelahan sesuai dengan konteks usia dan
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik secara perkembangan
atau satu atau lebih ekstermitas mandiri dengan kriteria hasil : 2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan
secara mandiri dan terarah. 1) Keseimbangan gerakan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan
Batasan Karakteristik : 2) Mempertahankan keseimbangan ketika yang dialami
1) Ketidaknyamanan berdiri 3) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat
2) Kesulitan membolak-balik posisi 3) Mempertahankan keseimbangan ketika dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
3) Gerakan lambat berjalan 4) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya,
kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai
prioritas pertama
5) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
6) Monitor waktu dan lama istirahat pasien
7) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami
pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif,
pemantauan diri dan pengaturan aktivitas pasien
8) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan
rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan
teman dirumah untuk mencegah/mengatasi
kelelahan
9) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali
tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan
pengurangan aktivitas
10) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai
stres dan koping intervensi untuk mengurangi
kelelahan
11) Ajarkan pasien menghubungi tenaga kesehatan
jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

Manajemen Lingkungan
1) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
2) Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta
riwayat perilaku di masa lalu
3) Singkirkan benda-benda berbahaya dari
lingkungan
4) Batasi pengunjung

Peningkatan Mekanika Tubuh


1) Bantu untuk mendemonstrasikan posisi tidur
yang tepat
2) Bantu untuk menghindari duduk dalam jangka
waktu yang lama
3) Instruksikan pasien untuk menggerakkan kaki
terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai
berjalan dari posisi berdiri
5. Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Kontrol Infeksi
Imunosupresi pasien 1) Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
mampu mengontrol resiko proses infeksi dilakukan untuk setiap pasien
Definisi:Rentan mengalami invasi dan dengan 2) Batasi jumlah pengunjung
multiplikasi organisme patogenik kriteria hasil : 3) Ajarkan cara cuci tangan bagi tenaga kesehatan
yang dapat mengganggu kesehatan 1) Mengidentifikasi faktor resiko infeksi 4) Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci
Batasan Karakteristik : 2) Mengenali faktor resiko individu tangan dengan tepat
1) Kurang pengetahuan untuk menghindari terkait infeksi 5) Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
pemajanan 3) Mengetahui perilaku yang pada saat memasuki dan meninggalkan ruangan
2) Malnutrisi berhubungan dengan resiko infeksi pasien
3) Gangguan integritas kulit 4) Mengidentifikasi tanda dan gejala 6) Gunakan sabun antimikroba
4) Prosedur invasive infeksi 7) Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
5) Perubahan pH sekresi 5) Memonitor perilaku diri yang perawatan pasien
berhubungan dengan resiko infeksi 8) Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang
6) Memonitor faktor di lingkungan yang bersifat universal
berhubungan dengan resiko infeksi 9) Pakai sarung tangan steril dengan tepat
7) Mencuci tangan 10) Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
8) Mempertahankan lingkungan yang 11) Berikan terapi antibiotik yang sesuai
bersih 12) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi
13) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
bagaimana menghindari infeksi

Perlindungan Infeksi
1) Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
sistemik atau lokal
2) Monitor kerentanan terhadap infeksi
3) Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, da
hasil-hasil diferensial
4) Batasi jumlah pengunjung
5) Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area
(yang mengalami) edema
6) Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
7) Anjurkan asupan cairan yang tepat
8) Anjurkan istirahat
9) Ajarkan pasien atau keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada petugas kesetahan
10) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi

Manajemen Nutrisi
1) Tentukan status gizi pasien
2) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap
makanan
3) Atur diit yang diperlukan (rendah protein, tinggi
karbohidrat, rendah natrium)
4) Beri obat-obatan sebelum makan seperti
antiemeik
5) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan
6) Monitor kalori dan asupan nutrisi

Monitor Nutrisi
1) Timbang berat badan pasien
2) Identifikasi adanya penurunan berat badan
3) Monitor turgor kulit
4) Monitor adanya mual muntah
5) Identifikasi perubahan nafsu makan
6) Monitor pucat pada konjungtiva
7) Lakukan kemampuan menelan
8) Tentukan faktor yang mempengaruhi nutrisi
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengurangan Kecemasan
gangguan struktur tubuh status 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
kesehatan baik dengan kriteria hasil : meyakinkan
1) Mengenali realita situasi kesehatan 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Definisi: Suatu kondisi ketika individu 2) Melaporkan harga diri yang positif perilaku pasien
mengalami suatu perubahan fungsi 3) Mempertahankan hubungan 3) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang
seksual selama fase respons 4) Menyesuaikan perubahan dalam status akan dirasakan yang mungkin dialami pasien
seksual berupa hasrat, terangsang, kesehatan selama prosedur
dan atau orgasme, yang dipandang 5) Mencari informasi tentang kesehatan 4) Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
tidak memuaskan, tidak bermakna, 6) Melaporkan perasaan berharga dalam perawatan, dan prognosis
atau tidak adekuat hidup 5) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien
Batasan Karakteristik : dengan cara yang tepat
1) Gangguan aktivitas seksual 6) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
2) Gangguan eksitasi seksual 7) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang
3) Gangguan kepuasan seksual memicu kecemasan
4) Merasakan keterbatasan seksual]
5) Penurunan hasrat seksual
6) Perubahan minat terhadap diri sendiri Peningkatan Peran
7) Perubahan minat terhadap orang lain 1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi peran yang
8) Perubahan peran seksual biasanya dalam keluarga
2) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan
peran khusus yang diperlukan terkait dengan
sakit
3) Dukung pasien untuk mengidentifikasi
gambaran realistik dari adanya perubahan peran
4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi
strategistrategi positif unutk memanajemen
perubahan-perubahan peran
5) Fasilitasi diskusi mengenai bagaimana adaptasi
peran keluarga untuk dapat mengkompensasi
peran anggota yang sakit

Peningkatan Harga Diri


1) Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri
2) Bantu pasien untuk penerimaan diri
3) Jangan mengkritisi pasien secara negatif
4) Sampaikan/ungkapkan kepercayaan diri pasien
dalam mengatasi situasi
5) Berikan hadiah atau pujian
6) Fasilitas lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang
akan meningkatkan harga diri
7) Monitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu
dengan tepat
7. Gangguan citra tubuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengurangan Kecemasan
dengan program pengobatan pasien 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
mampu beradaptasi terhadap disabilitas meyakinkan
Definisi : Konfunsi dalam gambaran mental fisik 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
lantang diri-fisik individu dengan kriteria hasil : perilaku pasien
Batasan Karakteristik : 1) Menyampaikan secara lisan 3) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang
1) Berfokus pada fungsi masa lalu kemampuan untuk menyesuaikan akan dirasakan yang mungkin dialami pasien
2) Berfokus pada penampilan masa lalu terhadap disabilitas selama prosedur
3) Menekankan pencapaian 2) Menyampaikan secara lisan 4) Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
4) Personalisasi bagian tubuh dengan nama penyesuaian terhadap disabilitas perawatan, dan prognosis
5) Personalisasi bagian tubuh yang 3) Beradaptasi terhadap keterbatasan 5) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien
menghilang secara fungsional dengan cara yang tepat
6) Menolak menerima perubahan 4) Mengidentifikasi cara-cara untuk 6) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
7) Menghindari menyentuh tubuh 5) Beradaptasi dengan perubahan hidup 7) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang
8) Menyembunyikan bagian tubuh memicu kecemasan

Peningkatan Citra Tubuh


1) Gunakan bimbingan antisipatif menyiapkan
perubahan-perubahan citra tubuh yang (telah)
diprediksikan
2) Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-
perubahan (bagian tubuh) disebabkan adanya
penyakit atau pembedahan dengan cara yang
tepat
3) Bantu pasien untuk menentukan keberlanjutan
dari perubahan-perubahan aktual dari tubuh atau
tingkat fungsinya
4) Tentukan perubahan fisik saat ini berkontribusi
pada citra diri pasien
5) Bantu memisahkan penampilan fisik dari
perasaan berharga secara pribadi dengan cara
yang tepat
Peningkatan Harga Diri
1) Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri
2) Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal
penilaian diri
3) Bantu pasien mengidentifikasi respon positif
dari orang lain
4) Eksplorasi alasan-alasan untuk mengkritik diri
atau rasa bersalah
5) Fasilitasi lingkungan dan aktivitas-aktivitas
yang akan meningkatkan harga diri
6) Sampaikan atau ungkapkan kepercayaan diri
pasien dalam mengatasi situasi
8. Risiko pendarahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pencegahan Pendarahan
dengan Koagulopati inheren pasien 1) Monitor dengan ketat risiko terjadinya
(trombositopenia) mampu beradaptasi terhadap respon pendarahan pada pasien
pengobatan 2) Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum
Definsi : Rentan mengalami penurunan dengan kriteria hasil: dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai
volume yang dapat menggangu a. Koagulasi darah indikasi
kesehatan 1) Haemoglobin normal 3) Monitor tanda dan gejala pendaran menetap
Faktor Risiko : 2) Hematokrit normal 4) Monitor komponen koagulasi darah (termasuk
1) Koagulopati inheren (misal: 3) Tidak ada memar protrombin time (PT), partial thromboplastin
trombositopenia) time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split
b. Pengetahuan: kanker product dan trombosit, hitung dengan cara yang
1) Mengetahui efek samping obat cepat
2) Mengetahui efek fisik dari 5) Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk
pengobatan kanker tekanan darah
3) Mengetahui efek samping terhadap 6) Beri produk-produk penggantian darah
seksualitas (misalnya: trombosit dan plasma beku segar
4) Mengetahui masalah perawatan (FFP)) dengan cara yang tepat
diri selama pemulihan 7) Intruksikan pasien untuk menghindari konsumsi
aspirin atau obat-obat antikoagulan
c. Respon pengobatan 8) Instruksikan pasien untuk meningkatkan
1) Pasien mengetahui efek makanan yang mengandung vitamin K
sampingnya
2) Tidak ada reaksi alergi Manajemen kemoterapi
3) Tidak ada efek prilaku dari 1) Memonitor efek samping dan efek toksik dari
pengobatan pengobatan
2) Berikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang efek obat-obatan kemoterapi pada sel
kanker/ganas
3) Intruksikan pada pasien dan keluarga agar
melaporkan gejala demam, menggigil,
pendarahanhidung, memar yang sangat beasr
dan BAB berdarah
4) Telusuri pengalaman pasien sebelumnya
sehubungan dengan mual muntah terkait
kemoterapi
5) Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek
kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya : obat
antiematik untuk mual dan muantah)
6) Ajarkan pasien teknik relaksasi dan imagery
yang dapat digunakan sebelum,selama dan
sesudah terapi dengan cara yang tepat
7) Monitur status nutrisi dan berat badan

Manajemen Obat
1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan / atau protokol
2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat
4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,
protrombin, obat-obatan) yang sesuai
6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik
7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan
dengan cara yang tepat
9. Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Diare
berhubungan dengan kehilangan cairan pasien 1) Evaluasi profil pengobatan terhadap adanya efek
aktif mampu mempertahankan keseimbangan samping pada gastrointestinal
volume 2) Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare
Defenisi: Penurunan cairan intravaskuler, cairan dengan kriteria hasil : secara tepat
interstisial, dan / atau intraseluler. 1) Tekanan darah normal (120/80 mmHg) 3) Evaluasi kandungan nutrisi dari makanan yang
Ini mengacu pada dehidrasi, 2) Nadi normal (60-100 x/menit) sudah di komsumsi sebelumnya
kehilangan cairan saja dan tanpa 3) Keseimbnagan intake dan output dalam 4) Monitor tanda dan gejala diare
perubahan kadar natrium. 24 jam 5) Amati turgor kulir secara berkala
Batasan Karakteristik : 4) Berat badan stabil 6) Intruksikan diet rendah serat, tinggi proteindan
1) Haus 5) Turgor kulit lembab tinggi kalori sesuai kebutuhan
2) Kelemahan 6) Kelembaban membran mukosa 7) Ajari pasien cara menurunkan stres sesuai
3) Kulit kering 7) Hematokrit normal kebutuhan
4) Membran mukosa kering 8) Bantu pasien untuk melakukan teknik relaksasi
5) Peningkatan frekuensi nadi
6) Peningkatan hematokrit Manajemen cairan
7) Peningkatan suhu tubuh 1) Jaga intake dan output pasien
8) Penurunan tekanan darah 2) Monitor status hidrasi (misalnya : membran
9) Penurunan nadi mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan
10) Penurunan turgor kulit tekanan darah ortostatistik)
3) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN,
penurunan hematokrit dan peningkatan
osmolalitas urine)
4) Monitor tanda-tanda vital
5) Monitor makanan/cairan yang dikomsumsi dan
hitung asupan kalori harian
6) Berikan cairan IV
7) Atur ketersedian produk darah untuk transfusi,
jika perlu.
8) Persiapan pemberian produk darah (misalnya:
cek darah dan mempersiapkan pemasangan
infus)
9) Berikan produk-produk darah (misalnya,
trombosit dan plasma yang baru)
Monitor Cairan
1) Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan
serta kebiasaan eliminasi
2) Tentukan faktor-faktor yang mungkin
menyebabkan ketidakseimbangan cairan
(misalnya kehilangan albumin, infeksi, muntah
dan diare)
3) Monitor berat badan
4) Monitor asupan dan pengeluaran
5) Monitor nilai kadar serum dan elektrolit urine
6) Monitor kadar serum albumin dan protein total
7) Monitor kadar serum dan osmolalitas urine
8) Monitor tekanan darah, denyut nadi dan status
pernafsan
9) Monitor tekanan darah ortostatik dan perubahan
irama jantung dengan tepat
10) Monitor menbran mukosa, turgor kulit dan
respon haus
11) Berikan cairan yang tepat
10. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perawatan Demam
peningkatan laju metabolisme pasien 1) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
mampu mempertahankan suhu tubuh 2) Monitor warna kulit dan suhu
Definisi: Suhu inti tubuh diatas kisaran dalam 3) Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan
normal diurnal kegagalan keadaan normal dengan kriteria hasil: kehilangan cairan yang tak dirasakan
termogulasi. a. Termoregulasi 4) Berikan obat atau cairan IV (misalnya:
Batasan Karakteristik: 1) Tingkat pernafasan tidak terganggu antipiretik, agen antibakteri dan agen anti
1) Gelisah 2) Melaporkan kenyamanan setelah menggigil)
2) Kulit kemerahan suhu tubuh turun 5) Dorong komsumsi cairan
3) Kulit terasa hangat 3) Tidak terjadi perubahan warna 6) Tingkatkan sirkulasi udara
kulit
4) Tidak ada dehidrasi Manajemen cairan
1) Jaga intake dan output pasien
b. Status kenyamanan fisik 2) Monitor status hidrasi (misalnya : membran
1) Suhu tubuh normal mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan
2) Tidak terganggu intake makanan tekanan darah ortostatistik)
3) Tidak terganggu intake cairan 3) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan
4) Tingkat energi tidak terganggu retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN,
penurunan hematokrit dan peningkatan
c. Keparahan infeksi osmolalitas urine)
1) Tidak ada kulit kemerahan 4) Monitor tanda-tanda vital
2) Tidak terjadi demam 5) Monitor makanan/cairan yang dikomsumsi dan
3) Tidak ada terjadi kehilangan nafsu hitung asupan kalori harian
makan 6) Berikan cairan IV
4) Tidak ada peningkatan jumlah sel 7) Atur ketersedian produk darah untuk transfusi,
darah putih jika perlu.
8) Persiapan pemberian produk darah (misalnya:
d. Respon pengobatan cek darah dan mempersiapkan pemasangan
1) Pasien mengetahui efek infus)
sampingnya 9) Berikan produk-produk darah (misalnya,
2) Tidak ada reaksi alergi trombosit dan plasma yang baru)
3) Tidak ada efek prilaku dari
pengobatan Manajemen Obat
1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan / atau protokol
2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat
4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
5) Monitor level serum darah (misalnya: elektrolit,
protrombin, obat-obatan) yang sesuai
6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik
7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan
dengan cara yang tepat

Pengaturan Suhu
1) Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai
kebutuhan
2) Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi,
sesuai kebutuhan
3) Monitor suhu dan warna kulit
4) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat

Anda mungkin juga menyukai