Anda di halaman 1dari 27
MENUMBUHKAN NASIONALISME DALAM UPAYA MENANGGULANGI ANCAMAN, GANGGUAN, HAMBATAN, DAN TANTANGAN DI PERBATASAN INDONESIA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kulah Pancasila Disusun oleh : MIA PUTRI ROMDONI ¢ e AGUSTINA RATNASARI SRIMUNTIQOH RAHMAT MAULANA YASIN FIRDA SA’ADAH DEWI ATIKOH UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO. 2013 H1A013006 H1A013011 HIE013001 HIE013034 HIE013045 HIE013049 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Aish SWT yang telh memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis “Menumbuhkan Nasionalisme Dalam Upaya Menanggulangi Ancaman, Gangguan, Hambatan, Dan Tantangan Di Perbatasan Indonesia” dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pancasila”. Tulisan ini membahas gagasan penulis tentang Keadaan yang ada di daerah perbatasan Indonesia Penyusunan Karya Tulis ini tidak epas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rindha Widyaningsih, Selku Dosen mata kulah “Pancasil 2. Kedua orang tua dan seluuh kerabat dekat yang selala memberikan semangat dan bantuan baik dalam bentuk material maupun-nonmaterial 3. Sem pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tubs ilmiah ini, Penufs menyadari bahwa dalam penufsan karya tulis iimiah ini masih kurang dari sempurna, kritik dan saran yang sifitnya membangun sangat_penulis barapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Purwokerto, Desember 2013 Penulis DAFTAR IST KATA PENGANTAR a . - DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR .. ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN .. La tar Belakang L.2.Perumusan Masalah 1.3.Tujuan Penulisan L4.Manfiat Penulisan BAB II. TELAAH PUSTAKA . 2.1.Pengeran Ancaman, Gangguan, Hambatan Dan Tantangan (AGHT) 2.2.Nasionalisme Dan Persatuan 2.3.Batas Wilayah Negara . BAB II. METODOLOGI PENULISAN ..... 10 3.1.Dasar Penulisan Karya Tulis 10 3.2.Jenis Data .... scars 3.3.Metode Pengumpulan Data 3.4.Waktu dan Tempat Penulsan 3.5.Metode Penulisan . 3.6.Sistematika Penulisan .. AL BAB IV. ISI . 12 4.1.Kondisi Wilayah Perbatasan Indonesia 12 4.2.Ancaman Bagi Daerah Perbatasan 4.3.Upaya Dan Kebijaksanaan Yang Diambil 4.4.Pendidikan Untuk Ciptakan Nasionalisme Di Perbutasan....... BAB V, PENUTUP SAL Kesimpubn cee 5.2.8 ARAM ose DAFTAR PUSTAKA we v DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kondisi anak-anak sekoah di pedalaman dan perbatasan Gambar 2. Peta batas wilayah NKRI .... Gambar 3. Kondisi Masyarakat Perbatasan .. Halaman 12 ABSTRAK Daerah perbatasan merupakan daerah yang memilki kerawanan yang sangat tinggi terutama di daerah perbatasan darat, Kerawanan itu sendiri dapat menjadi Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan (AGHT) bagi persatuan di perbatasan. Ancaman bagi warga perbatasanitu sendiri adakh kesenjangan sosial ekonomi dan Kurangnya perhatian dari pemerintah, Ada 2 faktor yang menyebabkan permasalthan div perbatasan faktor ekstemal yaitu pengaruh budaya Juar serta ketergantungan ekonomi, sedangkan faktor intemal yaitu kurangnya pendidikan, belum mengetahui pola hidup sebat, menggantungkan hidup dari alam, Kerukunan antar etnis penegakan hukum yang kurang memadai serta pertahanan dan keamanan, Dari faktor-faktor tersebut dapat diambil upaya atau solusi yaitu. dengan pembangunan dan pengelolaan wilayah perbatasan oleh suatu badan pemerrintahan khusus, aksi terpadu per wikyah dalam jangka panjang, menengah dan pendek, pembangunan fasilitas, pendeklrasian dan penetapan garis perbatasan yang jelas sera meningkatkan semangat kebangsaan. Dakm upaya meningkatkan semangat kebangsaan atau nasionalisme dapat diupayakan dengan pendidikan nonformal seperti viualisasi akan arti sebuah kebangsaan sehingga menggugah rasa nasionalisme contohnya dengan menonton film kebangsaan dan film-film mengenai Indonesia yang secara tidak langsung dapat memberikan Kesadaran terhadap tanah air, Selain itu, dengan menerapkan suatu kebiasaan yang dapat membuat kesadaran akan kebangsaan sehingga dapat melekat pada hati dan jiwa mereka. Kegiatan seperti ini dapat merubah pola pikir (mind set) secara tidak langsung walaupun hal tersebut tidak dapat langsung mengubah pola pikir mereka sehingga perlu adanya kekontinuan, Kata Kunci: Perbatasan, Ancaman, Gangguan, Hambatan dan ‘Tantangan (AGHT), fasipnalisme, Persatuan, Pol Pikir BABI PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Gambar 1. Kondisi anak-anak sekolah di pedalaman dan perbatasan, Daerah perbatasin umumnya merupakan daerah yang. jauh dari pusat pemerintaban dengan aspek Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara yang. spesifk. Kesenjangan sositl politk serta ekonomi sering muncul sebagai akibat perbedaan perlakuan pemerintah pusat. Dengan demikian perlakuan khusus dan campur tangan pemerintah pun perl dikkukan, Permasalahan dan kerawanan yang terjadi akan lebih kompleks dibandingkan daerah lima. Demikian pula cara pemecahannya Karena kerawanan daerah perbatasan cendering mempunyai tingkat kerawanan yang kebih tinggi dari pada perbatasan laut. Hal ini disebabkan masyarakat cenderng mempunyai adat istiadat dan sosial budaya yang tidak jauh berbeda, justra yang akan terjadi adalah kesenjangan_ politk dan ekonomi Kesenjangan yang. tidak diantisipasi sejak dini akan berpengaruh terhadap pola strategi pembangunan nasional (Ishak, 2003). Kerawanan yang terjadi di daerah perbatasan dapat menimbulkan dampak ferhadap risa persatuan dan nasionalisme terhadap bangsa Indonesia, dimana kehidupan masyarakat lebih akrab dengan kehidupan luar bangsanya sendin, Hal fersebut dapat terliat dari perekonomin musyarakat daerah perbatasan yang sering menjual hasil produksi mereka kepada Negara tetangga sehingga alat tukar yang meraka gunakan pun lebih sering menggunakan wang selain rupiah 1.2.RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1, Bagaimana ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) bagi persatuan di daerah perbatasan baik yang sifatnya internal maupun ekstemal ? Bagaimanakah upaya untuk menanggulangi AGHT tersebut? 3. Apakah upaya yang dapat diakukan untuk menumbubkan rast Nasionalisme di daerah perbatasan ? 1.3.TUJUAN PENULISAN Tyjuan yang ingin dicapai dakm karya tuls ini adalah agar masyarakat di daerah perbatasan Indonesia di Kalimantan mendapat perhatian lebih dan menciptakan rasa nasionalisme dan persatuan di dalam iti masyarakat perbatasan, Adapun tujuan adalih sebagai berikut: 1, Mengetahui AGHT bagi persatuan di daerah perbatasan baik yung bersi intemal maupaun ekstemal, nw Mengetahui upaya dalam menanggulangi AGHT tersebut. 3. Meningkatkan rasa nasionalisme dan persatuan dalam diri warga perbatasan, 1.4.MANFAAT PENULISAN Manfaat yang dapat diambil dati penulisan kat a tulis ini adalah sebagai berikut L. Bagi masyarakat di daerah perbat Memberikan informasi serta dukungan untuk dapat lebih memillki rasa nasionalisme dan persatuan, nw Bagi pemerintah pusat atau pemerintah dacrah di daerah perbatasan. Memberikan informasi dan referensi_ bagi pemerintah setempat dalam pengambilan kebijakan untuk lebih mensejahterakan dan menanamkan rasa nasionalisme dan persatuan bagi warga perbatasan. Manfaat bagi Penis Mengetahui kondisi realita yang terjadi di daerah perbatasan serta upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk warga perbatasan. BAB IL ‘TELAAH PUSTAKA 2.1.PENGERTIAN ANCAMAN, GANGGUAN, HAMBATAN DAN TANTANGAN (AGHT) Pengertian dari ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan antara lain sebagai berikut : 1. Ancaman adalah suatu hal atau upaya yang bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan yang dilaksinakan_ konsepsional 2. Gangguan adalth suatu bal atau usaha yang berasal dari luar yang bertujuan mekmahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional 3. Hambatan adalah suatu hal yang bersi t melemmhkan atau menghalangi secara tidak Konsepsional yang berasal dari dalam atau diri_ send Ancaman, hambatan dan gangevan ini bersifat negatif dengan kualtas berat ke ringan. 4, Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertyjuan menggugah kemampuan, Jadi tantangan ini dapat bermakna negatif atau positif! (Prayitno, 2013). Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGH) berkaitan dengan ketahanan nasional (Tannas). Adapun pengertian Ketahanan Nasional (Tannas) sebagai berikut: Ketahanan berasal dari bahasa jawa rahan yang berarti kuat, tangguh, ut Kata tersebut juga berarti dapat menguasai diri, tidak muah menyerah. Ketahanan berarti_ kekuatan, ketangguhan, dan keuletan dalam kerangka kesadaran. Kata Nasional berasal dari bahas: inggris nation yang berarti bangsa yang (elah bemegara, Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suaty bangsa yang meliputi seluwh aspek Kehidupan nasional yang terintegrasi dan beri Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan bernegara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1998) 2.2,NASIONALISME DAN PERSATUAN Nasionalisme berasal dari kata nation yang berartibangsa. Pengertian bangsa adalah sejumlah orang yang dipersatukan Karena persamaan cita-cita dan erinduan untuk bemegara send, Menunt Ernest Renan, yang dimaksud nation atau bangsa adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara. Menurut Otto Banar, bangsa adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib, Menurut Hans Kohn, nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya national counciousness (kesadarannasional), Dengan kata bin, nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dari kesad: an-nasional berbangsa dan bernegara sendiri Kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti pot, yaitu Negara nasional (Abdulkarim, 2007). Persatuan ialah gabungan (ikatan, _kumpulan dan sebagainya) dari beberapa bagian yang sudah bersatu, sedangkan Kesatuan ialah ke-Esaan, sifat fungal atau keseutuhan (WIS. Poerwadarminta, 1987). Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia diwujudkan dalum semboyan pada lambang Negara Republik Indonesia yaitu "BHINNEKA TUNGGAL IKA” yang keberadaannya berdasarkan pada PP No. 66 Tahun 1951, mengandung arti berancka tetapi satu (Pringgodigdo, 1977). Semboyan tersebut menurut Supomo, menggambarkan gagasan dasar yaitu. menghubungkan daerab-daerah dan suku- suku bangsa di sehiruh Nusantara menjadi Kesatuan Raya (ST Munadjat D, 1928), 2.3.BATAS WILAYAH NEGARA Wilayah merupakan unsur mutlak statu. Negara. Jika warga Negara merupakan dasar personal suatu Negara, maka wilyyah merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Suatu bangsa nomaden tidak mungkin mempunyai Negara, walaupun mereka memiliki warga dan penguasa sendiri Luas wilyah Negara ditentukan oleh perbatasannya. Didalam batas-batas itu Negara menjalankan yurisdiksi territorial atas orang dan benda yang berada dalam wilayah itu, kecuali beberapa golongan orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu. Contohnya adalah perwakin diplomatik Negara asing dengan harta benda mereka, Wikyah Negara secara umum dapat dibedakan atas. wilayal daratan, wilayah lautan, wilayah udara dan wilayah ekstrateritorial, a, Wilayah daratan Wilayah daratan tidak sepenubnya dapat dimiiki sendiri oleh suatu Negara, Suatu wilayah daratan dengan Negara lain jika Negara-negara fersebut berada dakm suatu benua atau puku yang sama, Perbat an wilayah suatu Negara umumnya disepakati melalii suatu perjanjian antarnegara —(perjanjian internasional). Perjanjian tersebut dapat berbentuk bilateral atau multilateral Batas wilayah suatu Negara dengan Negara lain di darat dapat berwujud: 1, Batas alamiah, yaitu batas suatu Negara dengan Negara lain yang terjadi secaraalamiah, —misalnya dalam benuk pegumungan, sungai dan hutan. 2. Batas buatan, yaitu batas suatu Negara dengan Negara lain yang sengaja dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, Kawat berduri, dan pos penjagaan, 3. Batas secara geografis, yaitu bats wilayah suatu Negara dengan Negara bin yang dapat ditentukan berdasarkan_letak geografis. yang melalui garis lintang dan garis bujur. Misalnya letak Negara Indonesia sec: ISLS, 95°BT-141°BT. b. Wilayah Lautan Tidak semma Negara memilki wilayah laut, apalagi jika Negara a geografis berada pada 6°LU- tersebut berda ditengah-tengah benua, Negara yang demikian disebut Negara Jand-locked (Negara yang tidak memiliki laut). Sebagaimana wikyah daratan, wikyah laut pun memiliki batas~ batas. Pada mulanya ada dua konsep dasar mengenai wilayah but, yyaitu. sebagai berikut: 1. Res nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut dapat dianbil dan dikembangkan oleh setiap Negara. Konsep ini dikembangkan okh John Sheklon (1584-1654) dati inggris dalam bukunya Mare Clausum The Right and Dominion of the Sea. 2. Res communis, yatu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adakih milk masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh setiap Negara. Konsep ini dikembangkan oleh Hugo de Groot dari belinda (1608)dakim bukunya Mare Liberium (Laut Bebas). Saat ini, laut yang masuk ke dalam wilayah Negara tertentu disebut perairan wilayah atau faut teritorial Laut di Iuar wilayaly ita merupakan faut bebas atau perairan intemasional (mare liberum). Pada mulanya PBB menetapkan wilayah laut Indonesia sejauh 3 mil (1 mil = 1852 meter) dari pantai pada waktu air surut, Pada 10 Desember 1982, PBB (UNCLOS) menyelenggarakan koniérensi Hukum Laut Intemasional II di Jamaika, Hasil konierensi ini ditandatangani oleh 119 peserta. Sejumlah 117 peserta: mewakili Negara dan 2 peserta mewakili organisasi intemasional. Konferensi i menetapkan bahwa wilayah laut terdiri atas hal-hal sebagai berikut: 1, Laut Teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak Kedaulatan penuh suatu Negara di laut Lebamya 12 mil diukur dari pulaw terluar kepukuan suatu Negara pada saat air surut. 2. Zona bersebelhan, yaitu wihyah laut yang lebarnya 12 mil dari laut teritorial suatu. Negara, Jadi, apabila Negara sudah memiliki laut errtorial sejauh 12 mi maka lautnya menjadi 24 mil diukur dari pantai, 3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu wilayah laut suatu Negara yang kbamya 200 mil ke laut bebas. Di zona ini, Negara pantai berhak menggali dan mengolh segala kekayaan am untuk kegiatan ekonomi ekskhsif Negara tersebut. Di dalam zona tersebut, Negara pantai berhak menangkap nelayan asing yang ditemukan sedang menangkap_ikan. 4. Landas Kontinen, yaitu daratan di bawah permukaan laut di haar laut teritorial dengan kedalaman 200 meter atau kbih 5. Landas benua, yaitu wilayah suatu Negara yang lebarnya kbih dari 200 mil laut, Diempat ini, Negara boleh mengelol kekayaan dengan kewajban membagi keuntungan dengan interasional, ¢. Wilayah udara Wilayah udara suatu. Negara dapat dikhim berdasarkan_perjanjian intemasional, Perjanjian internasional yang perma disepakati mengenai wilayah udara suatu Negara adalih konvensi paris tahun 1919 dan Konvensi Chicago tahun 1994, Di Indonesia, ketentuan wilayah udara suatu Negara diatur dalam UU No. 20 Tahun 1982. UU tersebut_menyatakan bahwa bat s wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geostasioner adalah setinggi 35.761 km. Konvensi paris (1919) menyatakan bahwa Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan ekspbitasi di wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, sateli, dan penerbangan, Ada dua teori tentang Konsepsi wilaya udara yang dikenal saat ini, yaitu sebagai berikut 1, Teori udara bebas (Air Freedom Theory). Penganut ini terbagi dalam dua lian, yait: a. Alan kebebasan muamg dara tampa bata. Aliran ini berpendapat bahwa muang udara itu bebas dan dapat digunakan okh siapapun, Tidak ada Negara yang mempunyai hak dan kedaulatan di nuang udara. b. Aliran kebebasan ruang udara terbatas, Yang berpendapat bahwa: © Setiap Negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk memelihara keamanan dan keselamatannya, dan Negara kolong (Negara bawah, subjacent state) hanya mempunyai hak terhadap wilayah zona temiorial, 2. Teori Negara berdaulat di udara (The Air Sovereignty) © Teori keamanan, Teori ini menyatakan_ bahwa suatu Negara mempunyai kedaulatan atas wilyyah uadaranya sampai batas yang diperlukan untuk menjaga keamanan Negara itu. © Teori pengawasan cooper, yang menyatakan bahwa kedaulatan Negara ditentukan okh kemampuan Negara yang bersingkutan untuk mengawasi ruang udara yang ada diatas wilayah secara fisik dan ilmiah, © Teori udara Schater, yang menyatakan bahwa wilayah udara harus sampai suatu ketinggia, dimana udara mash cukup mampu mengangkat (mengapungkan) balon dan pesawat udara dd. Wilayah Ekstrateritorial Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu Negara yang berada di uar wikryah Negara itu, Dengan kata lain wikyah tersebut berada di wilayah Negara hin atau di luar wilayah territorial suatu Negara Contohnya adalah Kantor kedutaan besar suatu Negara di Negara lain atau kapal asing yang berlayar di laut bebas dengan bendera suatu Negara Seorang duta besar memilki hak ckstrateritorial selain hak kekebalan diplomatic (hak imumitas yang bersifat pribadi) yaitu hak kedaulatan atas bangunan, gedung, dan hakman kedutaan besar sampai_ sebat s pagar. Tak seorang pun boleh memasuki halaman kedutaan besar tanpa iin dari Negara atau kedutaan besar yang bersangkutan (Listyarti dan Setiadi, 2008) 9 BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.LDASAR PENULISAN Penulisan karya tls ini didasarkan pada: 1, Kurangnya perhatian instansi/pemerintah terhadap kondisi _perbatasan Indonesia. 2. Kurangnya rasa nasionalisme dan persatuan di daerah perbatasan, 3. Kurangnya fasitas transportasi dan konamikasi yang mendukung bagi daerah perbatasan. 4. Terdapat ancaman bagi warga Negara di perbatasan. 3.2,JENIS DATA Data yang digunakan dalam penufisan karya tulis ini adalah data yang bersumber dari buku teks, website pemerintah, dan data pendukung binnya. 33.METODE PENGUMPULAN DATA Data karya tulis ini dikumpulkan melaki ngumpulan studi pustaka dari buku teks, website pemerintah, dan informasi pendukung binnya, 3.4.WAKTU DAN TEMPAT PENULISAN Penufsan Karya tulis ini dilakukan pada tanggal 6 Desember — 12 Desember 2013 bertempat di Fakultas Sains dan Teknik, Jurusan Matematika dan Tima Pengetahuan Alam (MIPA). 3.5.METODE PENULISAN Metode Penulsan yang digunakan dalim Karya tulis ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu: 1. Mengidemtifikasi permasalahan berdasarkan data dan fakta yang ada, 2. Mencari altematif berdasarkan pustaka dan data pendukung. 10 3. Mencariaktematif pemecahan masala, yaitu upaya menggulangi Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) bagi persatwan serta menumbubkan rasa nasionalisme di perbatasan. 3.6.SISTEMATIKA PENULISAN Guna memahami lebih jelas karya tulis ini, dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BABI : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang muasalth, perumusan masalah, tujuan dan manfaat_penulisan, BABIT : TELAAH PUSTAKA Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi serta lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan. BABII : METODELOGI PENULISAN Bab ini berisikan dasar penulisan karya uli, jens data, metode pengumpulan data, waktu dan tempat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan karya ilmiah, BABIV : ISI Bab ini berisikan pembahasan mengenai topk permasalahan yaitu berisi kondisi di perbatasan, ancaman, faktor-faktor penyebab serta upaya/kebijakan yang harus diambil untuk menyeksaikan permasakhan di perbatasan, BABY: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran, iv 4.L.KONDISI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA Cerner ee uno td ce Ty Gambar 2. Peta batas wilayah NKRI Wikyah perbatasan Indonesia tendiri dari Wilayah Perbatasan Darat ah Perbatasan Kalimantan ~ Malaysia Pulau Kalimantan memiiki wikyah perbatasin di 8 (debpan) daerah Kabupaten, di Provinsi Kalimantan Barat 5 (lima) Kabupaten (Kab. Sanggau, Kapuas Hulu, Sambas, Sintang, Bengkayang) sepanjang 966 km dan di Provinsi Kalimantan Timur 3 (tiga) Kabupaten (Kab. Nunukan, Kutai Barat, dan Malinau) sepanjang 1.038 km Hanya Entikong (Kab, Sanggau, Kalbar) dan Kab, Nunukan (Kaltim) yang kondisi Custom, Immigration, Quarantine, and Security (CIQS) sudah cukup bak. Kab. Bengkayang C1QS-nya mash darwat dan kondisi jalannya sangat buruk. Sedangkan wilayah lain belum mempunyai pintu perbatasan resmi, Potensi sumber daya alam wiayah perbatasan di Kalimantan cukup besar dan bemilti ekonomi tinggi seperti hutan produksi, hutan lindung, taman nasional, dan danau alm yang dapat dikembangkan sebagai daerah ekowsata, serta sumber daya laut di sepanjang perbatasan_ maritim. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum serta rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat berdampak terhadap mumculnya illegal logging olch oknum pengusaha Malaysia yang bekerja sama dengan penduduk Indonesia, . Wilayah Perbatasan NTT = Timor Leste Perbatasan antara Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan Timor Leste terktak di 3 (tiga) Kabupaten, yaitu Belu, Kupang, dan Timor Tengah Utara (TTU). Garis perbatasan di NTT tersebar di 9 (sembilan) kecamatan. Pint perbatasan terdapat di beberapa kecamatan, nanumyang_ sering digumakan sebagai akses intas batas adalah di Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Sarana dan prasarana perhubungan darat maupun laut ke pint perbatasan Timor Leste cukup baik sehingga akses kedua_pihak relatif mudah dan cepat. Potensi sumber daya alam di wilayah perbatasan NTT tidak terlalu besar. Kondisi masyarakat unumnya miskin dengan tingkat kesejabteraan rendah dan bertempat tinggal di wikyah tertinggal dan terisolr. Mata pencarian tama adalah pertanian lahan ering. Saat ini kondisi-masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan lebih baik dari warga Timor Leste. . Wilayah Perbatasan Papua - Papua New Guinea (PNG) Perbatasan Papua - PNG terletak di Jayapura, Kab, Keerom, Kab. Peg. Bintang, Kab. Boven Digoel dan Kab. Merauke, Panjang perbatasan itu adalah 760 km dengan 52 (ima puluh dua) pilar batas. Fasilitas CIQS-nya belum lengkap tersedia, Secara fisk Kondisi wilayah perbatasan ini bergumung-gunung dan suit ditembus dengan sarana perhubungan biasa 13 atau kendaraan roda empat. Kondisi masyarakat div sepanjang wilayah perbatasan Papua sebagian besar masihomikin dengan tingkat Kesejahteraan rendah, tertinggal dan Kurang mendapat perhatian dari peimerintah pusat dan pemerintah daerah, dan secara mum tidak jauh berbeda dengan masyarakat di Papua New Guinea. Wilayah perbatasan Papua memiiiki sumber daya alam yang sangat besar berupa hutan konversi dan hutan lindung dan taman nasional, Selain itu juga terdapat sumber daya air yang cukup besar dari sungai-sumgai, serta kandunganmineral dan logam seperti tembaga dan emas. 2. Wilayah Perbatasan Laut Dalam pengelokian 12 pulau terkarmasih terdapat beberapa permasalahan, yaitu: + Pubu-pulan yang kecil, berbukit dan terisolir, serta terbatas sumber dayanya; + Jumbh penduduk sedikit (pertumbuhan negati) dan biaya hidup tinggi ‘arena sangat tergantung dengan wilayah lin; + Sarana dan prasarana terbatas Karena fasum terpusat dan tidak merata, schingga ada keterbatasan informasi, komamikasi dan lstrik; + Wawasan kebangsaan melemah akibat dominannya pengaruh negara tetangga; * Masih ada konflik gars ba yang dikhawatirkan dapat memicu permasalahan politk antar negara dan mengancam. kedaulatan NKRI; + Batas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) sebagian besar belum ditetapkan schingga menyulitkan proses penegakan fukum okh aparat dan berpotensi untuk menjadi sumber pertentangan antar negara; + Sebagian besar Batas Laut Teritorial dan Batas Landas Kontinen telah disepakati, sebagin lainnya belum sehingga perk segera disepakati untuk menghindarikekhawatiran timbulnya—Konflikakibat—_pelinggaran kedaulatan; 14 + Pulu-pulau terluar yang tidak berpenghuni sangat rawan terhadap abrasi dan rusak akibat lh manusia yangakan berdampak serius terhadap keutuhan NKRI; dan + Banyaknya kriminalitas di laut juga dapat berdampak pada kedaulatan NKRI . Wilayah Perbatasan Udara Kondisi wilayah perbatasan udara saat ini digambarkan sebagai berikut: Sebagian wilyah perbatasan udara nasional mash dikonwol Air Traffic Controller (ATC) Singapura sehingga merugikan sistem pertahanan udara nasional dan perekonomian negara Karena akan mempermudah penggunaan ruang udara oleh penerbangan asing yang melalui Flight Information Region tanpa izin pemerintah Indonesia; Radar sipil belum semua terintegrasi dengan radar mviliter_ sehingga tidak dapat digunakan dalam sistem pertahanan udara terutama di wilayah perbatasan; Pangkalan Udara di perbatasan tidak semuanya ditempatkan Detasemen atau Lanud sebagai deterrent power dalam pengendalian wikayah perbatasan udara; Ratifkasi hukum udara_internasional tentang penggumaan ruang udara di atas ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) terhadap penerbangan masih rancu; dan belum ada kesepahaman tentang pemanfiatan ruang udara dan antariksa antara negara maju dan negara berkembang tenmasuk Indonesia Pusat Kajian Strategis, 2009), 15 4.2.ANCAMAN BAGI DAERAH PERBATASAN Gambar 3. Kondisi Masyarakat Perbatasan Pemerintah RI telah meratifikasi United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 melaii UU No. 17 Tahun 1985 Tentang Pengesahan United Nations Convention on The Law of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa Tentang Hukum Laut), Dari 17.504 pulau di Indonesia, terdapat 92 (sembilan pukh dua) pulw- pulu kecil yang dijadikan sebagai titik dasar dan referensi untuk menarik garis pangkal kepulauan yang berbatasan langsung dengan 10 (sepuluh) negara tetangga di wikyah laut yang tersebar pada 10 (Sepuluh) provinsi, Dan dari data Strategi Nasional (Stranas) Pembangunan Daerah Tertinggal terdapat 26 (dua puluh enam) Kabupaten yang berbatasan kangsung dengan negara tetangga. Pengelolaan wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar selama ini belam terintegrasi dengan baik, dimana tiap Departemen cendenung. berjalan berdasarkan kepentingan masing-masing dan mengabaikan keterpaduan. Ancaman bagi warga di perbatasan : 1. Kesenjangan sosial ekonomi antara wilayah perbatasan Indonesia dengan wilayah perbatasan negara lain seperti Makysia berpotensi menimbukkan hal-hal seperti blank post area, illegal logging dan ile gal entry. 2. Kurangnya perhatian Pemerintah Indonesia dalam mengelola kawasan perbatasan sering menimbulkan kerugin dakm penyelesaian sengketa. 16 3. Kerusakan lingkungan bak okh alam maupun sebagai akibat ubh manusia berdampak terhadap berubahnya batas negara di laut yang berpotensi mengurangi lias wilayah, (Pusat Kajian Strategis, 2009). Menurut Balitbang kementerian pertahanan Indonesia (2011) terdapat 2 faktor dalam permasalahan di perbatasan, yaity faktor ekstermal dan internal, antara lain . Faktor Eksternal, yait: Masyarakat daerah perbatasan cendenmg kbih cepat terpengaruh oleh budaya asing dikarenakan intensitas hubungan kbih besar. b. Kebidupan ekonomi masyarakat daerah perbatasan masih sangat tergantung dengan Negara tetangga. 2. Faktor internal, yaitu a. Secara umum tingkat pendidikan masyarakat daerah perbatasan relat rendah (rata-rata tamat SD atau SMP), dengan tingkat Kesehatan. yang relatif masih rendah. b. Masyarakat dacrah perbatasan kbih menggantungkan hidupnya dari alam, kebanyakan dari mereka merupakan_petani ladang berpindah, c. Kerukunan antar etnis di daerahperbatasan belum seperti yang ditarapkan. Hal ini tergambar dari adanya beberapa kerusuhan antar etnis yang terjadi di beberapa daerah sekitar perbatasan, d. Penegakan hukum di daerah perbatasan kurang memadai antara lain disebabkan kurangnya pos-pos pengawasan di sepanjang perbatasan, fiekwensi pelanggaran hukum masih tinggi e. Pertahanan dan Keamanan. Kondisi kekuatan TNI dan Polri di daerah perbatasan saat ini masih Kurang memadai, mengingat panjangnya garis perbatasan dan Iuasnya teritoral kita dengan beberapa negara baik di darat maupun laut yang harus diamankan, Belum lagi keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oh TNI dan Poli, seperti kendaraan operasional pos-pos pengamanan perbatasan untuk mendukung tgas pengamanan daerah perbatasan, Keterbatasan sarana jalan raya sepanjang daerah 7 perbatasan dan kondisimedan semakin mempersult tugas ‘TNT dan Poki untuk melaksanakan_patroli perbatasan 43.UPAYA DAN KEBIJAKSANAAN YANG DIAMBIL, Menurut Pusat kajian dan Strategis (2009), dari berbagai kondisi dan masukan yang ada, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: + Wilayah perbatasan harus dixelola secara terpadu dalam satu badan yang memiiki otoritas-khusus yang ditetapkan-dengan—-Peraturan Pemerintal/Undang-undang; + Pembangunan wilayah perbatasan harus direncanakan secara_terintegrasi antar berbagai bidang secara Komprehensif dalam suatu master plan masing-masing wiktyah perbata + Khusus wilayah perbatasan darat, diutamakan pembangunan_infrastruktur sarana jalan horizontal dan dikuti pembangunan sarana dan_prasarana Jainya, yang akan -meningkatkan kesejahteraan masyarakat Karena Jancarnya perputaran roda ekonomi: masyarakat; + Mewujudkan wilayah perbatasan menjadi sabuk pengaman yang memiliki daya tangkal tinggi terhadap setiap bentuk ancaman di bidang pertahanan an TNI sebagai dengan memadukan pertahanan nir-militer dan Komponen utami pertahanan di wilayah perbatasan; dan + Mening in masyarakat wilayah perbatasan dan ‘kan semangat_keba puku-puku keel terluar karena mereka merasakan hidup kbih baik, merasakan kehadiran pemerintah lebih dekat dan merasa bangga sebagai bangsa Indonesia, Untuk mewujudkan kondisi wilayah perbatasan yang baik, aman, dan sejahtera, maka kebijakan yang harus diambil disarankan sebagai berikut: + Menetapkan pembangunan dan pengelolaan wilayah perbatasan darat, lut dan udara secara terpadu dalam satu badan di tingkat pusat dan unsur 18 pelaksana/unit di tingkat daerah (Pos Lintas Batas) yang dikoordinasikan okh seorang Menko yang ditetapkan dengan Perpres/UU; Sebagai penjabaran dari kebijakan terpadu tersebut pera disusun rencana aksi terpadu per wilayah dalam jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek untuk mensinergikan berbagai kegiatan dari instansi- instansi di tingkat pusat maupun di tingkat daerah; Memprioritaskan pembangunan fasiiias di 12 (dua belas) pulwu-pulau kecil termar yang berbatasan kngsung dengan negara tetangga dan fasiitas jalan horizontal, dikuti pembangunan sarana dan prasarana Jainyya guna meningkatkan Kkesejahteraanmaisyarakat dan untuk kelincaran serta mendorong_ perputaran roda ekonomi Mempercepat _pendeklarasian dan penstapan garis perbatasan antar negara dengan tanda-tanda batas yang elas serta_dilindungi oleh hukum internasional serta membangun satuan TNI yang cukup untuk dipadukan dengan kekuatan nir-militer setempat dalam rangka menjaga wilayah perbatasan dari segala bentuk ancaman; dan Meningkatkan semangat kebangsaan masyarakat wilayah perbatasan dengan meningkatkan taraf kehidupan ke tingkat yang lebih baik dan meningkatkan kehadiran pemerintah agar mereka merasa lebih dekat dan merasa bangga sebagai bangsa Indonesia (Pusat Kajian Strategis, 2009) .PENDIDIKAN UNTUK CIPTAKAN NASIONALISME DI PERBATASAN Kurangnya pendidikan di perbatasan mengakibatkan masyarakat Kurang paham akan jati dirinya sendiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Oleh karena fu, kita sebagai warga Negara Indonesia Khususnya perlu menyadari akan realitas yang ada di Indonesia terutama urangnya rasa nasionalisme di wilayah perbatasan. Sehingga salth satu upaya/solusi yang dapat kita berikan adalah 19 dengan memberikan pendidikan non formal, yaitu dengan mengubah pola pikir (mind set) dari warga yang tinggal di wilayah perbatasan. Pendidikan nonformal yang ingin diberikan adalah dengan cara pendidikan yang ringan seperti visualisasi akan arti sebuah kebangsaan sehingga menggugah rasa nasionalisme mereka, Contohnya adakth dengan menonton film kebangsaan atau film-film mengenai Indonesia yang bisa memberikan mereka kesadaran bahwa kita adalah warga Negara Republik Indonesia yang satu tanah satu bahasa, dan satu Kebangstan, Sekiin viualisasi, kita juga ingin air, menerapkan suatu kebiasaan yang akan membuat kesadaran akan kebangsaan yang telah tergugah ini menjadi melekat pada hati dan jiwa mereka, Karena seperti kata pepatah, ala bisa karena biasa, atau seperi kata seorang abi pendidikan yang mengatakan bahwa dari sebuah kebiasaan itu akan mengubah poh pikir mereka, yang selanjutnya secara tidak langsung akan mempengaruhi sucut pandang mereka dalam memandang negeri tercinta kita ini, dan saat mereka bisa melihat negeri ini dengan sudut pandang baru, hal tersebut pasti_ akan merubah sikap mereka terhadap negeri ini. Schingga hasil yang didapatkan bukan hanya membuat mereka tau akan arti kebangsaan, tetapi juga membuat mereka mengerti, sadar, dan melikukannya, Karena seperti yang kita ketabui jika wilayah perbatasan adakh wilayah yang genting, dimana di wilayah tersebutlah terdapat batas yang jika tidak benar — benar dijaga akan menjadi kabur bahkan tertark ke dalam wilayah kin seperti hanya masalah mengenai ambalat dan daerah — daerah perbatasan lain. Karena kita tidak ingin hal yang terjadi pada wilayah ambalat terjadi pada daerah —daerah perbatasan Negara kita yang. lain. Kegiatan tersebut | dirasa akan lebih mudah untuk dipahami oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung dapat merubah poh pikir mereka walau tidak dapat merubah pola pikir mereka secara langsung atau menyeluruh sehingga peru adanya kekontinuan dari kegiatan tersebut. 20 BAB V PENUTUP: 5.1. KESIMPULAN © Daerah perbatasan Indonesia rawan akan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangin (AGH), salah satu ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangannya adakih — kesenjangan sosial ekonomi, Kurangnya perhatian Pemerintah Indones , klaim Malaysia, kerusakan alam baik oleh alam maupun oleh ulah manusia. © Upaya yang dapat diakukan untuk menanggulangi masalth tersebut antara Jain Wilayah perbatasan harus dikelola secara terpadu, pembangunan wilayah perbatasan harus direncanakan secara terintegrasi dalam berbagai bidang, khusus wilayah perbatasan darat, diutamakan pembangunan infastruktur, meningkatkan semangat kebangsaan masyarakat _wilayah perbat * Sabh satu upaya yang dapat dibkukan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di daerah perbatasan yaitu dengan pendidikan nonformal yaitu dengan cara visualisasi akan arti sebuah kebangsaan _sehingga menggugah rasa nasipnalsme mereka. Contohnya adakh dengan menonton film kebangsaan atau film-film mengenai Indonesia, 5.2.SARAN Pemerinuh harus kebih mempertatikan keadaan warga Negara Indonesia _khususnya yang ada di daerah perbatasan.kita sebagai rakyat Indonesia perlu menyadari akan realitas yang ada di Indonesia terutama Kurangnya rasa nasionalisme di wilayah_—perbatasan Indonesia 21 DAFTAR PUSTAKA Abdulkarim, Aim, 2007. Membangun Warga Negara yang Demokratis. PT. Grafindo Media Pratama. Bandung, Balibang Kementerrian Pertahanan RI. 2011, Bagaimana Mengatasi Permasalahan — Di_—-Daerah_~—-Perbatasan. {oniine). nip yAvww balitbang.kemhan.go d/?q=contenvbagaimana-mengatasi- pemmsalahan-di-daerah-perbatasan. diakses pada 7 Desember 2013 pukul 5.20 WIB. Ishak, Awang Faroek. 2003. membangun wilayah perbatasan Kalimantan dalam rangka memelihara dan mempertahankan integritas nasional. Penerbit Indomedia. Jakarta. Lemhannas. 1998. Sistem Manajemen Nasional (Sismennas). Kelompok kerja Sismennas Lembannas. Jakarta, Listyarti, Retno dan Setiadi' 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit Erlangga. Jakarta, Mochlisin. 2007. Kewargancgaraan. Penerbit Interplus. Jakarta. Prayitno, Kuat Puji Dkk. 2013. Pendidikan kewarganegaraan. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Pringgodigdo, A.G. 1977. Ensiklopedi Umum. Penerbit Kanisius. Yogyakarta, Pusat kajian strategis. 2009. Kajian Kebijakan Strategis Pengelolaan Terpadu Wilayah Perbatasan. [online]. hitpZvww.pu.go id/isustrategiv view/28 . diakses pada 6 Desember 2013 pukul 18.30 WIB. WIS. Poerwadarminta, 1987. Kainus Umum Bahasa Indonesia, Baki Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai