Anda di halaman 1dari 8

Valensi Vol. 2 No.

5, Nopember 2012 (565-572) ISSN : 1978 - 8193

Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat


untuk Perkembangbiakan Mikroorganisme

Endah Wulandari1, Tami Idiyanti2, Ernawati Sinaga3


1
Biokimia PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
Lembaga Kimia Terapan LIPI Serpong
3
Biokimia Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta

Abstrak

Limbah molas merupakan hasil samping dari pabrik gula yang tidak dapat dikristalkan kembali.
Salah satu kandungan limbah molas yaitu kaya akan karbohidrat. Salah satu upaya untuk
memanfaatkan limbah molas yaitu dengan melakukan penelitian terhadap nutrisi yang masih
terkandung dalam molas masih dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan mikroorganisme dalam memanfaatkan karbohidrat (glukosa) yang terdapat dalam limbah
molas untuk perkembangbiakan. Mikroorganisme yang digunakan adalah jenis ragi yaitu Candida
utilis, Endomycopsis fibuligera dan Saccharomyces cerevisiae. Waktu pengamatan yang dilakukan
adalah 0, 6, 12, 18, 24, 30 jam dengan suhu inkubasi 37oC. Pengamatan yang dilakukan meliputi :
pengukuran berat biomassa dengan cara menimbang berat kering mikroorganisme, pengukuran
konsentrasi glukosa limbah molas yang dimanfaatkan mikroorganisme dengan cara Somogyi-Nelson
dan perhitungan tingkat efektifitas penggunaan molas terhadap pertkembangbiakan mikroorganisme.
Hasil: Berat biomassa tertinggi dicapai oleh Saccharomyces cerevisiae dengan biomassa tertinggi
156,33 mg dalam waktu 18 jam. Konsentrasi glukosa yang dimanfaatkan oleh Endomycopsis
fibuligera lebih tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain, yaitu dalam waktu 30 jam
mencapai 3,13 mg/mL dan kemungkinan dengan bertambahnya waktu inkubasi masih mampu
memanfaatkan glukosa lebih banyak. Mikroorganisme yang memiliki tingkat efektifitas dalam
memnfaatkan limbah molas sebagai sumber glukosa adalah Saccharomyces cerevisiae dengan tingkat
efektifitas 126,4 mL/mg berat biomassa dalam waktu 12 jam. Kesimpulan :Saccharomyces
cerevisiae yang terbaik dalam pemanfaatan glukosa dari limbah molas untuk pertumbuhan biomassa.

Kata Kunci: limbah molas,biomassa, glukosa, mikroorganisme

Abstract

Waste molase was the result of beside from the sugar mill that had not became to crystal again. One of the
waste content molase that has rich of carbohydrate. One of the effort to exploited of the waste molas that was
by doing the research to nutrition which still implied in molase admit of to be exploited. This research aimed
to know ability microorganism in exploited the carbohydrate (glucose) which there was in waste molas for
propagation. The Microorganism used yeast that Candida utilis, Endomycopsis fibuligera and
Saccharomyces cerevisiae. Perception time taken was 0, 6, 12, 18, 24, 30 hour with incubation temperature
37oC. It was analysed for measurement of weight biomassa by considered drying to constant weight of
microorganism, measurement of waste glucose concentration molase exploited mikroorganisme by Somogyi-
Nelson and calculation of efectivity level could be used molase to microorganism propagation. Result :
Weight biomass highest dried to constant weight by Saccharomyces cerevisiae conteined 156,33 mg during
18 hour. the Glucose concentration exploited by Endomycopsis fibuligera higher compared to microorganism
other, that is during 30 hour 3,13 mg/mL and possibility with increased of of time incubation still could more
exploited the glucose. Microorganism has been good efectivity level in exploited waste molas as glucose
source was Saccharomyces cerevisiae with efectivity level 126,4 mL/mg dried to constant weight conteined
during 12 hour. Conclusion : In this case Saccharomyces cerevisiae the bestness in exploited glucose of
waste molas for growth biomass.

Keywords :waste molase, biomass, glucose, microorganism

565
Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat Wulandari, et.al.
1. PENDAHULUAN diperkirakan diproduksi sebanyak 480.000 ton

Protein sel tunggal (PST) merupakan molas pertahun. Permasalahannya adalah limbah
dari pabrik gula bila dibiarkan saja akan
sumber produksi protein yang besar, sejak tahun mencemarkan lingkungan sekitar. Upaya-upaya
60-an pada saat terjadi kelaparan dibeberapa untuk memanfaatkan limbah molas sudah
tempatdi dunia berkaitan dengan masalah dilakukan antara lain digunakan sebagai bahan
ekonomi dan sosial, diikuti permasalahan pembuat MSG (monosodium glutamat) melalui
peningkatan penduduk dunia yang tidak fermentasi, sebagai bahan pembuat alkohol,
diimbangi peningkatan produksi makanan, telah sebagai bahan minuman sirupdan pengganti
dilakukan upaya pengembangan protein dari selai untuk roti, namun kurang digemari
mikroorganisme sebagai sumber makanan masyarakat karena berbau tidak enak. Upaya lain
sebagai alternatif pengganti protein daging yaitu digunakan sebagai bahan pakan ternak
(Ugalda dan Castrillo, 2005). (Winarno, 1982).
Pembudidayaan PST,Saccharomyces Limbah molas merupakan hasil produk
cerevisiae dengan menggunakan limbah nanas samping pabrik gula yang tidak dapat
telah dilakukan, menunjukkan peningkatan 3-5 dikristalkan. Limbah molas kaya akan
kali pada inkubasi 48 jam(Correia et.al,
kandungan nutrisi yang dibutuhkan untuk
2007).Penggunaan crude chicken waste pada pertumbuhan yaitu fruktosa, glukosa, protein dan
Candida vitamin, disertai pula molas mudah didapat di
utilis,Saccharomycescerevisiae,S.carlsbergensis pabrik-pabrik gula (Jodoanindjoyo, 1980).
terjadi peningkatan biomassa sekitar 36% selama Berdasarkan hal tersebut di atas,
48 jam (Hamed, 1993).Penggunaan PST penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
dengan limbah jagung/sisa maizena dapat mengetahui kemampuan mikroorganisme
meningkatan secara bermakna kandungan memanfaatkan sumber karbohidrat (karbohidrat)
gizi pada daging ayam boiler (Abalaka et al, yang terdapat dalam limbah molas untuk
2010).Penggunaan beberapa limbah buah- perkembangbiakan.
buahan dalam pembudidayaan Saccharomyces
cerevisiaeyang telah dilakukan, menunjukkan a. Karbohidrat
terjadi peningkatan PST 58,62% (limbah Karbohidrat merupakan komponen
pisang). 54,28% (limbah delima), 50,86% esensial semua organisme dan zat yang paling
(limbah apel), 39,98% (limbah mangga) dan banyak penyusun sel. Fungsi karbohidrat adalah
26,26% (limbah jeruk manis) selama 24 jam sebagai sumber energi (glukosa, pati, glikogen),
(Mahnaaz et al, 2010). membentuk struktur sel (glikoprotein), struktur
Industri di Indonesia yang memproduksi penunjang tanaman (selulosa), penyusun
karbohidrat sangat banyak, antara lain : pabrik cangkang crustacea (kitin), komponen asam
gula, pabrik tapioka, pabrik terigu, pabrik sagu, nukleat. Glukosa merupakan sumber utama
pabrik tahu, pabrik mi, usaha kelapa parut dan dalam metabolisme penghasil energi sel
lain-lain. Namun upaya mengatasi limbah- (Murray, 2003).
limbah dari industri tersebut belum maksimal. Fungsi glukosa untuk mikroorganisme
Limbah pabrik gula salah satu yang sulit diatasi dalam hal ini sebagai sumber energi dan
karena rasa dan baunya kurang digemari cadangan energi, bahan pembentuk zat lain yang
masyarakat(Winarno, 1982).Pada penelitian ini diperlukan mikroorganisme misalnya
digunakan limbah molas(produk samping dari pembentuk gula pentosa penyusun RNA/DNA,
pabrik gula gula yang belum dimanfaatkan pembentuk asam glukoronat, asam askorbat dan
secara maksimal) untuk pembudidayaan gliserol fosfat (Murray, 2003).
mikroorganisme sebagai PST. Karbon yang terdapat dalam karbohidrat
Indonesia pernah menduduki urutan terutama glukosa dapat digunakan sebagai
kedua sebagai penghasil gula setelah kuba. Pada penyusun molekul organik meliputi karbohidrat,
saat ini walupun gula sebagian impor, namun protein, asam amin, lipid dan nukleotida. Fungsi
industri-industri gula masih tetap bertahan untuk dari molekul organik tersebut adalah
mencukupi kebutuhan konsumen. Di Indonesia memberikan memnyediakan cukup energi untuk
566
Valensi Vol. 2 No. 5, Nopember 2012 (565-572) ISSN : 1978 - 8193

mempertahankan fungsi tubuh atau sel. Di dalam (SCP) atau protein sel tunggal (PST). Protein sel
sel mikrooragnisme glukosa mengalami tunggal yang berasal dari mikroorganisme bersel
metabolisme sehingga menyebabkan sel dapat tunggal, Scrimshaw (1963) dan Wilson (1966)
bergerak dan memperbanyak diri atau menamakan hasil sel yang telah dikeringkan
berkembangbiak (Murary, 2003). tersebut sebagai PST. Tahun 1970 telah
dikembangkan suatu standar pemakaian PST
b. Molas sebagai konsumsi manusia. PST yang saat ini
Molas merupakan hasil samping yang sedang dikembangkan antara lain ganggang
potensial dari industri gula. Molas berasal dari (Spirulina maxima, Chlorella sp dan
bahasa Rumania yang diartikan sebagai limbah Scenedesmus sp), jamur benang (Agaricus sp,
akhir dari nira tebu yang telah dikristalkan aspergillus sp, Fusarium sp, Penicillium sp,
berulang-ulang. Molas adalah fraksi yang tidak Endomycopsis fibuligera, Trichosporon
dapat dikristalkan lagi. Jumlah Molas dan cutaneum), bakteri (Bacillus sp, Cellidomonas
komposisinya tergantung dari keadaan tebu dan sp, Acinobacter calceaceticus, Nocardia sp) dan
proses pembuatan gula di pabrik (Jodoanindjoyo, jenis-jenis ragi lainnya (Candida utilis, Candida
1980). lipolytica, Saccharomyces sp) (Hariyum, 1986).
Molas mempunyai berbagai kandungan Protein sel tunggal merupakan sumber
komponen kimia tertera pada tabel 1. Molas protein yang berasal dari sel mikroorganisme.
merupakan sumber energi yang murah karena Protein sel tunggal ini dapat dimanfaatkan untuk
mengandung gula sebanyak 50%, baik dalam kepentingan manusia secara langsung ataupun
bentuk sukrosa, maupun dalam bentuk gula secara tidak langsung. Peranan mikroorganisme
pereduksi. Gula-gula tersebut mudah dicerna dan sebagai sumber protein baru, sangat erat
diserap sel dan dapat digunakan untuk hubungannya dengan sifat, bentuk dan
memperoleh energi (Hariyum, 1986). lingkungannya yang sangat berbeda jika
Kandungan gula yang tinggi dibandingkan dengan jasad hidup lainnya
menyebabkan molas termasuk dalam kelompok (Sutopo, 1986).
bahan pangan yang awet. Hasil penelitian di Mikroorganisme yang digunakan dalam
pabrik-pabrik gula di Jawa menunjukkan bahwa penelitian ini adalah jenis ragi yang sering
bila limbah molas disimpan selama setahun, digunakan di Indonesia, yaituCandida utilis,
dengan suhu30-35oC, limbah molas hanya Saccharomyces cerevisiae dan Endomycopsis
sedikit sekali mengalami kerusakan yaitu fibuligera. Hubungan kekerabatan dari ketiga
kehilangan gula yang difermentasikan sebanyak mikroorganisme tersebut dapat dilihat pada tabel
2-3% dari konsentrasi awal (Jodoanindjoyo, 2 (Nigam, 1998).
1980).
c. Mikroorganisme 2. METODE PENELITIAN
Penggunaan mikroorganisme untuk Tempat dan Waktu penelitian
mengubah dan membuat makanan sudah dikenal Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian
sejak jaman purba. Mikroorganisme bersel satu dan Pengembangan Kimia Terapan (P3KT-LIPI)
sebagai sumber makanan untuk manusia mulai Serpong.
dikembangkan pada awal ke-19. Penggunaan
mikroorganisme secara langsung sebagai bahan Alat dan Bahan
makanan manusia atau hewan sudah dilakukan. Alat-alatyangdigunakandalam
Penggunaan ragi roti oleh orang-orang Jerman penelitian : spektrofotometer, shaker, penangas
selama perang dunia I. Penggunaan Candida air, mikropipet, cetrifuge dan peralatan glass.
utilis sebagai bahan makanan manusia atau Bahan yang digunakan limbah Molas
hewan selama perang dunia II (Hariyum, 1986). yang berasal dari pabrik gula di Subang.Biakan
Pada tahun 1957 dilakukan percobaan Candida utilis, Saccharomyces cerevisiae dan
pertama kali untuk membiakkan miroorganisme Endomycopsis fibuliger, pereaksi glukosa
dengan skala besar. Produk yang dibiaakan (Somogy-Nelson) dan uji rancangan acak
tersebut dikenal dengan Single cell Protein lengkap (RAL) (Yitosumarto, 1982).
567
Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat Wulandari, et.al.

Tabel 1. Komposisi kimia molas (Hariyum, 1986)


No. Komponen Kisaran (%) Rata-rata
(%)
1. Air 17-25 20
2. Sukrosa 30-40 35
3. Glukosa 4-9 7
4. Fruktosa 5-12 9
5. Gula pereduksi 1-5 3
6. Karbohidrat lain 2-5 4
7. Abu 7-15 12
8. Nitrogen 2-6 4,5
9. Derivat nitrogen 2-6 5
10. Lilin, steroid, fodfolipid 0,1-1 0,4
Tabel 2. Hubungan kekerabatan Candida utilis, Saccharomyces cerevisiae dan Endomycopsis fibuligera

Regnum Fungi
Devisi Eumycophyta
Kelas Ascomycetes
Bangsa Saccharomycetales Saccharomycetales Endomycetales
Suku Cryptococcaceae Cryptococcaceae Endomycetaceae
Marga Candida Saccharomyces Endomycopsis
Jenis Candida utilis Saccharomyces cerevisiae Endomycopsis fibuligera/
Saccharomycopsis fibuligera
Gambar

Cara kerja dalam suhu inkubasi 37oC. Setiap hasil kultur


Pembiakan Mikroorganisme dilakukan:(1) pengukuran berat biomassa
Sel mikroorganisme (Candida utilis, mikroorganisme setelah dikeringkan (2)
Saccharomyces cerevisiae dan Endomycopsis pengukuran konsentrasi glukosa dengan teknik
fibuligera) murni ditanam dalam medium padat Somogy-Nelson(Kleiner, 1954).Pengukuran
pada tabung reaksi, selanjutnya diperbanyak konsentrasi glukosa diperoleh melalui kurva
melalui inkubasi suhu 37o C selama 24 jam. standarglukosa(mg/mL)yangdibuat
sebelumnya.Untuk mendapatkan hasil
Fermentasi dalam medium Molas konsentrasi glukosa yang dimanfaatkan
Hasil pembiakan mikroorganisme, mikroorganismedihitung melaluiselisih
sebanyak 2 tabung selanjutnya diberi 10 mL darikonsentrasi glukosa waktu awal (nol jam)
akuades dan dikocok hingga homogen dengan dengan konsentrasi yang diperoleh pada setiap
bantuan handmixer. Setelah homogen biakan pengamatan waktu inkubasi.(3)Serta dilakukan
tersebut dituang dalam medium fermentasi yang pengukuran efektifitas penggunaan molas.
berisi kandungan molas 1,25%. Perhitungan ini diperoleh melalui perbandingan
Pengamatan meliputi waktu inkubasi antara jumlah biomassa dengan konsentrasi
kultur selama 0, 6 , 12, 18, 24 dan 30 jam glukosa yang dimanfaatkan oleh
(duplo). Percobaan ini dilakukan pada pH awal 6 mikroorganisme.
568
Valensi Vol. 2 No. 5, Nopember 2012 (565-572) ISSN : 1978 - 8193

3. HASIL DAN PEMBAHASAN dikonsumsi oleh Candida utilis tertinggi pada


waktu 24 jam yaitu 2,17 dan Saccharomuces
Pengukuran berat biomassa mikroorganisme cerevisiae tertinggi pada waktu 24 jam yaitu
Data pengamatan pertumbuhan 1,45. Pada waktu 30 jam kedua mikroorganime
biomassa mikroorganisme pada medium molas tersebut mengalami penurunan dalam
dapat dilihat pada gambar 1. pemanfaatan mulai penurunan. Analisis statistik
Pertumbuhan tertinggi berturut-turut pada konsentrasi glukosa yang dimanfaatkan
dicapai Saccharomyces cerevisiae dengan oleh mikroorganisme baik faktor jenis ragi dan
biomassa tertinggi 156,33 mg dalam waktu 18 waktu inkubasi memberikan pengaruh
jam, Candida utilis dengan biomassa tertinggi bermaknaberbeda sangat nyata.
102,5 mg dalam waktu 30 jam dan Endomycopsis fibuligera mempunyai
Endomycopsis fibuligera dengan biomassa kemampuan hidrolisis yang lebih baik
tertinggi 101, 46 mg dalam waktu 30 jam. dibandingkan Candida utilis dan Saccharomyces
Hasil anallisis statisitik menunjukan cerevisiae, karena mempunyai enzim α-amilase
bermakna berbeda nyata pada pertumbuhan dan β-amilase sedangkan Candida utilis dan
biomassa ketiga jenis ragi pada medium molas, Saccharomyces cerevisiae hanya memiliki enzim
baik pada faktor jenis ragi maupun pengaruh glukoamilase. Pengujian konsentrasi glukosa
lamanya waktu inkubasi. yang dimanfaatkan oleh mikroorganime ini
Saccharomycescerevisiaememiliki kecepatan dimaksud untuk mengetahui jumlah karbon yang
pertumbuhan lebih cepat, hal ini disebabkan diserap oleh ketiga mikroorganisme tersebut
kemampuannya untuk memanfaatkan karbon sebagai sumber energi untuk meningkatkan
yang terdapat dalam limbah molas untuk pertumbuhannya. Terbukti bahwa baik Candida
metabolisme dan pembelahan sel lebih utilis, Endomycopsis fibuligera dan
cepat(Murray, 2003). Pemanfaatan molas oleh Saccharomyces cerevisiae dapat memanfaatkan
Endomycopsis fibuligera dalam pertumbuhan sel limbah molas sebagai sumber karbon untuk
sangat lamban.Pemanfaatan karbon digunakan pertumbuhannya. Hal ini juga mempertegas
bukan memperbanyak jumlah sel, namun bahwa gula yang terdapat dalam limbah molas
memperbanyak jumlah percabangan membentuk dapat langsung dimanfaatkan oleh
struktur seperti benang kusut mikroorganisme (Hariyum, 1986).
(hipa).Sacharromyces cerevisiae langsung Endomycopsis fibuligera paling banyak
melakukan pembelahan langsung, melakukan mengkonsumsi glukosa pada medium limbah
pembelahan terus menerus dan penambahannya molas dibandingkan Candida utilis dan
secara defernesial sehingga sel cepat bertambah. Saccharomyces cerevisiae.Hal ini dikarenakan
Candida utilis, demikian pula melakukan sel Endomycopsis fibuligera lebih banyak
percabangan namun selanjutnya cepat lepas dari membutuhkan nutrisi seperti glukosa yangakan
sel induk (Pelczar, 1986). digunakan untuk membentuk percabangan dan
perpanjangan miselium dalam satu selnya.
Pengukuran konsentrasi glukosa (Somogy- Berbeda dengan Candida utilis dan
Nelson) Saccharomyces cerevisiae dimana sel
Data konsentrasi glukosa yang pembelahannya langsung cepat lepas. Sehingga
dimanfaatkan oleh mikroorganisme tercantum satu sel ragi membutuhkan karbon lebih sedikit
pada gambar 2. hanya untuk pembelahan saja(Pelczar, 1986).
Konsentrasi glukosa yang dimanfaatkan
oleh Endomycopsis fibuligera lebih tinggi Perhitungan tingkat efektifitas penggunaan
dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain, molas
yaitu pada waktu 30 jam mencapai 3,13 mg/mL Hasil perhitungan tingkat efektifitas
dan kemungkinan dengan bertambahnya waktu penggunaan media limbah molas dapat dilihat
inkubasi masih mampu memanfaatkan glukosa pada gambar 3.
lebih banyak. Sedangkan kadar glukosa yang

569
Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat Wulandari, et.al.

Pertumbuhan Berat Biomassa Mikroorganisme (mg)


180
160
Berat
(mg) Biomassa 140
120 Candida utilis
100
80 Endomycopsis
60
fibuligera
40 Saccharomyces
20
cerevisiae
0
0 10 20 30 40
Waktu Inkubasi (jam)

Gambar 1. Pertumbuhan berat biomassa mikroorganisme setelah memanfaatkan limbah molas

Konsentrasi Glukosa (mg/mL)


3.5
Konsentrasi glukosa
(mg/mL) 3
2.5
Candida utilis
2
1.5 Endomycopsis
1 fibuligera

0.5 Saccharomyces
cerevisiae
0
10 20 30 40
0 Waktu Inkubasi (jam)
-0.5

Gambar 2. Konsentrasi glukosa dari limbah molas yang dimanfaatkan oleh mikroorganisme

Mikroorganisme yang memiliki tingkat jenis ragi dan lama waktu inkubasi memberikan
efektifitas tinggi dalam pemanfaatann limbah pengaruh bermakna berbeda sangat nyata. Dari
molas sebagai sumber karbon adalah ketiga mikrroganisme tersebut menunjukkan
Saccharomyces cerevisiae dengan efisiensi bahwa Saccharomyces cerevisiae yang terbaik
126,4 mL dalam waktu 12 jam; Candida utilis dalam tingkat efektifitas pemanfaatan limbah
dengan efisinesi 69,78 mL dalam waktu 12 jam molas dalam pertumbuhan biomassa. Hal ini
dan Endomycopsis fibuligera dengan efisiensi desebabkan karena Saccharomyces cerevisiae
33,86 mL dalam waktu 6 jam. Pada analisis mampu memanfaatkan secara optimal karbon
statistik perhitungan efektifitas pemanfaatan dan nutrisi lain dalam limbah molas bagi
molas untuk pertumbuhan biomassa baik faktor pertumbuhan sel. Pada Endomycosis fibuligera

570
Valensi Vol. 2 No. 5, Nopember 2012 (565-572) ISSN : 1978 - 8193

Perhitungan Tingkat Efektifitas Penggunaan Limbah


Molas
Efektifitas molas 150
(mL)
100 Candida utilis
50 Endomycopsis

fibuligera
0 Saccharomyces
0 10 20 30 40 cerevisiae
Waktu inkubasi (jam)

Gambar 3. Perhitungan tingkat efektifitas penggunaan limbah molas

yang memanfaatkan glukosa dari limbah molas 2. Correia R, Magalhaes M and Macedo G.
tidak untuk memperbanyak sel namun Protein enrichment of pineapple waste with
with Saccharmyces by solid state
dimanfaatkan untuk melakukan percabangan dan bioprocessing. Journal of Scientific &
perpanjangan miselium (Pelczar, 1986). Industrial Research. Vol 66. March 2007.pp
259-262
KESIMPULAN DAN SARAN
3. Ecology and Evolutionary Biology Plant.
Kesimpulan Candida utilis, Endomycopsis fibuligera dan
Candida utilis, Endomycopsis fibuligera Saccharomyces cerevisiae L, University of
dan Saccharomyces cerevisiaedapat Connecticut.http://Florawww.eeb.uconn.edu/acc_
memanfaatkan limbah molas sebagai sumber num/199500162.html, January 23, 2008.
karbon dalam pertumbuhan biomassa. 4. Hamed A. Biosynthesis of single cell protein
Saccharomyces cerevisiae yang pertumbuhan (SCP) by yeast from crude chicken waste.
biomassanya lebih tinggi dan lebih cepat serta Qatar Univ Sci J. 1993. 13(2); 238-242
memiliki tingkat efektifitas sangat tinggi dalam
menggunakan karbohidrat (glukosa) dari limbah 5. Hariyum A : Pembuatan protein sel tunggal, PT
Waca Utama Pramesti, 1986, h1
molas
6. Jodoanidjoyo RM. Said G dan Hartoto L:
Saran Biokonversi (transformasi mikrobial), Dep
1. Perlu penelitian lanjutan dalam memfaatkan Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan
nutrisi selain karbon (glukosa) misalnya Tinggi, PAU-Bioteknologi, IPB, 1986, h131
protein, vitamin dan asam amino yang 7. Kleiner I Dotti, Laboratory instruction in
terdapat dalam limbah molas. Biochemistry, Fourth edition, St.Louis. The CV
2. Perlu dilakukan pula penelitian terhadap Mosby company, 1954
limbah-limbah lain antara lain limbah 8. Mahnaaz K, Shaukat SK, Ahmed Z and Tanveer A.
tapioka, terigu, tahu dan sebagainya untuk Production of single cell Protein from Saccharomyces
perkembangbiakan PST. cerevisiae by utilizing fruit waste. Nanobiotechnica
uneversale. Vol.1(2), 2010, 127-132
DAFTAR PUSTAKA 9. Murray RK. Granner DK dan Rodwell VW.
1. Abalaka ME and Daniyan S.Y. Improving the
Harper’s illustrated Biochemistry. 27 th edition.
Growth of Broilers Using Maize Waste United Stated : McGraw-Hill. 2003. h.14
Enriched with Groundnut Paste and Single 10. Nigam, J. N. (1998). Single cell protein from
Cell Protein. Adv. Environ. Biol., 4(3): pineapple cannery effluent, World Journal
2010,515-519
Microbiology and Biotechnology, 14, 693-696.
Nigam, J. N. (1998). Single cell protein from
571
Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat Wulandari, et.al.

pineapple cannery effluent, World Journal


Microbiology and Biotechnology, 14, 693-696.
11. Pelczar MJR : Dasar-dasar mikroorganisme, UI-
press, Jakarta, 1986, h.189
12. Sutopo Rs. Purwati S. Syafei danRahmat :
Pemanfaatan lumpur serat hasil buangan pabrik
pulp dan kertas sebagai media produksi protein
sel tunggal (PST), Balai besar penelitian dan
pengembangan industri selulosa, Bandung, 1986,
h1
13. Ugalda UO and Castrillo JI. Single Cell Proteins
from Fungi and Yeasts. Biochemistry Devision.
Faculty of Chemistry. University of Manchester.
2005
14. Winarno FG. Fardiaz S Dan Fardiaz D :
Pengantar teknologi Pangan, PT Gramedia ,
Jakarta, 1982, h10
15. Yitnosumarto S. Percobaan (perancangan,
analisis dan inter pretasinya). Jakarta: PT
Gramedia Pusaka Utama. 1982. h.42

572

Anda mungkin juga menyukai

  • Awal
    Awal
    Dokumen6 halaman
    Awal
    Latifah Indrayani Hidayat
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen13 halaman
    4
    Latifah Indrayani Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Tumpang Tindih
    Jurnal Tumpang Tindih
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Tumpang Tindih
    Latifah Indrayani Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Pembelahan Sel
    Pembelahan Sel
    Dokumen5 halaman
    Pembelahan Sel
    Latifah Indrayani Hidayat
    Belum ada peringkat